Anda di halaman 1dari 8

Indo. J. Chem. Res.

, 2019, 6(2), 107-114


1
STUDI KINETIKA EFEKTIFITAS MINYAK DAUN CENGKEH
(Syzigium aromaticum) SEBAGAI ANTIFUNGI Candida albicans
Kinetic Studies Effectiveness of Clove Leaf (Syzigium aromaticum) Oil
as Antifungal of Candida albicans

Rustam Musta*1, Laily Nurliana2


1
Chemistry Department, Teacher Training dan Education Faculty, Halu Oleo University,
2
Chemitry Department, Math and Nature Science Faculty, Halu Oleo University, Kendari Kendari
Kampus Bumi Tridarma ; Anduonohu Kendari, Southeast Sulawesi,
Telp. (0401)391929/Fax.(0401)390496

*Corresponding author, e-mail: rutammusta.fkip@uho.ac.id


Received: Nov. 2018 Published: Jan. 2019

ABSTRACT
Kinetic studies effectiveness clove leaf (Syzigium aromaticum) oil as antifungal Candida albicans have been
done. The study have purpose to determine the reaction order, reaction constants (k) and relationship the
concentration of clove leaf (Syzigium aromaticum) oil every time (At) with the initial concentration of of clove
(Syzigium aromaticum) oil (Ao) and time (t) and equipped determination of the minimum concentration of clove
leaf (Syzigium aromaticum)oil effective anti-fungus Candida albicans. The results shows the anti-fungal activity
clove leaf (Syzigium aromaticum) oil on Candida albicans for each variation of the concentration 100%, 75%,
50% and 25% are 14.2 mm, 12.2 mm, 10.8 mm and 10.4 mm respectively. Reaction order as antifungal of the
clove leaf (Syzigium aromaticum) oil on Candida albicans is 0.2112 with k = 5.0594. The minimum
concentration of clove leaf (Syzigium aromaticum) oil as anti-fungal Candida albicans is 17.86%.

Keywords: Kinetic studies, clove leaf oil, Candida Albicans, antifungal, Syzigium aromaticum

PENDAHULUAN antioksidan minyak cengkeh bahkan lebih tinggi


jika dibandingkan dengan antioksidan yang
Cengkeh (Syzygium aromaticum) adalah terkandung dalam lemon, anggur, dan ketumbar.
tanaman asli Indonesia yang semua bagian Minyak cengkeh dilaporkan memiliki
tanaman ini menghasilkan minyak atsiri, baik kemampuan yang lebih baik dalam menangkal
dahan, ranting, daun serta bunganya. Hal ini radikal bebas bila dibandingkan dengan 45 jenis
menjadikan tanaman cengkeh sebagai salah satu minyak atsiri lainnya (Kim et. al., 2011).
komoditi ekspor untuk menyuplai kebutuhan Adapun aplikasi minyak cengkeh dalam bidang
minyak atsiri dunia dan karena itu usaha kesehatan dapat digunakan sebagai antistres,
penyulingan minyak cengkeh terus antimikroba, antiperadangan, antigiardial,
dikembangkan dan mempunyai nilai ekonomis kebutuhan pembiusan, antibisul dan sebagainya
yang tinggi. Secara umum, kandungan utama (Charles, 2013).
minyak cengkeh adalah eugenol (70-80%), yang C. albicans merupakan mikroflora normal
mempunyai sifat sebagai stimulan, anestetik yang hidup dalam tubuh manusia, namun dapat
lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik, dan menjadi patogen saat keseimbangan flora normal
antispasmodik. Eugenol merupakan cairan tak seseorang terganggu ataupun pertahanan
berwarna atau kuning pucat yang bila terkena imunnya menurun (Hasan, 2015). Menurut
cahaya matahari berubah menjadi coklat Bahari (2012) dalam Khafidhoh dkk. (2015) C.
hitam yang berbau spesifik (Putri dkk., 2014). albicans merupakan salah satu spesies fungi
Daun cengkeh merupakan sumber minyak yang ditemukan pada tubuh orang yang sehat,
atsiri yang sudah banyak diisolasi. seperti dimulut, kerongkongan, usus, saluran
Penggunaannya sebagai bahan antifungi telah genital, feses, dibawah kuku dan kulit. C.
banyak diteliti dengan hasil-hasil yang albicans menimbulkan suatu keadaan yang
dilaporkan sangat potensial untuk dikembangkan disebut dengan kandidiasis yaitu penyakit pada
secara massif. Minyak cengkeh juga diketahui mulut, selaput lendir, saluran pencernaan,
digunakan sebagai antioksidan. Aktifitas

107
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114

saluran pernafasan dan saluran gemital terutama METODOLOGI


pada wanita (Pelezar dan Chan, 2007).
Kandidiasis adalah infeksi dari genus Candida Bahan
terutama C. albicans. Lebih dari 150 spesies Bahan-bahan yang digunakan dalam
Candida telah teridentifikasi dan 70% penelitian ini adalah sampel daun cengkeh
kandidiasis disebabkan oleh C. albicans. (Syzygium aromaticum), Escherichia coli,
Kandidiasis pada penyakit sistemik maltodekstrin, Amoxcillin, media NA, minyak
menyebabkan peningkatan angka kematian tween, MgSO4.2H2O, akuades, alkohol 96%,
sekitar 71%-79% (Hasan, 2015). alkohol 70%, kertas saring whatman, kain kasa,
Adanya kandungan senyawa fenolik maka kapas steril, etanol dan aluminium foil.
minyak daun cengkeh berpotensi untuk
dikembangkan sebagai antijamur. Hal ini sesuai Alat
dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Alat-alat gelas yang digunakan pada
Widyaningrum dan Try, (2015) tentang senyawa penelitian ini adalah piknometer, botol timbang,
fenol yang terdapat dalam daun sidaguri (Sida batang pengaduk, erlenmeyer, labu ukur, gelas
rhombifolia) sebagai antijamur C. albicans yang kimia, corong, corong pisah, spatula, pipet
ditandai dengan terbentuknya zona bening. Salni volum, pipet tetes, botol vial, botol gelap, tabung
dkk. (2013) melakukan penelitian tentang reaksi. Alat-alat lainnya yang digunakan dalam
senyawa fenol yang terdapat dalam rimpang penelitian ini adalah satu set alat destilasi uap-
lengkuas putih yang dapat menghambat air, kompor seribu mata, KG-SM (Kromatografi
pertumbuhan jamur C. albicans dengan zona Gas-Spektrometri Massa), spray drying,
bening maksimal yang terbentuk 21,67 mm pada refraktometer, inkubator, neraca analitik,
konsentrasi 10%. autoklaf, waterbath, lemari pendingin, laminar
Kinetika kimia adalah suatu bidang ilmu air flow cabinet, shaker incubator, lampu UV,
kimia yang mempelajari rekasi kimia untuk statif, klem, mistar, spidol, oven, vortex, pisau.
hubungan konsentrasi pereaksi dengan waktu
(Triyono dkk., 1998). Hal ini berarti bahwa Pengambilan dan Pengolahan Sampel Daun
dengan menggunakan pendekatan kinetika kimia Cengkeh (Syzygium aromaticum)
akan diperoleh orde reaksi dan tetapannya, juga Daun cengkeh yang digunakan diambil dari
akan diketahui hubungan variabel konsentrasi daerah perkebunan cengkeh Desa Pusuea,
pereaksi dengan aktifitas suatu obat termasuk Kecamatan Poleang Utara, Kabupaten Bombana,
didalamnya anti fungsi. Termasuk pula dalam hal Sulawesi Tenggara. Selanjutnya sampel daun
ini adalah penentuan konsentrasi bahan anti cengkeh kemudian dikeringkan selama empat
jamur yang aktifitasnya memberikan efek hari. Proses pengeringan dilakukan pada suhu
setidak-tidaknya sama dengan kontrol positif. ruang tanpa terkena sinar matahari langsung.
Hal ini penting karena minyak atsiri adalah Pengeringan bertujuan untuk menguapkan
bahan yang diperoleh dengan proses yang cukup sebagian air dalam daun cengkeh (Syzygium
rumit dan panjang sehingga umumnya berharga aromaticum) sehingga penyulingan berlangsung
mahal dan karenanya dengan mengetahui lebih mudah dan singkat. Pengeringan dilakukan
konsentrasi minimum yang memeberikan efek Selama 4 hari dengan cara diangin-anginkan.
sama dengan kontrol positif tersebut akan Selanjutnya daun cengkeh diisolasi
memberikan pengetahuan yang berujung pada menggunakan seperangkat alat destilasi uap-air.
penggunaan minyak atsiri secara efektif dan
efesien. Kontrol positif adalah suatu antifungi Isolasi Minyak Daun Cengkeh dengan
yang telah digunakan secara luas dan teruji. Menggunakan Destilasi Uap- Air
Berdasarkan latar belakang tersebut maka Proses isolasi dimulai dengan, daun
dilakukan penelitian tentang studi kinetika cengkeh ditimbang sebesar 2 kg kemudian
minyak daun cengkeh (Syzigium aromaticum) dimasukkan dalam wadah alat destilasi uap-air
untuk antifungi Candida albicans. menggunakan pemanasan dengan kompor seribu
mata. Daun Cengkeh yang akan disuling hanya
akan terkena uap, dan tidak terkena air yang
mendidih (Sastrohamidjojo, 2004). Proses
destilasi uap-air dilakukan selama 4 jam. Destilat

