Anda di halaman 1dari 3

Artikel Budi Daya Cacing Tanah

Cacing tanah adalah termasuk salah satu hewan yang tidak memiliki tulang
belakang (invertebrata) dan saya yakin cacing tanah sudah tidak asing lagi di telinga
kita semua, terutama bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan.
Terdapat banyak sekali jenis cacing tanah yang bisa ditemukan didunia,
namun yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat adalah jenis: Megascolicidae,
Lumbricidae, Genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan
Lidrillus.
Dari semua jenis cacing tanah diatas tentu semuanya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing jika dibudidayakan, tetapi hanya ada tiga jenis cacing
tanah yang paling populer atau diternak di Indonesia yaitu: Pheretima,
Perionyx dan Lumbricus.
Dari ke tiga jenis cacing tanah tersebut, jika anda ingin membudidayakanya
disarankan untuk memilih jenis Lumbricus Rubellus, karena jenis tersebut yang saya
rasa paling unggul untuk di budidayakan karena cacing jenis ini memiliki vitalitas
yang bagus, jika dibudidayakan dengan cara yang baik dan benar.

Berikut ini adalah cara ternak cacing tanah Lumbricus Rubellus:


1. Persiapan media ternak cacing tanah
Untuk kelangsungan hidup cacing tanah, maka dibutuhkan media
yang mengandung bahan organic lebih banyak, bahan organik sendiri bisa
anda dapatkan dengan mudah yaitu berasal dari pupuk kompos atau pupuk
kandang dan lainnya. Kemudian biarkan pupuk tersebut membusuk, karena
cacing sangat menyukai media yang mudah membusuk, sebagai sumber
makanannya.
2. Persiapan kandang ternak cacing tanah
Setelah media tersedia, langkah selanjutnya adalah menyiapkan
kandang untuk budidaya cacing tanah, untuk kandangnya yaitu berbentuk
boks atau kotak dari kayu dengan ukuran 90 x 50 x 30 cm, dan jumlahnya
sesuaikan dengan luas lahan tempat memelihara cacing tanah tersebut.
Penempatan kandang harus pada lokasi yang terhindar dari sinar
matahari secara langsung, karena yang kita tahu cacing sangat sensitive
dengan cahaya, untuk bahan kandang harus terbuat dari bahan-bahan yang
tidak bisa menembus cahaya, serta lokasinya harus berada ditempat yang
mudah untuk di awasi agar selalu terkondisikan.
3. Persiapan Bibit Induk Cacing tanah
Dalam usaha budidaya cacing tanah, memilih bibit yang unggul adalah
suatu hal yang wajib, karena cacing yang sehat akan memiliki potensi
pertumbuhan serta perkembangbiakan yang baik nantinya.
Untuk pemula atau peternak dalam skala kecil, bibitnya bisa didapat
dari alam bebas, yaitu seperti di tempat pembuangan kotoran unggas atau
tempat lainnya yang di sukai cacing tanah.
Namun jika anda ingin budidaya cacing tanah dalam skala besar,
sebaiknya membeli bibit untuk indukan dari penyedia bibit yang sudah
terpercaya, agar mendapatkan bibit yang unggul.
4. Penebaran Bibit pada media
Apabila semua langkah diatas sudah siap, maka selanjutnya anda bisa
langsung menebar bibit cacing tanah pada media (boks), jangan lupa basahi
dulu tanah untuk media tersebut dan pastikan PH tanahnya antara 5,5 -7,5.
Untuk isinya yang ideal dalam setiap boksnya adalah sekitar 50-100
ekor cacing, jadi misalnya anda ingin membudidaya cacing untuk 10 boks,
maka dibutuhkan sekitar 500-1000 ekor bibit cacing.
Pada hari pertama tebar harus selalu dipantau dan jika ada cacing
yang berusaha keluar dari boks berarti bisa dipastikan bahwa media
tersebut belum nyaman atau pas untuk cacing, bisa disebabkan karena
kadar pH yang tidak tepat atau suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin,
jadi tugas anda harus mengganti media sampai benar-benar nyaman.
5. Perkembangbiakan cacing tanah
Cacing adalah tergolong hewan hermaprodit atau mampu berubah
jenis kelamin, akan tetapi cacing tetap tidak bisa membuahi dirinya sendiri
tanpa ada perkawinan dari cacing lain.
Untuk perkembang biakan cacing tanah tergolong sangat cepat karena
dari 100 ekor cacing bisa menjadi 100.000 cacing dalam kurun waktu 1
tahun, dikarenakan biasanya sepasang cacing yang kawin akan
menghasilkan 1 kokon (telur), yang kemudian telur tersebut akan menetas
dalam waktu 2 minggu dan menjadi sekitar 20 ekor cacing setiap telurnya
(kokon).
6. Perawatan cacing tanah
Perawatan cacing tanah terbilang sangat mudah, karena tidak
memerlukan perawatan khusus yaitu anda cukup memberi pakan setiap
hari, dan mengganti media bila sudah saatnya.
Sumber makanan cacing tanah yang paling bagus adalah terbuat dari
bahan-bahan organic, seperti kompos yang terbuat dari sampah daun kering
atau limbah sayuran, sedangkan untuk pupuk kandang yang bagus yaitu dari
kotoran sapi atau kerbau.
Makanan yang anda berikan harus dalam keadaan gembur atau halus
yaitu caranya bisa difermentasi terlebih dahulu. Kemudian, hasil fermentasi
dicampur dengan air agar sedikit lembek seperti bubur, untuk takaran pakan
yaitu menggunakan perbandingan 1:1, misalnya berat cacing 1kg maka anda
harus memberikan pakan 1kg juga untuk setiap harinya.
7. Mengganti media ternak cacing tanah
Dalam usaha ternak cacing tanah, hal lain yang harus anda lakukan
adalah megganti media ternak, yaitu apabila media sudah berubah menjadi
tanah atau kascing (bekas cacing), untuk proses penggantianya pun harus
dengan hati-hati agar cacing dan kokon tidak ikut terbuang, penggantian
media bisa dilakukan setiap 1-2 bulan sekali.
8. Pengendalian Hama atau Penyakit cacing
Setiap usaha peternakan tentu ada hama atau penyakit yang sering
mengganggu, begitupun dalam usaha ternak cacing tanah, adapun hama
yang sering mengganggu cacing biasanya berupa hewan predator yaitu
seperti: semut, katak, ayam, bebek, dan hewan lainnya, jadi anda harus
selalu mengontrol atau menanggulanginya.
9. Masa panen
Apabila budidaya cacing tanah ini sudah anda lakukan dengan tepat,
maka cacing tanah bisa anda panen setiap 6 bulan sekali, yang cara
pemanenanya juga terbilang sangat mudah.
Cara panen cacing yaitu dengan cara memberikan lampu atau cahaya
dipermukaan media, karena cacing sangat sensitif sama cahaya, maka
dengan begitu cacing akan naik kepermukaan dan berkumpul sehingga
memudahkan untuk memanen cacing tersebut.
Jika pada saat dipanen masih terdapat Kokon (telur cacing), maka kita
harus mengambilnya dan memindahkan kemedia baru agar kokon bisa
menetas kembali.

Anda mungkin juga menyukai