Anda di halaman 1dari 12

38 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BERBAGAI MINYAK


ATSIRI TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus

Nadia Violantika1*, Muammar Yulian1, Cut Nuzlia1


1
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

*E-mail: violantikanadia@gmail.com

Abstract: An essential oil, a type of oil that is produced from various parts of
plants, is a light liquid at room temperature and could evaporate easily,
resulting in a unique aroma. One of the application of the oil is an antibacterial
agent. This study aims to overview the concentration range of various types of
essential oil as the inhibitors of the growth of Staphylococus aureus bacteria.
This is a literature review by examining the use of various concentrations of
various types of essential oils to inhibit the growth of S. aureus bacteria. The
best inhibition of growth of S. aureus bacteria was obtained in the essential oil
of basil leaves at a concentration of 4% with an inhibition of 40.35 mm.
Meanwhile, the lowest inhibition of growth of the S. aureus bacteria for black
fungus isolates was obtained at a concentration of 0.5% with an average
inhibition zone of 1.16 mm.

Keywords: Essential oil, natural products, antibacterial, Staphylococcus


aureus.

Abstrak: Minyak Atsiri merupakan salah satu jenis minyak yang


dihasilkan dari berbagai bagian tumbuhan, berwujud cairan kental pada
suhu ruang dan mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.
Minyak atsiri digunakan salah satunya sebagai senyawa antibakteri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan variasi konsentrasi
berbagai jenis minyak atsiri sebagai penghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococus aureus. Metode penelitian ini adalah Literature Review dengan
menelaah perbedaan penggunaan variasi konsentrasi pada berbagai jenis
minyak atsiri terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus. Daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus terbaik
diperoleh pada minyak atsiri daun kemangi pada konsentrasi 4 % dengan
daya hambat 40,35 mm. Sedangkan daya hambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus terendah untuk isolat jamur hitam diperoleh hasil
pada konsentrasi 0,5% rata-rata zona hambat yaitu 1,16 mm.

Kata Kunci: Minyak Atsiri, Bahan Alam, Antibakteri, Staphylococcus aureus.

PENDAHULUAN ditemukan di dalam tumbuh-tumbuhan.


Minyak atsiri adalah senyawa golongan
Minyak atsiri merupakan suatu zat metabolit sekunder yang umumnya
yang memiliki aroma khas yang dapat tergolong ke dalam golongan terpena dan

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus
39 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

disintesis dengan asam mevalonat yang digunakan. Pada konsentrasi 1%,


(Ganjewala, 2009). Minyak atsiri memiliki 2%, 3%, 4%, besar zona hambat pada
sifat mudah menguap dan aroma yang kontrol negatif dan kontrol positif
khas. Bahan-bahan yang dapat digunakan terhadap bakteri S. aureus adalah 31,59
dalam pembuatan minyak atsiri dapat mm, 31,87 mm, 35,65 mm, 40,35 mm,
diperoleh dari seluruh bagian yang 19,18 mm, dan 39,98 mm. Konsentrasi
terdapat di dalam tumbuhan seperti minyak atsiri daun kemangi yang paling
bunga, batang, daun, biji, kulit biji, serta baik dalam uji aktivitas antibakteri yaitu
akar (Rusmiati dan Nursa’adah, 2016). konsentrasi 4% dengan zona hambat
Valentine dan Rimadani (2017) yang dihasilkan adalah 40,35 mm.
menyatakan begitu banyak produk Komponen yang juga banyak menyusun
aromaterapi yang merupakan salah satu minyak atsiri daun kemangi adalah sitral.
aktivitas dari minyak essensial atau Sitral adalah monoterpen, monoterpen
minyak atsiri yang ada pada tanaman. merupakan komponen utama dalam
Manfaat dari produk aromaterapi bagi minyak atsiri yang menciptakan bau dan
kesehatan manusia di antaranya adalah rasa. Sitral berbau khas seperti lemon
untuk merelaksasikan tubuh, yang terdiri dari campuran antara
menyegarkan pikiran, untuk memperbaiki geranial dan neral. Sedangkan neral
mood, dan sebagai placebo dalam memiliki bau lemon juga tetapi tidak
penyembuhan penyakit yang memberikan terlalu kuat dan lebih manis
efek fisiologi. Selain itu menurut hasil dibandingkan daripada geranial (Ghosh,
penelitian dari beberapa peneliti, minyak 2013). Salah satu cara kerja sitral
atsiri yang terdapat dalam produk sebagai antibakteri adalah secara
aromaterapi memiliki manfaat sebagai signifikan mengurangi ATP (Adenosina
antioksidan untuk meredakan inflamasi trifosfat) intraseluler. ATP (Adenosina
dan sebagai analgesic dan beberapa trifosfat) merupakan salah satu molekul
tanaman penghasil minyak atsiri seperti kecil yang terpenting pada organisme
minyak sirih dan minyak jeruk nipis hidup, berperan penting dalam berbagai
memiliki manfaat sebagai fungsi seluler yang dibutuhkan untuk
imunomodulator. Saputri dan Zahara tumbuh, bereplikasi, dan juga bertahan
(2016) dalam Intan (2018) menyatakan hidup. ATP intraseluler penting untuk
minyak atsiri juga memiliki efek antibakteri penyimpanan dan menyuplai energi
sehingga dapat menghambat metabolik, begitu pula untuk reaksi
pertumbuhan dari bakteri patogen yang enzimatik dan fungsi signalling (Mempin,
tumbuh di wajah. Selain sebagai et al., 2013).
antibakteri, minyak atsiri juga memiliki Sujono et al., (2015) Melakukan
efek lain seperti aktivitas sebagai anti- pengujian aktivitas antibakteri dengan
inflamasi sehingga baik untuk kulit. Salah memasukkan suspensi bakteri S. aureus
satu jenis bakteri adalah S. aureus. ke dalam tabung reaksi yang telah diisi
S. aureus merupakan bakteri gram dengan larutan NaCl. Larutan kemudian
positif yang banyak terdapat pada kulit distandarisasi dan dioleskan pada media
manusia. S. aureus juga tergolong ke pertumbuhan dengan menggunakan
dalam golongan patogen karena dapat kapas bersih. Konsentrasi minyak atsiri
menyebabkan keracunan pada manusa daun sirih yang digunakan yaitu 10%,
melalui pangan (Puspadewi, 2014). S. 20%, 30%, 40% dan dengan
aureus juga merupakan jenis bakteri menggunakan aquades sebagai kontrol
yang dapat menginfeksi tubuh manusia negatif dan siprofloksasin 0,2% sebagai
karna keberadaannya sering ditemukan kontrol positif. Daerah zona hambat yang
di udara dan lingkungan sekitar manusia terbentuk kemudian diukur. Besar zona
(Kenneth, 2011). hambat tergantung kepada banyaknya
Hasil penelitian Abu et al., (2015) konsentrasi minyak atsiri yang
yaitu adanya perbedaan ukuran pada digunakan. Zona hambat yang terbentuk
zona hambat dimasing-masing pada masing-masing konsentrasi yaitu
konsentrasi minyak atsiri daun kemangi 13,85 mm, 17,65 mm, 20,85 mm, 23,95