108
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114

ditampung ke dalam wadah. Selanjutnya lapisan kemudian botol vial ditutup dengan kasa dan
minyak cengkeh dan lapian air dipisahksan kapas (sumbat) dan diinkubasi selama 3x24 jam
menggunakan corong pisah, kemudian pada suhu 37°C (Bangjavicenna, 2008).
ditambahkan MgSO4.2H2O pada minyak
cengkeh yang diperoleh untuk menghilangkan Uji Aktivitas Antijamur Candida albicans
sisa air. Medium PDA dipipet sebanyak 20 mL,
kemudian dimasukkan dalam tabung eppendorf
Sterilisasi Alat dan Bahan dan ditambahkan 10 µL inokulum jamur C.
Seluruh alat dicuci bersih dan dikeringkan. albicans lalu dikocok hingga homogen. Setelah
Botol vial, tabung reaksi, erlenmeyer, cawan homogen dituang dalam cawan petri dengan
petri dibungkus dengan kertas. Kemudian gerakan memutar hingga media merata pada
semuanya disterilkan dengan autoklaf pada suhu permukaan cawan petri, lalu didiamkan beberapa
121°C selama 15 menit. Pengerjaan aseptis menit hingga memadat. Kemudian diletakkan
dilakukan di dalam Laminar Air Flow yang kertas cakram (diameter 0,5 cm) yang telah
sebelumnya telah dibersihkan dengan larutan direndam dalam larutan uji (Minyak daun
alkohol 70%, lalu disterilkan dengan lampu UV cengkeh dalam konsentrasi 100% , 75%, 50%,
yang dinyalakan selama kurang lebih 1 jam 25%,), kontrol positif (ketokonazol 2%), kontrol
sebelum digunakan dalam uji antijamur negatif (minyak tween) pada permukaan media
(Risnawati, 2017). agar yang telah memadat. Setelah itu, cawan
petri ditutup dengan rapat dan dibungkus dengan
Peremajaan Jamur Candida albicans dalam plastik wrap. Kemudian diinkubasi selama 3x24
Media Padat (PDA) jam dalam suhu ruang dan diukur zona hambat
Media PDA dibuat dengan cara menimbang yang terbentuk (Risnawati dkk., 2017).
0,2 gram dextrosa dan 0,4 gram agar dimasukkan
kedalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 20 Pengolahan dan Analisis Data
mL kaldu kentang dan diaduk hingga homogen. Data yang diperoleh adalah ukuran besarnya
Setelah homogen erlenmeyer ditutup dengan zona bening yang dihasikan dalam uji antijamur
kasa dan kapas (disumbat) kemudian diautoklaf yang menggunakan pendekatan regrase linear
pada tekanan 121 Mpa. Media PDA yang telah namun diturunkan dari persamaan kinetika kimia
dibentuk diletakkan dalam Laminar air flow dan dengan bentuk umum (Firmana dan Tjahjani,
disinari sinar Ultra Violet (UV) selama beberapa 2004):
menit. 20 mL media PDA dimasukkan dalam
tabung reaksi, kemudian tabung reaksi r = k [A]n
dimiringkan hingga memadat dan digoreskan 1
Keterangan : r = Laju, k = Konstanta laju reaksi, [A] =
ose jamur C.albicans dalam media PDA pada Kosentrasi zat, n = Orde reaksi.
tabung reaksi, lalu tabung reaksi ditutup dengan
kasa dan kapas kemudian diinkubasi selama Besarnya laju dapat ditentukan dengan r =
3x24 jam pada suhu 37°C (Hidayatullah, 2012). zona bening (zb)/waktu inkubasi (t); namun
karena t merupakan waktu inkubasi yang
Peremajaan Jamur Candida albicans dalam besarnya konstan maka dapat dipandang bahwa
Media Cair laju identik dengan zona bening. Berdasatkan
Membuat media cair dengan menimbang persamaan tersebut, dengan menghitung nilai
0,1 gram dekstrosa dan dimasukkan dalam botol logaritmanya maka akan diperoleh bentuk
vial. Setelah dimasukkan dalam botol vial persamaan regresi linear:
ditambahkan 10 mL kaldu kentang kemudian
diaduk hingga homogen. Setelah diaduk, botol log r = log k + n log [A]
vial ditutup dengan kasa dan kapas (sumbat)
identik dengan persamaan:
kemudian diautoklaf pada tekanan 121 Mpa.
Media cair yang telah terbentuk diletakkan pada log zb = log k + n log [A]
laminar air flaw dan disinari sinar UV selama
beberapa menit. Digoreskan 1 ose jamur persamaan ini merupakan bentuk persamaan
C.albicans dalam media cair dalam botol vial garis lurus dengan bentuk umum: y = a + bx

