Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mamalia merupakan salah satu kelas dari hewan vertebrata dengan ciri seperti
adanya rambut dan kelenjar susu. Hewan mamalia tersebar hampir di seluruh
dunia dan menempati tipe habitat yang berbeda-beda, mulai dari daerah kutub
sampai khatulistiwa, mulai dari laut hingga daratan. Di dunia, hewan mamalia
terdiri dari 19 ordo, 122 famili, 1017 genus dengan jumlah jenis kurang lebih
12.000. Hal ini menunjukkan bahwa dalam hal kekayaan mamalia, jenisnya cukup
beragam. Di Indonesia terdapat 515 jenis mamalia (12% dari jenis mamalia yang
ada di dunia). Pada pulau Sumatera terdapat tidak kurang dari 196 jenis mamalia
(Nurul, 2016).
Mamalia merupakan salah satu hewan dari kelas vertebrata yang memiliki
sifat homoetherm atau disebut juga dengan berdarah panas. Ciri khas mamalia
mempunyai kelenjar susu, melahirkan anak serta memiliki rambut. Berdasarkan
ukurannya, mamalia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu mamalia besar dan
mamalia kecil. International Biological Program mendefinisikan mamalia kecil
sebagai jenis-jenis mamalia yang memiliki ukuran berat badan dewasa kurang dari
5 kg seperti tikus, bajing, dan tupai (Nasir et al. 2017).
Proses menulangnya vertebrae dan tulang panjang berasal dari tiga buah pusat,
jadi tidak seperti pada reptilian menulangnya vertebrae dan tulang panjang berasal
dari satu pusat proses penulangan. Sudah cukup banyak ditemukan fosil-fosil
yang menunjuk kepada karnivora, ikan paus, gajah, kuda dan unta. Setelah
memperkirakan bahwa mamalia pertama timbul pada akhir zaman Trias dari
moyang terapsida. Mereka merupakan hewan kecil yang sangat aktif yang
makanannya terdiri atas insekta. Kehidupan yang aktif ini berhubungan dengan
kemampuannya untuk memelihara suhu badan yang tetap (Sari, 2016).
Nama mamalia berasal dari ciri utama anggota-anggota (hewan) yang
memiliki glandula mammae. Selain itu ciri lainnya adalah memiliki rambut-
rambut, yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun
dingin. Suhu tubuh mamalia relatif tetap dan keadaan ini disebut homoioterm. Di

Universitas Sriwijaya
dalam kulit mamalia terdapat kelenjar air susu, kelenjar peluh (keringat) dan
kelenjar minyak. Beberapa jenis mamalia mempunyai kelenjar lain misalnya
kelenjar bau dan kelenjar pipi (Atmoko, 2013).
Mamalia yang masih hidup diperkirakan ada 4.000 spesies, dua pertiga
diantaranya adalah rodentia (hewan pengerat). Tikus termasuk hewan menyusui
kelas mamalia, ordo rodentia. Ordo rodentia merupakan kelompok mamalia utama
(42%) yang dapat berkembang pada berbagai lingkungan di seluruh dunia dengan
jumlah yang tercatat lebih dari 2.050 spesies. Tikus dapat hidup berdampingan
dengan manusia, memiliki hubungan yang bersifat parasitisme dan mutualisme
dengan makhluk hidup (Nasir et al. 2017).
Adapun ciri-ciri khusus dari kelas mamalia adalah tubuhnya biasanya diliputi
bulu atau rambut yang lepas secara periodik, kulitnya banyak mengandung
kelenjar, yaitu kelenjar sebacius, keringat, bau dan susu. Cranium atau tempurung
kepala memiliki occipitale condyle, tulang lehernya biasanya terdiri atas 7 ruas,
ekor biasanya panjang dan dapat digerak-gerakkan. Memiliki empat anggota atau
kaki, kecuali anjing laut dan singa laut tidak memiliki kaki belakang, masing-
masing kaki memiliki kurang lebih 5 jari yang bermacam-macam yang
disesuaikan dengan keperluan berjalan, lari, memanjat, membuat lubang,
berenang atau meloncat, jari-jari berkait tanduk atau berkuku atau berteracak
dengan bantalan-bantalan daging (Rahayu, 2015).
Jantung sempurna terbagi atas empat ruangan (dua auricular, dua
ventricular), pernapasannya hanya dengan paru-paru. Laring mempunyai tali
suara, memiliki vesica urinaria dan hasil ekskresi berupa cairan urine. Hewan
mamalia melakukan fertilisasi internal, perkembangan embrio terjadi di dalam
uterus, dengan lama masa kandungan yang bervariasi tergantung pada jenis
hewannya, seperti pada kelinci masa kehamilannya sekitar 30 hari. Pada mamalia
yang lebih tinggi tingkatannya, zygot yang berkembang menjadi embrio dan
kemudian tumbuh menjadi fetus tinggal dalam uterus untuk waktu yang lebih
lama (Sari, 2016).

1.2.Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal cirri-ciri mamalia yang penting untuk
diidentifiasi.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Mamalia


Mamalia merupakan salah satu kelas dari kingdom animalia yang memiliki
sejarah evolusi hampir sempurna dibandingkan dengan kelas yang yang lain.
Mammalia adalah organisme yang memiliki kelenjar susu (glandula mammae)
yang dapat menghasilkan susu dan memiliki daun telinga untuk membantu
pendengaran. Mammalia juga mempunyai rambut yang menutupi seluruh bagian
tubuhnya (Nasir et al. 2017).
Sebutan mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula ( kelenjar ) mamae
pada tubuh mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu. Seperti yang kita
ketahui bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan
keberadaan kelenjar tersebut. Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya,
bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae. Semua mamalia memiliki
kelenjar mamae , tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi
sebagaimana pada mamalia betina (Atmoko, 2013).

2.2. Ciri-Ciri Kelas Mamalia


Hewan pada kelas Mammalia memiliki ciri-ciri umum tubuhnya tertutup
rambut, yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun
dingin, pada betina terdapat kelenjar mammae (glandula mammae) yang tumbuh
baik, tetrapoda dengan anak yang diberi makan dari kelenjar susu betina,
diagfragma yang menventilasi paru-paru, mempunyai kantung amniotik, tubuh
yang endoterm atau berdarah panas, bernafas melalui paru-paru, mempunyai
cuping telinga, dan gigi umumnya terbagi menjadi empat tipe yaitu gigi seri, gigi
taring, gigi premolar, dan gigi molar (Rahayu, 2015).

2.3. Sistem Pencernaan Pada Mamalia


Saluran pencernaan mamalia terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, dan anus. Perbedaan antara sistem pencernaan hewan memamah
biak dengan manusia terutama pada susunan dan fungsi gigi serta lambung.Hewan
memamah biak memiliki gigi seri dan gigi geraham. Gigi seri berfungsi untuk

Universitas Sriwijaya
menjepit makanan. Hewan memamah biak memiliki lambung besar yang
berfungsi untuk menyimpan makanan sementara. Lambung tersebut terbagi
menjadi empat, yaitu perut besar (rumen), perut jala (retikulum), perut kitab
(omasum), dan perut masam (abomasum).Pada proses pencernaan, makanan dari
mulut akan masuk ke kerongkongan. Dari kerongkongan, makanan masuk ke
perut besar dan perut jala (Atmoko, 2013).
Pada perut besar dan perut jala, makanan dicampur sehingga terjadi proses
fermentasi selulosa oleh adanya enzim selulase. Enzim selulase dihasilkan oleh
bakteri dan jenis protozoa tertentu yang terdapat di dalam lambung hewan
tersebut. Makanan yang belum dikunyah dengan sempurna atau masih kasar akan
dimuntahkan kembali ke dalam mulut untuk dikunyah kedua kalinya. Selanjutnya
makanan masuk melalui perut besar, perut jalan dan seterusnya masuk ke perut
kitab. Pada perut mamalia, makanan dicerna secara mekanik. Selanjutnya,
makanan masuk ke perut masam. Di dalam perut masam dihasilkan asam dan
enzim pencernaan. Pencernaan di perut menghasilkan bentuk makanan seperti
bubur yang disebut kim. Kim selanjutnya masuk ke usus halus (Rahayu, 2015).

2.4. Sistem Reproduksi Pada Mamalia


Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan
vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar,
sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal,
mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin
jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan
ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus,
terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina (Campbell et al. 2004).
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma
yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter.
Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar
prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Sperma
yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk
mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang
selanjutnya akan menempel pada dinding uterus (Rahayu, 2015).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Maret 2019, pukul
08:00 WIB sampai dengan pukul 10:00 WIB. Bertempat di laboratorium
Taksonomi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sarung tangan lateks,
masker dan baki bedah. Sedangkan untuk bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah Chiroptera sp., Felis sp., Lepus curpaeumns, dan Mus musculus.

3.3. Cara Kerja


Digambar dan beri keterangan lengkap anatomi tengkorak satu specimen
yang disediakan dilihat dari dorsal, ventral dan posterior. Lalu ditulis rumus gigi
dan sebutkan tipe gigi molarenya. Kemudian identifikasi dan dibuat deskripsinya.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN DESKRIPSI

4.1. Hasil
4.1.1. Felis domestica

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
1
2 Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
3
Famili : Felidae
Genus : Felis
Spesies : Felis domestica
Keterangan :

1. Telinga

2. Mata

3. Ekor

Deskripsi :
Kucing rumah (Felis domesticus) adalah karnivora predator yang berukuran
kecil, termasuk mamalia crepuscular yang telah berasosiasi dengan manusia lebih
dari 9.500 tahun. Menurut Rahman (2008), Kucing rumah biasanya memiliki
berat antara 2.5 hingga 7 kg, namun beberapa kucing persilangan seperti Maine
Coon dapat mencapai 11.3 kilogram. Bahkan beberapa diketahui bisa mencapai
23 kilogram akibat overfeeding. Sebaliknya, kucing yang sangat kecil, kurang dari
1.8 kilogram juga ada dilaporkan. Kucing rumah biasanya hidup 14 hingga 20
tahun, kucing tertua diaporkan berumur hingga 36 tahun. Kucing rumah bisa
hidup lebih lama jika mereka tidak diizinkan pergi keluar rumah untuk
mengurangi resiko luka akibat perkelahian, kecelakaan atau penyakit

Universitas Sriwijaya
4.1.2. Mus musculus

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
1
Ordo : Rodentia
2
Famili : Muridae
3
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus

Keterangan :

1. Caput

2. Truncus

3. Caudal

Deskripsi :
Mencit (Mus musculus) merupakan hewan yang termasuk dalam famili
Murideae. Mus musculus liar atau Mus musculus rumah adalah hewan satu spesies
dengan Mus musculus laboratorium. Semua galur Mus musculus laboratorium
sekarang ini merupakan keturunan dari Mus musculus liar sesudah melalui
peternakan selektif. Menurut Muliani (2011), Rambut Mus musculus liar berwarna
keabu-abuan dan warna perut sedikit lebih pucat. Mata berwarna hitam dan kulit
berpigmen. Berat badan bervariasi, tetapi umumnya pada umur empat minggu
berat badan mencapai 18-20 gram. Mus musculus liar dewasa dapat mencapai 30-
40 gram pada umur enam bulan atau lebih.

Universitas Sriwijaya
4.1.3. Myotis ater

Klasifikasi:
1
Kingdom : Animalia
2
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
3
Ordo : Chiroptera
4
Famili : Pteropodidae
Genus : Myotis
Spesies : Myotis ater

Keterangan :

1. Sayap

2. Telinga

3. Kaki

4. Ekor

Deskripsi :
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tinggi yang mencakup
keanekaragaman flora, fauna dan mikroba. Tingginya keanekaragaman hayati ini
dikarenakan wilayah Indonesia yang terletak di daerah tropik, memiliki berbagai
macam tipe habitat, serta berbagai isolasi sebaran berupa laut atau pegunungan.
Menurut Tamasuki (2012), Kelelawar juga memiliki peranan dalam
mengendalikan populasi serangga yang menjadi hama dan vektor penyebaran
penyakit menular. Kelelawar yang memiliki rata-rata berat tubuh sekitar 17 gram
dan mampu memakan serangga seberat seperempat dari berat tubuhnya setiap
malam, tentunya berperan penting dalam mengendalikan populasi serangga
sehingga tidak terjadi ledakan populasi yang berarti menjadi hama.

Universitas Sriwijaya
4.1.4. Oryctologus cuniculus

1 Klasifikasi:

Kingdom : Animalia
2
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Legomorpha
Famili : Leporidae
Genus : Oryctologus
Spesies : O. cuniculus

Keterangan :

1. Telinga

2. Mata

Deskripsi:
Kelinci termasuk ke dalam kelas mamalia yang mempunyai telinga yang
panjang dan kaki belakang lebih panjang dari kaki depannya. Menurut Santoso
(2009), tubuh kelinci (Lepus nigricollis) dibagi menjadai empat bagian yaitu
caput, cervix, truncus, caudal. Pada caput terdapat rimaoris, vibrisae, nares,
organon visus. Kaki belakang panjang dan kuat, digunakan untuk melompat. Jari-
jari kaki depan bejumlah 5 jari dan kaki belakang terdapat 4 jari. Kulit tubuh
berambut lebat, menutup hampir seluruh tubuh. Mempunyai berat tubuh 1,35-7 kg
dengan panjang 40-70 cm.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum mamalia yang telah dilakukan, maka dapat


ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Felis domestica memiliki 4 jari pada setiap kakinya dan iris matanya dapat
menyempit dan melebar kembali sesuai cahaya yang diterimanya.
2. Mamalia adalah hewan yang memiliki kelenjar susu, yang tinggi tingkatannya
dibandingkan dengan kelas lainnya.
3. Tubuh kelinci (Lepus nigricollis) dibagi menjadai empat bagian yaitu caput,
cervix, truncus, caudal
4. Kelinci termasuk ke dalam kelas mamalia yang mempunyai telinga yang
panjang dan kaki belakang lebih panjang dari kaki depannya.
5. Kelelawar mempunyai selaput kulit antar paha yang berlekatan dengan ekor
atau tulang ekor.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, P, Purnama, A.A, Yolanda, R. Dan Karno,R. 2017. Keanekaragam


Mammalia di Hutan Sipogas Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jurnal
Biologi Udayana. 21 (1): 17-20.

Gunawan, S. 2008. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Idrus. 2018. Karakteristik Reproduksi Kelinci di Kecamatan Simeulue Timur


Kabupaten Simeulue. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. 2(1):
277.

Kuswanda. 2010. Profil Reproduksi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)


pada Tingkat Penangkaran. Jurnal Biodiversitas. 7(4): 368.

Muliani, H. 2011. Pertumbuhan Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian


Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Jurnal Buletin Anatomi dan
Fisiologi. 19(1): 44.

Rahman, A. 2008. Morfogenetika Kucing Rumah (Felis Domesticus) di Desa


Jagobayo Kecamatan Lais Bengkulu Utara Bengkulu. Jurnal Exacta. 6(2):
1-2.

Tamasuki, T, Wijayanti, F. dan Fitriana, N. 2012. Komunitas Kelelawar (Ordo


Chiroptera) di Beberapa Gua Karst Gunung Kendeng Kabupaten Pati Jawa
Tengah. Jurnal Biologi. 8(2): 88.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar 1.1. Felis domestica Gambar 1.2. Myotis ater


(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019) (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019)

Gambar 1.3. Mus musculus Gambar 1.4. Oryctologus cuniculus


(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019) (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai