Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wahidah Nurul Islam

Kelas : VIII 5
Mapel : Prakarya
Cara Budidaya Cacing Tanah
1. Persiapan lokasi budidaya cacing.
Tanah yang akan digunakan sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan
organik dalam jumlah yang besar.

Bahan-bahan organik tersebut bisa berasal dari dedaunan yang sudah gugur,
kotoran ternak ataupun tanaman dan hewan yang sudah mati. Cacing tanah sangat
suka dengan bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna.

Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah membutuhkan tanah yang sedikit
asam sampai netral dengan PH sekitar 6-7,2. Dengan kondisi tersebut, bakteri
yang ada dalam tubuh cacing tanah bisa bekerja dengan optimal untuk
mengadakan fermentasi atau pembusukan.

Kelembaban udara juga perlu kamu perhatikan agar pertumbuhannya dan


perkembangbiakannya bisa optimal, yaitu sekitar 15-30%.

Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon
adalah sekitar 15-25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari
25 derajat celcius masih tetap baik, asalkan ada naungan yang cukup dengan
kelembaban yang optimal.

Usahakan lokasinya juga mudah untuk diawasi dan tidak terkena oleh sinar
matahari secara langsung, misalkan di bawah pohon rindang, di samping rumah
atau ruangan khusus yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak
meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.
2. Pedoman teknis budidaya cacing tanah

A. Penyiapan saran dan peralatan


Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang mudah dan
murah, seperti rumbia, bambu, ijuk, papan bekas, serta genteng dari tanah liat.
Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah dengan
ukuran 1,5×18 meter dan tinggi 0,45 meter.

Di dalamnya buatlah rak-rak bertingkat sebagai tempat atau wadah pemeliharaan.


Bangunan kandang juga bisa kamu buat tanpa dinding (terbuka). Atau bisa juga
gunakan model lainnya seperti, kotak bertumpuk, rak berkaki, pancing berjajar
dan pancing bertingkat.

B. Pembibitan cacing
Persiapan yang perlu kamu lakukan dalam upaya ini adalah meramu media
tumbuh, menyediakan bibit cacing yang unggul, mempersiapkan kandang cacing
dan juga pelindung kandangnya.

C. Pemilihan bibit calon indukan cacing


Sebaiknya, jika kamu ingin membudidayakan cacing tanah secara komersial,
gunakanlah bibit yang sudah ada karena membutuhkan jumlah yang cukup besar.
Tapi, jika ingin dimulai dari skala yang kecil, bisa kamu gunakan bibit cacing
tanah yang ada di alam. Biasanya banyak di tumpukan sampah yang membusuk
atau di tempat pembuangan kotoran hewan.

D. Pemeliharaan bibit calon induk cacing


Pemeliharaan bisa kamu lakukan dengan beberapa cara:

 Memelihara cacing tanah sebanyak-banyaknya atau disesuaikan dengan


tempat yang akan digunakan. Kamu bisa memilih cacing yang muda atau
dewasa. Jika kandangnya berukuran tinggi 0,3 m, panjang 2,5 m, dan lebar
< 1 m. Biasanya bisa menampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
 Pemeliharaan dimulai dengan jumlah yang kecil. Jika jumlahnya sudah
bertambah sebagian cacing bisa kamu pindahkan ke bak pemeliharaan yang
lain.
 Kombinasi antara dua cara di atas
 Pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa baru dipindah ke
bak pemeliharaan lain.
 Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.

E. Sistem pemuliabiakan
Apabila media pemeliharaan sudah siap dan bibit cacing tanah juga sudahada,
maka penanaman bisa segera kamu laksanakan secepatnya. Jangan masukkan
sekaligus bibit cacing tanah yang tersedia, tapi cobalah sedikit demi sedikit.

Jika sudah, amati secara rutin setiap 3 jam sekali, siapa tahu ada yang berkeliaran
di atas media atau bahkan ada yang meninggalkan media. Apabila dalam rentang
waktu sekitar 12 jam tidak ada yang keluar dari wadah, berarti media yang kamu
buat itu sudah cocok. Sebaliknya jika tidak cocok, cacing akan berkeliaran
kemana-mana.

F. Perkawinan atau reproduksi


Cacing termasuk hewan hemaprodit, yaitu memiliki alat kelamin ganda. Meskipun
demikian, dalam urusan pembuahan mereka tidak bisa melakukannya sendiri.

Dari hasil perkawinan sepasang cacing akan menghasilkan satu buah kokon yang
berisi telur-telur. Kokon tersebut berbentuk lonjong dengan ukuran kurang lebih
1/3 besar kepala korek api.

Dalam rentang waktu 14-21 hari kokon akan menetas, setiap kokon akan
menghasilkan 2-20 ekor. Diperkirakan 100 2kor cacing bisa menghasilkan sekitar
100.000 cacing dalam waktu 1 tahun.
3. Pemeliharaan
A. Pemberian pakan
Untuk pemberian makannya cukup sekali saja dalam 24 jam. Apabila yang kamu
tanam 1 kg maka 1 kg juga pakan yang harus kamu berikan. Hal yang perlu kamu
perhatikan dalam pemberian makanan antara lain.

 Pakan harus berbentuk serbuk


 Serbuk pakan harus ditaburkan rata di atas media, tapi usahakan jangan
menutupi keseluruhan. Sisakan sekitar 2-3 bagian peti.
 Tutup pakan dengan media yang tidak tembus cahaya
 Perbandingan antara serbuk cacing dan air adalah 1:1

B. Penggantian media
Media yang sudah menjadi kascing/tanah atau yang telah banyak kokonnya harus
segera diganti. Agar cacing cepat berkembangbiak. Rata-rata penggantian media
bisa kamu lakukan setiap 2 minggu sekali.

C. Proses kelahiran
Bahan yang digunakan sebagai media tanam antara lain kotoran hewan, batang
pisang, dedaunan kering, limbah rumah tangga dan lain sebagainya.

Bahan tersebut kemudian dipotong-potong dulu dengan ukuran 2,5 cm. Semua
bahan, kecuali kotoran ternak diaduk dan ditambah dengan air hingga merata.
Bahan campuran dan kotoran ternak dijadikan satu dengan perbandingan 7:3 dan
ditambah air secukupnya.

4. Hama dan penyakit


Keberhasilan dalam upaya budidaya cacing tanah tidak terlepas dari upayamu
dalam mengendalikan hama. Hama-hama berupa serangga dan hewan pemangsa,
antara lain semut, burung, kumbang, lipan, kelabang, katak, lalat, tikus, itik, ayam,
dan lain sebagainya.
5. Panen cacing
Dalam usaha budidaya cacing tanah ada dua bagian penting yang nantinya kamu
panen, yaitu cacing itu sndiri dan kascing atau tanah bekas cacing. Memanennya
juga cukup mudah, kamu hanya perlu memberikan penerangan di media tanam
tersebut, maka cacing akan keluar dengan sendirinya. Karena cacing sangat
sensitif dengan cahaya.

Selain peluang usaha cacing tanah, ada satu lagi peluang usaha yang tak kalah
menjanjikan. Yaitu budidaya jamur tiram yang nantinya dijual untuk keperluan
konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai