PENDAHULUAN
Chaetopoda yang hidup dalam tanah. Cacing tanah dalam berbagai hal
mempunyai arti penting, misalnya bagi lahan pertanian. Lahan yang banyak
mengandung cacing tanah akan menjadi subur, sebab kotoran cacing tanah
yang bercampur dengan tanah telah siap untuk diserap akar tumbuh-
tumbuhan. Cacing tanah juga dapat menigkatkan daya serap air permukaan.
udara dalam tanah. Disamping itu pada saat musim hujan lubang tersebut
tanah agar tetap gembur. Kemelimpahan cacing tanah paa suatu lahan
dan suhu, atau temperature. Cacing tanah juga akan berkembang dengan baik
40
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah tersebut dapat
berlangsung?
2. Apakah cacing tanah mengalami pertambahan panjang tubuh?
3. Bagaimana pengaruh jenis tanah terhadap kehidupan cacing tanah?
4. Apakah cacing tanah mengalami perkembangbiakan selama praktek
berlangsung?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian dalam semiskripsi ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
hidup di dalam tanah yang gembur dan lembab. Cacing tanah mengandung kadar
protein tinggi, sekitar 76%, jauh lebih tinggi daripada kadar protein pada daging
mamalia (65%) dan ikan (50%). Cacing tanah mempunyai banyak khasiat untuk
41
menyembuhkan penyakit dan menjaga kesehatan. Cacing tanah, ternyata bukanlah
hewan yang asing bagi masyarakat kita, Hewan ini tampak begitu lunak dan bagi
sebagian orang menganggap sangat menjijikan. Akan tetapi hewan ini mempunyai
potensi yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Cacing tanah termasuk hewan
Manfaat cacing tanah masih sangat terbatas, yaitu sebagai pakan ternak
atau ikan. Akan tetapi, di negara-negara lain cacing tanah juga bermanfaat sebagai
bahan obat, bahan kosmetik, pengurai sampah dan sebagai makanan manusia.
Lahan pertanian yang mengandung cacing tanah pada umumnya akan lebih subur
karena tanah yang bercampur dengan kotoran cacing tanah sudah siap untuk
diserap oleh akar tanaman. Cacing tanah yang ada di dalam tanah akan
mencampurkan bahan organik pasir ataupun bahan antara lapisan atas dan bawah.
Aktivitas ini juga menyebabkan bahan organik akan tercampur lebih merata.
Kotoran cacing tanah juga kaya akan unsur hara. Ahli-ahli pertanian di
luar negeri dari tahun ke tahun tertarik oleh gerak-gerak cacing tanah. Mereka
menyatakam bahwa kadar kimiawi kotoran cacing dan tanah aslinya banyak
perbedaannya. Pada tahun 1941 hasil penelitian T.C. Puh menyatakan, bahwa
karena aktivitas cacing tanah, maka N, P, K tersedia dan bahan organik dalam
tanaman. Tahun 1949 Stockli dalam penelitiannya menjelaskan, bahwa humus dan
mikroflora kotoran cacing tanah lebih tinggi dari tanah aslinya. Demikian juga
42
percobaan pada tanah-tanah gundul bekas tambang di Ohio (Amerika Serikat)
menunjukan, bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kadar K tersedia 19% dan P
tersedia 165%. Tahun 1979, Wollny juga menyatakan bahwa cacing tanah
kesuburan dan produkvitas tanah akan meningkat. Selain itu cacing tanah juga
dapat meningkatkan daya serap air permukaan. Liang cacing tanah yang ditinggal
dalam tanah berfungsi memperbaiki aerasi dan drainase. Keduanya sangat penting
lapisan tanah dari bahan organik. Lapisan bawah permukaan dan mencampurkan
tanah dari bahan organik dengan bahan organik. Cacing tanah juga dapat
humus secara langsung menjadikan tanah gembur. Kotoran yang dikeluarkan oleh
cacing tanah banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
seperti nitrogen, fosfor, mineral, dan vitamin. Karena mengandung unsur hara
yang lengkap, apalagi nilai C/N nya kurang dari 20 maka kotoran cacing yang
demam, untuk penderita tekanan darah tinggi, bronchitis, reumatik sendi, sakit
gigi, dan juga dapat menyembuhkan tifus. Di negara-negara industri maju, cacing
tanah sudah dimanfaatkan dalam bidang kosmetika. Minyak hasil ekstraksi cacing
43
tanah dapat digunakan sebagai pelembab. Penggunaan cacing tanah sebagai
cacing tanah digunakan sebagai bahan untuk membuat perkedel. Di Negara itu
cacing tanah sudah mulai disukai sebagai santapan yang lezat. Mungkin saja bagi
anda yang belum pernah mencoba hidangan atau pengobatan yang berasal dari
cacing tanah ini, ada yang merasa risi atau jijik. Sama halnya dengan
sebagainya. Tapi apa salahnya apabila mencobanya, dari pada kita mengkonsumsi
obat- obatan kimia, yang tentunya punya risiko terhadap kerusakan/ penyakit
ginjal.
hasil ekstrasi cacing tanah, yang sanggup menghambat pertumbuhan bakteri gram
pencernaan seperti typus, disentri, diare, serta gangguan perut lainnya seperti
maag. Bisa juga untuk mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti
batuk, asma, influenza, dan TBC. Bahkan, cacing tanah dapat dimanfaatkan untuk
hipertensi, serta menurunkan kadar gula darah pagi penderita diabetes. Selain itu,
dapat digunakan untuk mengobati wasir, eksim, alergi, luka, sakit gigi,
44
mengurangi pegal linu akibat keletihan atau akibat reumatik. Cacing tanah juga
lelaki. Tak mengherankan pula jika sekarang banyak dipasarkan kapsul herbal
yang berisi ekstrak cacing tanah. Bukan rahasia lagi jika sebagian prosuk
pelembab kulit dan lipstik. Bahkan di beberapa negara maju, cacing tanah diolah
menjadi makanan spesial yang nikmat dan kaya nutrisi. Tak hanya itu, cacing
tanah juga dapat diolah untuk berbagai keperluan seperti pembuatan pakan ayam
dan pellet ikan. Selain diekstrak untuk keperluan pembuatan obat herbal, cacing
tanah juga dapat diolah menjadi pakan unggas dan pakan ikan (pellet). Mengingat
cacing menjadi bahan pakan ini memiliki prospek cerah. Di samping kaya protein
(50 – 72%), cacing tanah juga mengandung beberapa asam amino yang sangat
penting bagi unggas seperti arginin (10,7%), tryptophan (4,4%) dan tytosin
(2,25%). Ketiga asam amino ini jarang ditemui pada bahan pakan lainnya. Oleh
karena itu, cacing tanah memiliki potensi baik untuk mengganti tepung ikan
dalam ransum unggas dan dapat menghemat pemakaian bahan dari biji-bijian
sampai 70%. Meski demikian, penggunaan cacing tanah dalam ransum unggas
disarankan tidak lebih dari 20% total ransum. Pemanfaatan cacing tanah untuk
ransum unggas relatif mudah. Bisa diberikan dalam bentuk segar atau dijadikan
45
E. Siklus Hidup Cacing Tanah
Cacing yang telah dewasa bisa kawin sekali dalam sepuluh hari, dan dalam
kepompong tersebut biasanya terdapat sepuluh butir telur. Hanya saja, Cuma
cuacanya sedang hangat. Namun bisa saja molor sampai 3 bulan apabila cuaca
sedang dingin. Pada saat si anak cacing sudah waktunya keluar, maka warna
seperti biji anggur. Anak cacing tanah yang baru saja keluar dari kepompong
sedikit keputihan dengan gradasi warna merah yang sebenarnya adalah pembuluh
darah merah.
apabila citellum-nya terbentuk sempurna. Biasanya tanda ini muncul pada siklus
hidup cacing tanah pada usia 10 sampai 55 minggu. Di tahapan ini, pertambahan
berat tubuh si cacing tanah perlahan akan melambat. Hal ini menandakan si cacing
kebanyakan dari mereka mati di tahun yang sama dengan kelahiran. Meski begitu,
ada juga beberapa cacing tanah yang mampu hidup hingga 5 tahun bahkan lebih.
Cacing tanah tua ini bisa dilihat dari bagian ekornya yang cenderung pipih dan
46
terdapat warna kuning yang di telah mencapai bagian punggung. Apabila cacing
tanah masih produktif maka hal tersebut terlihat pada warna kuning
Tanah pasir merupakan tanah yang terbentuk dari batuan beku serta batuan
sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Kapasitas serap air pada tanah
pasir sangat rendah, ini disebabkan karena tanah pasir tersusun atas 70% partikel
tanah berukuran besar (0,02-2mm). Tanah pasir bertekstur kasar, dicirikan adanya
ruang pori besar diantara butir-butirnya. Kondisi ini menyebabkan tanah menjadi
berstruktur lepas dan gembur. Melihat dari ciri-ciri tanah pasir tersebut dapat
dengan mudah dijelaskan bahwa tanah pasir memiliki kemampuan mengikat air
disebabkan tanah ini memiliki partikel besar kurang dapat menahan air. Air dalam
tanaman kekurangan air dan menjadi layu. Kondisi semacam ini apabila
A. Pengertian Kompos
bahan-bahan organic yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau
47
kering, habuk kayu, dan juga sisa-sisa tanaman. Proses penguraian ini dinamakan
kompos yang baik. Ini kerana proses pengkomposan adalah proses aerobik yiaitu
yang baik. Ini kerana proses anaerobic akan menghasilkan alkohol sebagai hasil
B. Manfaat Kompos
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini
membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya
daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil
panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
48
Aspek Ekonomi :
Aspek Lingkungan :
sampah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
49
BAB III
METODE KERJA
Desember 2014
2. Tempat :Kampus Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan
Kesehatan Lingkungan
Alat :
1. Toples
2. Penggaris
3. Kain Kassa
4. Tali rapia
5. Koran
Bahan:
1. Tanah Merah
2. Tanah Kompos
3. Cacing
4. Tanah Berpasir
5. Cacing Tanah 25 ekor
6. Tanaman Kering
7. Tanaman Basah
8. Air
Langkah Kerja :
pangjang cacing.
4. Masukkan tanah merah setiggi 2cm dari dasar permukan toples.
5. Masukkan tanah kompos setinggi 2cm di atas tanah merah.
50
6. Masukkan tanah berpasir setinggi 3cm di atas tanah kompos.
7. Masukkan kembali tanah merah setinggi 2cm di atas tanah
berpasir.
8. Kemudian masukkan 25 ekor cacing yang sudah diukur
panjangnya.
9. Setelah itu masukkan tanah kompos setinggi 2cm.
10. Lalu masukkan tanah berpasir setinggi 3cm.
11. Masukkan daun kering dan daun basah yang sudah dicaca.
12. Beri percikkan air.
13. Tutup bodol dengan menggunakan kain kasa dan ikat dengan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1. Jumlah pada awal praktek (24 September 2014): 25 ekor cacing tanah
2. Jumlah pada akhir praktek (17 Desember 2014): 14 ekor cacing tanah
Panjang awal cacing ketika diukur pada saat memulai praktek sampai
51
1 8 CM 9 CM
2 7 CM 8 CM
3 8 CM 9 CM
4 9 CM 10 CM
5 10 CM 13 CM
6 8 CM 9 CM
7 6 CM 8 CM
8 9 CM 10 CM
9 4 CM 8 CM
10 5 CM 8 CM
11 10 CM 13 CM
12 9 CM 11 CM
13 11 CM 13 CM
14 11 CM 14 CM
15 18 CM -
16 15 CM -
17 11 CM -
18 7 CM -
19 8 CM -
20 10 CM -
21 9 CM -
22 10 CM -
23 4 CM -
24 5 CM -
25 13 CM -
Desember 2014 ternyata semua jenis tanah telah tercampur menjadi satu.
52
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini cacing tanah dimasukkan kedalam sebuah toples yang
didalamnya terdapat susunan jenis-jenis tanah. Pada saat akhir praktek yaitu pada
tanggal 17 Desember 2014 semua tanah sudah tercampur menjadi satu, hal ini
dikarenakan cacing tanah yang ada di dalam tanah mencampurkan bahan organik
pasir ataupun bahan antara lapisan atas dan bawah. Aktivitas ini juga
53
Pengukuran dan perhitungan ulang jumlah dan panjang tubuh cacing
54
Pada grafik dan table diatas terlihat bahwa jumlah cacing tanah mengalami
pengurang dari awal memulai praktek (24 September 2014) dengan jumlah 25
ekor cacing tanah, dan pada saat akhir praktek (17 Desember 2014) hanya
seharusnya jumlah cacing tidak berkurang, jumlah cacing tanah ini seharusnya
tetap bahkan bisa bertambah karena berkembang biak, karena cacing tanah
tersebut sudah diletakkan di tempat yang sesuai dengan habitatnya dengan sumber
makanan yang memadai. Pengurangan jumlah cacing tanah pada penelitian ini
dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya, jenis tanah merah yang digunakan
pada saat praktek terlalu padat dan basah, hal ini tidak memenuhi syarat tanah
yang baik untuk kehidupan cacing tanah, karena cacing tanah itu sendiri dapat
hidup dan berkembang dengan baik di dalam tanah yang memiliki kadar air yang
tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering. Jika cacing tanah diletakkan di dalam
tanah yang terlalu kering cacing akan langsung masuk kedalam tanah dan berhenti
makan dan pada akhirnya akan mati. Kemudian apabila cacing tanah diletakkan di
dalam tanah yang terlalu basah dapat menyebabkan cacing tanah menjadi pucat
Kehidupan hewan tanah juga dipengaruhi oleh suhu tanah. Suhu tanah
yang ekstrim tinggi atau rendah dapat mematikan hewan tanah. Suhu tanah
55
sesuai untuk aktivitas cacing tanah di permukaan tanah pada waktu malam hari
Umumnya cacing tanah tumbuh baik pada pH sekitar 4,5-6,6, tetapi dengan
perkembangan cacing tanah karena bahan organic yang terdapat di tanah sangat
sifat fisik-kimia tanah dan bahan organik itu merupakan sumber pakan untuk
ditemukan, karena fisik tanah lebih baik dan sumber mkanan yang banyak
ditemukan berupa serasah. Pada umumnya cacing tanah lebih menyukai serasah
tanah ini.
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ada banyak factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
cacing tanah, diantaranya yaitu kelembaban tanah, suhu tanah, pH tanah, kadar
5.2 Saran
57
1. Memperhatikan jenis tahah pada saaat hendak melakukan praktek,
sehingga tanah yang digunakan sesuai dengan jenis tanah yang dibutuhkan
oleh cacing, yaitu tidak terllu basah dan tidak terllu kering.
2. Tetap menjaga kelembaban didalam toples selama praktek berlangsung.
3. Sebaiknya mengganti serasah daun dengan menggunakan serasah herba,
58