ABSTRACT
Kinetic studies effectiveness clove leaf (Syzigium aromaticum) oil as antifungal Candida albicans have been
done. The study have purpose to determine the reaction order, reaction constants (k) and relationship the
concentration of clove leaf (Syzigium aromaticum) oil every time (At) with the initial concentration of of clove
(Syzigium aromaticum) oil (Ao) and time (t) and equipped determination of the minimum concentration of clove
leaf (Syzigium aromaticum)oil effective anti-fungus Candida albicans. The results shows the anti-fungal activity
clove leaf (Syzigium aromaticum) oil on Candida albicans for each variation of the concentration 100%, 75%,
50% and 25% are 14.2 mm, 12.2 mm, 10.8 mm and 10.4 mm respectively. Reaction order as antifungal of the
clove leaf (Syzigium aromaticum) oil on Candida albicans is 0.2112 with k = 5.0594. The minimum
concentration of clove leaf (Syzigium aromaticum) oil as anti-fungal Candida albicans is 17.86%.
Keywords: Kinetic studies, clove leaf oil, Candida Albicans, antifungal, Syzigium aromaticum
107
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114
108
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114
ditampung ke dalam wadah. Selanjutnya lapisan kemudian botol vial ditutup dengan kasa dan
minyak cengkeh dan lapian air dipisahksan kapas (sumbat) dan diinkubasi selama 3x24 jam
menggunakan corong pisah, kemudian pada suhu 37°C (Bangjavicenna, 2008).
ditambahkan MgSO4.2H2O pada minyak
cengkeh yang diperoleh untuk menghilangkan Uji Aktivitas Antijamur Candida albicans
sisa air. Medium PDA dipipet sebanyak 20 mL,
kemudian dimasukkan dalam tabung eppendorf
Sterilisasi Alat dan Bahan dan ditambahkan 10 µL inokulum jamur C.
Seluruh alat dicuci bersih dan dikeringkan. albicans lalu dikocok hingga homogen. Setelah
Botol vial, tabung reaksi, erlenmeyer, cawan homogen dituang dalam cawan petri dengan
petri dibungkus dengan kertas. Kemudian gerakan memutar hingga media merata pada
semuanya disterilkan dengan autoklaf pada suhu permukaan cawan petri, lalu didiamkan beberapa
121°C selama 15 menit. Pengerjaan aseptis menit hingga memadat. Kemudian diletakkan
dilakukan di dalam Laminar Air Flow yang kertas cakram (diameter 0,5 cm) yang telah
sebelumnya telah dibersihkan dengan larutan direndam dalam larutan uji (Minyak daun
alkohol 70%, lalu disterilkan dengan lampu UV cengkeh dalam konsentrasi 100% , 75%, 50%,
yang dinyalakan selama kurang lebih 1 jam 25%,), kontrol positif (ketokonazol 2%), kontrol
sebelum digunakan dalam uji antijamur negatif (minyak tween) pada permukaan media
(Risnawati, 2017). agar yang telah memadat. Setelah itu, cawan
petri ditutup dengan rapat dan dibungkus dengan
Peremajaan Jamur Candida albicans dalam plastik wrap. Kemudian diinkubasi selama 3x24
Media Padat (PDA) jam dalam suhu ruang dan diukur zona hambat
Media PDA dibuat dengan cara menimbang yang terbentuk (Risnawati dkk., 2017).
0,2 gram dextrosa dan 0,4 gram agar dimasukkan
kedalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 20 Pengolahan dan Analisis Data
mL kaldu kentang dan diaduk hingga homogen. Data yang diperoleh adalah ukuran besarnya
Setelah homogen erlenmeyer ditutup dengan zona bening yang dihasikan dalam uji antijamur
kasa dan kapas (disumbat) kemudian diautoklaf yang menggunakan pendekatan regrase linear
pada tekanan 121 Mpa. Media PDA yang telah namun diturunkan dari persamaan kinetika kimia
dibentuk diletakkan dalam Laminar air flow dan dengan bentuk umum (Firmana dan Tjahjani,
disinari sinar Ultra Violet (UV) selama beberapa 2004):
menit. 20 mL media PDA dimasukkan dalam
tabung reaksi, kemudian tabung reaksi r = k [A]n
dimiringkan hingga memadat dan digoreskan 1
Keterangan : r = Laju, k = Konstanta laju reaksi, [A] =
ose jamur C.albicans dalam media PDA pada Kosentrasi zat, n = Orde reaksi.
tabung reaksi, lalu tabung reaksi ditutup dengan
kasa dan kapas kemudian diinkubasi selama Besarnya laju dapat ditentukan dengan r =
3x24 jam pada suhu 37°C (Hidayatullah, 2012). zona bening (zb)/waktu inkubasi (t); namun
karena t merupakan waktu inkubasi yang
Peremajaan Jamur Candida albicans dalam besarnya konstan maka dapat dipandang bahwa
Media Cair laju identik dengan zona bening. Berdasatkan
Membuat media cair dengan menimbang persamaan tersebut, dengan menghitung nilai
0,1 gram dekstrosa dan dimasukkan dalam botol logaritmanya maka akan diperoleh bentuk
vial. Setelah dimasukkan dalam botol vial persamaan regresi linear:
ditambahkan 10 mL kaldu kentang kemudian
diaduk hingga homogen. Setelah diaduk, botol log r = log k + n log [A]
vial ditutup dengan kasa dan kapas (sumbat)
identik dengan persamaan:
kemudian diautoklaf pada tekanan 121 Mpa.