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus
40 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

mm. Jadi dari uraian tersebut, dapat METODOLOGI


disimpulkan bahwa pada konsentrasi
40% didapat besar zona hambat paling Penelitian ini menggunakan metode
besar yaitu 23,95 mm. literature review atau tinjauan pustaka.
Daya hambat bakteri sangat Studi literature review adalah suatu cara
dipengaruhi oleh ketepatan penggunaan yang digunakan untuk megumpulkan data
konsentrasi. Penambahan konsentrasi atau sumber yang berhubungan pada
senyawa antibakteri diduga dapat sebuah topik tertentu yang bisa didapat
meningkatkan penetrasi senyawa dari berbagai sumber seperti jurnal, buku,
antibakteri ke bagian dalam sel mikroba internet, dan pustaka lain. Teknik
yang akan merusak sistem metabolisme penentuan artikel publikasi yaitu pada
sel dan dapat mengakibatkan kematian academic search complete, medline with
sel. Minyak atsiri yang mengandung full text, Proquest dan Pubmed, EBSCO
aldehid, fenol sebagai senyawa mayor menggunakan kata kunci yang dipilih
menunjukkan aktivitas antibakteri yakni : minyak atsiri, bahan alam,
tertinggi, diikuti oleh minyak atsiri yang antibakteri, S. aureus. Artikel atau jurnal
mengandung terpenoid alkohol (Dhifi et yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
al., 2016). Pertumbuhan bakteri eksklusi diambil untuk selanjutnya
sebagian besar akan semakin menurun dianalisis. Literature Review ini
seiring dengan meningkatnya menggunakan literatur terbitan tahun
konsentrasi antibakteri yang 2011-2020 yang dapat diakses fulltext
ditambahkan. dalam format pdf dan scholarly (peer
Maleki, et al., (2008) dalam reviewed journals). Kriteria jurnal yang
Ancela, et al., (2015) menyatakan direview adalah artikel jurnal penelitian
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka berbahasa Indonesia dan Inggris dengan
jumlah senyawa antibakteri yang subyek minyak atsiri, jenis jurnal artikel
dilepaskan semakin besar, sehingga penelitian bukan literature review dengan
mempermudah penetrasi senyawa tema aktivitas antibakteri berbagai minyak
tersebut kedalam sel. Jika dikaitkan atsiri terhadap S. aureus
dengan ketentuan kriteria aktivitas daya
hambat yang dikemukaan oleh David
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan Stout (1971) dalam Rita (2010) zona
hambat yang terbentuk ≥ 20 mm
Hasil Penelitian
dianggap memiliki aktivitas daya hambat
sangat kuat,10-20 mm dinyatakan
Studi literatur ini menelaah tentang
memiliki aktivitas daya hambat kuat, 5-
informasi terkait dengan penggunaan
10 mm dinyatakan memiliki aktivitas
bahan alam yang digunakan sebagai
daya hambat sedang dan ≤ 5 mm
antibakteri. Salah satunya adalah minyak
dinyatakan memiliki aktivitas daya
atsiri yang digunakan sebagai
hambat lemah. Kriteria aktivitas daya
penghambat antibakteri. Minyak atsiri ini
hambat dari ekstrak air batang
dimanfaatkan sebagai bahan untuk
kecombrang pada konsentrasi 20, 40,
menyerap material yang tidak diinginkan.
60, 80 dan 100% dianggap memiliki
Minyak atsiri berasal dari berbagai sumber
aktivitas daya hambat lemah karena
yaitu bunga, biji, buah, daun, batang,
zona hambat yang dihasilkan ≤ 5 mm.
kulit, akar atau rhizome. Berbagai jenis
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
tanaman yang dibudidayakan atau tumbuh
tertarik untuk membuat tinjauan literasi
dengan sendirinya di berbagai daerah di
terhadap perkembangan aktivitas
Indonesia memiliki potensi ekonomis
antibakteri S. aureus.
untuk diolah menjadi minyak atsiri, baik
yang unggulan maupun potensial untuk
dikembangkan.
Berbagai parameter yang digunakan
dalam pembuatan minyak atsiri dari bahan

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus
41 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

alam dalam pengujian aktivitas antibakteri. sampel, dan kemampuan menghambat


di antaranya adalah jenis bahan alami, pertumbuhan antibakteri.
kontrol positif, kontrol negatif, kosentrasi

Tabel 1. Hasil Review Literature Aktivitas Antibakteri dengan Sampel Bahan Alam

Jenis Kontrol Kontrol Konsen- Kemampuan Metode


Peneliti (Tahun) Minyak Positif Negatif trasi Menghambat Ekstraksi
Atsiri Sampel Pertumbuhan Bakteri dan Pelarut
yang
Digunakan
Kindangen et al., Daun Gel Basis gel 0,5%, 1%, Gel ekstrak etanol daun
(2018) Kemangi Klindamicin HPMC dan 1,5% kemangi konsentrasi Maserasi
(Ocimum 1,5% zona hambat Etanol 96%
basilicum L.) sebesar 19,1 mm
Abu et al., (2015) Daun Gliserin Aquades 1%, 2%, konsentrasi 4% zona
Kemangi 3%, dan hambat sebesar 40,35 Destilasi uap
(Ocimum 4% mm aquades
basilicum L.)
Threenesia et al., Daun Ceftriakson Aquades 20%, 40%, Konsentrasi 100% zona
(2019) Kemangi dan 60%, 80%, hambat terbaik yaitu Maserasi
(Ocimum Penisilin dan 100% 21,75mm Etanol 96%
sanctum L.)
Angelina et al., Daun Antibiotik DMSO 10% 20%, 40%, konsentrasi 100% zona
(2015) Kemangi Thiamfeni- 60%, 80%, hambat sebesar 18,90 Maserasi
(Ocimum col dan 100% mm pada inkubasi 24 Etanol 96%
basilicum L.) jam dan 17,89 mm
inkubasi 48 jam
Ariani et al., (2020) Daun Klindamisin Etanol 96% 20%, 40%, konsentrasi 100%
Kemangi 60%, 80%, menghasilkan zona Maserasi
(Ocimum dan 100% hambat 10,08 mm Etanol 96%
basilicum L.)
Simanjuntak dan Daun Sirih Etanol Aquades 0%, 0,1%, Pada konsentrasi 3%
Tarigan (2014) (Piper betle 0,5%, 1%, menghasilkan zona Destilasi
Linn) 2% dan hambat sebesar 2,1 Aquades
3%. mm
Bustanussalam et Daun Sirih Metanol Aquades 0%, 5%, Hasil optimal zona
al. (Piper betle 10%, 15%, hambat ekstrak metanol Maserasi
Linn) 20%, 25 % daun sirih hasil dan refluks
maserasi pada Metanol 96%
konsentrasi 25% yaitu
dengan zona hambat
1,66 mm, sedangkan
hasil optimal zona
hambat ekstrak metanol
daun sirih hasil refluks
pada konsentrasi 20%
yaitu dengan zona
hambat 1,64 mm.
Lely et al., (2016) Jahe Merah Tetrasiklin Etanol destilat 5%, 10%, zona hambat terbaik
(Zingiber 15%, dan 13,8 mm dengan Destilasi
officinale 20% konsentrasi 20% uap-air
var. aquades
Rubrum)
Ali et al., (2013) Jahe Kloramfeni- Aquades 25%, 50%, Pada konsentrasi 100%
(Zingiber col 75%, dan zona hambat sebesar Sokletasi
officinale 100% 21,6 mm n-heksan
Rosecoe)
Wijekoon et al., Jahe Etanol Aquades Minyak Zona hambat
(2013) (Zingiber Atsiri, pertumbuhan bakteri S. Destilasi
officinale Ekstrak, aureus minyak atsiri Dietil eter
Rosecoe) Etanol sebesar 11,0 mm, zona
50%, hambat ekstrak adalah
Etanol 100 16,,67 mm, zona
%, dan hambat etanol 50 %
Ampicillin adalah 11,33 mm, zona
hambat etanol 100 %
sebesar 9,0 mm, dan
zona hambat ampicillin
36,0 mm.

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus
42 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

Almaida (2013) Jahe Antibiotik Aquades 15, 20, 25 Diameter zona hambat
(Zingiber Kloramfeni- %. terbesar terlihat pada Maserasi
officinale col konsentrasi 20% Etanol 96%
Rosecoe) ekstrak adalah 8,50
mm.
Setiawan et al., Fungi Clindamicin API 0,5%, Aktivitas antibakteri
(2016) Endofit Kulit 1,5%, dan terhadap fungi endofit Maserasi
Buah Jeruk 2,5% kulit jeruk nipis memiliki Etanol80%
Nipis (Citrus zona hambat terbesar
aurantifolia) yaitu 1,76 mm dengan
konsentrasi 2,5%
Rialita et al., Jahe Etanol 96% Tetracycline 1: 3 %, 1:4 Zona hambat bakteri
(2018) (Zingiber 1% %, 1:5 %. terbaik terdapat pada Destilasi uap
officinale konsentrasi 1:3 % Aquades
Rosecoe) sebesar 6,67 mm.
Dyah Widiastuti Jahe Merah Etanol 96% Etanol 96% 20%, 40%, daya hambat yaitu
dan Nova (Zingiber 60%, 80%, 12,54 mm dengan Maserasi
Pramestuti (2018) officinale dan 100% konsentrasi 100% Etanol 80%
var.
Rubrum)
Lilies Wahyu Ariani Kulit Buah Klindamicin Etanol 96% 10%, 15%, Zona hambat yang kuat
dan Dyan Wigati Jeruk Manis posfat 1,2% 20%, dan yaitu 27,6 mm dengan Maserasi
(2016) (Citrus 25% konsentrasi 35% Etanol 70%
sinensis
(L.) Osbek)
Wintari Taurina Kulit Buah Trietanola- Basis gel yang 0,1%, Konsesntrasi minyak
dan Rafikasari Jeruk min tidak 0,3%, dan atsiri yang efektif salam Destilasi
(2014) Pontianak mengandung 0,5% menghambat uap-air
(Citrus minyak atsiri pertumbuhan bakteri Aquades
nobilis Lour. yaitu pada setiap
Var. konsentrasi dengan
microcarpa) zona hambat terbesar
0,05%
Bryce Maria Serai Gel HPMC 0,5%, 1%, Kemampuan
Brigitha Sikawin, (Cymbopogo Klindamicin dan 1,5 % penghambatan oleh Maserasi
Paulina V. Y. n citratus bakteri uji gel pada Etanol 96%
Yamlean, dan Sri (DC.) Stapf) konsentrasi 1,5%
Sudewi (2018) merupakan gel yang
paling baik dalam
aktivitas antibakteri
Rita et al., (2018) Serai Dapur Tetrasiklin Tween-80 25%, 50%, Pada konsentrasi
(Cymbopogo dan 100% 100% dengan zona Destilalsi uap
n citratus hambat 11 mm Aquades
DC.)
Sarlina et al., Serai Trietanola- Aquades 5%, 10%, Daya hambat pada
(2017) (Cymbopogo min 15%, dan konsentrasi 20 dengan Maserasi
n nardus L. 20% zona hambat 13,5 mm Etanol 96%
Rendle)
Poeloengan (2009) Serai Tetrasiklin Aquades 50%, 25%, Daya hambat terbaik
(Cymbopogo 12,5%, dan pertumbuhan bakteri Destilasi
n nardus L. 6,25% S.aureus adalah uap-air
Rendle) konsentrasi 50 % Aquades
sebesar 15, 5 mm
Puspawati et al., Serai Wangi Amoxycici- Etanol 100, 75, 50, Pada konsentrasi 100
(2016) (Cymbopogo lin 250 mg dan 25 ppm ppm merupakan Destilasi uap
n konsentrasi hambat Aquades
winterianus maksimul dari minyak
Jowitt) atsiri sereh wangi
sebesar 9,62 mm.

Studi literatur ini menelaah tentang yaitu bunga, biji, buah, daun, batang,
informasi terkait dengan penggunaan kulit, akar atau rhizome. Berbagai jenis
bahan alam yang digunakan sebagai tanaman yang dibudidayakan atau
antibakteri. Salah satunya adalah minyak tumbuh dengan sendirinya di berbagai
atsiri yang digunakan sebagai daerah di Indonesia memiliki potensi
penghambat antibakteri. Minyak atsiri ini ekonomis untuk diolah menjadi minyak
dimanfaatkan sebagai bahan untuk atsiri, baik yang unggulan maupun
menyerap material yang tidak diinginkan. potensial untuk dikembangkan.
Minyak atsiri berasal dari berbagai sumber

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus
43 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

Berbagai parameter yang digunakan (provitamin A), vitamin C dan daun


dalam pembuatan minyak atsiri dari bahan kemangi juga mengandung komponen
alam dalam pengujian aktivitas antibakteri. non gizi, antara lain senyawa flavonoid
di antaranya adalah jenis bahan alami, dan eugenol, arginin, anetol, boron, dan
kontrol positif, kontrol negatif, kosentrasi minyak atsiri. Senyawa tersebut bersifat
sampel, dan kemampuan menghambat antimikroba yang mampu mencegah
pertumbuhan antibakteri. masuknya bakteri, virus, atau jamur yang
Pada tabel 1. menunjukan hasil dari membahayakan tubuh (Putra, 2012). Di
beberapa penelitian terkait daya hambat samping itu, daun kemangi mengandung
pertumbuhan bakteri S. aureus. Adapun minyak atsiri yang berperan sebagai
bahan yang digunakan dalam penelitian antibakteri gram positif yang sangat baik.
tersebut merupakan bahan alami, sebagai Like (2013) mengemukakan daun
bahan dasar dalam pembuatan minyak kemangi (Ocimum basilicum L.)
atsiri. Bahan tersebut, meliputi kemangi, merupakan tanaman yang sering
daun sirih, jahe, jeruk serta serai. Dari digunakan untuk obat tradisional,
beberapa penelitian yang telah dilakukan, kandungan eugenol dalam minyak atsiri
daun kemangi, daun sirih, jeruk, jahe, dan daun kemangi memiliki efek antibakteri
serai dapat menghambat pertumbuhan terhadap bakteri gram positif. Penelitian
bakteri. tersebut melakukan uji daya hambat
Berdasarkan hasil literasi dari jurnal pertumbuhan bakteri S. aureus, yang
yang menggunakan bahan alam seperti merupakan bakteri gram positif. Bakteri S.
daun kemangi, daun sirih, jahe, jeruk serta aureus merupakan bakteri gram positif
serai, hasil terbaik di dapatkan berbentuk bulat berdiameter 0,7-1,2 μm,
berdasarkan kemampuan zona hambat tersusun dalam kelompok-kelompok yang
antibakteri S. aureus dari literasi ini tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif
adalah penelitian Abu et al., (2015) yang anaerob, tidak membentuk spora, dan
menunjukkan adanya perbedaan diameter tidak bergerak (Jawetz, Melnick, dan
zona hambat. Dimana semakin besar Adelberg, 2008).
konsentrasi minyak atsiri yang Hasil literatur jurnal yang diambil
dimasukkan ke dalam formula maka menunjukkan bahwa daya hambat
semakin besar pula diameter zona terendah terhadap pertumbuhan bakteri
hambat yang terbentuk. Zona hambat yaitu pada penelitian Setiawan et al.,
yang terbentuk pada masing masing (2016). Pada penelitian tersebut, kulit
konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, kontrol jeruk nipis menghasilkan dua isolat jamur
negatif dan kontrol positif terhadap bakteri endofit yang dibedakan berdasarkan
S. aureus secara berturut-turut adalah morfologi yaitu isolat jamur putih dan
31,59 mm, 31,87 mm, 35,65 mm, 40,35 hitam. Kedua isolat fungi endofit dari kulit
mm, 19,18 mm, 39,98 mm. Hal ini di jeruk nipis tersebut dapat menghambat
tunjukan berdasarkan hasil penelitian pertumbuhan bakteri S. aureus. Hasil
yang dilakukan Abu (2015) mendapatkan menunjukan untuk isolat jamur putih
hasil diameter zona hambat dan zona dengan konsentrasi supernatan 0,5%
hambat terbesar yaitu 40,35 mm dengan menghasilkan rata-rata diameter zona
konsentrasi 4%, semakin besar hambat yaitu 1,14 mm, konsentrasi 1,5%
konsentrasi yang digunakan menunjukan sebesar 1,36 mm dan konsentrasi 2,5%
hasil lebih baik. menghasilkan diameter zona hambat 1,48
Daun kemangi (Ocimum mm. Sedangkan untuk isolat jamur hitam
americanum L.) merupakan salah satu diperoleh hasil pada konsentrasi 0,5%
tanaman yang mempunyai aktivitas rata-rata zona hambat yaitu 1,16 mm,
antibakteri terhadap bakteri S. aureus konsentrasi 1,5% sebesar 1,2 mm dan
yang merupakan bakteri yang dapat pada konsentrasi 2,5% menghasilkan
menyebabkan infeksi. Putra (2012) dalam diameter zona hambat 1,76 mm.
Justicia et al., (2017) menyatakan bahwa Konsentrasi supernatan fungi endofit yang
daun kemangi mengandung berbagai paling efektif dari kedua isolat jamur
komponen yang dapat menghambat tersebut, yaitu supernatan dari isolat
pertumbuhan bakteri, meliputi betakaroten jamur hitam pada konsentrai 2,5% dengan

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus
44 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

rata-rata diameter zona hambat 1,76 mm. terhadap bakteri adalah α-pinen dan 1,8-
Dari penelitian di atas menjelaskan bahwa sineol. Menurut Sokovic et al., (2010),
semakin besar konsentrasi yang senyawa α-pinen dan 1,8-sineol
digunakan maka akan semakin tinggi merupakan senyawa dalam minyak atsiri
daya hambat pertumbuhan bakteri. Hal yang juga memiliki potensi antibakteri.
tersebut, didukung juga oleh penelitian Komponen lain yang dapat memberikan
yang dilakukan oleh Lia Ruanti (2018) efek antibakteri adalah linalool.
bahwa perasan jeruk nipis (Citrus Berdasarkan penelitian yang telah
aurantifolia S) dengan konsentrasi 40 dilakukan, minyak atsiri yang
%v/v, 60%v/v, 80 %.v/v dan 100 %.v/v mengandung alkohol terpenoid, salah
terhadap pertumbuhan bakteri Methicillin satunya linalool, berperan kuat dalam
Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merusak membran sel bakteri dengan
berturur-turut adalah 12,83 mm; 14,4 mm; protein transmembran sehingga dapat
22,16 mm; 23,66 mm dengan kontrol menghambat pertumbuhan sel bakteri Di
positif vancomisin 16,00 mm menunjukkan Pasqua et al., (2007) dalam Intan 92018).
semakin tinggi konsentrasi perasan jeruk Selain linalool, komponen lain yang cukup
nipis semakin besar zona hambat yang banyak menyusun minyak atsiri daun
terbentuk. kemangi adalah α-humulene dan β-
Putra et al., (2017) juga caryophyllene, keduanya termasuk dalam
mengemukan hal ini dipengaruhi oleh sesquiterpen. Berdasarkan hasil penelitian
minimal inhibitory concetration dari Sahin et al., (2004) dalam Intan
kemampuan perasan buah jeruk purut (2018) menyatakan jika komponen ini
belum diketahui konsentrasi paling tepat memiliki efek antibakteri yang signifikan
untuk menghambat pertumbuhan bakteri melawan bakteri gram positif ataupun
S. aureus. Menurut Bell pada tahun 1984, negatif.
dalam Putra et al., (2017), bahwa suatu
bahan dikatakan memiliki aktivitas
KESIMPULAN
antibakteri apabila diameter zona hambat
lebih besar atau sama dengan 6 mm,
Hasil terbaik zona hambat minyak
penelitian yang dilakukan oleh David dan
atsiri daun kemangi terdapat pada
Stout pada Tahun 1971, dalam Putra, et
konsentrasi 4 % dengan daya hambat
al., (2017), menunjukkan aktivitas
40,35 mm. Daya hambat terendah bakteri
antibakteri dikategorikan sangat kuat
Staphylococcus aureus yaitu konsentrasi
apabila mempunyai zona hambat
supernatan 0,5% menghasilkan rata-rata
mencapai 20 mm atau lebih, zona hambat
diameter zona hambat yaitu 1,14 mm.
antara 11-20 mm termasuk kategori kuat,
Konsentrasi supernatan fungi endofit yang
zona hambat antara 5-10 mm masuk
paling efektif dari kedua isolat jamur
kategori sedang, sedangkan zona hambat
tersebut, yaitu supernatan dari isolat
5 mm atau kurang masuk kategori lemah
jamur hitam pada konsentrai 2,5% dengan
(Rinaldy et al., 2017).
rata-rata diameter zona hambat 1,76 mm.
Minyak atsiri yang mengandung
aldehid, fenol sebagai senyawa mayor
menunjukkan aktivitas antibakteri tertinggi, DAFTAR PUSTAKA
diikuti oleh minyak atsiri yang
mengandung terpenoid alkohol (Dhifi et Abu. F. A., Yusriadi, & Tandah. M. R.
al., 2016). Hal tersebut juga telah (2015). Formulasi Sediaan Sabun
dilaporkan dari hasil penelitian oleh Cairan Antibakteri Minyak Atsiri
Faleiro dan Miguel (2013) bahwa minyak Daun Kemangi (Ocimum
atsiri dari berbagai tanaman yang memiliki
americanum L.) Dan Uji Terhadap
senyawa mayor golongan aldehid, seperti
senyawa dekanal (18%), dodekanal Bakteri Staphylococcus epidermis
(4,1%), dan sitronelal (3,9%), mampu dan Staphylococcus aureus. Journal
menghambat bakteri S. aureus dan E. of Pharmacy, 1(1), 1-8.
coli. Senyawa lain yang diduga dapat
memberikan aktivitas penghambatan

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus
45 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

Azwar, A. (2012). Tanaman Obat Staphylococcus aureus pada Produk


Indonesia. Jakarta : Salemba Perikanan. Jakarta (ID) : Badan
Medika. Standar nasional.
Agustrina, G. (2011). Potensi Propolis Bota.W., Martosupono. M., & Rondonuwu.
Lebah Madu Apis Melifera Spp F.S. (2015). Potensi senyawa
Sebagai Bahan Antibakteri. Skripsi, minyak sereh wangi (citronella oil)
1–23. dari tumbuhan cymbopogon nardus
l. Sebagai agen antibakteri. SSN :
Ali. S., Baharudiin. M., & Sappewali.
2407-1846. e-ISSN : 2460-8416
(2013). Pengujian Aktivitas
Antibakteri Minyak Atsiri Jahe Cahyani. I. M., & Artiyani. R. (2017).
(Zingiber officinale Rosecoe). Al- Efektivitas Minyak Atsiri Kulit Jeruk
Kimia, 1(2), 18-31. Bergamot (Citrus bergamia) Dalam
Masker Gel Peel-Off Sebagai Anti
Angelina, M., Turnip, M., & Khotimah, S.
Bakteri Staphylococcus aureus
(2015). Uji Aktivitas Antibakteri
ATCC 29213. Jurnal Ilmiah
Ekstrak Etanol Daun Kemangi
Manuntung, 3(2), 192-196.
(Ocimum sanctum L.) terhadap
bakteri Esherichia coli dan Cappuccino, J.G, & Sherman N. (1983).
Staphylococcus aureus. Jurnal Microbiology a Laboratory Manual.
Protobiont, 4(1), 184-189. 4th ed. Menlo Park: Addison-Wesley
Publ. Company, Inc.
Ariani. N., Ferbrianti. D. R., dan Niah. R.
(2020). Uji Aktivitas Ekstrak Etanolik Departemen Kesehatan RI. (1995).
Daun Kemangi (Ocimum sanctum Farmakope Indonesia. Edisi IV.
L.) terhadap Staphylococcus aureus Jakarta : DEPKES RI.
secara In Vitro. Jurnal Dhifi, W., Bellili, S., Jazi, S., Bahloul, N., &
Pharmascience, 7(1), 107-115. Mnif, W. (2016). Essential Oils’
Ariani. L. W., dan Wigati. D. (2016). Chemical Characterization and
Formulas Masker Gel Peel-Off Investigation of Some Biological
Ekstrak Etanol Kulit BUAH Jeruk Activities: A Critical Review.
Manis (Citrus sinensis (L.) Osbeck) Medicines (Basel) 3 (4), 1-16.
Sebagai Obat Jerawat. Media Dwidjoseputro, D. (2003). Dasar - Dasar
Farmasi Indonesia, 11(2), 1084- Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
1092. Faleiro, M.L., & Miguel, M.G. (2013).
Astawa, N. M., Suardana, I. B. K., Chapter 6 - Use of Essential Oils
Agustini, L. P., Faiziah. (2013). and Their Components against
Ekstrak centellaasiatica Meningkatk Multidrug-Resistant Bacteria.
an Titer Antibodi pada Tikus Academic Press, San Diego, 65– 94
Setelah Infeksi Salmonella typhi . Fatma. D. (2011). Uji Efektivitas Minyak
Jurnal Veteriner, 14(2), 132-137. Atsiri Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus
Badan Penelitian dan Pengembangan sinensis) Sebagai Tabir Surya
Kesehatan Kementerian Kesehatan Secara Spektrofotometer Uv-Vis.
RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Makassar : UIN Alauddin.
Jakarta. Ganjewala, D. (2009). Cymbopogon
Badan Standardisasi Nasional. (2015). Essential Oils: Chemical
SNI 2332.9 : Cara Uji Mikrobiologi – Compositions And Bioactivities.
Bagian 9. Penentuan International Journal of Essential Oil

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus
46 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

Therapeutics, 3, 56–65. Jeruk Kalamansi (Citrus microcarpa


Gunther, E., (1987). Minyak Atsiri. Jilid I. Bunge.) Terhadap Bakteri
Penerbit Universitas Indonesia. Staphylococcus aureus dan
Jakarta. Escherichia coli. Jurnal Ilmiah
Farmasi, 7(4), 62-68.
Hapsoh, Y. H. & Elisa J., (2008). Budi
Daya dan Teknologi Pascapanen Kindangen. O. C., Yamlean. P. V. Y., &
Jahe. Medan : USU Press. Wewengkang. D. S. (2018).
Formulasi Gel Antijerawat Ekstrak
Handrianto. P. (2016). Uji Antibakteri
Etanol Daun Kemangi (Ocimum
Ekstrak Jahe Merah Zingiber
basilicum L.) dan Uji Aktivitasnya
officinale var. Rubrum Terhadap
Terhadap Bakteri Staphylococcus
Staphylococcus aureus dan
aureus Secara in vitro. Jurnal Ilmiah
Escherichia coli. Journal of
Farmasi, 7(3), 2302-2493.
Research and Technologies, 2(1), 1-
4. Lay BW. (1994). Analisa Mikroba di
Laboratorium. Jakarta : Raja
Hernani & Winarti. C. (2002). Kandungan
Gravindo Persada.
Bahan Aktif Jahe dan
Pemanfaatannya Dalam Bidang Lingga. A.R., Usman. P., & Evy. R.
Kesehatan. Bogor : Balai Besar (2015). Uji Antibakteri Ekstrak
Penelitian dan Perkembangan Batang Kecombrang (Nicolaia
Pascapanen Pertanian. 125-137. speciosa Horan) Terhadap
Staphylococcus aureus Dan
Ijong F. G. (2015). Mikrobiologi Perikanan
Escherichia coli. Unri : JOM Faperta
dan Kelautan. Jakarta : Rineka
Vol. 2 No. 2
Cipta.
Lely. N., Firdiawan. A., & Martha. S.
Intan, H. P. (2018). Uji Fitokimia dan Uji
(2016). Efektivitas Antibakteri
Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri
Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah
Daun Kemangi (Ocimum basilicum
(Zingiber officinale var. Rubrum)
l.) Terhadap Pertumbuhan
Terhadap Bakteri Jerawat.
Propionibacterium acnes Atcc
SCIENTIA, 6(1), 44-49.
11827 Secara in Vitro. Universitas
Sanata Dharma, Yogjakarta. Justicia. A.K., Ade. F., & Mariani. M.
(2017). Formulasi Mouthwash
Jawetz, E., Melnick, J.L., & Adelberg, E.
Minyak Atsiri Daun Kemangi
A. (2005). Mikrobiologi Kedokteran,
(Ocimum sanctum L.) dan kayu
diterjemahkan oleh Mudihardi, E.,
manis (Cinnamomum zeylanicum)
Kuntaman, Wasito, E. B.,
dengan menggunakan tween 80
Mertaniasih, N. M., Harsono, S.,
sebagai surfaktan. Pontianak :
Alimsardjono, L. Edisi XXII. 327-335,
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 134-
362-363. Jakarta : Penerbit Salemba
146.
Medika.
Mempin, R, Tran H., Chen C.N., Gong H.,
Kenneth. D. S. (2011). Rangkuman Kasus
Ho K.K., & Lu S.W. (2013). Release
Klinik Mikrobiologi dan Penyakit
of extracellular ATP by bacteria
Infeksi. Jakarta : Karisma Publishing
during growth, Bmc Microbiol, 13.
Group.
Muhlisah F. (1999). Temu-temuan dan
Kindangen. G. D., Lolo. W. A., & Yamlean.
Empon-Empon, Budidaya dan
P. V. Y. (2018). Uji Aktivitas
Manfaatnya Cetakan 1. Yogyakarta :
Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Buah
Penerbit Kansius. 77-80.

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus
47 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

Muthmainnah. R., Rubiyanto. D., & Escherichia Coli, dan Pseudomonas


Julianto. T. S. (2014). Formulasi Sp. Jurnal Kedokteran Hewan, 9,
Sabun Cair Berbahan Aktif Minyak 185–188.
Kemangi Sebagai Antibakteri dan Retnaningsih. A., Ulfa. A. M., &
Pengujian Terhada Staphylococcus Khomsatun. D. M. (2018). Uji Daya
aureus. Indonesian Journal of Hambat Antibakteri Infusa Daun
Chemical Research, 1(1), 44-50. Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz &
Nader. M. I., Ghanima. K. K., Ali. S. A., & Pav) dan Daun Sirih Hijau (Piper
Azhar. D. A. (2010). Antibacterial betle L) Terhadap Bakkteri
Activity Of Ginger Extracts And Its Staphylococcus aureus Dengan
Essential Oil On Some Of Metode Difusi. Jurnal Analisis
Pathogenic Bacteria. Baghdad : Farmasi, 3(1), 79-88.
Collage of Science, University of Reveny. J. (2011). Daya Antimikroba
Baghdad, Vol.7(3). Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih
Poeloengan, M. (2009). Pengaruh Minyak Merah (Piper betle Linn.). Jurnal
Atsiri Serai (Andropogon citratus Ilmu Dasar, Vol. 12 No. 1
dc.) Terhadap bakteri yang Risfaherri & Ma’mun. (1995).
diisolasidarisapi mastitis subklinis. Characteristic of lemon grass and
Bogor : Balai Besar Penelitian citronella oils from leaves and stalks.
Veteriner. Spice and Medical Corps, (3)2, 24-
Pratiwi. (2008). Mikrobiologi Farmasi. 30.
Jakarta : Erlangga. Rita. W. S., Vinapriliani. N. P. E., &
Puspadewi, R., Putranti, A & Rina, A. Gunawan. I. W. G. (2018).
(2014). Kajian Kontaminasi Formulasi Sediaan Sabun Padat
Staphylococcus aureus pada Minyak Atsiri Serai Dapur
Pangan, Publikasi pada Seminar (Cymbopogon citratus DC.) Sebagai
Nutrisi. Keamanan dan Produk Antibakteri Terhadap Escherichia
Halal. Solo : UNS. coli dan Staphylococcus aureus.
Puspawati. N.M., Suirta. I.W., & Bahri. S. Indonesian E-Journal Applied
(2016). Isolasi, Identifikasi, Serta Uji Chemistry, 6(2), 152-160.
Aktivitas Antibakteri Pada Minyak Rubiyanto, D. (2009). Isolasi dan Analisis
Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon Komponen Utama Minyak Atsiri
winterianus Jowitt). Bali : Jurusan Daun Kemangi (Ocimum
Kimia FMIPA Universitas Udayana, Citriodorum) Serta Pengujian
Bukit Jimbaran. Bioaktivitasnya Terhadap Belalang.
Putra. R. E. D., Homenta. H., & Wowor. Jurnal LOGIKA, 6(2).
V.N.S. (2017). Uji Daya Hambat Rusmiati, L., & Nursa’adah, E. (2016).
Perasan Buah Jeruk Purut (Citrus Isolasi Dan Pemanfaatan Minyak
hytrix) Terhadap Bakteri Atsiri Dari Daun Dewandaru
Staphylococcus aureus Secara In (Eugenia Uniflora L.) Sebagai
Vitro. Manado : Jurnal Ilmiah Deodoran. Jurnal Tadris Kimia, 1(1),
Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1. 14-19.
Rastina, Sudarwanto, M., & Wientarsih, L. Sabrina, Musdja. M.Y., & Pratiwi. L.
(2015). Aktivitas Antibakteri Ekstrak (2011). Uji Aktivitas dan Mekanisme
Etanol Daun Kari (Murraya Koenigii) Penghambatan Minyak Atsiri Daun
Terhadap Staphylococcus aureus, Sirih (Piper battle, Linn) dan Ekstrak

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus
48 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

Etanol Daun Sirih Terhadap Kemangi (Ocimum Basilicum L.)


Beberapa Bakteri Gram (+). Sebagai Agen Penghambat
Farmasain, Vol.1. No.03. Pembentukan Biofilm Streptococcus
Sacher, R. A & Mc Pherson, R. A. (2004). Mutans. IDJ, Vol. 2 No.
Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Stinger, J.L. (2006). Konsep Dasar
Laboratorium. Jakarta : EGC. Farmakologi Panduan untuk
Saragih. F.M., Rahardjo. D.B, & Pranata, Mahasiswa Terjemahan oleh
F.S. (2017). Ekstrak Minyak Atsiri Huriawati Hartanto. Jakarta : EGC.
Serai (Cymbopogon citratus (DC.) Sudarsono, Gunawan D, Wahyuono S,
Stapf) Sebagai Antibakteri Dalam Donatus IA & Purnomo. (2002).
Hand Sanitizer. Yogjakarta : Tumbuhan Obat II (Hasil Penelitian,
Fakultas Teknobiologi Universitas Sifat-Sifat, dan Penggunaannya).
Atma Jaya Jakarta : Pusat Studi Obat
Sarlina, Razak. A. R., & Tandah. M. Tradisional Universitas Gadjah
(2017). Uji Aktivitas Antibakteri Mada. Hal 136-140.
Sediaan Gel Ekstrak Daun Sereh Sundari, D., & M. W. Winarno. (2001).
(Cymbopogon nardus L. Rendle) Informasi Tumbuhan Obat sebagai
terhadap Bakteri Staphylococcus Antijamur. Cermin Dunia
aureus Penyebab Jerawat. Jurnal Kedokteran, 130, 28-31.
Farmasi Galenika, 3(2), 143-149. Sujono. H., Rizal. S., Purbaya. S., &
Setiawan. M. A., Hasnawati, Sernita, & Jasmansyah. (2019). Uji Aaktivitas
Sulistia L. (2016). Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih
Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Buah Hijau (Piper betle L.) Terhadap
Jeruk Kalamansi (Citrus microcarpa Bakteri Streptococcus pyogenes dan
Bunge.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal
Staphylococcus aureus dan Kartika Kimia, 2(1), 30-36.
Escherichia coli. Jurnal Sains Taurina. W., & Rafikasari. (2014). Uji
Farmasi dan Klinis, 3(1), 14-18. Efektivitas Sediaan Gel Minyak Atsiri
Sikawin. B. M. B., Yamlean. P. V. Y., & Kulit Buah Jeruk Pontianak (Citrus
Sudewi, S. (2018). Formulasi nobilis Lour. Var. microcarpa)
Sediaan Gel Antibakteri Ekstrak Terhadap Escherichia coli daan
Etanol Tanaman Sereh Staphylococcus aureus. Tradicional
(Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) Medicine Journal, 19(2), 70-73.
dan Uji Aktivitas Antibakteri Volk. W. A. & Wheeler M. F. (1993).
(Staphylococcus aureus) Secara in Mikrobiologi Dasar. Jakarta : PT
vitro. Jurnal Ilmiah Farmasi, 7(3), Gelora Aksara Pratama.
302-310.
Widiastuti. D., & Pramestuti. N. 2018. Uji
Soković, M., Glamočlija, J., Marin, P.D., Antimikroba Ekstrak Jahe Merah
Brkić, D., & van Griensven, L.J.L.D. (Zingiber officinale) Terhadap
(2010). Antibacterial Effects of The Staphylococcus aureus. Jurnal
Essential Oils of Commonly Penelitian Kesehatan, 5(2), 43-49.
Consumed Medicinal Herbs Using
Wijekoon. M.M. J. O., Bhat. R., Karim.
an In Vitro Model. Molecules (Basel,
A.A., & Fazilah. A. (2013). Chemical
Switzerland) 15 (11), 7532–7546.
Composition And Antimicrobial
Susanto. L.R.D., Nuryanti. A., & Wahyudi. Activity Of Essential Oil And Solvent
I.A,. (2013). Efek Minyak Atsiri Daun

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus
49 Violantika, Yulian, dan Nuzlia

Extracts Of Torch Ginger


Inflorescence (Etlingera elatior
Jack.). International Journal of Food
Properties, 16:1200–1210.
Wulandari. (2010). Uji Antivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Fraksi n-Heksana
dan Etilasetat Daun Sidaguri (Sida
rhombifolia L.) Terhadap Beberapa
Bakteri. Skripsi. Medan : Universitas
Sumatera Utara.

AMINA 2 (1) 2020 | Perbandingan aktivitas antibakteri berbagai minyak atsiri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus

Anda mungkin juga menyukai