PRAKTIKUM II
CLASSIS AMPHIBIA
KATAK SAWAH (Rana Sp.)
OLEH :
NAMA
: RISMAWATI
STAMBUK
: F1D1 15 0 67
KELOMPOK
: IV (EMPAT)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur anatomi hewan berbeda-beda khususnya struktur anatomi pada
hewan amphibi seperti katak sawah (Rana sp.). Amphibi berasal dari kata
amphibious, berarti kedua cara hidup. Sebagian
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelenjar yang terdapat pada kulit amfibi menghasilkan senyawa peptida
dengan aktivitas biologis yang luas. Diperkirakan kurang lebih 100.000 peptida
yang berbeda dihasilkan dari kelenjar pada berbagai kulit katak. Senyawa
peptida yang dihasilkan dari sekresi kulit katak ini kemungkinan antara 10-20
peptida yang berbeda baik dalam ukuran, susunannya (sequences), muatan,
hidrofobisitas (hydrophobicity), struktur tridimensinya dan aktivitasnya. Kelenjar
granular dari katak ini mensekresikan beberapa senyawa peptida yang digunakan
untuk melindungi dirinya dari predator alamiahnya atau infeksi dari berbagai jenis
bakteri atau jamur (Karim dalam Zairi et al., 2012).
kelembabannya selalu terjaga. Hasil sekresi kulit ini terdiri dari berbagai senyawa
bioaktif yang potensial, antara lain alkaloid, amina biogenik, peptida, enzim dan
racun. Anura sebagai indikator biologi di alam memiliki kepekaan yang tinggi
terhadap perubahan yang terjadi pada habitatnya (Tjandra, 2011 ).
Nama
Alat
Kegunaan
2
Gunting
3
Untuk membantu dalam membedah katak
sawah (Rana sp.)
Pisau
bedah
Papan
bedah
Pinset
Jarum
pentul
Cawan
3
4
5
6
petri
Kamera
Alat tulis
7
8
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan Kegunaan
N
o
.
1
1
Nama Bahan
Kegunaan
2
katak
sawah
(Rana sp.)
Kapas
Kloroform
4
.
Alkohol
3
Sebagai objek pengamatan katak sawah
(Rana sp.)
Sebagai objek pengamatan katak sawah
(Rana sp.)
Untuk membius katak sawah (Rana
sp.)
Untuk mensterilkan alat-alat bedah
yang sudah digunakan
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengambil seekor katak sawah (Rana sp.) membius dengan menggunakan
kloroform, kemudian meletakkan di atas papan bedah.
2. Mengamati secara Inspectio dari caput, cervix, truncus dan extremitas.
3. Mengamati secara Sectio dengan membuka kulit katak sawah(Rana
limnocharis)secara hati-hati dan teliti menggunakan cutter, gunting,
menunjuk saccus lymphaticus subcutaneous.
4. Mengamati sistem muscular facies dorsalis dan facies ventralis
5. Membuka kulit sampai menembus otot katak sawah (Rana sp.) tanpa
melukai organ dalam, menunjukkan topografinya.
6. Mengamati sistem digestorium, menunjukkan bagian dari cavum oris,
tractus digestivus dan glandula digestoria.
7. Mengamati sistem digestorium, menujukkan bagian dari cavum oris,
tractus digestivus dan glandula digestoria
8. Mengamati sistem respiratorium dan mekanisme pernafasan dengan pulmo
secara aspirasi, inspirasi, ekspirasi.
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum tercantum pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1.Hasil pengamatan secara inspectio
N
Gambar
Keterangan
o
.
1
2
3
1
1. Kepala (Caput)
1
1.a Rongga mulut (Cavumoris)
.
1.b Celah mulut (Rima oris)
1.c Mata (Organonvisus)
2
1.d
Selaput
Pendengaran
(Membran
timphani)
3
2. Leher (Cervix)
3. Badan (Truncus)
5
4. Anggota badan (Extremitas)
a. Alat gerak bagian depan
4
(Extremitas anterior) : a.1
6
lengan atas (brachium), a.2
lengan bawah (antebrachium)
dan a.3 tangan (manus)
5. Alat gerak bagian belakang
Tampak bawah
(Extremitas posterior) : b.1 paha
(femur), b.2 tangkaibawah (crus),
b.3 kaki (pessive pedes) dan
6. Perut (Abdomen)
7. Kloaka
b.
2
b.
a.1
a.
2
1.
c
b.
3
1.b
a.
Tampak atas
1.
d
1.
a
Literatur :
Keterangan
3
1. Mulut (Cavumoris)
2. Lambung (ventriculus)
3. Usus (Intestinum)
Literatur :
2
.
Kelenjar
pencernaan
Glandula digestoria
1
Literatur :
Keterangan
3
1. Jantung (Cor)
1.a
serambi
(Atrium) dan 1.b
bilik (Ventrikel)
1.a
a
Literatur :
Keterangan
3
Paru-paru (Pulmo)
Literatur:
Gambar
Keterangan
o
.
1
2
1
3
1. Telur (Ovum)
2. Uterus
3. Testis
2
.
Literatur :
Gambar
Keterangan
2
1
3
1. Ginjal (ren)
2. Kloaka
3. Hati(Hepar)
Literatur :
Gambar
Keterangan
3
1. Otot perut (facies
ventralis)
2. Otot
punggung
(facies dorsalis)
Literatur :
B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka pengamatan pada
praktikum ini, menggunakan dua pengamatan yaitu pengamatan secara
inspectio dan pengamatan secara sectio.
Pengamatan secara inspectio terdiri dari kepala (Caput) yang bagianbagiannya yaitu rongga mulut (Cavum oris), celah mulut (Rima oris), dan alat
penglihat (Organon virus). Terdapat leher (Cervix), badan (Truncus)
dan
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah class ambhibia merupakan
kelompok hewan dengan fase daur hidup yang berlangsung di air dan di darat.
Amphibi mempunyai kulit yang selalu basah dan berkelenjar, berjari 4-5 atau
lebih sedikit, tidak bersirip. Sistem anatomi katak sawah(Rana limnocharis)
secara inspection
DAFTAR PUSTAKA
Yudha, D.S., Eprilurahman, R., Andryani, K., dan Trijoko, 2013, Keanekaragaman
Jenis Katak dan Kodok Disepanjang Sungai Code Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jurnal Ascientific Periodical, 12(1); 17-18
Karim, A. K., 2012, Potensi Keanekaragaman Katak Di Papua Sebagai Sumber
Senyawa Bioaktif Obat, Jurnal Fauna Indonesia, 11(2); 15-18
Pujaningsih, R. I., 2009, Seri Budi Daya Kodok Lembu, Kanisius, Yogyakarta.
Palennasari, H, M., 2008, Eksplorasi Jenis-Jenis Katak Beracun Endemik
Sulawesi Selatan (Eksploration Of Endemic Oxic Frog Variety In South
Sulawesi), Jurnal Bionature, 8(1); 1
Tjandra, L., 2011, Analisis Filogenetik Bufo melanostictus, Schnelder, 1799 dan
Bufo asper, Gravenhorst, 1829 (Bufonidae) Sumatra Barat dan Kawasan
Asia dengan Gen 16s rRNA dan Sitokrom b, FMIPA, UNAND, padang.