Media cair yang telah terbentuk diletakkan pada log zb = log k + n log [A]
laminar air flaw dan disinari sinar UV selama
beberapa menit. Digoreskan 1 ose jamur persamaan ini merupakan bentuk persamaan
C.albicans dalam media cair dalam botol vial garis lurus dengan bentuk umum: y = a + bx
109
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114
maka dari persaman tersebut jika dibuat plot membran sel jamur. Ketokonazol menghambat
hubungan log [A] sebagai sumbu x terhadap log enzim cytochromp 450 yang menyebabkan
zb sebagai sumbu y maka akan diperoleh : akumulasi 14-alfa-methylsterol yang tidak dapat
menggantikan fungsi ergosterol membran sel
intersep a = log k maka k = 10a jamur. Penurunan ergosterol membran sel jamur
slope b = n = orde menyebabkan rusaknya permeabilitas membran,
akibatnya sel jamur kehilangan komponen
HASIL DAN PEMBAHASAN intraselulernya. Mekanisme seperti itulah yang
Ekstraksi minyak cengkeh dipakai ketokonazol dalam menghambat
Minyak cengkeh diperoleh melalui proses pertumbuhan jamur C .albicans (Jawetz et al.,
destilasi uap air yaitu proses hidrodifusi dimana 1995). Adapun Minyak tween sebagai kontrol
uap air akan masuk kedalam jaringan sel negatif berperan sebagai emulgator antara
tanaman yang menyebabkan pecahnya dinding minyak nilam dan media PDA.
sel tanaman sehingga minyak yang terkandung Media PDA merupakan media yang cocok
didalamnya akan terdorong keluar. Campuran untuk digunakan untuk pertumbuhan jamur.
uap air dan minyak cengkeh akan mengalir ke Media ini mengandung nutrisi yang dibutuhkan
kondensor sehingga terjadi pengembunan dan oleh jamur yaitu potato (kentang), dextrose dan
dihasilkan destilat. Ciri khas model ini adalah agar. Kentang yang terdapat dalam media PDA
uap selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak dapat mempercepat proses sporulasi dan
terlalu panas. Bahan tanaman yang akan disuling pigmentasi bagi jamur. Disamping itu juga
hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan mengandung antibiotik yang dapat menghambat
air panas. pertumbuhan bakteri, sehingga diharapkan tidak
Proses hidrodifusi terjadi ketika suhu air terjadi kontaminasi oleh bakteri dan hanya jamur
mendidih, sebagian minyak yang mudah saja yang dapat tumbuh didalammnya.
menguap larut dalam air ini berdifusi ke luar Hasil analisis uji aktivitas antifungi minyak
dengan peristiwa osmosis, melalui selaput daun cengkeh dalam menghambat pertumbuhan
membran yang sedang mekar sampai jamur C. albicans dilihat pada Gambar 1.
dipermukaan bahan, dan selanjutnya menguap
16
oleh uap yang dilewatkan ke kondensor. Proses 14.2
Luas zona beming (mm2)
110
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114
memperlihatkan bahwa terdapat peningkatan protonnya (H+) di lingkungan alkalin yang lebih
zona bening seiring bertambahnya konsentrasi basa dari sitoplasma, sehingga terjadi penurunan
minyak daun cengkeh. Konsentrasi 100% pH intraselular jamur. Ini mempengaruhi
minyak daun cengkeh emerikan rata-rata metabolisme mikroba, menghambat aksi enzim
diameter zona bening tertinggi sebesar 14,2 penting mikroba. Sel jamur dipaksa
mm2. Menurut Mbatu dkk., (2018) diameter mengeluarkan energi untuk mengeluarkan
zona bening 11-20 mm memberikan respon proton, yang menyebabkan akumulasi anion
hambatan pertumbuhan kuat. Dengan demikian asam intraselular, tergantung pada gradien pH di
aktifitas antifungi minyak daun cengkeh pada seluruh membran. Anion di dalam sel mikroba
penelitian ini memberikan respon daya hambat diperkirakan mengganggu proses metabolisme
kuat pada konsentrasi 75% dan 100% serta daya dalam sel (Luckstadt dkk., 2014 dalam
hambat kategori sedang untuk konsentrasi 25% Rahadi, 2017).
dan 50%.
Minyak daun cengkeh dapat menghambat Kinetika Minyak Daun Cengkeh (Syzigium
pertumbuhan jamur C. albicans disebabkan aromaticum) sebagai Antifungi Candida
adanya senyawa fenol dan asam-asam organik albicans
yang terkandung didalam fraksi hasil pirolisis. Kajian kinetika minyak daun cengkeh
Mekanisme senyawa fenol sebagai antifungi (Syzigium aromaticum) sebagai antifungi
yaitu dengan cara mendenaturasi ikatan protein Candida albicans dilakukan setelah mengukur
pada membran sel, sehingga membran sel zona bening tiap-tiap konsentrasi yang telah
menjadi lisis dan senyawa fenol dapat masuk ke ditentukan yakni 25%, 50%, 75% dan 100%.
dalam inti sel. Hal ini dapat menghambat Hasil pengukuran zona bening tiap-tiap
pertumbuhan jamur bahkan akan mati konsentrasi tersebut dapat diperlihatkan pada
(Sulistiyawati dan Mulyati 2009). Senada dengan Gambar 2.
itu, Siswandono dan Sukardjo (1995)
menyatakan bahwa mekanisme senyawa fenol
dalam menghambat pertumbuhan fungi yaitu
dengan cara berinteraksi dengan dinding sel
fungi, dimana pada kadar yang rendah akan
Gambar 2. Zona bening tiap-tiap konsentrasi
mendenaturasi protein dan pada kadar yang
tinggi akan menyebabkan koagulasi protein
Konsentrari minyak daun cengkeh
sehingga sel akan mati (Siswandono dan
(Syzigium Aromaticum) minimum yang efektif
Sukardjo,1995). Menurut Sulistiyawati dan
Mulyati (2009) dalam Putu (2016) senyawa fenol untuk antifungi Candida albicans ditentukan
dengan lebih dahulu menentukan orde dan
berfungsi sebagai antijamur karena ion H+ fenol
dapat menyerang gugus polar (gugus fosfat) pada tetapannya menggunakan persaamaan regresi
linear yang diturunkan dari persamaan kinetika
fosfolipid membran sel jamur seperti C. albicans
kimia. Analisis mengunakan regresi linear
sehingga fosfolipid akan terurai. Hal tersebut
menyebabkan fosfolipid tidak dapat mampu tersebut menghasilkan grafik sebagai mana
ditunjukkan pada Gambar 3.
mempertahankan bentuk membran sel, akibatnya
membran akan bocor dan jamur akan mengalami Gambar 3 memperlihatkan hubungan
variabel x yaitu nilai logaritma konsentrasi
penghambatan pertumbuhan bahkan akan mati.
minyak daun cengkeh (%) dengan variabel y
Selain senyawa fenol, asam organik juga
berperan dalam menghambat aktivitas jamur yaitu luas zona bening (mm). Hasil perhitungan
memberikan nilai a= 0,7041 dan b = 0,2112
seperti jamur C.albicans. Asam organik adalah
asam lemah, yang berarti bahwa proporsi dengan nilai r2 = 0,8175 yang berarti bahwa
kedua variabel berkorelasi positif dan masuk
molekul tertentu tetap tidak terdisosiasi,
kategori sangat kuat. selanjutnya nilai tetapan
bergantung pada nilai pKa asam dan tingkat pH
sekitar. Molekul tak beraturan yang tidak aktifitas dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus 10a = 100,7041 = 5,0594. Nilai tetapan
terkoordinasi ini melewati membran sel ke
mikroorganisme dengan lebih mudah. Saat aktifitas tersebut berlaku untuk aktifitas minyak
daun cengkeh pada antifungi Candida albicans
berada dalam sel mikroba, asam melepaskan
yang waktu inkubasinya 3 hari atau 72 jam pada
111
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114
1.16
Log konsentrasi (%)
1.12
y = 0.2112x + 0.7041
1.08 R² = 0.8175
0.96
1.20 1.70 2.20
Jika: k’= k x 0,7888= 5,0594 x 0,7888 = 3,99
Log zona bening (mm) maka:
Gambar 3. Plot log konsentrasi terhadap log zona
bening
-∫ ∫
112
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114
113
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114
dan Ba(OH)2 (Kajian Konsentrasi Reaktan), Sulistyawati, D., Mulyati, S, 2009, Uji Aktivitas
Industria: Jurnal Teknologi dan Antijamur Infusa Daun Jambu Mete
Management Agroindustri, 3 (1), 1-12. (Anacardium occidentale L.) terhadap
Risnawati. Nurliana, L., Kurniawati, D., 2017, Candida albincas, Biomedika, (2) 47-51.
Mikroenkapsulasi Minyak Atsiri dari Widyanigrum, T., Wahyuni, T., 2015, Uji
Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Daun
Sebagai Antijamur Candida albicans, Indo. Sidaguri (Sida rhombifolia) Terhadap
J. Chem. Res., 4(2), 386-393. Candida albicans, Prosiding, Seminar
Sastrohamidjojo, H., 2004, Kimia Minyak Atsiri, Nasional Pendidikan Biologi Universitas
Gajah Mada University Press,Yogyakarta. Muhamadiyah Malang, 377-385.
Siswandono Soekarjo, B., 1995, Kimia
Medisinal, Universitas Airlangga Press,
Surabaya.
114