Anda di halaman 1dari 9

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Avertebrata air adalah hewan air yang tidak mempunyai tulang belakang dan
susunan pencernaannya terletak dibawah saluran pencernaan. Avertebrata air terbagi
menjadi beberapa filum yaitu: porifera, coelenterata, echinodermata, molusca,
platyhelminthes, nemaltheminthes, annelida dan anthropoda.
Peranan avertebrata secara langsung terkait dengan ikan adalah sebagai bahan
makanan, sebagai parasit ikan, sebagai pemangsa ikan. Adapun manfaat bagi manusia
yaitu sebagai bahan konsumsi, usaha budidaya, sebagai indikator biologis yaitu dapat
digunakan sebagai petunjuk tingkat pencemaran perairan misalnya cacing dari
tubificiade dan larva chironomus.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui dan mengenal jenis-jenis moluska di lapangan dengan habitatnya.
2. Menjelaskan dan menggambarkan objek moluska baik secara morfologi
maupun anatominya.
3. Mengklasifikasikan objek moluska berdasarkan kedudukan taksonominya.
BAB II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Tempat dan Waktu


1. Praktikum di lapangan berlangsung di perairan pesisir pantai Tanjung Tiram,
Poka dan pengamatan morfologi serta identifikasi jenis di Laboratorium
Budidaya Perairan, Unit Kultivasi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Pattimura.
2. Pelaksanaan praktikum berlangsung pada 19 Desember 2016.
2.2 Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
Penggaris Teripang
Pensil Bulu babi
Penghapus Bintang laut
Lup (Kaca Pembesar) Kepiting
Plastik Kerang
Baki Keong laut
Pena Udang
Toples
2.3 Prosedur Praktikum
Inventarisasi jenis-jenis biota avertebrata air (ada 2 cara)
Koleksi bebas jenis-jenis avertebrata air di lapangan (pesisir pantai),
amati habitat/substratnya
Koleksi jenis-jenis avertebrata air pada TPI Rumahtiga (khusus untuk
filum Arthropoda, Moluska dan Ekinodermata dengan ukuran tubuh
yang besar)
Pemilihan organisme avertebrata air (setelah dibawa ke laboratorium) dan
dilakukan sesuai dengan prosedur pada penuntun praktikum, secara ringkas
sebagai berikut:
Lakukan pengamatan morfologi dengan anatomi
Foto dengan skala tertentu
Pembersihan spesimen
Pengaetan di dalam botol sampel/stoples kaca
Memberi keterangan/label

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
Nama ilmiah : Anadara granosa Nama ilmiah : Cypraea sp.
Nama Umum : Kerang Darah Nama Umum : Bia
Saat ditutup Panjang : 3,8 cm
Panjang : 3,5 cm Tinggi : 1,4 cm
Tinggi : 3 cm Lebar : 1,8 cm
Saat dibuka Tidak memiliki putaran cangkang
Panjang : 3,2 cm
Tinggi : 3 cm
Jumlah Chomata : 38

Nama ilmiah : Coenobita cavipes


Nama Umum : Kelomang coklat
Panjang : 3,9 cm
Tinggi : 1,7 cm
Lebar : 1,7 cm
Jumlah Chomata : 8x

3.2 Pembahasan
A. Filum Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa Romawi yaitu molis yang berarti lunak sehingga
semua hewan yang tergolong phylum ini memiliki tubuh lunak. Umumnya tubuhnya
bercangkang, tetapi ada juga yang tidak memiliki cangkang. Cangkang terbuat dari zat
kapur. Letak cangkang tersebut ada yang di luar tubuh, tetapi ada juga yang terletak di
dalam tubuh. Selain itu di antara anggotanya ada yang dimanfaatkan oleh manusia
sebagai makanan.

Jenis mollusca yang umum dikenal ialah siput, kerang dan cumi-cumi.
Mollusca hidup sejak periode Cambrian, terdapat lebih dari 100.000 spesies hidup dan
35.000 spesies fosil. Kebanyakan dijumpai di laut dangkal, beberapa pada kedalaman
sampai 7.000 m, beberapa di air payau, air tawar dan darat.

Anggota dari phylum mollusca mempunyai bentuk tubuh yang sangat


beraneka ragam, dari bentuk silindris seperti cacing dan tidak mempunyai kaki
maupun cangkang, sampai bentuk hampir bulat tanpa kepala dan tertutup dua keping
cangkang besar. Oleh sebab itu, berdasarkan bentuk tubuh, bentuk dan jumlah
cangkang, serta beberapa sifat lainnya, phylum mollusca dibagi kedalam 8 kelas, yaitu
Chaetodermomorpha, Neomeniomorpha, Monoplacophora, Polyplacophora,
Gastropoda, Pelecypoda/Bivalvia, Scaphopoda dan Cephalopoda (Aslan, dkk., 2010).

1. Anadara granosa (Kerang Darah)


1) Klasifikasi
Kindom : Animalia
Fillum : Moluska
Kelas : Bivalva
Subkelas : Pteriomorphia
Ordo : Arcoida
Famili : Arcidae
Subfamili : Anadarinae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara granosa

2) Pengamatan Morfologi
Seperti kerang pada umumnya, kerang darah merupakan jenis bivalvia
yang hidup pada dasar perairan dan mempunyai ciri khas yaitu ditutupi oleh
dua keping cangkang (valve) yang dapat dibuka dan ditutup karena terdapat
sebuah persendian berupa engsel elastis yang merupakan penghubung kedua
valve tersebut.
Kerang darah mempunyai dua buah cangkang yang dapat membuka
dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkang
pada bagian dorsal tebal dan bagian ventral tipis. Cangkang ini terdiri atas 3
lapisan, yaitu
a. Periostrakum adalah lapisan terluar dari kitin yang berfungsi sebagai
pelindung.
b. Lapisan prismatic tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk
prisma,
c. Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari
lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel.
Puncak cangkang disebut umbo dan merupakan bagian cangkang yang
paling tua. Garis-garis melingkar sekitar umbo menunjukan pertumbuhan
cangkang. Mantel pada pelecypoda berbentuk jaringan yang tipis dan lebar,
menutup seluruh tubuh dan terletak di bawah cangkang. Beberapa kerang ada
yang memiliki banyak mata pada tepi mantelnya. Banyak diantaranya
mempunyai banyak insang. Umumnya memiliki kelamin yang terpisah, tetapi
diantaranya ada yang hermaprodit dan dapat berubah kelamin.
Kakinya berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan keluar.
Kaki kerang berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir. Kerang
bernafas dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk
lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang. Antara
tubuh dan mantel terdapat rongga mantel yang merupakan jalan keluar
masuknya air.
2. Cypraea sp. (Bia)
1) Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Family : Cypraeidae
Genus : Cypreae
Spesies : Cypreae sp
2) Pengamatan Morfologi
Morfologi Cypraea sama seperti anggota tubuh Gastropoda lainnya,
yaitu empat bagian utama yaitu kepala, kaki, isi perut dan mantel. Kepala
terdapat dua mata, dua tentakel, sebuah mulut dan sebuah siphon. Mantel
merupakan pembentuk struktur cangkang termasuk corak dan warnanya.
Cangkang sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat dan sisanya terdiri dari
fosfat, bahan organik, conchiolin dan air. Cangkang gastropoda secara umu
berbentuk spiral dan bulat. Struktur cangkang yang berbentuk agak kasar
dibagian luar dinamakan lapisan prismatik. Sel-sel mantel lainnya mengolah
matrik organik dari protein conchiolin yang bila direkatkan dengan kristal
kalsium di sebelah dalam cangkang akan membentuk suatu lapisan nakre atau
lapisan mutiara.
Pada Genus Cypreaea, cangkang bagian luarnya yang mengkilap
dikarenakan mantelnya yang keluar ke atas permukaan cangkang dan
menyelimutinya dari dua arah, yaitu dari sisi kiri dan kanan. Mantel Cypraea
memiliki tonjolan-tonjolan di seluruh permukaannya yang membuatnya mirip
seperti spons. Jika lapisan mantel ini disentuh, Cypraea akan menarik diri dan
menyembunyikan tubuh lunaknya di dalam cangkang. Hal ini merupakan salah
satu fungsi berupa proses kamuflase dan merupakan salah satu pertahanan diri
dari predator (Aidi, 2011).
3. Coenobita cavipes (Kelomang Coklat)
1) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Coenobitidae
Genus : Birgus / Coenobita
Species : Coenobita cavipes
2) Pengamatan Morfologi
Kelomang atau umang-umang (Kepiting Pertapa) adalah krustasea
dekapoda dari superfamili Paguroidea. Sebagian besar dari 1100 spesies
memiliki perut asimetris yang bersembunyi dalam cangkang siput laut yang
telah kosong yang dibawa-bawa oleh olehnya. Sebagian besar spesies
memiliki perut spiral melengkung yang panjang dan lembut, tidak seperti
kalsifikasi perut keras yang terlihat pada krustasea terkait. Perut rentan
dilindungi dari predator oleh cangkang kerang kosong yang dibawa oleh
kepiting ini, di mana seluruh tubuh yang dapat ditarik kembali.
Paling sering kelomang menggunakan cangkang siput laut (meskipun
cangkang bivalvia dan scaphopods dan bahkan potongan kayu berlubang dan
batu yang digunakan oleh beberapa spesies). Karena kepiting pertapa harus
bertumbuh, ia harus menemukan cangkang lebih besar dan meninggalkan yang
sebelumnya. Kebiasaan hidup seperti ini menyebabkannya populer dikenal
sebagai "kepiting pertapa" sesuai analogi ke pertapa yang tinggal sendirian.
Beberapa spesies kepiting pertapa, baik darat dan laut, menggunakan "rantai
lowong" untuk menemukan cangkang baru: ketika cangkang baru yang lebih
besar telah tersedia, kepiting pertapa berkumpul di sekitarnya dan membentuk
semacam antrian dari terbesar ke terkecil. Ketika kepiting terbesar berpindah
ke cangkang baru, kepiting terbesar kedua pindah ke cangkang yang baru
dikosongkan, sehingga membuat cangkang sebelumnya tersedia untuk kepiting
ketiga, dan seterusnya.

BAB IV PENUTUP
.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengamatan yang dilakukan dan
pembahasan di atas adalah sebagai berikut :
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus berarti lunak) merupakan hewan yang bertubuh
lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak
bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata.

Filum Mollusca dibagi 8 kelas, yaitu Chaetodermomorpha, Neomeniomorpha,


Monoplacophora, Polyplacophora, Gastropoda, Pelecypoda/Bivalvia, Scaphopoda dan
Cephalopoda. Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau
siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan
fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya. Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan,
sedangkan cangkok siput berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki
siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksi otot.

.2 Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum kali ini adalah sebaiknya alat yang digunakan
pada praktikum dimaksimalkan penggunaannya, sebagai contoh misalnya stoples yang
dibawa praktikan tidak digunakan sesuai dengan fungsinya yakni sebagai tempat organisme
yang akan di awetkan. Dan seharusnya organisme yang telah digunakan sebagai bahan
pengamatan setelah itu diawetkan bukannya dibuang begitu saja.
SUMBER PUSTAKA

Aslan, M., Wa Iba., Kamri, S., Irawati., Subhan., Purnama, F. M., Jaya, I. M., Rahmansyah.,
Sputra, R., Tiar, S., Mulyani, T., Kasendri, R. A., Zhuhuriani, Riana, A. 2011. Penuntun
Praktikum Avertebrata Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo.
Kendari. 25 hal.

Regia. 2008. Keanekaragaman Moluska. Kendi Mas Media. Yogyakarta. 85 hal.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kelomang
http://www.slideshare.net/shauqinasarayaaa/phylum-mollusca-31842226
http://wayanfishery.blogspot.co.id/2014/05/laporan-avertebrata-air.html

Anda mungkin juga menyukai