Super Kelas Pisces (Kelas Chondrichthyes)

Super Class Pisces (Class Chondrichthyes)

Agustina Rahayu
agustina_r@mhs.unsyiah.ac.id
Abstrak
Hewan vertebrata adalah hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang belakang berasal dari
perkembangan sumbu penyokong tubuh primer atau notokorda (korda dorsalis). Tujuan dari praktikum
ini untuk mengidentifikasi dan mengenal beberapa spesies anggota Pisces. Metode yang digunakan
dalam pratikum ini yaitu dengan pengamatan langsung. Hasil dari praktikum ini yaitu kelas
Chondrichthyes membahas dua Ordo, Ordo pertama Squaliformes (Hiu) memiliki sirip berdaging,
sirip dada tidak melebar, berbentuk torpedo, memiliki sirip pectoralis sepasang, sirip dorsalis dua, sirip
analis sepasang, sirip caudalis satu, sirip ventralis satu, memiliki lima celah insang. Ordo Rajiformes
(Pari) memiliki sirip berdaging, sirip dada melebar, berbentuk pipih, memiliki bentuk ekor
heterocercal, memiliki claspers yang hanya ada pada jantan, memiliki spirakel sepasang yang lebar,
memiliki sepasang sirip analis sepasang dan sepasang sirip pectoralis.
kata kunci : vertebrata, pisces, chondrichthyes
Abstract
Vertebrates are animals that have a backbone. The spine originates from the development of the
primary body support axis or the notochord (corda dorsalis). The purpose of this practicum is to
identify and recognize several species of Pisces members. The method used in this practicum is direct
observation. The results of this practicum are that the Chondrichthyes class has three orders, the first
order Squaliformes (Sharks) has fleshy fins, pectoral fins are not widened, torpedo-shaped, has a pair
of pectoralis fins, two dorsal fins, a pair of anal fins, one caudalis fin, one ventral fin, has five gill
slits. Order Rajiformes (Stingrays) have fleshy fins, broad pectoral fins, flattened, have a heterocercal
tail shape, have claspers that are only present in males, have a pair of broad spiracles, have a pair of
anal fins, a pair of pectoralis fins.
keywords: vertebrate, pisces, chondrichthyes

1
Agustina Rahayu : Super Kelas Pisces (Kelas Chondrichthyes)
Pendahuluan
Hewan Vertebrata merupakan subfilium
dari Chordata mencakup semua hewan yang
memiliki tulang belakang dan hewan vertebrata
memiliki memiliki jenis-jenis jaringan, sel-sel
penyusun jaringan ikat, jaringan otot, jaringan
saraf. Selain itu, hewan vertebrata juga
memiliki tengkorak untuk melindungi otak
mereka. Filum Chordata terdiri dari tiga
subfilum, yaitu Urochordata, Cephalochordata,
dan vertebrata (Singa, 2021, pp.527-534).
Vertebrata merupakan hewan bertulang
belakang. Tulang belakang berasal dari
perkembangan sumbu penyokong tubuh primer
atau notokorda (korda dorsalis). Notokorda
vertebrata hanya ada pada masa embrionik,
setelah dewasa akan mengalami penulangan
menjadi sistem penyokong tubuh sekunder,
yaitu tulang belakang (Vertebrae) yang
diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok
diantaranya Agnatha (sudah punah),
Chondrchthyes, Ostheichthyes, Amphibi,
Reptilia, Aves dan Mamalia (Aldeirre, 2018,
pp.110-116).
Pisces dalam istilah bahasa Indonesia
dikenal sebagai “ikan” yang meliputi semua
jenis ikan, baik yang tidak mempunyai rahang
(termasuk ke dalam superkelas: Agnatha)
maupun ikan yang mempunyai rahang
(termasuk ke dalam superkelas: Gnathostomata)
yang terdiri dari ikan bertulang rawan (kelas
Chondrichthyes) dan ikan bertulang sejati
(kelas Osteichthyes). Ikan merupakan
kelompok vertebrata yang paling beraneka
ragam, dengan jumlah spesies lebih dari 27.000
spesies di seluruh dunia. Struktur tubuh ikan
sebagian besar dibentuk oleh rangkanya, tulang
penyusun tubuhnya ada tulang rawan, dan
adapula tulang sejati. Insang dan ekor yang
mereka miliki membantu mereka untuk
bergerak dengan cepat didalam air (Ferdyan,
2020, pp.442-453).
Reptil merupakan salah satu fauna yang
terdapat di wilayah Indonesia. Indonesia
menempati peringkat ketiga sebagai negara
yang memiliki kekayaan jenis reptil paling
2
tinggi di dunia, lebih dari 600 jenis reptil
terdapat di Indonesia, Pulau Sumatera memiliki
300 jenis reptil dan amfibi dan 23% diantaranya
merupakan jenis endemik. Reptil merupakan
sekelompok vertebrata yang menyesuaikan diri
di tempat yang kering di tanah. Penandukan
atau cornificatio kulit dan squama atau carpace
untuk menjaga banyak hilangnya cairan dari
tubuh pada tempat yang kasar (Findua, 2016,
pp.51-60).
Mamalia merupakan kelas dari
kelompok hewan vertebrata yang memiliki
kelenjar mamae. Kelas mamalia ini terbagi
ke dalam 29 ordo dan sering digolongkan ke
dalam dua kelompok berdasarkan ukuran
tubuhnya, yaitu mamalia besar dan mamalia
kecil. Istilah mamalia kecil bukanlah
ditujukan untuk kelompok yang mempunyai
taksa tersendiri, melainkan mamalia kecil
merupakan istilah yang umum digunakan
pada mamalia yang berat dewasanya kurang
dari 1 kg. Mamalia kecil memiliki tingkat
metabolisme yang lebih tinggi dan rentang
hidup yang lebih pendek dibandingkan dengan
mamalia besar. Rodensia dan Eulipotyphla
merupakan kelompok mamalia (Kontesa, 2014,
p.3).
Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum zoologi vertebrata ini
membahas tentang “Super Kelas Pisces” pada
hari kamis, 13 Oktober 2022 bertempatan di
laboratorium pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Syiah Kuala, dimulai dari jam
11:40-13:15.
Target/Objek/Populasi/Sampel
Target pratikum ini yaitu dapat
mengetahui ciri-ciri pisces morfologi, anatomi,
fisiologi struktur luar hewan vertebrata,
dikhususkan lagi pada superkelas pisces dari
kelas Chondrichthyes (hewan ikan bertulang
rawan). Adapun objek yang digunakan pada
pratikum kali ini yaitu, Hiu (Squalus
acanthias), dan Pari (Raja straeleni).
Agustina Rahayu : Super Kelas Pisces (Kelas Chondrichthyes)
Prosedur
Cara kerja yang telah dilakukan dalam
praktikum ini adalah disediakan objek atau
sampel oleh asisten meja, kemudian
ditempatkan objek tersebut ditempat yang
aman. Kemudian digambar specimen yang
tersedia dan diberikan keterangan bagia-bagian
tubuhnya, kemudian dibuat klasifikasinya, lalu
dibuat dokumentasi saat pengamatan dan
definisikan.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data
Data yang didapat dalam bentuk
kualitatif, data dikumpulkan dengan bentuk
paragraf. Adapun instrumen yang digunakan
pada praktikum ini adalah buku penuntun
praktikum “Zoologi vertebrata” teknik yang
digunakan untuk mendapat data tersebut dengan
cara pemangatan langsung.
Teknik Analisis Data
Teknik dalam pengambilan data ialah
didapatkan secara deskriptif dan pengamatan
langsung dan dikemukakan dalam paragraf,
diuraikan dan digambarkan.
Hasil dan Pembahasan
Pisces merupakan kelompok vertebrata
yang hidup di perairan dengan menggunakan
sirip untuk bergerak dan untuk menjaga
keseimbangan tubuh dan memiliki jumlah
spesies yang beragam. Pisces disebut hewan
poikiloterm karena suhu tubuhnya tidak tetap
(berdarah dingin) karena dipengaruhi oleh suhu
disekelilingnya. Tubuh terbagi atas kepala,
badan, dan ekor. Kulit terdiri atas dermis dan
epidermis, pada umumnya bersisik dan
berlendir. Alat gerak aktif berupa otot
bersegmen yang disebut miotom. Sirip ekor
berfungsi sebagai kemudi. Ada tiga macam
bentuk sirip ekor yaitu homoserkus,
heteroserlus, dan difiserkus (Ratnasari, 2019)
Pisces disebut hewan poikiloterm
karena suhu tubuhnya tidak tetap (berdarah
dingin), yaitu terpengaruh suhu di
sekelilingnya. Ikan lele atau Clarias sp memiliki
3
ciri-ciri fisik tubuh yang licin, bentuknya
memanjang, tidak memiliki sisik, sirip
punggung dan sirip anus juga berbentuk
memanjang. Sirip dan ekor lele terkadang
menyatu hingga membuatnya tampak seperti
sikat yang pendek.Tubuh terbagi atas kepala,
badan, dan ekor. Bentuk tubuh ikan antara jenis
yang satu dengan jenis yang lain berbeda-beda.
Perbedaan bentuk tubuh ini pada umumnya
disebabkan oleh adanya adaptasi dan cara
hidupnya. Kebanyakan ikan memiliki bentuk
tubuh streamline dimana tubuh bagian anterior
dan posterior mengerucut dan bila dilihat secara
transversal, penampang tubuh seperti tetesan
air. Penampang tubuh tersebut akan memberi
kemudahan ikan dalam menembus air sebagai
media hidup. Bentuk tubuh tersebut biasanya
dikatakan sebagai bentuk tubuh ideal (fusiform)
(Kasdan, 2016).
Mulut hiu memiliki bentuk atau tipe
mulut terletak dekat dengan ujung hidung dan
terdapat pada bagian bawah kepala. Ciri mulut
seperti ini menggambarkan bahwa cara makan
ikan hiu ini dengan mengambil sumber
makanan pada bagian substrat. Selain itu,
morfologi mulut yang kecil dengan gigi yang
runcing menjelaskan bahwa hiu merupakan
hewan omnivora. Letak kelamin jantan dan
betina terletak pada bagian bawah perut yang
mendekati sirip anal. Ciri morfologi kelamin
jantan yaitu terlihat daging memanjang bulat
seperti torpedo dengan ukuran panjang 1-2 cm
yang berdekatan dengan sirip anal dan kelamin
betina terdapat di bawah bagian perut yang
berdekatan dengan sirip anal yang memiliki ciri
khas yakni terdapat lubang kecil. Selain itu,
total banyaknya sampel yang ditemukan di
perairan tersebut sebanyak 5 inividu dengan
bobot seluruh sampel ikan antara 1-7 kg, variasi
bobot yang ditemukan ini dikarenakan sampel
memiliki ukuran panjang dan lingkar tubuh
yang berbeda-beda (Wahab, 2022).
Hiu memiliki ciri moncong pendek dan
tumpul dengan sungut berdekatan dengan
hidung, bagian permulaan sirip dorsal pertama
bermula setengah setelah permulaan sirip
Agustina Rahayu : Super Kelas Pisces (Kelas Chondrichthyes)

pelvic. Jarak di antara kedua sirip dorsal Berdasarkan objek yang digunakan pada Hiu
pendek, permulaan sirip anal terletak setelah (Squalus acanthias), adapun klasifikasikan
ujung sirip dorsal kedua yang tidak melekat sebagai berikut.
pada badan. Spesies Chiloscyllium hasselti Kingdom : Animalia
memiliki sisi sirip dorsal bagian belakang yang Filum : Chordata
berbentuk cembung, permulaan sirip pektoral kelas : Chondrichthyes
Superorder : Selachimorpha
terletak pada insang kedua atau ketiga, tidak
Order : Squaliformes
ada pola warna pada dewasa sama halnya Famili : Squalidae
seperti yang ditemukan oleh (Laili, 2017). Genus : Squalus
Ikan pari mempunyai bentuk tubuh Spesies : Squalus acanthias
gepeng melebar (depressed) dimana sepasang Berdasarkan hasil pengamatan secara
sirip dada (pectoral, fins) melebar dan menyatu langsung diperoleh ikan Hiu (Squalus
dengan sisi kiri-kanan kepalanya, sehingga acanthias) memiliki sirip berdaging, sirip dada
tampak atas atau tampak bawahnya terlihat tidak melebar, berbentuk torpedo, memiliki
bundar atau oval. Ikan pari (Raja straeleni) sirip pectoralis sepasang, sirip dorsalis dua,
berenang menggunakan gerakan gelombang sirip analis sepasang, sirip caudalis satu, sirip
sirip pektoral yang berukuran lebar. Warna ventralis satu, memiliki lima celah insang, gigi
punggungnya nyaris serupa dengan warna dasar runcing, memiliki alat sensorik dibawah, linea
lingkungan sekitarnya. Selain itu, beberapa literalis lurus, memiliki sisik placoid, jantan
jenis Stingrays memiliki duri beracun atau memiliki clapers yaitu alat pemeluk betina bila
organ elektrik yang menjadi alat pelindung diri kawin.
dari para predator berbahaya (Haryono, 2020).
Berikut hasil pengamatan langsung dari
objek ikan Pari (Raja straeleni) dan Hiu
(Squalus acanthias) sebagai berikut.

Gambar 2. Ikan Pari (Raja straeleni).

Gambar 1. Ikan Hiu (Squalus acanthias)

4
Agustina Rahayu : Super Kelas Pisces (Kelas Chondrichthyes)
Berdasarkan objek yang digunakan yaitu
ikan Pari (Raja straeleni), adapun
klasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
Order : Rajiformes
Famili : Rajidae
Genus : Raja
Spesies : Raja straeleni
Berdasarkan pengamatan diperoleh yaitu
Ordo Rajiformes (Pari) memiliki sirip
berdaging, sirip dada melebar, berbentuk pipih,
memiliki bentuk ekor heterocercal, memiliki
claspers yang hanya ada pada jantan, memiliki
spirakel sepasang yang lebar, memiliki
sepasang sirip analis sepasang dan sepasang
sirip pectoralis.
Simpulan dan saran
Simpulan
Berdasarkan pengamatan diperoleh
bahwa kelas Chondrichthyes membahas dua
Ordo, Ordo pertama Squaliformes spesies ikan
Hiu (Squalus acanthias) memiliki sirip
berdaging, sirip dada tidak melebar, berbentuk
torpedo, memiliki sirip pectoralis sepasang,
sirip dorsalis dua, sirip analis sepasang, sirip
caudalis satu, sirip ventralis satu, memiliki lima
celah insang. Ordo Rajiformes spesies ikan Pari
(Raja straeleni) memiliki sirip berdaging, sirip
dada melebar, berbentuk pipih, memiliki bentuk
ekor heterocercal, memiliki claspers yang
hanya ada pada jantan, memiliki spirakel
sepasang yang lebar, memiliki sepasang sirip
analis sepasang dan sepasang sirip pectoralis.
Saran
Diharapkan agar laporan ini diberi
masukan dan saran dari asisten laboratorium
yang membangun. Agar kedepannya bisa
membuat laporan menjadi lebih baik dan
akurat, dan dapat dijadikan sebagai
pembelajaran kedepannya sehingga data yang
diperoleh lebih berkualitas.
Daftar Pustaka
Aldeirre, D., Komala, R., & Heryanti, E. 2018.
Pengaruh Metode Pembelajaran
Brainstorming terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Materi Vertebrata pada
Siswa SMA. Florea. Jurnal Biologi dan
Pembelajarannya, 5:2, 110-116.
Ferdyan, R., Razak, A., Sumarmin, R., &
Zulyusri, Z. 2020. Analisis Relevansi
Materi Superkelas Pisces dalam Aspek
Penerapan Ilmu Taksonomi Hewan di
Sekolah. (Journal Analysis of the
Relevance of Pisces Superclass Material
In The Aspect of Application Animal
Taxonomy in Schools). Jurnal Biodik,
6:4, 442-453.
Findua, A. W., Harianto, S. P., & Nurcahyani,
N. 2016. Keanekaragaman Reptil di
Repong Damar Pekon Pahmungan Pesisir
Barat (Studi Kasus Plot Permanen
Universitas Lampung). Jurnal Sylva
Lestari, 4:1, 51-60.
Haryono, M. G. 2020. Keanekaragaman Spesies
dan Status Konservasi Ikan Pari
(Elamobranchii) di Perairan Tarakan.
Jurnal Harpodon Borneo, 13:1, 39-47.
Kasdan, J., Jalaluddin, N. H., & Ismail, W. N.
W. 2016. Ikan (Pisces) dalam Peribahasa
Melayu Analisis Semantik Inkuisitif.
International. Journal of the Malay
World and Civilisation (Iman), 4:1, 31-
41.
Kontesa, K., & Novarino, W. 2014. Mamalia
Kecil Terestrial di Gunung Kerinci dan
Gunung Tujuh dalam Kawasan Taman
Nasional Kerinci Selat (TNKS). Jurnal
Biologi UNAND, 3:1.
Laili, N., & Sudibyo, M. 2017. Jenis Kelamin
Hiu Tupai (Chiloscyllium Hasselti)
Berdasarkan Karakter Morfologi dan
Morfometri. Jurnal Biosains, 3:2, 103-
111.
Ratnasari, D. 2019. Identifikasi Jenis Ikan Air
Tawar di Pasar Masuka Sintang
Kalimantan Barat. Edumedia. Jurnal
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 3:2, 1
Singa, S., Sugiarso, B. A., & Rindengan, Y. D.
2021. Animasi Interaktif Pembelajaran
Jenis Jaringan pada Hewan Vertebrata.
Jurnal Teknik Informatika, 16:4, 527-
534.
Wahab, I., Muhammad, S. H., Iskandar, R.,
Alwi, D., Akbar, N., & Ismail, F. 2022.
Morfologi Hiu Berjalan Halmahera
(Hemiscyllium Halmahera, Allen 2013)
(suatu Tinjauan Morfometrik) di Perairan
Laut Pulau Morotai. Jurnal Ilmu
Kelautan Kepulauan, 5:1, 77-87.