Anda di halaman 1dari 12

sumber:www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume XXVI, Nomor 3, 2001 : 25 -36 ISSN 0216 - 1877

REPRODUKSI DAN SIKLUS BULU BABI (ECHINOIDEA)

Oleh

Abdul Wahab Radjab1)

ABSTRAK

REPRODUKSI DAN SIKLUS HIDUP BULU BABI (ECHINOIDEA).


Reproduksi dan siklus hidup bulu babi perlu diketahui terutama untuk tujuan
budidaya. Bulu babi mempunyai kelamin yang terpisah dalam artian bahwa induk
jantan mempunyai kelamin jantan (testis) yang menghasilkan sperma dan induk betina
mempunyai kelamin betina (ovum) yang menghasilkan telur. Induk jantan
biasanya terlebih dulu mengeluakan sperma kemudian diikuti oleh pengeluaran telur
oleh betina. Pembuahan terjadi di luar tubuh. Pembelahan sel pada umumnya
berkelipatan 2. Pada saat fase embrio, bentuknya menyerupai segitiga sama kaki dan
apabila telah mencapai fase anakan akan mulai tampak tentakel-tentakel dan duri-duri
dan selanjutnya dapat tumbuh hingga organ tubuhnya menjadi lengkap pada saat
mencapai tahap dewasa.

ABSTRACT

REPRODUCTION AND LIVE CYCLES OF SEA URCHIN (ECHINOI-


DEA). The reproduction and live cycles of sea urchin is very impotant for culture
(hatchery). Sea urchin have separate sexual reproduction, the male testis which pro-
duces sperms and the female has ovum which produces eggs. Generally the male sea
urchin produces sperm first and then the female produces eggs. The fertilization
occur externally. The fission of cell usually multiply twice. The embryos appeared like
a triangel. In the young state the tentacle and spine appear and all reproduction
system complite when they are mature.

PENDAHULUAN yang dilalui sebelum bulu babi mencapai tahap


dewasa. Bulu babi (sea urchin) adalah salah
Sistem reproduksi dan siklus hidup bulu salu biota laut yang belum banyak dikenal oleh
babi perlu diketahui terutama untuk tujuan masyarakat walaupun gonadnya (telur) dapat
budidaya karena dengan pengetahuan tersebut dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang
paling tidak kita dapat mengetahui tahap-tahap mempunyai nilai gizi tinggi. Bulu babi dari

25

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

kelas echinoidea, yang hidup di dunia JENIS KELAMIN


diperkirakan sebanyak 800 jenis dan terbagi
dalam 2 anak kelas yaitu Perischoechinoidea Tanda kelamin penting artinya untuk
yang terdiri dari 1 bangsa dan 2 suku, mengetahui jenis kelamin suatu individu. Telah
sedangkan anak kelas Euchinoidea terdiri dari sering dikemukakan bahwa bulu babi mempunyai
14 bangsa dan 44 suku (AZIZ 1987). Bulu babi kelamin terpisah, ada individu jantan dengan
ini ditemukan antara lain di laut Hindia, Aus- kelamin jantan (testis) dan ada individu betina
tralia, Philipina dan Afrika (CLARK & ROWE dengan gonad betina (ovari). Kedua jenis kelamin
1971). ini tidak memberikan kenampakan morfologi luar
Bulu babi oleh masyarakat yang tinggal yang berbeda nyata. Sampai saat ini tanda kelamin
di daerah pesisir pantai Kawasan Timur Indo- sekunder yang dapat memberi petunjuk adalah
nesia lebih dikenal dengan nama "duri babi" bentuk papila genitalia (Gambar 1).
yang merupakan salah satu dari sekian jenis Dalam hal pemijahan tanda kelamin
makrobenthos dari kelas echinoidea yang dapat sekunder ini secara umum untuk dapat
mencapai ukuran diameter cangkang 163 mm membedakan kelamin apabila induk-induk
dan mencapai berat 200 gr. Para nelayan telah bulu babi akan dipijahkan. Pada pengamatan
lama memanfaatkan hewan laut ini untuk di laboratorium, teori ini masih dapat
diambil gonad sebagai konsumsi lokal baik digunakan karena sebagian besar individu yang
mentah (segar) maupun hasil olahan. dipijahkan sesuai dengan teori seperti telah
Populasi bulu babi yang mempunyai disebutkan di atas, walaupun ada sebagian yang
nilai ekonomi ini makin sulit didapatkan akhir- tidak sesuai dengan teori karena ada beberapa
akhir ini. Untuk mengantisipasi kepunahan biota individu yang tidak mempunyai tonjolan
tersebut maka paling tepat adalah dengan melalui namun tidak dapat mengeluarkan telur.
usaha budidaya. Selain tujum restocking di alam Sebaliknya ada juga individu yang mempunyai
namum tak kalah pentingnya adalah agar dapat tonjolan namun dapat mengeluarkan telur
memenuhi permintaan gonad di pasaran walaupun hanya beberapa individu. Secara
internasional. Di negara Jepang misalnya, morfologi susah dibedakan jenis kelaminnya
mengkonsumsi sekaligus memproduksi telur walaupun ada beberapa teori yang telah
bulu babi sebanyak 20.000 ton per bulannya. mengemukakan perbedaan tersebut. Diantara-
Sedangkan di Perancis dan negara-negara nya adalah TAHARA et. al. dalam
Eropa lainnya tingkat produksi telur bulu babi DARSONO (1986) mengemukakan bahwa:
lebih dari 500 ton per bulannya. Selanjutnya Dari beberapa jenis bulu babi yang
negara Spanyol dan Inggris juga merupakan diamati tersebut, perbedaan kelamin oleh
konsumer dan pengimpor terbesar gonad bulu bentuk papila genitalia yang memberikan dua
babi. Namun sebelum menangani aspek tipe golongan yaitu :
budidaya, sebaiknya diketahui aspek siklus a. Tipe Mespilia.: papila genitalia pada hewan
hidup secara umum. jantan adalah pendek sedikit me-
Bulu babi terbagi dalam 2 kelompok nonjol berbentuk kerucut (conical
sesuai bentuknya yaitu bulu babi beraturan protuberances), sedang pada betina
(regular urchin) dan bulu babi tidak beraturan adalah rata/mendatar atau masuk
(irregular urchin). Yang dimaksud dalam tulisan tenggelam di bawah dinding per-
ini adalah bulu babi yang beraturan. mukaan dinding cangkang. Jenis-jenis
yang termasuk tipe ini ialah Mespilia
globulus, Toxopneustes pileolus,
Temnopleurus toreumaticus,
Hemicentrotus pulcherimus dan
Pseudocentrotus depressus.

26

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

b. Tipe Tripneustes: papila genitalia pada TELUR ATAU GONAD BULU BABI
hewan jantan ditandai dengan bentuk
tabung memanjang, sedang pada yang Struktur gonad bulu babi menempel
betina berbentuk tonjolan tumpul (stumpy pada lapisan "perisvisceral epithelium lempeng
protuberances). Jenis-jenis yang termasuk interambulakral" yang mengisi lebih dari
tipe ini ialah Tripneustes gratilla, separuh rongga badan pada sisi apikal. Bila
Echinometra mathaei, Echinostrephus diperhatikan, organ gonad terlihat 1 3 - 1 5
aciculatus, dan Diadema setosum. pasangan percabangan "racemose" pada sisi-

27

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

sisi gonaduct. Percabangan tersebut disebut Bulu babi jenis T. gratilla apabila
"acini", masing-masing berbentuk Y (Y- mencapai tingkat kematangan (TKG) matang
Shaped). Tidak ada perbedaan penting struktur awal mempunyai ukuran diameter cangkang
kasar antara gonad jantan dan betina pada 60 mm - 70 mm dan berat 160 gr - 170 gr.
spesimen dengan ukuran diameter cangkang Bulu babi jenis yang satu ini mempunyai
sampai 40 mm. Ovari yang matang (mature) kematangan gonad yang siap pijah sepanjang
berwarna merah kecoklatan (raddish brown), tahun khususnya pada genus Tripneustes yang
testes matang berwarna putih kekuningan mana ditemukan TKG IV dan V pada setiap
(DARSONO 1986). Kenampakan umum gonad bulannya, walupun dalam persentase yang kecil
bulu babi secara morfologi pada saat menempel dan puncaknya pada bulan Agustus dan Sep-
di bagian dalam cangkang bulu babi tember dengan diameter cangkang berkisar
(Gambar 2). antara 75,01 mm - 80,00 mm dan berat
Telur bulu babi dimanfaatkan oleh 165,30 gr - 185,50 gr (RADJAB, 1998).
manusia karena selain enak rasanya juga Apabila ingin mendapatkan induk di daerah
mempunyai nilai gizi yang tinggi di antaranya Kawasan Timur Indonesia, hendaknya pada
nilai protein dengan berat basah antara 7,04 - bulan-bulan Agustus dan September karena
8,20 % (dengan berat kering antara 51,80 - pada bulan-bulan tersebut bulu babi
57,80 %), nilai lemak dengan berat basah antara mempunyai tingkat kematangan gonad tinggi
1,14- 1,35 % (nilai lemak dengan berat kering IV dan V yang persentasinya cukup tinggi.
antara 8,53 - 9,36 %), nilai kadar air berkisar Telur bulu babi yang sudah matang telah
antara 84,17 % - 87,82 % dan nilai kadar abu mencapai fase tingkat kematangan gonad
antara 1,81 - 1,86 % (CHASANAH & (TKG) IV dan V atau telah siap dipijahkan oleh
ANDAMARI 1998). seekor induk betina dengan ukuran diameter

28

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

cangkang minimal 60 mm. Bulu babi yang belum matang ini terbungkus oleh semacam
mencapai matang gonad berisi beberapa juta butir albumin yang relatif tebal sehmgga mungkin
telur yang mempunyai warna putih kekuning- mengakibatkan telur sulit ditembusi oleh
kuningan dan dalam perkembangannya sangat sperma.
cepat. Periode matang gonad biota ini sangat Dalam usaha budidaya, dianjurkan
panjang yaitu antara bulan Oktober sampai perbandingan antara jumlah sperma dan telur
dengan bulan Mei bahkan bisa sampai harus seimbang agar tidak terjadi pembusukan.
sepanjang tahun (REVERBERI 1971). Apabila kelebihan sperma maupun telur akan
mengalami pembusukan secara cepat terlebih
PEMIJAHAN (SPAWNING) apabila tidak secepatnya dilakukan penggantian
air pada wadah pemijaham.
Beberapa kelompok bulu babi yang
telah matang gonad sebelum memijah biota PEMBUAHAN (FERTILIZATION)
tersebut memiliki tanda khusus yaitu semacam
signal untuk mendorong pelepasan telur (proses Pembuahan. terjadi di luar tubuh
pemijahan) (STARR etal 1992). Faktor pisik dimana sperma yang berasal dari induk jantan
air sangat berpengaruh terhadap potensial membuahi telur-telur yang berasal dari induk
pemijahan seperti kisaran suhu, salinitas/kadar betina. Telur bulu babi dibungkus dengan
garam, cahaya dan arus dan juga perubahan semacam gelatinous yang biasa disebut "jelly
pisik lingkungan seperti adanya pertambahan coat". Beberapa penulis menyatakan bahwa
unsur hara dimana biota tersebut berada yang pembuahan terjadi oleh molekul-molekul yaitu
banyak menyebabkan induk-induk bulu babi interaksi antara sperma dan telur. "Jelly coat"
lebih cepat untuk memijah (STARR et al. 1992). sangat berpengaruh terhadap aktifitas sperma
Bila induk akan memijah tampak ada namun daya tembus sperma cukup kuat
kecenderungan untuk induk bulu babi yang (GIUDICE, 1986). Selanjutnya dikatakan
berkelamin jantan mencari tempat yang lebih bahwa interaksi antara sperma bulu babi
tinggi untuk melepaskan sperma kemudian berkontak dengan bagian luar telur dimana
diikuti oleh induk bulu babi yang berkelamin kepala sperma aktif bergerak mencari telur-
betina untuk mengeluarkan telur, namun telur, beberapa sperma mampu melewati
kebanyakan induk-induk hanya tinggal didasar. akrosom dan aktif menembus telur-telur. Telur
Bulubabi dapat memijah seperti biota laut yang telah mengalami pembuahan (Gambar 3)
lainnya, pada umumnya induk jantan dan beberapa buah telur yang sedang
mengeluarkan sperma terlebih dulu baru mengalami pembelahan (Gambar 4)
kemudian diikuti oleh induk betina yang
mengeluarkan telur. Pembuahan terjadi di luar EMBRIO
tubuh dimana induk jantan terlebih dahulu
mengeluarkan sperma yang berwarna putih Pada peristiwa pembuahan telur-telur
susu, selang beberapa menit (biasanya 0,5 - 3 bulu babi membelah dengan frekuensi yang
menit), biota yang berkelamin betina tinggi pada pembelahan dan pergerakan
mengeluarkan telur-telur yang berwarna kuning mengikuti formasi seperti umumnya biota
(apabila telurnya matang) namun apabila telur ekhinodermata lainya yang dibudidaya di air
yang tidak matang maka akan berwama putih laut (MORTENSEN, 1921 ; HARVEY, 1956;
dan apabila diamati di bawah mikroskop STEPHENS 1972 ; GUSTAFSON and
dengan pembesaran kuat maka telur yang WOLPERT 1967 dalam GIUDICE 1986)

29

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

30

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Pembelahan pertama berlangsung embrio tersebut mulai aktif berenang.


kurang lebih selama 60 menit untuk membelah Pembuahan blastula yang mempunyai berkas
menjadi 2 sel. Pembelahan 2 sel membutuhkan "stereocilia" dan terdapat banyak silia
waktu yang sama untuk mencapai pembelahan mengelilingi embrio (CZIHAK, 1971)
4 sel. Setelah itu pembelahan selanjutnya (Gambar 5 dan Gambar 6).
terjadi setiap 30 menit. Setelah mencapai tahap Walaupun konsentrasi suspensi sperma
embrio terus masuk pada fase morula dan tinggi, maka ada satu sel sperma yang
embrio muda yang disebut blastula. 10 jam menetrasi "jelly coat" dan permukaan telur
setelah terbuahi sejak fase blastula, maka akan ditembusi sperma secara spontan.

31

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

ANAKAN BULU BABI perhitungan matematis dapat ditemukan


berapa lama seekor bulu babi untuk dapat
Bulu babi sudah dapat dikatakan telah mencapai ukuran dewasa dengan asumsi bahwa
menjadi anakan bila sudah terdapat tentakel- bulu babi mempunyai pertumbuhan yang sama
tentakel (tentacles), duri-duri(spines) dan sejak umur 0 hari
pediselaria (pedicelaria) (CZHIAK, 1971)
(Gambar 7). Pertambahan berat bulu babi lebih BULU BABI DEWASA
cepat dari pertambahan diameter. Dari hasil
pengamatan pengukuran di lapangan ternyata Bulu babi dewasa telah mempunyai or-
pertambahan diameter rata-rata harian bulu gan tubuh yang lengkap mulai dari tubuh
babi 0,01 mm hari-1 dan pertambahan berat rata- bagian dalam sampai pada organ tubuh bagian
rata hariannya adalah 0,05 hari -1 . Secara luar semuanya telah tampak dengan jelas.

32

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

tentacle

Gambar 7. Tahap metamorphosis, mulai tampak tentakel primer, mulut dan spine (CZIHAK 1971)

Namun bulu babi dapat dikatakan dewasa betul (spine) yang sudah dapat berfungsi dengan
apabila bulu babi sudah dapat dijadikan sebagai sempurna, misalnya jari-jari sudah dapat
induk dan telah mencapai ukuran cangkang 60 memegang pada substrat. Struktur eksternal bulu
mm. Selain itu bulu babi dewasa babi beraturan (Gambar-8), struktur internal
mempunyai organ lengkap secara morfologi. (Gambar 9) dan struktur diagramatik kulit dan
Bulu babi dewasa telah mempunyai kulit jari-jari bulu babi (Gambar 10).
(cangkang) yang keras, jari-jari dan duri-duri

33

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 8. Anakan muda bulu babi setelah mengalami proses metamorphosis


(CZIHAK 1971)

Ctcum

PvrlstofMal mtmbrine

Mouth i*ryfii

Gambar 9. Struktur internal bulu babi dewasa (RUPPER & BARNES 1990)

34

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

DAFTARPUSTAKA CZIHAK .G. 1971. Echinoids In Experimen-


tal Embryology of Marine and Fresh-
AZIZ. A. 1987. Makanan dan cara makan Water Invertebrates (G. Reverberi ed.).
berbagai jenis bulu babi. Oseana 12 (4): Nort-Holland Publishing Company
91-100. Amsterdam, London: 363 - 506.
CHASANAH. E dan R. ANDAMARI. 1998.
Komposisi kimia, profil asam lemak DARSONO. P. 1986. Gonad bulu babi. Oseana.
dan asam amino gonad bulu babi 11 (4): 151 - 162.
Tripneustes gratilla dan Salmacis sp.
dan potensi pengembangannya. GIUDICE. G. 1986. The Sea Urchin Embryo.
Prosiding seminar kelautan LIPI A Developmental Biological System: 1-
UNHAS ke 1. Balitbang Sumberdaya, 77
Laut, Puslitbang Oseanologi - LIPI: 269
-274. RADJAB. A.W. 1998. Pertumbuhan dan
Reproduksi bulu babi Tripneustes
CLARK. A.M. and F.W.E ROWE. 1971. gratilla (L) di Perairan Tamedan , Pulau
Monograph of Shallow-Water Indo- Dullah, Maluku Tenggara. Prosiding
West Pacific Echinoderms. Trustees of Seminar Kelautan LIPI - UNHAS Ke 1.
the British Museum Natural History, Balitbang Sumberdaya Laut, Puslitbang
London: 300 pp. Oseanologi - LIPI: 149 - 156.

35

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

REVERBERI. G. 1971. Experimental embry- STARR, M, J.H. HIMMELMAN and J.C.


ology at marine and fresh-water inver- THERRIAULT. 1992. Isolation and
tebrates. North Holland Publishing propertis of a substance from the dia-
Company Amsterdam and London: tom Phaeodactilum tricornotum wich
506 pp. induces spawning in the sea urchin
Strongilocentrotus droebachienchis.
RUPPER. E.E. and R.D. BARNES. 1990. In- Marine ecology progres series. 79 :
vertebrate zoology, sixth edition. 275-287.
Saunders college publishing: 923 - 966.

36

Oseana, Volume XXVI no. 3, 2001

Anda mungkin juga menyukai