109
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114

maka dari persaman tersebut jika dibuat plot membran sel jamur. Ketokonazol menghambat
hubungan log [A] sebagai sumbu x terhadap log enzim cytochromp 450 yang menyebabkan
zb sebagai sumbu y maka akan diperoleh : akumulasi 14-alfa-methylsterol yang tidak dapat
menggantikan fungsi ergosterol membran sel
intersep a = log k maka k = 10a jamur. Penurunan ergosterol membran sel jamur
slope b = n = orde menyebabkan rusaknya permeabilitas membran,
akibatnya sel jamur kehilangan komponen
HASIL DAN PEMBAHASAN intraselulernya. Mekanisme seperti itulah yang
Ekstraksi minyak cengkeh dipakai ketokonazol dalam menghambat
Minyak cengkeh diperoleh melalui proses pertumbuhan jamur C .albicans (Jawetz et al.,
destilasi uap air yaitu proses hidrodifusi dimana 1995). Adapun Minyak tween sebagai kontrol
uap air akan masuk kedalam jaringan sel negatif berperan sebagai emulgator antara
tanaman yang menyebabkan pecahnya dinding minyak nilam dan media PDA.
sel tanaman sehingga minyak yang terkandung Media PDA merupakan media yang cocok
didalamnya akan terdorong keluar. Campuran untuk digunakan untuk pertumbuhan jamur.
uap air dan minyak cengkeh akan mengalir ke Media ini mengandung nutrisi yang dibutuhkan
kondensor sehingga terjadi pengembunan dan oleh jamur yaitu potato (kentang), dextrose dan
dihasilkan destilat. Ciri khas model ini adalah agar. Kentang yang terdapat dalam media PDA
uap selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak dapat mempercepat proses sporulasi dan
terlalu panas. Bahan tanaman yang akan disuling pigmentasi bagi jamur. Disamping itu juga
hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan mengandung antibiotik yang dapat menghambat
air panas. pertumbuhan bakteri, sehingga diharapkan tidak
Proses hidrodifusi terjadi ketika suhu air terjadi kontaminasi oleh bakteri dan hanya jamur
mendidih, sebagian minyak yang mudah saja yang dapat tumbuh didalammnya.
menguap larut dalam air ini berdifusi ke luar Hasil analisis uji aktivitas antifungi minyak
dengan peristiwa osmosis, melalui selaput daun cengkeh dalam menghambat pertumbuhan
membran yang sedang mekar sampai jamur C. albicans dilihat pada Gambar 1.
dipermukaan bahan, dan selanjutnya menguap
16
oleh uap yang dilewatkan ke kondensor. Proses 14.2
Luas zona beming (mm2)

ini berlangsung terus menerus hingga semua 12.2


12 10.4 10.8
senyawa yang mudah menguap terdifusi dari 9.3
kelenjar-kelenjar minyak dan kemudian
8
teruapkan oleh air yang lewat (Sastrohmidjojo,
2004). Destilat kemudian ditampung lalu air dan
minyak dipisahkan sehingga diperoleh minyak 4
atsiri daun cengkeh. Minyak atsiri kemudian 0
dimurnikan lagi dengan diberi MgSO4 agar air 0
25% 50% 75% 100% Kontrol Kontrol
yang masih ada benar-benar habis, akhirnya (-) (+)
diperoleh minyak atsiri murni dari daun cengkeh Konsentrasi
dengan perhasil sekitar 4,2% berat kering daun Gambar 1. Hasil uji antifungi minyak daun
cengkeh. cengkeh dalam menghambat pertumbuhan jamur
C. albicans
Hasil Uji Aktifitas Antifungi
Aktivitas antifungi minyak daun cengkeh Gambar 1 memperlihatkan aktivitas
menggunakan metode difusi cakram steril. ketokonazol sebagai kontrol postif lebih kecil
Pengujian menggunakan ketokonazol sebagai dibandingkan aktivitas minyak daun cengkeh.
kontrol positif dan minyak tween sebagai kontrol Berdasarkan data tersebut juga terlihat
negatif. Ketokonazol sebagai kontrol positif perbedaan aktifitas antifungi tiap-tiap variasi
dipilih karena merupakan antijamur berspektrum konsentrasi minyak daun cengkeh yang
luas golongan imidazol yang bekerja dengan berbeda-beda yakni berturut-turut konsentrasi
menghambat biosintesis ergosterol yang 25; 50, 75 dan 100% dengan luas zona bening
merupakan komponen penting dari pembentukan berturut-turut 10,4; 10,8; 12,20 dan 14,2 mm2,

110
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114

memperlihatkan bahwa terdapat peningkatan protonnya (H+) di lingkungan alkalin yang lebih
zona bening seiring bertambahnya konsentrasi basa dari sitoplasma, sehingga terjadi penurunan
minyak daun cengkeh. Konsentrasi 100% pH intraselular jamur. Ini mempengaruhi
minyak daun cengkeh emerikan rata-rata metabolisme mikroba, menghambat aksi enzim
diameter zona bening tertinggi sebesar 14,2 penting mikroba. Sel jamur dipaksa
mm2. Menurut Mbatu dkk., (2018) diameter mengeluarkan energi untuk mengeluarkan
zona bening 11-20 mm memberikan respon proton, yang menyebabkan akumulasi anion
hambatan pertumbuhan kuat. Dengan demikian asam intraselular, tergantung pada gradien pH di
aktifitas antifungi minyak daun cengkeh pada seluruh membran. Anion di dalam sel mikroba
penelitian ini memberikan respon daya hambat diperkirakan mengganggu proses metabolisme
kuat pada konsentrasi 75% dan 100% serta daya dalam sel (Luckstadt dkk., 2014 dalam
hambat kategori sedang untuk konsentrasi 25% Rahadi, 2017).
dan 50%.
Minyak daun cengkeh dapat menghambat Kinetika Minyak Daun Cengkeh (Syzigium
pertumbuhan jamur C. albicans disebabkan aromaticum) sebagai Antifungi Candida
adanya senyawa fenol dan asam-asam organik albicans
yang terkandung didalam fraksi hasil pirolisis. Kajian kinetika minyak daun cengkeh
Mekanisme senyawa fenol sebagai antifungi (Syzigium aromaticum) sebagai antifungi
yaitu dengan cara mendenaturasi ikatan protein Candida albicans dilakukan setelah mengukur
pada membran sel, sehingga membran sel zona bening tiap-tiap konsentrasi yang telah
menjadi lisis dan senyawa fenol dapat masuk ke ditentukan yakni 25%, 50%, 75% dan 100%.
dalam inti sel. Hal ini dapat menghambat Hasil pengukuran zona bening tiap-tiap
pertumbuhan jamur bahkan akan mati konsentrasi tersebut dapat diperlihatkan pada
(Sulistiyawati dan Mulyati 2009). Senada dengan Gambar 2.
itu, Siswandono dan Sukardjo (1995)
menyatakan bahwa mekanisme senyawa fenol
dalam menghambat pertumbuhan fungi yaitu
dengan cara berinteraksi dengan dinding sel
fungi, dimana pada kadar yang rendah akan
Gambar 2. Zona bening tiap-tiap konsentrasi
mendenaturasi protein dan pada kadar yang
tinggi akan menyebabkan koagulasi protein
Konsentrari minyak daun cengkeh
sehingga sel akan mati (Siswandono dan
(Syzigium Aromaticum) minimum yang efektif
Sukardjo,1995). Menurut Sulistiyawati dan
Mulyati (2009) dalam Putu (2016) senyawa fenol untuk antifungi Candida albicans ditentukan
dengan lebih dahulu menentukan orde dan
berfungsi sebagai antijamur karena ion H+ fenol
dapat menyerang gugus polar (gugus fosfat) pada tetapannya menggunakan persaamaan regresi
linear yang diturunkan dari persamaan kinetika
fosfolipid membran sel jamur seperti C. albicans
kimia. Analisis mengunakan regresi linear
sehingga fosfolipid akan terurai. Hal tersebut
menyebabkan fosfolipid tidak dapat mampu tersebut menghasilkan grafik sebagai mana
ditunjukkan pada Gambar 3.
mempertahankan bentuk membran sel, akibatnya
membran akan bocor dan jamur akan mengalami Gambar 3 memperlihatkan hubungan
variabel x yaitu nilai logaritma konsentrasi
penghambatan pertumbuhan bahkan akan mati.
minyak daun cengkeh (%) dengan variabel y
Selain senyawa fenol, asam organik juga
berperan dalam menghambat aktivitas jamur yaitu luas zona bening (mm). Hasil perhitungan
memberikan nilai a= 0,7041 dan b = 0,2112
seperti jamur C.albicans. Asam organik adalah
asam lemah, yang berarti bahwa proporsi dengan nilai r2 = 0,8175 yang berarti bahwa
kedua variabel berkorelasi positif dan masuk
molekul tertentu tetap tidak terdisosiasi,
kategori sangat kuat. selanjutnya nilai tetapan
bergantung pada nilai pKa asam dan tingkat pH
sekitar. Molekul tak beraturan yang tidak aktifitas dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus 10a = 100,7041 = 5,0594. Nilai tetapan
terkoordinasi ini melewati membran sel ke
mikroorganisme dengan lebih mudah. Saat aktifitas tersebut berlaku untuk aktifitas minyak
daun cengkeh pada antifungi Candida albicans
berada dalam sel mikroba, asam melepaskan
yang waktu inkubasinya 3 hari atau 72 jam pada

111
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114

temperatur 37oC. Adapun orde rekasinya (n)= ∫


0,2112. Orde yang diperoleh merupakan pecahan
yang nilainya terletak antara nol dan satu.

1.16
Log konsentrasi (%)

1.12
y = 0.2112x + 0.7041
1.08 R² = 0.8175

1.04 Oleh karena nilai k = 5,0594 maka:


1.00

0.96
1.20 1.70 2.20
Jika: k’= k x 0,7888= 5,0594 x 0,7888 = 3,99
Log zona bening (mm) maka:
Gambar 3. Plot log konsentrasi terhadap log zona
bening

Prayitno (2007) menyatakan bahwa orde


reaksi dapat berupa bilangan bulat positif, nol
atau pecahan. Orde sebesar 0,2112 juga Apabila 0,7888 ≈ 0,8 dan 3,99 ≈ 4 maka
menandakan bahwa ada peningkatan aktifitas diperoleh hubungan yang lebih sederhana yaitu:
antifungi (zona bening) sebagai akibat
peningkatan konsentrasi minyak daun cengkeh At0,8= Ao0,8 – 4t
karena orde tidak tepat nol namun peningkatan
tersebut juga tidak berbanding lurus dengan Sehingga besarnya konsentrasi minyak daun
konsentrasi minyak daun cengkeh. Petrucci cengkeh untuk antifungi Candida albicans yang
(1992) menyatakan bahwa untuk reaksi berorde aktifitasnya sama dengan kontrol positif yaitu 9,3
nol maka laju pereaksi tidak bergantung pada mm seperti ditunjukkan pada Gambar 1, dapat
konsentrasi pereaksi sama sekali. Sementara itu, dihitung dengan persamaan berikut ini:
Keenan (1984) mengemukakan bahwa jika laju
suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan 9,3 = 5,0594 [A]0,2112
pangkat satu konsentrasi dari hanya satu pereaksi
[A]0,2112 =
maka reaksinya merupakan orde satu.
Berdasarkan nilai orde dan tetapan (k) yang [A] = (1,8382)1/0,2112
telah diketahui maka dapat ditentukan hubungan [A] = 17,86
variabel konsentrasi setiap saat (At) dengan
konsentrasi mula-mula (Ao) dan waktu (t). Berdasarkan hasil perhitungan yang
diperoleh di atas dapat dihitung nilai konsentrasi
r = k.[A]0,2112 minyak daun cengkeh dengan aktifitas yang
sama dengan kontrol positif dan diperoleh
- 17,86%. Hal ini memperlihatkan bahwa agar
diperoleh aktifitas yang sama dengan kontol
positif atau aktifitas bahan minyak daun cengkeh
(Syzigium aromaticum) minimum yang efektif
untuk antifungi Candida albicans maka setidak-
tidaknya harus digunakan konsentrasi sebesar
∫ ∫
17,86%.

-∫ ∫

112
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114

KESIMPULAN Bahasa: Pujaatmaka, A.H. Erlangga,


Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Khafidhoh, Z., Dewi, S.S., Iswara, A., 2015,
disimpulkan bahwa aktivitas antifungi minyak Efektivitas Infusa Kulit Jeruk Pururt (Citrus
daun cengkeh (Syzigium aromaticum) pada hystrix DC.) terhadap Pertumbuhan
Candida albicans berbeda untuk tiap variasi Candida albicans Penyebab Sariawan
konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25% yakni secara In Vitro, Publikasi Ilmiah,
berturut-turut sebesar 14,2 mm2, 12,2 mm2, 10,8 Universitas Muhammadiyah Semarang:
mm2 dan 10,4 mm2. Orde reaksi antifungi Semarang, 31-37.
minyak daun cengkeh (Syzigium aromaticum) Kim, L.S., Yang, M.R., Lee, O.H., Kang, S.N.,
pada Candida albicans sebesar 0,2112 dengan k 2011, Antioxidant Activities of Hot Water
= 5,0594. Hubungan variabel konsentrasi minyak Extract from Various Species, International
daun cengkeh (Syzigium aromaticum) setiap saat Jurnal of Molecular Science, 12, 4120-
(At) dengan konsentrasi minyak daun cengkeh 4131.
(Syzigium aromaticum) mula-mula (Ao) dan Mbatu, S. R.T., Putu B.K., Gede Y.S., Rita, W.
waktu (t) diberikan oleh persamaan: At0,8= Ao0,8 – S., 2018, Aktivitas Minyak Atsiri Daun
4t. Konsentrasi minyak daun cengkeh (Syzigium Cengkeh Sebagai Antijamur Terhadap
aromaticum) minimum yang efektif untuk Candida albicans, Jurnal Media Sains, 2(1),
antifungi Candida albicans sebesar 17,86%. 61-65.
Pelezar, M.J. Chan, S., 2007, Dasar-Dasar
DAFTAR PUSTAKA Mikrobiologi 2, UI Press, Jakarta.
Bangjavicenna, E., 2008, Potensi Propolis Lebah Prayitno, 2007, Kajian Kinetika Kimia Model
Trigona spp sebagai Bahan Antimikroba Matematik Reduksi Kadmium Melalui Laju
Ketombe. Skripsi, Program Studi Biokimia. Reaksi, Konstanta dan Orde Reaksi dalam
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Proses Elektrokimia, Ganendra, 10(1), 27-
Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor. 34.
Charles, D.J., 2013, Clove in Antioxidant Putu, N.L.P.A., 2016, Uji Aktivitas Antifungi
Properties of Spices Herbs and Other Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau (Piper betle
Sorces, Springer, New York (US). L.) dari Daerah dengan Variasi Ketinggian
Firmana, A.A.N., Thjahjani, S, 2014, Tempat Tumbuh Di Bali Terhadap Fungi
Karakterisasi Hasil dan Penentuan Laju Candida albicans Atcc 10231 dengan
Reaksi Fermentasi Bonggol Pisang (Musa Menggunakan Metode Difusi Disk, Skripsi,
paradisiaca) Menjadi Etanol dengan Universitas Udayana. Denpasar.
Saccharomyces cerevisiae, UNESA Journal Salni, Aminasih, N., Sriviona, R., 2013, Isolasi
of Chemistry, 3(3), 21-26. Senyawa Antijamur dari Rimpang Lengkuas
Hasan, M.N., 2015, Pengaruh Ekstrak Rimpang Putih (Alpinia galanga (L.) Willd) dan
Jeringau (Acorus calamus L) dalam Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum
Beberapa Pelarut Organik Terhadap Terhadap Candida albicans, Prosiding
Aktivitas Antioksidan dan Antifungi Secara Semirata FMIPA, Universitas Lampung,
In Vitro, Skripsi, Fakultas MIPA, Lampung.
Universitas Islam Negeri, Malang. Triyono, Setiaji, B., Tahir, I., 1998, Buku Ajar
Hidayatullah, M., 2012, Uji Daya Antifungi Kinetika Kimia, Jurusan Kimia, FMIPA.
Minyak Atsiri Bawang Merah (Allium UGM, Jogjakarta.
ascalonicum L) Terhadap Candida albicans Rahadi, S., 2017, Acidifier sebagai Feed Aditif,
ATCC 10231 Secara In Vitro, Skripsi. Agripreneurship.com. Diakses tanggal 31
Fakultas Kedokteran.Universitas Juli 2018.
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Petrucci, R.H., 1992, Kimia Dasar, Prinsip dan
Jawetz, M., Adelberg S., 2001, Mikrobiologi Terapan Modern, Editor Penerjemah,
Kedokteran. Edisi I. Salemba Medika. Suminar Achmadi. Erlangga, Jakarta.
Jakarta. Putri, R.L., Hidayat, N., Rahmah, N.L., 2014,
Keenan, W.C., Klenfelter, D.C, Wood, J.H, Pemurnian Eugenol dari Minyak Daun
1984, Kimia untuk Universitas, Alih Cengkeh dengan Reaktan Basa Kuat KOH

113
Rustam Musta dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 6(2), 107-114

dan Ba(OH)2 (Kajian Konsentrasi Reaktan), Sulistyawati, D., Mulyati, S, 2009, Uji Aktivitas
Industria: Jurnal Teknologi dan Antijamur Infusa Daun Jambu Mete
Management Agroindustri, 3 (1), 1-12. (Anacardium occidentale L.) terhadap
Risnawati. Nurliana, L., Kurniawati, D., 2017, Candida albincas, Biomedika, (2) 47-51.
Mikroenkapsulasi Minyak Atsiri dari Widyanigrum, T., Wahyuni, T., 2015, Uji
Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Daun
Sebagai Antijamur Candida albicans, Indo. Sidaguri (Sida rhombifolia) Terhadap
J. Chem. Res., 4(2), 386-393. Candida albicans, Prosiding, Seminar
Sastrohamidjojo, H., 2004, Kimia Minyak Atsiri, Nasional Pendidikan Biologi Universitas
Gajah Mada University Press,Yogyakarta. Muhamadiyah Malang, 377-385.
Siswandono Soekarjo, B., 1995, Kimia
Medisinal, Universitas Airlangga Press,
Surabaya.

114

Anda mungkin juga menyukai