PENDAHULUAN
1
Columbus, Ohio, Amerika Serikat, dan nyaman terutama bagi kepala berketombe
yang kerap
2
2
dihinggapi rasa gatal. Buah yang kaya dengan kandungan vitamin C ini juga bisa
membuat rambut tampak sehat dan cantik berkilau. Buahnya mengandung banyak
air dan vitamin C yang cukup tinggi. Daun, buah, dan bunganya mengandung
minyak terbang. Biasanya jeruk nipis tumbuh dengan baik di daerah dataran
rendah yang banyak terkena sinar matahari. Jeruk nipis mengandung asam sitrat,
asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon
kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linalilasetat, aktilaldehid, nildehid) damar,
glikosida, asam sitrun, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1dan C. Secara
empiris, jeruk nipis digunakan untuk menghilangkan ketombe dengan cara
menggosok kulit kepala dengan buah jeruk nipis secara merata. Namun dengan
cara seperti ini, dapat menimbulkan efek samping seperti rasa perih dikulit kepala
hingga dapat menimbulkan iritasi. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian
tentang pembuatan sediaan farmaseutik yaitu formulasi shampo cair transparan
dari sari buah jeruk nipis (Citrus aurantfolia S.) demi kenyamanan pemakaian
konsumen untuk menghilangkan ketombe.Konsentrasi buah jeruk nipis yang
digunakan untuk menghilangkan minyak pada kulit kepala sebesar 1 %
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah sari buah jeruk nipis dapat dijadikan sediaan shampo cair
transparan?
2. Berapakah konsentrasi karbopol yang baik untuk sediaan shampo cair
transparan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahuai sari buah jeruk nipis dapat dijadikan sediaan shampoo
cair transparan
2. Untuk mengetahui konsentrasi karbopol yang baik untuk sediaan shampoo
cair transparan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
dapat keseluruhan atau sebagian digantikan oleh minyak palm yang juga tinggi
kadar asam lauratnya tetapi mengandung sedikit asam kaprilat dan asam kaproat.
Penambahan minyak zaitun (mengandung kebanyakan rioleine) memberi tekstur
yang halus, busa lebih stabil dan aksi meredakan iritasi kulit dari sabun minyak
kelapa.
2.4 Maserasi
Maserasi merupakan cara eksrtraksi yang sederhana. Istilah
maseration berasal dari bahasa latin macere, yang artinya merendam. Jadi
maserasi dapat diartikan sebagai proses dimana simplisia yang sudah halus
dapat memungkinkan untuk direndam dalam pelarut sampai meresap dan
melunakan susunansel, sehingga zat-zat yang mudahlarutakan terlarut (ansel,
1989).
2.5 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari
jaringan tumbuhan maupun hewan. Ekstraksi dilakukan biasanya setelah bahan
dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan pada derajat kehalusan tertentu .
Penarikan zat aktif dari bahan asal (simplisia) dilakukan dengan pelarut
yang sesuai. Tujuan utama dari ekstraksi adalah untuk mendapatkan atau
memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan. Zat
aktif yang terdapat dalam simplisia tersebut dapat digolongkan ke dalam golongan
minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain (Depkes RI, 1985).
2.6 Studi Pra Formulasi
2.6.1 Gliserin (FI IV hal 413, Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi 6
hal 283)
Rumus Molekul C3H8O3
Berat Molekul 92,09
Pemerian Cairan jernih seperti sirup, tidak
berwarna; rasa manis; hanya boleh
berbau khas lemah (tajam atau tidak
enak). Higroskopis, netral terhadap
lakmus.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan
dengan etanol; tidak larut dalam
8
Konsentrasi 2-4%.
Kegunaan Zat pengemulsi.
OTT Akan bereaksi dengan asam mineral
menjadi bentuk garam kristal dan ester
dengan adanya asam lemak tinggi.
Stabilitas TEA dapat berubah menjadi warna
coklat dengan paparan udara dan
cahaya.
mencegah kontaminasi.
Kegunaan Pelarut.
2.7.3 Uji pH
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai pH dalam sediaan
shampoo menggunakan kertas pH universal supaya tidak berbahaya saat
digunakan. Nilai pH yang baik pada sediaan shampoo yaitu 5-9 (Anief, 1997).
2.7.4 Uji Viskositas
Pengujian viskositas dengan menggunakan viscometer Brookfield,
dilakukan dengan menempatkan sejumlah sampel dalam viskometer. Viskositas
sediaan shampoo diatur menggunakan spindel no. 64 dengan kecepatan 50 rpm
sebanyak tiga kali (Anief, 1997).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 ALAT :
- Batang pengaduk
- Gelas kimia 250 dan 500 ml
- Gelas ukur 10;25;50 ml
- Lumpang dan alu
- Penangas air
- Pot plastik
- Sendok tanduk
- Stopwatch
- Cutter
- Timbangan analitik
- Viskometer brookfield
3.2 BAHAN :
- Air suling
- Aluminium foil
- Sari buah jeruk nipis
- Carbopol
- Kertas timbang
- Kertas saring
- Natrium lauril sulfat
- Gliserin
- Natrium edetat
- Parfum
- pH universal
- propilenglikol
- TEA
- Tissu
13
14
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
16
3 235
5 220
4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil literatur yang didapat menyatakan bahwa pada
penelitian ini menggunakan zat aktif dari jeruk nipis yang merupakan salah satu
buah yang secara empiris dipercaya bisa menghilangkan keberadaan ketombe.
Sediaan yang dibuat pada formulasi kali ini ialah sediaan shampoo sebagai
antiketombe. Jeruk nipis yang digunakan sebagai zat aktif merupakan buah yang
banyak mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Secara empiris jeruk nipis
digunakan untuk menghilangkan ketombe dengan cara memotong sebuah jeruk
nipis menjadi 2-4 bagian. Gunakan untuk menggosok kulit kepala secara merata.
Dibiarkan kering beberapa lama, baru dibilas. Untuk memudahkan
pengaplikasiannya didalam kehidupan sehari-hari maka perlu dilakukan suatu
formulasi shampoo cair transparan dari sari buah jeruk nipis (Citrus aurantfolia
S.).
Formulasi yang dirancang untuk membuat sediaan shampoo cair
transparan divariasikan konsentrasi thickening agent (zat peningkat viskositas)
untuk mendapatkan sediaan shampoo cair transparan yang stabil. Thickening
agent yang digunakan didalam formulasi ialah karbopol dengan masing-masing
18
konsentrasi 0,5%, 0,6%, dan 0,7%. Karbopol bersifat hidrofil sehingga mudah
terdispersi dalam air dan dapat menghasilkan larutan yang jernih. Dalam
pembuatan karbopol dilakukan dengan menetralkan karbopol dengan TEA yang
bersifat basa, karena sifat dari karbopol yang asam jadi dinetralkan dengan TEA
yang bersifat basa agar menjadi netral. Semakin tinggi konsentrasi karbopol yang
akan dibuat, maka akan semakin banyak TEA yang dicampurkan kedalam
karbopol yang cenderung kembali asam.
Ilustrasi Penetralan Karbopol oleh TEA
Basa
TEA
Pada evaluasi pertama yaitu dilakukan uji organoleptis yang meliputi bau,
warna dan konsistensi dari sediaan shampoo cair transparan dari sari buah jeruk
nipis. Hasil organoleptis didapatkan bahwa sediaan shampoo berwarna bening
berbau harum dan kental sebelum dan sesudah penyimpanan. Hal ini berarti
sediaan shampo memiliki kestabilan yang baik karena tidak mengalami perubahan
signifikan secara fisik pada shampoo.
Pada evaluasi kedua yaitu dilakukan uji busa untuk melihat kekuatan
pembusaan dari shampoo cair transparan dari, sari buah jeruk nipis (Citrus
aurantifolia S.), karena shampo harus memiliki busa yang baik demi kenyamanan
pemakaian konsumen. Adapun hasil yang diperoleh dari uji busa shampoo
pembanding, yakni tidak terdapat perbedaan yang jauh dari busa sediaan shampoo
yang diformulasi pada tiap konsentrasi dengan sediaan pembanding. Hal ini
berarti dengan adanya variasi konsentrasi dari karbopol sebagai peningkatan
viskositas tidak memberikan pengaruh secara signifikan pada tinggi busa
shampoo.
19
Pada evaluasi ketiga yaitu dilakukan uji pH baik sebelum maupun setelah
kondisi dipercepat. Rentang pH yang dapat ditoleransi yaitu range 5-9. Dari hasil
uji pH yang didapatkan menunjukkan bahwa pada F1,F2, dan F3 sebesar 5. pH ini
tidak mengalami perubahan baik sebelum maupun sesudah penyimpanan
dipercepat pH sediaan tetap sama. Kemudian dilihat dari perbedaan konsentrasi
karbopol yang ditambahkan didalam formula juga tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pH sediaan shampoo.
Pada evaluasi keempat yaitu dilakukan uji viskositas untuk mengetahui
tingkat kekentalan shampoo. Hasil viskositas yang didapat pada F1-F3
menunjukkan adanya perbedaan dan perubahan baik sebelum maupun sesudah
kondisi penyimpanan dipercepat. Pada F1-F3 masing-masing memiliki nilai
viskositas sebelum penyimpanan dipercepat sebesar 8,2, 8,7, dan 9,5 poise dan
sesudah penyimpanan dipercepat sebesar 8,2, 8,6, dan 9,5 poise. Hasil yang
didapatkan menunjukkan bahwa dengan variasi konsentrasi karbopol memiliki
pengaruh terhadap kekentalan dan viskositas sediaan shampoo baik sebelum dan
sesudah penyimpanan, namun tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hasil
nilai viskositas menunjukkan semakin tinggi konsentrasi karbopol semakin tinggi
juga nilai viskositas yang didapat.
4.3 KESIMPULAN
Hasil evaluasi dengan keempat parameter yang telah dilakukan maka
shampoo cair transparan sari buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) formula A
dengan konsentrasi karbopol 0,5% bahan peningkat viskositas pada sediaan
memiliki kestabilan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA