Anda di halaman 1dari 41

IDENTIFIKASI KARAKTER TAKSONOMI

INVERTEBRATA DAN VERTEBRATA

Oleh :
Nama : Salsabila Al Alya Ridzqya
NIM : B1A020074
Rombongan :7
Kelompok :3
Asisten : Hayatun Nufus

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak mempunyai tulang


punggung atau tulang belakang (vertebrae), memiliki tubuh yang jauh lebih
sederhana dan termasuk hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuh
bergantung pada suhu atmosfir. Sebagian besar hewan dari yang sudah
diidentifikasikan paling luas persebarannya dengan keunikan setiap
ekosistem adalah invertebrata. Selain itu, invertebrata mempunyai sifat
hidup yang menetap disuatu daerah dalam waktu yang lama agar
memungkinkan untuk merekam kualitas dari perairan tersebut sehingga
biasanya digunakan sebagai biokatalisator. Terdapat 8 filum dalam
klasifikasi invertebrate yaitu: Annelida, Arthropoda, Coelenterata,
Echinodermata, Mollusca, Nemathelminthes, Plathyhelmintes, dan
Porifera. Sekitar 1.800 spesies dari filum invertebrate yang berada di
Indonesia (Luthfi dkk., 2018).
Berbeda dengan invertebrata yang tidak memiliki tulang belakang,
kelompok hewan vertebrata ini memiliki tulang belakang. Hewan yang
masuk ke dalam kelompok vertebrata termasuk dalam hewan tingkat tinggi
sehingga mudah dikenali bentuk tubuhnya. Ciri-ciri lain kelompok
vertebrata yang membedakannya dari invertebrata diantaranya, hanya
memiliki bentuk tubuh simetris bilateral, memiliki rangka dalam
(endoskeleton) sebagai tempat melekatnya otot, memiliki system sirkulasi
darah tertutup, juga memiliki organ yang mempunya fungsi yang sangat
spesifik. Vertebrata dikelompokkan menjadi lima Filum, yaitu Amphibi,
Reptil, Pisces, Aves dan Mamalia. Seperti yang ditunjukkan oleh studi
filogeni baru-baru ini tentang komparatif molekuler dan genom, vertebrata
unik di antara bilateria dan berbeda dari invertebrata. Terbukti bahwa calon
filum Vertebrata adalah yang filum hewan pertama yang dapat
diklasifikasikan dengan jelas (Irie et al., 2018).
Dalam klasifikasi taksonomi hewan Vertebrata (hewan bertulang
belakang) digolongkan sebagai subfilum dari filum Chordata (hewan
bertulang belakang). Selama perkembangannya hewan Chordata memiliki
berbagai fitur unik, seperti notochord, tabung saraf dorsal dan otot-otot
tersegmentasi. Selain subfilum Vertebrata, Chordata terdiri dari 2 subfilum
lainnya yaitu, Urochordata dan Cephalochordata. Subfilum Urochordata
(tunica) dan Chepalochordata dikenal juga dengan Chordata Invertebrata
karena struktur pada awalnya memiliki struktur tubuh Chordata dasar tetapi
mengalami perkembangan morfologi dewasa sederhana dengan sejumlah
kecil jenis sel khusus. Dua taksa Chordata vertebrata, Cephalochordata
secara morfologis lebih mirip dengan vertebrata daripada dengan
Urochordate dewasa (Tunicata) (Gupta, 2015).
Menurut Patimah (2016), vertebrata adalah kelompok hewan yang
memiliki kolumna vetebralis (ruas-ruas tulang belakang), jadi korda dorsalis
(kerangka sumbu primer=notokorda) hanya terdapat pada masa tingkatan
embrio. Vertebrata dimasukkan dalam kelompok Craniata karena hewan-
hewan Vertebrata sudah memiliki otak yang ukurannya relatif besar, serta
terlindung dalam Cranium (tulang-tulang tengkorak). Vetebrata juga telah
memiliki tulang penyokong tubuh yang disebut columna vertebralis,
pembagian tubuh sudah lengkap yang terbagi atas kepala, leher, badan dan
ekor. Pada organ-organ reproduksinya hampir semua mengalami kemajuan
bisa ditandai dengan pertumbuhan, struktur dan fungsinya, kecuali bentuk
dari notochord, nervecord dan celah-celah ingsan. Subfilum vertebrata
dibagi dalam dua kelompok super kelas yaitu super kelas pisces dan super
kelas tetrapoda. Berdasarkan strukturnya, super kelas pisces dikelompokkan
ke dalam 4 kelas, yaitu Kelas Agnatha, Kelas Placodermata, Kelas
Chondrichthyes, dan Kelas Osteichthyes. Begitu pula dengan super kelas
tetrapoda yang terdiri dari 4 kelompok, yaitu Kelas Amphibia, Kelas
Reptilia, Kelas Aves, dan Kelas Mamalia (Chaeri dkk., 2016).
Secara terperinci, ada beberapa ciri umum dari vertebrata diantaranya
yaitu: Tubuh simetris bilateral; Memiliki otak di dalam kranium (tulang
tengkorak); Memiliki susunan ruas tulang belakang (kolumna vertebralis);
Tubuh terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor, meskipun ada juga yang
tidak berleher dan berekor; Memiliki endoskeleton (rangka dalam); Kulit
berlapis-lapis terdiri dari epidermis dan dermis; Memiliki alat gerak aktif
berupa otot; Sistem pencernaan sempurna; Sistem pernapasan insang (hidup
di air) paru-paru (hidup di darat); Sistem eksresi sepasang ginjal; Memiliki
sistem syaraf pusat berupa otak dan sumsum tulang belakang; dan
Vertebrata dapat hidup diberbagai habitat baik darat dan laut (Patimah,
2016).
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dan beberapa contoh dari karakter taksonomi
hewan invertebrata.
2. Mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan invertebrata.
3. Mengetahui pengertian dan beberapa contoh dari karakter taksonomi
hewan Vertebrata.
4. Mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan Vertebrata.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi merupakan ilmu yang mempelajari prinsip dan klasifikasi atau


penggolongan makhluk hidup yang sangat dipergunakan dalam kehidupan.
Taksonomi memang seperti ilmu yang sederhana, namun perlu pertimbangan dari
aspek kesamaan morfologi antar organisme yang memiliki struktur yang sama.
Taksonomi biologi digunakan untuk memilah suatu spesies ke dalam suatu kelompok
tertentu pada tingkatan klasifikasi, dan menyediakan prinsip untuk
mengklasifikassikan taksa ke taksa yang lebih spesifik. Taksonomi dibagi menjadi
dua cabang, yaitu: taksonomi mikro dan taksonomi makro. Pada tingkat spesies
digunakan taksonomi mikto, sedangkan untuk taksonomi makro diterapkan untuk
klasifikasi taksa yang lebih tinggi (Setyano., dkk. 2016). Taksonomi berkaitan erat
dengan cabang biologi yang lebih besar yaitu sistematika. Sistematika memiliki arti
yang luas bukan hanya klasifikasi tetapi juga dapat berupa kajian ilmiah terhadap
bermacam-macam organisme dan alas an mengapa dan kenapa klasifikasi itu dibuat.
Selain itu, hubungan kekerabatan satu organisme dengan organisme yang lainnya
serta dengan lingkungan dipelajari dalam sistematika (Sutrisno, 2016).
Klasifikasi hanya bisa disusun saat tersedia deskripsi dan identifikasi dari
suatu spesies. Sehingga, taksonomi dari suatu kelompok tertentu diwujudkan melalui
tiga tahap yaitu taksonomi Alfa, Beta dan Gama. Taksonomi Alfa adalah tahapan
pengelompokan organisme berdasarkan ciri-ciri dari tingkatan pengendalian spesies,
tingkah laku dan penamaan ilmiahnya. Taksonomi Beta merupakan penggolongan
organisme kedalam kategori yang lebih tinggi dan menunjukkan susunan-susunan
spesies dalam sitematika klasifikasi. Sedangkan tahapan pengelompokan organisme
dengan cara menganalisis variasi intraspesifik atau keragaman yang terdapat pada
spesies tertentu dengan tujuan untuk mempelajari proses evolusinya disebut
Taksonomi Gama ( Kilawati dan Diana., 2017).
Menururt Ompi (2016), invertebrata memeiliki karakteristik organ, bentuk,
morphometri, dan tingkah laku yang berbeda terhadap kondisi lingkungan. Karakter-
karakter ini nampak berbeda dalam setiap kelompok. Dalam hal ini dapat diartikan
bahwa karakter merupakan suatu pembawaan individu berupa sifat, kepribadian,
serta tingkah laku yang diekspresikan dalam kehidupannya. Sedangkan karakterisasi
adalah proses dalam menampilkan karakter-karakter tersebut sehingga akan
membetuk kelompok-kelompok dari karakter yang sama.
Invertebrata bisa beadaptasi dengan berbagai macam lingkungan, sehingga
dapat menciptakan keragaman bentuk yang luar biasa, dari mulai spesies yang hanya
terdiri dari sel lapisan ganda yang pipih hingga spesies-spesies lain dengan kelenjar
pemintal sutra, duri-duri yang berputar, lusinan kaki yang berbuku, dan juga tentakel
yang ditutupi dengan mangkok penghisap. Secara morfologi, anatomi, sistem
pencernaan, sistem pernafasan, dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan
dengan kelompok hewan bertulang punggung belakang (Hikam, 2021). Karakter
lain dari invetebrata berupa habitat meliputi air, maupun darat, dengan ukuran tubuh
yang bermacam-macam. Dalam lingkungan yang normal, invertebrata biasanya
bereproduksi dengan dua cara yaitu secara aseksual dan seksual. Dalam menghadapi
lingkungan atau dalam ekosistem tertentu Invertebrata berkembang baik dengan
pergiliran keturunan, sehingga timbul berbagai variasi. Mengatur diri dapat
dilakukan dengan mudah, karena invertebrata mempunyai membrane sel dan
selanjutnya akan terbentuk lapisan-lapisan pada membran, sehingga pengaruh
lingkungan dapat lebih dikurangi. Kerjasama antara sesama invertebrata dapat
dijumpai dalam bentuk simbiosis, komensialis dan sebagainya (Maya dan
Nurhidayah., 2020).
Invertebrata diklasifikasikan menjadi 8 filum, berikut ini jenis dan karakter
identifikasi dari masing-masing filum invertebrata. Potozoa
Porifera merupakan hewan yang bisa dikatakan mirip tumbuhan, karakteristik umum
yang dimilikinya ialah bersel banyak pada tubuhnya, berbentuk asimetris (simetri
radial), Sebagian besar hidup di laut dangkal, tubuh terdiri dari dua lapisan sel
(diploblastic) dengan lapisan luarnya (epidermis) yang tersusun dari sel-sel
berbentuk pipih (pinakosit). Spons (Aplysina fistularis) adalah salah satu contoh
hewan dalam filum Porifera yang memiliki lubang pada tubuhnya. Coelenterata
merupakan hewan invertebrata yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dan
berongga, serta mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Coelenterata juga dikenal
dengan nama Cnidaria karena memiliki sel penyengat. Contoh hewan dari filum
Coelenterata adalah ubur-ubur (Aurelia aurita). Plathyhelmintes merupakan
kelompok cacing pipih yang tubuhnya tidak berongga (selom), alat pencernaannya
tidak sempurna, bentuk tubuh simetris dan tidak bersegmen. Habitatnya di air tawar/
laut, tampat lembab, atau bisa juga dalam tubuh hewan lain (parasit). Contoh hewan
dari filum Plathyhelmintes yaitu Planaria (Euplanaria). Nemathelminthes adalah
kelompok cacing yang mempunyai tubuh bulat Panjang dengan ujung yang runcing.
Ukuran tubuhnya mikroskopis, kebanyakan hidup parasit pada tubuh manusia,
hewan, atau tumbuhan, namun ada juga yang hidup bebas, memiliki rongga yang
tidak sejati, kulitnya halus, licin, tidak bewarna dan dilapisi oleh kutikula. Contoh
hewan dari filum ini adalah cacing pern pada manusia (Ascaris lumbricoides).
Annelida merupakan kelompok hewan dengan bentuk tubuh berbentuk susunan
cincin dan beruas-ruas, mempunyai system pencernaan sempurna (mulut,
kerongkongan, perut, otot, tembolok, usus, dan anus), umumnya hidup bebas, ada
yang hidup sebagai parasit selain itu, termasuk kedalam hewan hermaprodit. Contoh
hewan dari filum Annelida adalah Lysidice oele (Cacing Wawo). Mollusca adalah
kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak umumnya dilindungi oleh
cangkang. Hewan ini multiselular, habitatnya di air dan di darat, struktur tubuhnya
simetri bilateral, tubuh terdiri dari kaki, massa visseral, dan mantel. Contoh hewan
dari filum Mollusca ini adalah bekicot (Achatina fulica). Arthropoda memiliki ciri,
yaitu kaki beruas atau bersegmen, tubuh berbentuk simetris bilateral dengan struktur
tubuh tripoblastik selomata, memiliki sistem peredaran darah terbuka, bereproduksi
secara seksual dan aseksual, ada yang parasite, heterotropik dan hidup secara bebas,
habitanya di darat, air tawar dan juga laut. Contoh hewan dari filum Arthropoda ialah
Scolopendra subspinipes (lipan). Echinodermata merupakan hewan berduri yang
memiliki ciri-ciri yaitu, hidup di air laut, bentuk tubuhnya simetri radial, tubuhnya
memiliki banyak kaki tabung, gerakannya lambat, dan pencernaannya sudah
sempurna. Contoh hewan dalam filum ini adalah bintang ular laut (Ophiuroidea
brevispinum) (Maya dan Nurhidaya., 2020).
Menrurut Heenan et al (2015), semua spesies vertebrata adalah Chordata,
tetapi yang membedakan dari Chordata Invertebrata adalah dengan meningkatnya
kompleksitas morfologis dan sejumlah struktur turunannya atau jaringan spesifik
jenis vertebrata dan secara kolektif yang disebut inovasi vertebrata. Perluasan
perkembangan transkripsi yang penting adalah faktor keluarga, seperti keluarga gen
Sox, diyakini telah memainkan peran penting dalam pembentukan inovasi Vertebrata.
Chordata merupakan hewan bilateria (bersimetri bilateral) dan berada di dalam
Bilateria. Mereka digolongkan dalam kelas yang dikenal sebagai Deuterostoma.
Selain vertebrata dari kelompok Deutrotom yang paling diketahui adalah
Echinodermata, misalnya bintang laut dan bulu babi. Dua kelompok Deuterostomia
invertebrate yaitu sefalokordata dan urokordata berkerabat lebih dekat dengan
vertebrata dibandingkan dengan invertebrate lain.
Karakter taksonomi hewan vertebrata dapat berupa karakter morfologi,
anatomi fisiologi, tingkah laku, ekologi, molekuler yang dapat digunakan untuk dasar
pengelompokan ke dalam taksa-taksa tertentu atau membedakan suatu taksa dengan
taksa lain. Anggota dari spesies vertebrata ini memiliki karakter taksonomi yang
beragam, seperti memiliki rangka internal yang tersusun atas tulang sejati yang
menguatkan notochord ataupun tulang rawan. Hewan vertebrata juga mempunyai
tulang belakang yang berasal dari perkembangan sumbu penyokong tubuh primer
atau notochord (kordadorsalis). Notokorda vertebrata hanya ada pada masa
embrionik, setelah dewasa akan mengalami penulangan menjadi system penyokong
tubuh sekunder, yaitu tulang belakang (vertebrae). Vertebrata memiliki beberapa ciri
khas yaitu adanya columna vertebrae yang disusun dari tulang rawan dan tulang
sejati, memiliki aktivitas yang umumnya tinggi, dan memperlihatkan tingkat
sefalisasi yang sangat maju yaitu terakumulasinya saraf dan organ perasa di kepala
(Haendel et al., 2014).
Vertebrata dibagi kedalam dua kelompok super kelas, yaitu Pisces dan
Tetrapoda dimana kedua super kelas ini dikelomppokkan dalam 4 kelas. Pisces atau
biasa dikenal dengan “ikan” yang merupakan kelompok vertebrata (bertulang
belakang) yang meliputi semua jenis ikan, dari mulai yang tidak memiliki rahang
(termasuk ke dalam: Agnatha) sampai ikan yang memiliki rahang (termasuk ke
dalam: Gnathostomata) serta terdiri dari ikan bertulang rawan (kelas chondrichthyes)
dan ikan bertulang sejati (Osteichthyes). Pisces merupakan kelompok vertebrata
yang paling melimpah keanekaragamannya, ada sekitar 27.000 spesies di seluruh
dunia. Pisces memiliki struktur tubuh yang sebgaian besar dibentuk oleh rangkanya,
tulang penyusun tubuh terdiri dari tulang rawan, dan ada juga tulang sejati.
Kelompok ini juga memiliki ingsan dan ekor yang berfungsi untuk membantu
mereka saat berenang di air agar dapat bergerak dengan cepat (Ferdyan dkk., 2020).
Kelas Agnatha, yaitu kelompok dari super kelas Pisces yang belum memiliki
rahang sehingga bentuk mulutnya sangat sederhana hamper mirip dengan mulut
cacing. Sebagai contoh yang termsuk kelompok Agnatha adalah sub kelas
Cyclstomata yang mempunyai ciri-ciri tubuh bulat Panjang atau silindris, ekornya
berbentuk pipih, Bagian sirip punggung disokong oleh tulang rawan yang bentuknya,
seperti jari-jari, kulit biasanya lunak dan licin karena mengandung kelenjar mucosa
yang bersel satu atau uniselluler, tidak bersisik dan tidak mempunyai sirip yang
berpasangan, mulut atau biasa disebut cavum oris terletak ventro-anterior yang
merupakan mulut penghisap, dan mata terdapat sepasang dengan bentuk besar. Kelas
Placodermata adalah kelompok hewan-hewan yang tubuhnya dilengkapi oleh sisik-
sisik, dengan sisik cenderung bertipe placoid. Ciri umum dari kelas ini yaitu
mempunyai rahang, sirip berpasangan, pelopor (perintis) gelembung udara, terdapat
rangka dalam, dan termasuk dalam ikan yang melakukan pembuahan internal. Kelas
Chondrichthyes adlah kelompok hewan terutama dari jenis ikan yang bertulang
rawan. Kelompok ini merupakan vertebrata rendah yang mempunyai tulang columna
vertebralis sempurna dan bentuknya terpisah satu sama lain. Selain itu kelompok ini
sudah mempunyai rahang yang dilengkapi beberapa pasang sirip. Terakhir ada dari
kelas Osteichthyes yaitu kelompok jenis ikan yang bertulang sejati. Umumnya,
memiliki tubuh yang beskeleton tulang sejati, terbungkus oleh kulit yang dilengkapi
dengan sisik, mempunyai bentuk miripp, seperti torpedo, bergerark atau berenang
dengan menggunakan sirip serta bernafas dengan insang (Chaeri dkk., 2016).
Hewan-hewan yang dikelompokkan dalam super kelas ini adalah hewan-
hewan yang berkaki empat (Tetra = empat dan poda=kaki). Kelas Amfibi merupakan
salah satu hewan dari super kelas tetrapoda, kelompok hewan ini mempuyai siklus
hidup dua fase, yaitu fase di dalam air yang biasanya disebut fase larva (berudu),
dilanjutkan dengan fase kehidupan di darat. Ciri-ciri lain dari amfibi yaitu bernafas
menggunakan insang luar yang kemudian mengalami metamorfosis menjadi anak
katak dengan pernafasan berupa paru-paru. Ada juga yang tidak mempunyai paru-
paru sehingga sampai dewasa akan bernafas menggunakan kulit dan menyebabkan
kulitnya selalu basah dan glanduran (Sahari & Erif, 2018). Kelas Reptilia/Reptil
merupakan kelompok hewan darat pertama yang bernafas dengan paru-paru,
bergerak dengan cara merayap, oleh karena itu sering disebut sebagai hewan melata.
Reptil memiliki karakter vertebrata yang bersisik, Reptilia juga merupakan
sekelompok hewan dari vertebrata yang tempat hidupnya menyesuaikan di tempat
kering sehingga proses penandukan kulit atau disebut proses cornificatio
dimaksudkan untuk menjaga agar tidak banyak kehilangan cairan tubuh. Reptil
memiliki karakter vertebrata yang bersisik, fertilisasi internal, telur bercangkang, dan
kulit tertutup sisik. Kulit yang ditutupi sisik akan meminimalkan kehilangan cairan
tubuh, sehingga reptil dapat bertahan di lingkungan darat yang kering (Yudha, et al.,
2015).
Menurut Chaeri dkk (2016), kelas Aves sering disebut juga sebagai kelompok
unggas dan bangsa burung. Hewan-hewan yang termasuk dalam kelompok ini adalah
hewan berkaki dua, bersayap, dilengkapi dengan bulu yang berguna untuk tebang,
misalnya pada semua bangsa burung, ayam, itik, dan lain-lain. Aves dibagi dalam 29
ordo yang terdiri dari 158 famili. Karakter Aves diantaranya adalah memiliki tulang
belakang, berdarah panas dan berkembangbiak melalui telur. Tubuhnya tertutup bulu
dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang. Aves memiliki pertukaran
zat yang cepat karena terbang memerlukan banyak energi. Suhu tubuhnya tinggi dan
tetap sehingga kebutuhan makanannya banyak. Kels Mamalia merupakan kelompok
hewan yang mempunyai glandula mamae yang menghasilkan susu, untuk diberikan
kepada anaknya. Hewan-hewan yang termasuk dalam kelompok ini seperti tikus,
kelelawar, kucing, kera, ikan paus, kuda, dan lain-lain. Adapun ciri-ciri khusus dari
mamalia adalah memiliki tubuh pada umumnya diliputi oleh rambut yang biasanya
lepas secara periodik. Pada kulitnya banyak mengandung kelenjar baik kelenjar
sebaceus, kelenjar keringat dan kelenjar susu. Mempunyai dua pasang anggota badan
atau extremitas, kecuali pada anjing laut dan singa laut tidak memiliki kaki belakang,
setiap kaki dilengkapi dengan 5 jari-jari yang bentuknya bermacam-macam sesuai
dengan fungsinya, misalnya untuk berjalan, memanjat, membuat lubang, berenang,
meloncat, oleh karena itu jari-jari biasanya mempunyai kulit tanduk dan berbulu.
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Media cetak yang digunakan pada praktikum kali ini pada invertebrata
adalah gambar dari specimen Axinella dissimilis (Yellow Staghorn Sponge),
Thysanostoma loriferum (Pelagic Purple Jelly), Dugesia gonocephala,
Helicotylenchus sp, Pheretima darnleiensis (Kinabalu Giant Earthworm),
Argopecten gibbus (Atlantic Calico Scallop), Octopus salutii (Spider Octopus),
Otala lactea (Milk Snail), Ocypode quadrata (Atlantic Ghost Crab), Dactylotum
bicolor (Rainbow Grasshopper), Salticus scenicus (Zebra Jumping Spider),
Pisaster ochraceus (Ochre Sea Star) , dan Holothuria sanctori (Variable Sea
Cucumber). Pada Vertebrata, diantaranya Isurus oxyrinchus (Shortfin Mako),
Osteoglossum bicirrhosum (Silver Arowana), Betta splendens (Siamese Fighting
Fish), Bufo bufo (European Toad), Rhacophorus bipunctatus (Twin-spotted Flying
Frog), Phelsuma klemmeri (Yellow-headed Day Gecko), Dendroaspis polylepis
(Black Mamba), Nisaetus lanceolatus (Sulawesi Hawk-Eagle), Panthera tigris
(Tiger), dan Hylobates moloch (Javan Gibbon).

B. Metode

Metode yang dilakukan pada praktikum kali ini antara lain:


1. Materi acara praktikum (media cetak/audio/video) yang diunggah di Googgle
Classroom dipelajari.
2. Karakter pada beberapa spesimen hewan disiapkan kemudian diamati.
3. Dilakukan proses identifikasi beberapa hewan Invertebrata dan Vertebrata
yang telah disiapkan berdasarkan karakter morfologi yang diamati. Masing-
masing dibuat deskripsi hasil identifikasi dari hewan tersebut.
4. Tabel hasil pengamatan karakter dan identifikasi pada beberapa hewan
dilengkapi.
5. Lembar kerja dalam waktu praktikum dilengkapi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. a. Tabel Karakter dan Sifat Invertebrata

N Karakter Sifat

o
1. Kontruksi tubuh -Sel
-Jaringan
-Organ
2. Lapisan tubuh -Dipoblastik
-Tripoblastik
3. Rongga tubuh -Acoelom
-Pseudocoelom
-Coelom
4. Simetri tubuh -Asimetri
-Bilateral
-Radial
5. Segmentasi tubuh -Metamer
-Tagma
5. Perkembangan embrional -Protostome
-Deuterostome
7. Sel Penyusun Tubuh -Uniseluler
-Multiseluler

b. Tabel Karakteristik dan Sifat Vertebrata

No Karakter Sifat

1. Struktur Tulang Tulang rawan, Tulang sejati


2. Organ Pernapasan Insang, Paru-paru
3. Fertilisasi Internal, Eksternal
4. Ekstremitas Sirip, tungkai
5. Bukaan Temporal Anapsid, Sinapsid, Diapsid.
6. Amnion Amniota, Anamniote
7. Modifikasi Integumen Sisik, Kulit, Bulu, Rambut

2. a. Spesimen Invertebrata :

[foto spesimen] [Klasifikasi]


(Yellow Staghorn Sponge)
Phylum : Porifera (Grant, 1836)

Classis : Demospongiae (Sollas, 1885)

Ordo : Halichondrida (Gray, 1867)

Familia : Axinellidae (Carter, 1875)

Genus : Axinella (Schmidt, 1862)

Species : Axinella dissimilis


Picton, Bernard. 2016 (Bowerbank, 1866)

[foto spesimen] [Klasifikasi]


(Pelagic Purple Jelly)
Phylum : Cnidaria (Hatschek, 1888)

Classis : Scyphozoa (Götte, 1887)

Ordo : Rhizostomeae

Familia : Thysanostomatidae

Genus : Thysanostoma L. (Agassiz,

1862)

Species : Thysanostoma loriferum


Burdickdr, 2005 (Ehrenberg, 1835)

[foto spesimen] [Klasifikasi]


Phylum : Platyhelminthes (Minot, 1876)

Classis : Trepaxonemata (Ehlers, 1984)

Ordo : Neoophora (Westblad, 1948)

Familia : Dugesiidae (Ball, 1974)

Genus : Dugesia (Girard, 1850)

Species : Dugesia gonocephala

(A. L. Dugès, 1830)


Petersen, Emilie E S. 2020
[foto spesimen] [Klasifikasi]

Phylum : Nematoda

Classis : Chromadorea

Ordo : Tylenchida

Familia : Hoplolaimidae

Genus :Helicotylenchus

Species : Helicotylenchus sp.

Jonathan D. Eisenback. 2008


[foto spesimen] [Klasifikasi]
(Kinabalu Giant Earthworm)
Phylum : Annelida

Classis : Clitellata

Ordo : Opisthopora

Familia : Megascolecidae

Genus : Pheretima (Kinberg, 1867)

Species : Pheretima darnleiensis

(Fletcher, 1886)
Bolnik, Mark. 2012
[foto spesimen] [Klasifikasi]
(Atlantic Calico Scallop)
Phylum : Mollusca

Classis : Bivalvia (Linnaeus, 1758)

Ordo : Ostreoida

Familia : Pectinidae (Rafinesque, 1815)

Genus : Argopecten (Monterosato,

1889)

Stacey, BJ. 2018 Species : Argopecten gibbus (Linnaeus,

1758)
[foto spesimen] [Klasifikasi]
(Spider Octopus)
Phylum : Mollusca
Classis : Cephalopoda (Cuvier, 1797)
Ordo : Octopoda (Leach, 1818)
Familia : Octopodidae
(D'Orbigny, 1839-1842)
Genus : Octopus Cuvier, 1797
Species : Octopus salutii (Verany, 1839)

Alphons, 2014
[foto spesimen] [Klasifikasi]
(Milk Snail)
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda (Cuvier, 1797)
Ordo : Stylommatophora
Familia : Helicidae
Genus : Otala (Schumacher, 1817)
Species : Otala lactea (Muller, 1774)

Abela, Alice. 2016


[foto spesimen] [Klasifikasi]
(Atlantic Ghost Crab)
Phylum : Arthropoda

Classis : Malacostraca (Latreille, 1802)

Ordo : Decapoda (Latreille, 1802)


Familia : Ocypodidae (Rafinesque,

1815)

Genus : Ocypode (Weber, 1795)

Species : Ocypode quadrata (J. C.

Fabricius, 1787)

Spitznas, james. 2011


[foto spesimen] [Klasifikasi]
(Rainbow Grasshopper)
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera
Familia : Acrididae (MacLeay, 1819)
Genus : Dactylotum (Charpentier, 1843)
Species : Dactylotum bicolor

Collins, steve. 2009 (Charpentier, 1843)

[foto spesimen] [Klasifikasi]


(Zebra Jumping Spider)
Phylum : Arthropoda
Classis : Euchelicerata
Ordo : Araneae
Familia : Salticidae (Blackwall, 1841)
Genus : Salticus (Latreille, 1804)
Species : Salticus scenicus (Clerck,
1757)
Kaldari, 2012
[foto spesimen] [Klasifikasi]
(Ochre Sea Star)
Phylum : Echinodermata (Bruguière,
1791)
Classis : Asteroidea (de Blainville,
1830)
Ordo : Forcipulatida (Perrier, 1884)
Familia : Asteriidae (Gray, 1840)
Genus : Pisaster (Müller & Troschel,
1840)
Species : Pisaster ochraceus (Brandt,
1835)

Feltham, wendy. 2019


[foto spesimen] [Klasifikasi]
(Variable Sea Cucumber)
Phylum : Echinodermata (Bruguière,
1791)
Classis : Holothuroidea
Ordo : Holothuriida
Familia : Holothuriidae (Burmeister,
1837)
Genus : Holothuria (Linnaeus, 1767)
Species : Holothuria sanctori
(Delle Chiaje, 1824)

Werson, Ronald. 2008

b. Spesimen Vertebrata

[foto spesimen] [Klasifikasi]


(Shortfin Mako)
Phylum : Chordata
Classis : Chondrichthyes
Ordo : Lamniformes
Familia : Lamnidae (Müller and Henle,
1838)
Genus : Isurus Rafinesque, 1810
Species : Isurus oxyrinchus (Rafinesque,
Obra Shalom Campo Grande, 2013
1810)
[foto spesimen] [Klasifikasi]

(Silver Arowana)
Phylum : Chordata

Classis : Actinopterygii (Teleostei)


Ordo : Osteoglossiformes

Familia : Osteoglossidae

Genus : Osteoglossum (Cuvier, 1829)

Species : Osteoglossum bicirrhosum

(Cuvier, 1829)

Micha, pilot., 2017

[foto spesimen] [Klasifikasi]

(Siamese Fighting Fish)


Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii (Teleostei)
Ordo : Perciformes
Familia : Osphronemidae (Bleeker,
1859)
Genus : Betta (Bleeker, 1850)
Species : Betta splendens (Regan, 1910)

Vereeken, Daniella. 2007


[foto spesimen] [Klasifikasi]

( European Toad )
Phylum : Chordata
Classis :Amphibia
Ordo : Anura
Familia : Bufonidae (Gray, 1825)
Genus : Bufo (Garsault, 1764)
Species : Bufo bufo (Linnaeus, 1758)
Korall, 2009
[foto spesimen] [Klasifikasi]

(Twin-spotted Flying Frog)


Phylum : Chordata
Classis : Amphibia
Ordo : Anura
Familia : Rhacophoridae (Hoffman,
1932)
Genus : Rhacophorus (Kuhl and Van
Hasselt, 1822)
Species : Rhacophorus bipunctatus (Ahl,
1927)

Aibor, 2021
[foto spesimen] [Klasifikasi]

(Yellow-headed Day Gecko) Phylum : Chordata


Classis : Reptilia (Laurenti, 1768)
Ordo : Squamata (Oppel, 1811)
Familia : Gekkonidae
Genus : Phelsuma (Grey, 1825)
Species : Phelsuma klemmeri (Seipp,
1991)

Evanheygen, 2011

[foto spesimen] [Klasifikasi]

(Black Mamba)
Phylum : Chordata
Classis : Reptilia (Laurenti, 1768)
Ordo : Squamata (Oppel, 1811)
Familia : Elapidae (F. Boie, 1827)
Genus : Dendroaspis (Schlegel, 1848)
Species : Dendroaspis polylepis
(Günther, 1864)
Claytonburne, 2015

[foto spesimen] [Klasifikasi]

(Sulawesi Hawk-Eagle)
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Accipitriformes
Familia : Accipitridae (Vigors, 1824)
Genus : Nisaetus (Hodgson, 1836)
Species : Nisaetus lanceolatus

Yap, Lip Kee., 2008

[foto spesimen] [Klasifikasi]

(Tiger)
Phylum : Chordata

Classis : Mammalia (Linnaeus, 1758)

Ordo : Carnivora (Bowdich, 1821)

Familia : Felidae (Fischer de Waldheim,

1817)

Omveerchoudhary, 2015 Genus : Panthera (Oken, 1816)

Species : Panthera tigris (Linnaeus,

1758)
[foto spesimen] [Klasifikasi]

(Javan Gibbon)
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia (Linnaeus, 1758)
Ordo : Primates (Linnaeus, 1758)
Familia : Hylobatidae (Gray, 1871)
Genus : Hylobates (Illiger, 1811)
Species : Hylobates moloch (Audebert,
1798)
Bocos, Carlos N. G., 2017
3. a. Tabulasi Data Karakter Taksonomi (Morfologi) Hewan Invertebrata

No Karakter Spesies
Axinella Thysanostoma Dugesia Helicotylenchus Pheretima Argopecten Octopus Otala Ocypode Dactylotum Salticus Pisaster Holothuria
dissimilis loriferum gonocephala sp. darnleiensis gibbus salutii lactea quadrata bicolor scenicus ochraceus sanctori

1. Kontruksi tubuh
a. Sel v
b. Jaringan v
c. Organ v v v v v v v

2. v
Segmentasi Tubuh
a. Metamer v
b. Tagma
3.
Simetri Tubuh v
a. Asimetri v v v v v v
b. Bilateral v
c. Radial
4.

Jumlah Lapisan v
Tubuh v v v v v v v
a. Dipoblastik
5. b. Tripoblastik v
v
Rongga Tubuh v
a. Acoelom
b. Pseudocoelom
6.
c. Coelom
v v v v v
Perkembangan
Embrional
7. a. Protostome
b. Deuterostom
v v v v v v v v v

Banyak Sel Penyusun


Tubuh
b. Tabulasi Data Karakter Taksonomi (Morfologi) Hewan Vertebrata
a. Uniseluler
b. Multiseluler
Spesies
No Karakter Isurus Osteoglossum Betta Bufo bufo Rhacophorus Phelsuma Dendroaspis Nisaetus Panther Hylobate
oxyrinchus bicirrhosum splendens bipunctatus klemmeri polylepis lanceolatus a tigris s moloch

1 Struktur tulang rawan v

2 Struktur tulang sejati v v v v v v v v v v

3 Organ pernafasan insang v v v v

4 Organ pernafasan paru-paru v v v v v v v v

5 Fertilisasi Internal v v v v v v

6 Fertilisasi Eksternal v v v v

7 Ekstremitas sirip v v v

8 Ekstremitas tungkai v v v v v v v

9 Bukaan temporal anapsid v v v v v

v v
10 Bukaan temporal sinapsid v v v

11 Bukaan temporal diapsid v v v v v

12 Pembungkus embrio amniota v

13 Pembungkus embrio v v v v v v
anamniote

14 Modifikasi integumen sisik v v v


v
Modifikasi integumen kulit
15 v v
Modifikasi integumen bulu v
16
v
Modifikasi integumen
17
rambut

18 Memiliki celah insang


v
Memiliki operculum
19 v v
B. Pembahasan

Deskripsi Karakter Diagnostic Invertebrata

Phylum Porifera Author Grant, 1836


Phylum Porifera memiliki karakter diagnostic tubuh berpori, tubuhnya
tersusun atas sel yang terspesialisasi karena belum mempunyai jaringan,
namun memiliki sel yang banyak dengan bentuk dan fungsi yang berbeda-
beda. Selain itu memiliki karakter sessil yaitu diam tidak melakukan
pergerakan hanya melekat pada bebatuan atau diam di dasar. Dinding tubuh
porifera ini terdiri dari dua lapis, yaitu pinakosit (lapisan luar) berfungsi
sebagai perlindungan dan koanosit (lapisan dalam) berfungsi sebgai alat
pencernaan, diantara kedua lapisan tersebut terdapat mesohil (zat berupa
gelatin). Porifera juga memiliki kerangka penyusun tubuh berupa spikula
yang berasal dari kapur (CaCO3), silika, dan serabut spongin.
Classis Demospongiae Author, Sollas, 1885
Karakter classis ini biasanya hidup dilaut atau marine, kecuali famili
spongilidae yang hidup di air tawar. Demospongiae memiliki serabut
spongin, spikula, dan silika.
Ordo Halichondrida Author, Gray, 1867
Familia Axinellidae Author, Carter, 1875
Spesies Axinella dissimilis Author, Bowerbank, 1866
Karakter yang dimiliki spesies ini yaitu sponge bercabang dengan
warna kuning atau orange dengan tinggi sekitar 15 cm.

Phylum Cnidaria Author, Hatschek, 1888


Karakteristik diagnostic dari phylum Cnidaria diantaranya, memiliki knidosit
(sengat) yang berfungsi sebagai pertahan diri dan menangkap mangsa.
Cnidaria mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan atau siklus hidup,
dari polip hingga ke medusa. Saat polip melekat di bebatuan sedangkan
medusa saat dia sudah bisa berenang menjadi ubur-ubur dewasa. Memiliki
rongga gastrovaskuler (gastro artinya pencernaan, vaskuler artinya peredaran
makanan ke seluruh tubuh) rongga ini berfungsi sebagai saluran pencernaan,
eksretori, respirasi karena belum memiliki sistem organ dari masing-masing
tersebut. Kontruksi tubuh masih berbentuk jaringan. Mempunya sistem saraf
nerve net yang masih sederhana Selainitum Cnidaria bereproduksi secara
aseksual (saat polip) dan seksual (saat medusa).

Classis Scyphozoa Author, Götte, 1887


Karakter yang dimliki classis Scyphozoa berupa bentuk tubuh lebih
dominan medusa. Serta knidosit terdapat pada bagian epidermal dan
gastrodermal.
Ordo Rhizostomeae
Familia Thysanostomatidae
Spesies Thysanostoma loriferum Author, Ehrenberg, 1835
Kaarakter spesies ini memiliki tentakel berwarna ungu yang
berukuran hingga 0,5 meter. Terdapat payung berbentuk kubah dengan
pinggiran ungu yang berada di bawah payung.

Phylum Platyhelminthes Author, Minot, 1876


Phylum Plathyhelminthes memiliki beberapa karakter diagnostic seperti,
bentuk tubuh pipih dorsoventral. Mempunyai tiga lapisan embryonal tetapi
belum mempunyai rongga tubuh (Tripoblastik acoelom). Memiliki sistem
pencernaan tidak lengkap (terdapat mulut tetapi tidak terdapat anus). Sistem
eksresi berupa protonefridia yaitu ginjal yang paling sederhana.
Classis Trepaxonemata Author, Ehlers, 1984
Karakeristik dari classis ini yaitu mempunyai sperma biflagelata
(berflagel dua).
Ordo Neoophora Author, Westblad, 1948
Familia Dugesiidae Author, Ball, 1974
Spesies Dugesia gonocephala, Author, A. L. Dugès, 1830
Karakter yang dimiliki spesies Dugesia antara lain memiliki kepala
berbentuk segitiga dan bermata dua, permukaaan tubuh umumnya
berwarna abu-abu, atau coklat.

Phylum Nematoda
Karakter diagnostic yang dimiliki phylum Nematoda yaitu memiliki tubuh
yang gilig (bulat memanjang). Memiliki alat penvabik, yaitu stylet. Memiliki
lapisan kutikula yang fleksibel. Memiliki pencernaan yang lengkap.
Mengalami ecdysis (pergantian kulit).
Classis Chromadorea
Karakter classis Chromadorea yaitu memiliki kutikula yang beruas-ruas
yang diikuti setae.
Ordo Tylenchida
Familia Hoplolaimidae
Spesies Helicotylenchus sp
Karakter dari spesies ini berupa tubuh yang berbentuk spiral atau
cenderung melengkung.
Phylum Annelida
Karakter diagnostic dari phylum Annelida diantaranya, mengalami
metamerisme, segmen treatur seperti cincin (annulus). Memiliki sistem
sirkulasi tertutup. Memiliki setae (lokomosi tubuh). Alat eksresi berupa
metanefrida yang lebih berkembang dari protonefridia tapi masih jauh dari
ginjal. Memiliki hidroskeleton yaitu kerangka fleksibel yang penuh cairan.
Classis Clitellata.
Classis clitellate memiliki karakter tidak memiliki setae atau bisa saja
hanya memiliki sedikit setae.
Ordo Opisthopora
Familia Megascolecidae
Spesies Pheretima darnleiensis, Author, Fletcher, 1886
Karakter dari spesies ini, tubuhnya berbentuk silindris, umumnya
ditemukan di asia tenggara, india, dan jepang.

Phylum Mollusca
Phylum Mollusca memiliki beberapa karakter diagnostic, yaitu memiliki
massa visceral, memiliki tubuh yang lunak, tubuhnya diselimuti mantel.
Beberapa memiliki cangkang luar (eksoskeleton) atau dalam (endoskeleton)
daari zat kitin atau zat kapur.
Classis Bivalvia Author, Linnaeus, 1758
Karakter classis Bivalvia yaitu memiliki tubuh dengan dua cangkang
bersatu dibagian dorsal, kebanyakan bivalvia dari kerrang-kerangan
dengan bercak merah dan lavender.
Ordo Ostreoida
Familia Pectinidae Author, Rafinesque, 1815
Spesies Argopecten gibbus Author, Linnaeus, 1758
Karakter yang dimiliki spesies ini yaitu memiliki warna tubuh
kekuningan.
Classis Cephalopoda Author, Cuvier, 1797
Memiliki karakter classis berupa hewan yang berjalan dengan kaki
(chepal berarti kaki, dan poda berarti berjalan. Memiliki endoskeleton dan
cangkangnya sudah tereduksi.
Ordo Octopoda Author, Leach, 1818
Familia Octopodidae Author, D'Orbigny, 1839-1842
Spesies Octopus salutii. Author (Verany, 1839).
Hidup di marine dengan kealaman 100-700 meter. Misalnya Gurita.

Classis Gastropoda Author, Cuvier, 1797


Karakter classisnya yaitu memiliki cangkang yang melingkar.
(Gatro=perut, poda=berjalan), jadi hewan yang berjalan dengan perut.
Ordo Stylommatophora
Familia Helicidae
Spesies Otala lacteal Author, Muller, 1774
Karakter yang dimiliki spesies ini adalah bentuk cangkang gepeng
atau plat dan non-globular. Cangkang memiliki warna putih atau
coklat dengan bintik dan garis-garis berwarna gelap. Misalnya siput.

Phylum Arthropoda
Karakter diagnostic dari phylum ini yaitu, memiliki kaki atau tubuh yang
beruas-ruas. Mengalami tagmatisasi. Eksoskeleton berasal dari kititn.
Mengalami Ecdysis
Subphylum Crustacea Author, Brünnich, 1772
Karakter dari subphylum ini yaitu memiliki eksoskeleton, biramous dan
memiliki dua antena.
Classis Malacostraca Author, Latreille, 1802
Karakter classisnya memiliki mata majemuk
Ordo Decapoda Author, Latreille, 1802
Familia Ocypodidae Author, Rafinesque, 1815
Spesies Ocypode quadrata. Author, J. C. Fabricius, 1787
Karakter spesies ini mempunya karakspak berbentuk persegi
dan ukuran tubuh spesies jantan lebih besar dari pada spesies
Subphylum Hexapoda
Karakter dari subphylum ini memiliki segmentasi tubuh yang terbagi
menjadi chepal, torax dan abdomen. Toraxnya memiliki sayap dan tiga
pasang kaki.
Classis Insecta
Karakter classisnya memiliki kemampuan terbang.
Ordo Orthoptera
Familia Acrididae Author, MacLeay, 1819
Spesies Dactylotum bicolor Author, Charpentier, 1843
Karakter dari spesies ini memiliki tubuh berwarna merah dan
kuning yang khas dan sayap berwarna hijau pucat.

Subphylum Chelicerata
Karakter dari subphylum ini mempunyai segmentasi tubuh berupa
prosoma (bagian depan) dan opisthosoma (bagian belakang), serta tidak
memiliki antena.
Classis Euchelicerata
Karakter dari classis ini memiliki overcula seperti plat di bagian
abdomennya.
Ordo Araneae
Familia Salticidae Author, Blackwall, 1841
Spesies Salticus scenicus Author, Clerck, 1757
Spesies ini memiliki karakter tubuh berukuran 4-7 mm dan
memiliki 34 strip putih pada abdomen.
Phylum Echinodermata Author, Bruguière, 1791
Karakter diagnostic dari Phylum Echinodermata memiliki kulit berduri,
memiliki sumbu oral (mulut)-aboral (punggung), memiliki sistem pembuluh
air (water vascular system), memiliki saraf berupa nerve net, nerve ring, dan
nerve radial, dan juga memiliki endoskeleton (kerangka dalam).
Classis Asteroidea Author, de Blainville, 1830
Karakter classis ini memiliki lempeng pusat dan penghisap. Biasanya
dari bintang laut, bulu babi.
Ordo Forcipulatida Author, Perrier, 1884
Familia Asteriidae Author, Gray, 1840
Spesies Pisaster ochraceus Author, Brandt, 1835
Memiliki duri putih pendek dengan pola pentagonal.
Classis Holothuroidea
Karakter classis ini memiliki tubuh memanjang tanpa lengan, memiliki
tentakel yang mengelilingi di sepanjang coral atau sirkular.
Ordo Holothuriida
Familia Holothuriidae Author, Burmeister, 1837
Spesies Holothuria sanctori Author, Delle Chiaje, 1824
Karakter spesies ini kemiliki satu gonad.
Deskripsi karakter Diagnostic Vertebrata

Phylum Chordata
Karakter diagnostic dari Phylum Chordata yaitu memiliki notochorda yang
merupakan tulang belakang atau rangka primitif yang berada di sebelah
bawah sistem saraf pusat, perkembangannya embrional deutrsotome dimana
perkembangan anus lebih dulu daripada mulutnya saat masih blastophore,
selanjutnya memiliki tali saraf yang strukturnya berisi cairan berongga
dengan dorsal jaringan saraf.
Classis Chondrictyes
karakter diagnostic dari Classis ini diantaranya memiliki tulang rawan,
memiliki celah insang, tipe sisik placoid, dan memiliki clasper.
Ordo Lamniformes
Karakter dari ordo ini biasanya memiliki 5 pasang celah insang yang
terdapat di depan sirip pectoral, rahang atas tidak menyatu dengan
tengkorak.
Familia Lamnidae Author, Müller and Henle, 1838
Spesies Isurus oxyrinchus Author, Rafinesque, 1810
Karakter dari spesies ini memiliki sirip ekor simetris dan ujung
mocong yang lancip, juga memiliki gigi yang berbentuk seperti gerigi
tajam, tipe sisiknya placoid.
Classis Actinopterygii
Karakter diagnostic yang dimiliki classis ini berupa terdapatnya
operculum atau penutup insang, memiliki sisik yang beraneka ragam
seperti genoid, placoid, cycloid, dan ctenoid. Selain itu biasanya memiliki
swim bladder atau gelembung renang dan berfungsi untuk membantu ikan
mengapung di air, dan juga memiliki linea lateralis.
Ordo Osteoglossiformes
Karakter dari ordo ini biasanya memiliki struktur lidah yang
bertulang, serta untuk tipe sisiknya itu bisa berupa cycloid atau
ctenoid.
Familia Osteoglossidae
Spesies Osteoglossum bicirrhosum Author, Cuvier, 1829.
Spesies ini memiliki karakter dengan tipe sisik cycloid dan tubuhnya
berwarna silver.
Ordo Perciformes
Memiliki karakteristik rahang atas yang lentur dan memiliki garis
lateral tunggal.
Familia Osphronemidae Author, Bleeker, 1859
Spesies Betta splendens Author, Regan, 1910
Karakter diagnostic dari spesies ini memiliki karakter polimorfisme,
memiliki sisik yang overlap, serta rasio ukuran sirip yang lebih besar
dibandingkan tubuhnya.
Classis Amphibia
Karakter diagnostic dari Classis Amphibia diantaranya, adaptasi untuk
bisa hidup di dua alam yaitu di darat dan di air. Tungkai belakangnya
lebih Panjang daripada tugkai depan, dan tidak mempunyai ekor.
Termasuk kedalam hewan Poikiloterm yaitu suhu tubuhnya mengikuti
suhu lingkungan, serta termasuk hewan Ovipar.
Ordo Anura
Ordo Anura memiliki karakter tubuhnya tidak berekor dan melakukan
fertilisasi secara eksternal.
Familia Bufonidae Author, Gray, 1825
Spesies Bufo bufo Author, Linnaeus, 1758
Karakter diagnostic yang spesies ini yaitu, tubuhnya memiliki racun
kulit yang kuat, dibealakang matanya terdapat kelenjar parotoid yang
menonjol. Kelenjar parotoid yaitu kelenjar yang khusus ada pada
famili Bufonidae yang dapat menghasilkan cairan berwarna putih
yang bersifat racun digunakan untuk pertahanan diri. Selain itu,
tekstur kulitnya lebih kasar karena terdapat bintil-bintil.
Familia Rhacophoridae Author, Hoffman, 1932
Spesies Rhacophorus bipunctatus Author, Ahl, 1927
Spesies ini dicirikan dengan mata yang besar, memiliki kulit yang
lebih halus, licin, dan biasanya mempunyai kelenjar lendir , sepsis ini
biasanya termasuk kedalam hewan aboreal yaitu habitat utamanya di
pohon.
Classis Reptilia Author, Laurenti, 1768
Karakter diagnostic yang dimiliki Classis Reptilia diantaranya, sisik
mengalami keratinisasi, mengalami ecdysis atau pergantian sisik,
termasuk kedalam hewan poikiloterm yaitu hewan yang sushu tubuhnya
menyesuaikan lingkungan dan termasuk juga kedalam hewan Ovipar.
Ordo Squamata Author, Oppel, 1811
Karakteristik daei ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi oleh sisik
yang terbuat dari bahan tanduk, mengalami moltin atau pergantian
kulit, serta memiliki dua hemipenis (jantan).
Subordo Serpentes Author, Linnaeus, 1758
Karakter dari subordo ini diantaranya, tubuhnya memanjang tanpa
kaki, tidak memiliki kelopak mata, dan lidahnya pajang serta sempit.
Familia Gekkonidae
Spesies Phelsuma klemmeri Author, Seipp, 1991
Karakter diagnostic dari spesies ini diantaranya memiliki digiti
ramping, memiliki lamella atau bantalan berperekat besar yang
terdapat di bawah jari kaki, serta memiliki brille.
Familia Elapidae Author, F. Boie, 1827
Spesies Dendroaspis polylepis Author, Günther, 1864
Spesies ini memiliki karakter diagnostic diantaranya termasuk
kedalam golongan ular yang memiliki bisa (venomous) serta memiliki
taring jenis proteroglyphos, dimana taringnya berbentuk lancip untuk
menginjeksikan bisanya.
Classis Aves
Karakter diagnostic yang dimiliki classis Aves yaitu tubuhnya tertutupi
bulu bagian kakinya memiliki tarsometarsus yaitu sisik kering yang
berasal dari sisa evolusi. Selain itu aves juga termasuk hewan Homoiterm
dimana suhu tubuhnya cenderung tetap dan tidak mengikuti suhu
lingkungan, termasuk dalam hewan Ovipara tau berkembangbiak dengan
cara bertelur.
Ordo Accipitriformes
Ordo ini memiliki karakteristik dengan tipe kaki anisodactyl, juga
termasuk hewan non migras atau tidak bermigrasi, termasuk hewan
arboreal dimana hidupnya selalu bertengger di pepohonan, dan kepala
dapat diputar 180°
Familia Accipitridae Author, Vigors, 1824

Spesies Nisaetus lanceolatus


Karakter diagnostic dari spesies ini yaitu merupakan penerbang hebat,
matanya memiliki ketajaman yang sangat baik, serta memiliki luas
pandang mata yang dapat mencapai 340°.
Classis Mammalia Author, Linnaeus, 1758
Karakter diagnostic dari Classi Mammalia diantaranya memiliki
kelenjar mamae atau kelenjar susu, kebanyak memiliki pinna auricula
atau daun telinga, memiliki rambut, mulutnya sudah rima oris atau
sudah tertutup oleh bibir, termasuk hewan homoiterm yang suhu
tubuhnya tetap, serta termasuk jenis hewan vivipar atau
berkembangbiak dengan cara melahirkan
Ordo Carnivora Author, Bowdich, 1821
Karakter diagnostic ordo ini diantaranya memiliki tipe gigi
secodont yang dicirikan dengan permukaan yang runcing dan
tajam berfungsi untuk merobek makanan, biasanya kelompok
hewan ini akan memangsa dengan menggunakan gigi dan
cakarnya. Spesies didalamnya termasuk digitigrade dan
plantigrade atau hewan yang berjalan menggunakan jari dan
telapak kakinya yang menyentuh tanah.
Familia Felidae Author, Fischer de Waldheim, 1817
Spesies Panthera tigris Author, Linnaeus, 1758
Spesies ini memiliki karakter diagnostic seperti tipe kaki
digitigrade dimana hewan jenis ini hanya berjalan dengan
menggunakan jari kakinya saja yang menyentuh tanah, serta
termasuk terrestrial, dan hewan soliter.
Ordo Primates Author, Linnaeus, 1758.
Ordo Primates memiliki karakter diagnostic dengan tipe gigi
bunodnt yaitu permukaannya membulat berfungsi untuk
menggiling makanan biasanya terdapat omnivora, termasuk
hewan aboreal yang biasa hidup di pepohonan, hidupnya di
daerah tropisi dan subtropis, dan juga spesies yang terdapat di
dalamnya termasuk plantigrade.
Familia Hylobatidae Author, Gray, 1871
Spesies Hylobates moloch Author, Audebert, 1798
Karakter diagnostic yang dimiliki spesies ini yaitu memiliki
seksual dimorfisme yang tidak jelas antar jantan dan betina,
serta memiliki tipe kaki plantigrade yaitu hewan yang berjalan
dengan jari kaki dan telapak kaki yang menyentuk tanah.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan praktikum dapat disimpulkan bahwa :

1. Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak mempunyai tulang punggung


atau tulang belakang (vertebrae), memiliki tubuh yang jauh lebih sederhana dan
termasuk hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuh bergantung pada suhu
atmosfir. Beberapa phylum yang digolongkan kedalam invertebrate diantaranya,
Annelida, Arthropoda, Coelenterata, Echinodermata, Mollusca,
Nemathelminthes, Plathyhelmintes, dan Porifera.
2. Karakter morfologi dari hewan invertebrata ini sangat beragam, sepeti classis
Demospongiae karakter ini biasanya hidup dilaut, serta memiliki serabut
spongin, spikula, dansilika. Pada classis Scyphozoa memiliki bentuk tubuh
dominan medusa. Classis Trepaxonemata mempunyai sperma biflagelata. Classis
Chromadorea memiliki kutikula yang beruas-ruas. Classis clitellate memiliki
karakter tidak memiliki seta. Karakter classis Bivalvia yaitu memiliki tubuh
dengan dua cangkang bersatu dibagian dorsal. Classis cephalopoda karakternya
yaitu berjalan dengan kaki. Karakter classis Gastropoda yaitu memiliki
cangkang yang melingkar. Classis Malacostraca memiliki mata majemuk.
Classis Insecta memiliki kemampuan terbang. Classis Euchelicerata memiliki
overcula seperti plat di bagian abdomennya. Classis Asteroidea memiliki
lempeng pusat dan penghisap. Classis Holothuroidea memiliki tubuh memanjang
tanpa lengan, memiliki tentakel yang mengelilingi di sepanjang coral atau
sirkular.
3. Vertebrata merupakan hewan yang memiliki kolumna vetebralis (ruas-ruas
tulang belakang. Vertebrata sudah memiliki otak dengan ukuran relative besar
yang dilindungi tengkorak, memiliki columna vertebralis, pembagian tubuh
sudah lengkap yang terbagi atas kepala, leher, badan dan ekor. Vertebrata di bagi
kedalam beberapa kelas lagi diantaranya Classis Chondricthyes, Classis
Actinopterygii, Classis Amphibia, Classis Reptilia, Classis Aves, dan Classis
Mammalia.
4. Karakter morfologi dari kelompok vertebrata ini sangat beragam pula, terdapat
beberapa ordo dengan karakternya masing-masing. Seperti Ordo Lamniformes
biasanya memiliki 5 pasang celah insang, dan rahang atas tidak menyatu dengan
tengkorak. Ordo Osteoglossiformes ini biasanya memiliki struktur lidah yang
bertulang. Ordo Perciformes memiliki karakteristik rahang atas yang lentur dan
memiliki garis lateral tunggal Ordo Anura memiliki karakter tubuhnya tidak
berekor dan melakukan fertilisasi secara eksternal. Ordo Squamata Karakteristik
darii ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi oleh sisik yang terbuat dari bahan
tanduk. Ordo Accipitriformes memiliki karakteristik dengan tipe kaki
anisodactyl, juga termasuk hewan non migras atau tidak bermigrasi. Ordo
Carnivora memiliki tipe gigi secodont yang dicirikan dengan permukaan yang
runcing dan tajam. Ordo Primates memiliki karakter diagnostic dengan tipe gigi
bunodnt yaitu permukaannya membulat
DAFTAR PUSTAKA

Abela, Alice. 2016. Milk Snail (Otala lactea). iNaturalist. Tersedia di:
<https://www.inaturalist.org/photos/13188383> [diakses tanggal 23 September
2021].

Aibor, 2021. Twin-spotted Flying Frog (Rhacophorus bipunctatus). iNaturalist.


Tersedia di: https://www.inaturalist.org/observations/92908710> [diakses
tanggal 29 September 2021].
Alphons, 2014. Spider Octopus (Octopus salutii). iNaturalist. Tersedia di:
<https://www.inaturalist.org/photos/94971896> [diakses tanggal 23 September
2021].

Bolnik, Mark. 2012. Kinabalu Giant Earthworm (Pheretima darnleiensis).


iNaturalist. Tersedia di: <https://www.inaturalist.org/photos/8722753> [diakses
tanggal 23 September 2021].
Bocos, Carlos N. G., 2017. Javan Gibbon (Hylobates moloch). iNaturalist. Tersedia
di: https://www.inaturalist.org/photos/46057408 [diakses tanggal 28 September
2021].
Burdickdr, 2005. Pelagic Purple Jelly (Thysanostoma loriferum). iNaturalist.
Tersedia di: <https://www.inaturalist.org/photos/31319755> [diakses tanggal
23 September 2021].
Chaeri, A., Kusbiyanto, Priyo, S., & Sugiharto, 2016. Ciri-ciri dan Pola
Perkembangan Tubuh Hewan Vertebrata. Jakarta: Universitas Terbuka.
Claytonburne, 2015. Black Mamba (Dendroaspis polylepis). iNaturalist. Tersedia di:
<https://www.inaturalist.org/observations/67654736> [diakses tanggal 29
September 2021]
Collins, steve. 2009. Rainbow Grasshopper (Dactylotum bicolor). iNaturalist.
Tersedia di: <https://www.inaturalist.org/photos/41741857> [diakses tanggal
23 September 2021].
Evanheygen, 2011. Yellow-headed Day Gecko (Phelsuma klemmeri). iNaturaliist.
Tersedia di: < https://www.inaturalist.org/observations/42259875> [diakses
tanggal 29 September 2021]
Feltham, wendy. 2019. Ochre Sea Star (Pisaster ochraceus). iNaturalist. Tersedia di:
<https://www.inaturalist.org/photos/46686559> [diakses tanggal 23 September
2021].
Ferdyan, Rhavy., dkk. 2020. Analisis Relevansi Materi Superkelas Pisces dalam
Aspek Penerapan Ilmu Taksonomi Hewan di Sekolah. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Biologi, 06(04), pp.442 – 453.
Gupta, R. S., 2015. Molecular signatures that are distinctive characteristics of the
vertebrates and chordates and supporting a grouping of vertebrates with the
tunicates. Molecular phylogenetics and evolution, 94, pp. 383-391.
Haendel, M. A., 2014. Unification of multi-species vertebrate anatomy ontologies for
comparative biology in Uberon. Journal of Biomedical Semantics, 5 (21), pp.
1-13.
Heenan, P., Lisa, Z., & Megan, J.W., 2015. Evolution of the Sox gene family within
the chordate phylum. Gene, (15), pp. 1-22.

Hikam, Agus Mohammad. 2021. “Karakteristik Genetik Invertebrata Laut Filum


Arthropoda, Mollusca, dan Echinodermata di Peraairan Papua”, Skripsi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Irie, Naoki., Noriyuki, Satoh. dan Shigeru, Kuratani. 2018. The Phylum Vertebrata: a
case for zoological recognition. Zoological Letters, 4 (32), pp.2.

Jonathan D. Eisenback. 2008. Helicotylenchus sp. Tersedia di:


<https://www.invasive.org/browse/taxthumb.cfm?
fam=728&genus=Helicotylenchus> [diakses tanggal 22 September 2021].
Kaldari, 2012. Zebra Jumping Spider (Salticus scenicus). iNaturalist.
Tersedia di: <https://www.inaturalist.org/photos/66380906> [diakses tanggal
23 September 2021].
Kilawati, Yuni., dan Diana Arfiati. 2017. Ikhtiologi Modern. Malang: Universitas
Brawijaya Press.
Korall, 2009. European Toad (Bufo bufo). Wikimedia Common, iNaturalist. Tersedia
di: < https://www.inaturalist.org/photos/590182> [diakses pada tanggal 29
September 2021]
Luthfi, Oktiyas Muzaky., dkk. 2018. Kelimpahan Invertebrata di Pulau Sempu
Sebagai Indeks Bioindikator, Ekonomis Penting Konsumsi, dan Komoditas
Koleksi Akuarium. Journal of Fisheries and Marine Research, 3 (2), pp.137-
148.

Maya, Sri., dan Nurhidayah. 2020. Zoologi Invertebrata. Bandung: Widiana Bhakti
Persada.

Micha, pilot., 2017. Silver Arowana (Osteoglossum bicirrhosum). iNaturalist.


Tersedia di: < https://www.inaturalist.org/photos/84173290> [diakses tanggal
29 September 2021].

Obra Shalom Campo Grande, 2013. Shortfin Mako (Isurus oxyrinchus). iNaturalist.
Tersedia di: < https://www.inaturalist.org/photos/70551905> [diakses tanggal
29 September 2021].

Ompi, Medi. 2016. Larva Avetebrata Dasar Laut: Ekologi dan Tingkah Laku.
Yogyakarta: deepublish.

Omveerchoudhary, 2015. Tiger (Panthera tigris). iNaturalist. Tersedia di: <


https://www.inaturalist.org/photos/13207883> [diakses tanggal 29 September
2021]
Patimah, Nurul. 2016. “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence Dan Complete
Sentence Pada Subkonsep Vertebrata”, Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan UNPAS Bandung.
Petersen, Emilie E S. 2020. Dugesia gonocephala. iNaturalist. Tersedia di:
<https://www.inaturalist.org/photos/97090989> [diakses tanggal 22 September
2021].

Picton, Bernard. 2016. Yellow Staghorn Sponge (Axinella dissimilis). iNaturalist.


Tersedia di: < https://www.inaturalist.org/photos/6895148> [diakses tanggal 23
September 2021].
Sahari, S. & Erif, A., 2018. Analisis Miskonsepsi Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan
Alam Siswa Kelas 5 SDN Mrican 1 dan SDN Mrican 2 Kota Kediri Tahun
Pelajaran 206/2017. Simki Pedagogia, 2(2), pp. 1-8.

Setyanto, H.A., Amin, M. and Lestari, U. 2016. Pengembangan Buku Suplemen


Pendekatan Molekular Taksonomi Hewan Vertebrata. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(6), pp.1180-1184.

Spitznas, james. 2011. Atlantic Ghost Crab (Ocypode quadrata). iNaturalist.


Tersedia di: <https://www.inaturalist.org/photos/59799843> [diakses tanggal
23 September 2021].

Stacey, BJ. 2018. Atlantic Calico Scallop (Argopecten gibbus). iNaturalist. Tersedia
di: <https://www.inaturalist.org/photos/29393627> [diakses tanggal 23
September 2021].
Sutrisno, Hari. 2016. Peran Ilmu Dasar Biosistematika Pada Era Bioteknologi.
Prosiding Seminar Nasional Biotik: Research Center for Biology-LIPI.

Vereeken, Daniella. 2007. Siamese Fighting Fish (Betta splendens). iNaturalist.


Tersedia di: < https://www.inaturalist.org/photos/130816792> [diakes tanggal
28 September 2021]
Werson, Ronald. 2008. Variable Sea Cucumber (Holothuria sanctori). iNaturalist.
Tersedia di: https://www.inaturalist.org/photos/2935321 [diakses tanggal 23
September 2021].
Yap, Lip Kee., 2008. Sulawesi Hawk-Eagle (Nisaetus lanceolatus). iNaturalist.
Tersedia di: < https://www.inaturalist.org/photos/310462> [diakses tanggal 29
September 2021].
Yudha, D.S., Epilurahman, R., Muhtianda, I.A., Ekarini, D.F., & Ningsih, O.C.,
2015. Keanekaragaman Spesies Amfibi dan Reptil di Kawasan Suaka
Margasatwa. Jurnal MIPA, 38 (1), pp. 7-12.

Anda mungkin juga menyukai