Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOSISTEMATIKA CRYPTOGAMAE

PERCOBAAN I
BRYOPHYTA (LUMUT)

DISUSUN OLEH

NAMA : MUWAFIA ASTUTI JAMAL


NIM : G40120024
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : RINI NURFADILAH

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

DESEMBER, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan lumut (Bryophyta) adalah jenis tumbuhan yang banyak timbuh di


daerah hutan hujan tropis. Lumut termasuk kelompok tumbuhan epifit yang
banyak ditemukan tumbuh di batang pohon, kayu mati, kayu lapuk, tana atau
batuan, dengan kondisi lingkungan lembab dan penyinaran yang cukup.
Tumbuhan lumut menyesuaikan diri dengan lingkungan darat khususnya di
tempat-tempat yang lembab dan basah .

Tumbuhan lumut juga merupakan sebuah divisi tumbuhan yang hidup di


darat, umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak tampak
dengan bantuan lensa) dan ukuran lumut terbesar adalah kurang dari 50 cm.
Tumbuhan lumut dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu, Hepaticopcida (lumut
hati), Anthocerotopsida (lumut tanduk) dan Bryopsida (lumut daun)
(Tjitrosoepomo, 1990).

Hepaticopsida (lumut hati) merupakan tumbuhan bertalus dan berbentuk


lembaran berwarna hijau dengan percabangan menggarpu atau terbelah pada
ujung distalnya (apicalnotch). Struktur reproduksi lumut hati secara seksual,
terdapat gametangium jantan berupa antheridial head yang didukung oleh
anteridiofor. Anteridium sendiri terdapat pada permukaan adaksial (dorsal),
sedangkan gametangium betina berupa archegonial head dan didukung oleh
tangkai archegoniofor (Uno, 2001).

Anthocerotopsida (lumut tanduk) adalah anggota tumbuhan tidak


berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi
tumbuhan lumut atau bryophyte. Tumbuhan ini biasa hidup melekat di atas
tanah dengan perantara rizoidnya.
Musci (lumut daun) memiliki struktur tubuh lebih lengkap dibanding dengan
lumut tanduk. Lumut daun mempunyai rizoid (akar), batang dan daun seperti
halnya tubuh tumbuhan berkormus. Lumut daun memiliki struktur reproduksi
secara seksual yaitu dengan adanya antheridial head bila dibentuk anteridium,
yang terdapat pada bagian distal.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah dapat mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang
tergolong tumbuhan lumut, dapat mengetahui ciri yang membedakan antara
kelas musci, anthocerotae dan kelas hepaticae, dapat mengetahui contoh
tumbuhan lumut yang mewakili kelas musci, anthocerotae dan kelas hepaticae.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan dari air ke daratan. Pada waktu
berkembang biak, lumut masih memerlukan air, sperma memiliki flagela dan
harus berenang dari anteridium ke arkegonium untuk membuahi sel telur. Pada
beberapa spesies lumut, setetes air hujan atau embun sudah cukup untuk
memungkinkan terjadinya pembuahan. Dengan demikian, beberapa spesies lumut
dapat hidup di gurun. Sebagian besar lumut tidak memiliki pembuluh (ada lumut
tertentu yang memliki sel pengangkut air yang memanjang), maka ketika air
mengalir pada permukaan hamparan lumut air akan meresap dan menyerap ke
seluruh tubuh tumbuhan melalui proses difusi yang relatif lambat. Oleh karena itu,
habitat yang umum untuk lumut adalah yang teduh dan lembap.

Bryophyta bereproduksi secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi secara


aseksual terjadi melalui pembentukan spora. Spora ini dihasilkan dari sporangium
(kotak spora) melalui pembelahan secara meiosis. Spora yang dihasilkan adalah
spora haploid (n), spora ini kemudian akan tumbuh menjadi protonema. Adapun
reproduksi secara seksual bryophyta, yaitu dengan cara penyatuan gamet betina
yang yang dihasilkan arkegonia berupa sel telur dan gamet jantan yang dihasilkan
oleh antheridia berupa sperma. Sperma bergerak menuju sel telur di arkegonia
dengan perantara air. Pertemuan sel telur dan sperma menyebabkan terjadinya
fertilisasi yang enghasilkan zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi
protonema, protonema terus berkembang menjadi sporofit yang diploid (2n).

Bryophyta (lumut) habitatnya berada pada tempat yang lembap dan terlindung
dari cahaya matahari seperti dasar hutan, permukaan batang pohon, dinding
sumur, tebing, kulit kayu yang lembap atau permukaan batu bata.
Habitat pada lumut hati (hepaticophyta) ialah pada pada tanah mineral yang
lembap di lereng gunung ataupun di bukit. Lumut ini juga dapat tumbuh pada
dasar hutan yang lebat.

Habitat pada lumut tanduk (anthoceropsida) ialah di bukit ataupun di lereng


gunung pada tanah mineral yang lembab. Lumut tanduk tidak bagus tumbuh pada
daerah yang bersifat asam dan sedikit unsur hara, contohnya tanah gambut. Lumut
tanduk banyak hidup di tepi danau, selokan dan sungai.

Habitat pada lumut daun (musci) ialah lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah
gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di
antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa dan sedikit
yang terdapat di dalam air. Kebanyakan lumut daun ini tumbuh di rawa-rawa yang
membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah
luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut
yang membentuk tanah gambut.

Lumut hati (hepaticopsida) bentuk tubuh gametofit pada lumut hati tersusun atas
struktur yang berbentuk hati pipih yang disebut dengan talus, yang tidak menjadi
akar, batang dan daun. Contoh tumbuhan lumut hati (hepaticopsida) yaitu
Marhantia polymorpha, Ricciocarpus natans, Reboulia hemisphaerica, Pellia
calycina dan Riccardiaindica.

Lumut tanduk (anthocerotopsida) memiliki gametofit mirip dengan gametofit


lumut daun (bryopsida). Tetapi perbedaan keduanya terletak pada sporofitnya
dimana sporofit lumut tanduk memiliki kapsul yang memanjang tumbuh seperti
tanduk dari gametofit dan mengandung kutikula. Contoh lumut tanduk
(anthocerotopsida) yaitu Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis, Falioceros dan
Leiosporoceros.

Lumut daun (bryopsida) disebut pula dengan lumut sejati. Struktur lumut daun
(bryopsida) yaitu bagian mirip akar (rizoid), mirip batang dan mirip daun. Contoh
lumut daun (musci) yaitu Polytrichum commune, Dichodontium, Camphylopus,
Polytrichum hiperboreum, Sphagnum palustre dan Spaghnum squarrosum.

Klasifikasi lumut hati (hepaticopsida)


Kingdom : Plantae
Divisi : Hepaticophyta
Kelas : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoceales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Spesies : Hepaticopsida.

Klasifikasi lumut tanduk (anthocerotopsida)


Kingdom : Plantae
Divisi : Antheceroptophyta
Kelas : Antheceroptopsida
Ordo : Antheceroptoceales
Family : Antheceroptoceae
Genus : Antheceroptopsida
Spesies : Antheceroptopsida.

Klasifikasi lumut daun (musci)


Kingdom : Plantae
Divisi : bryophyta
Kelas : Musci
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida.

Peranan tumbuhan lumut (bryophyta) spesies tumbuhan lumut mempunyai


peranan penting dalam kehidupan (lingkungan) yaitu menahan erosi tanah,
pengikisan tanah juga bisa di cegah dengan kehadiran lumut. Sifat penyerap air
dengan baik yang dimiliki lumut membantu tanah terjaga kepadatannya dan tidak
mudah mengalami erosi. Mengurangi bahaya banjir, lumut juga berperan dalam
mencegah bencana banjir. Meningkatkan sumber air, manfaat tumbuhan lumut
juga dirasakan saat musim kemarau datang. Mensuplai oksigen, lumut juga bagian
dari tumbuhan yang memiliki zat hijau, lumut juga melakukan fotosintesis.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 01 Desember 2021 pukul 13.30


WITA sampai dengan selesai bertempat di Laboratorium Biosistematika
Tumbuhan, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah lup, mikroskop,


objek glass dan deck glass, silet, pinset, papan seksi dan alat tulis

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tumbuhan lumut


(bryophyta), Hepaticae (lumut hati), Anthocerotae (lumut tanduk)
dan Musci (lumut daun).

3.3 Prosedur Kerja

Mengamati tiap tumbuhan lumut yang disiapkan dengan lup atau


mikroskop kemudian gambarnya diambil dengan camera digital dan
mendeskripsikan bagian morfologinya serta pengamatan bentuk spora dan
menyusun urutan klasifikasinya.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah:


No. Gambar Keterangan
4.2 Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai