4. Ciri-ciri Bekantan
Hidung panjang dan besar pada Bekantan (Nasalis larvatus) hanya dimiliki oleh
spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas,
namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Kera betina lebih memilih
jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah,
bekantan dikenal juga sebagai Monyet Belanda.
Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai
75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Kera Bekantan betina berukuran sekitar 60
cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar (buncit).
Perut buncit ini sebagai akibat dari kebiasaan mengkonsumsi makanannya yang
selain mengonsumsi buah-buahan dan biji-bijian mereka juga memakan
dedaunan yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna.
Bekantan (Nasalis larvatus) hidup secara berkelompok. Masing-masing
kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat. Biasanya
dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10 sampai 30 ekor. Satwa yang
dilindungi ini lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon. Walaupun
demikian Bekantan juga mampu berenang dan menyelam dengan baik,
terkadang terlihat berenang menyeberang sungai atau bahkan berenang dari satu
pulau ke pulau lain. Seekor Bekantan betina mempunyai masa kehamilan
sekitar166 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak dalam
sekali masa kehamilan. Anak Bekantan ini akan bersama induknya hingga
menginjak dewasa (berumur 4-5 tahun).
5. Ciri-ciri Owa
Owa Jawa (Hylobates moloch) merupakan primata yang berukuran kecil dengan
panjang tubuh hanya sekitar 80 cm. Tubuhnya lebih kecil, langsing, dan seksi
dibandingkan dengan kera lainnya yang cenderung gendut. Pada bagian tubuh
Owa Jawa ditutupi dengan bulu yang berwarna abu-abu keperakan sedangkan
pada bagian muka berkulit hitam pekat. Owa jawa tidak mempunyai ekor.
7. Ciri-ciri Penyu
Harimau Sumatera memiliki tubuh yang relatif paling kecil dibandingkan semua
sub-spesies harimau yang hidup saat ini.
Jantan dewasa bisa memiliki tinggi hingga 60 cm dan panjang dari kepala
hingga kaki mencapai 250 cm dan berat hingga 140 kg. Harimau betina
memiliki panjang rata-rata 198 cm dan berat hingga 91 kg.
Warna kulit Harimau Sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh
harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga oranye tua.
Badak Sumatera juga dikenal memiliki rambut terbanyak dibandingkan seluruh sub-
spesies badak di dunia, sehingga sering disebut hairy rhino (badak berambut). Ciri-ciri
lainnya adalah telinga yang besar, kulit berwarna coklat keabu-abuan atau kemerahan -
sebagian besar ditutupi oleh rambut dan kerut di sekitar matanya.
Panjang cula depan biasanya berkisar antara 25 - 80 cm, sedangkan cula belakang
biasanya relatif pendek dan tidak lebih dari 10 cm. Saat anak badak sumatera lahir
hingga remaja biasanya kulitnya ditutupi oleh rambut yang lebat berwarna coklat
kemerahan. Bersamaan dengan bertambahnya usia satwa ini, rambut yang menutupi
kulitnya semakin jarang dan berubah kehitaman. Panjang tubuh satwa dewasa berkisar
antara 2-3 meter dengan tinggi 1 - 1,5 meter. Berat badan diperkirakan berkisar antara
600-950 kg.Para ahli memperkirakan tidak ada satu pun populasi Badak Sumatera yang
jumlah individunya dalam satu wilayah jelajah melebihi 75 ekor. Kondisi tersebut
menyebabkan mamalia besar ini sangat rentan terhadap kepunahan baik akibat bencana
alam, penyakit, perburuan, atau kerusakan genetis. Kurang dari 25 ekor diyakini saat ini
bertahan hidup di Sabah, sedangkan untuk Kalimantan tidak ada informasi atau data
yang akurat tentang keberadaan satwa bercula dua ini.
Gajah sumatera secara umum mempunyai ciri badan lebih gemuk dan lebar. Pada ujung
belalai memiliki satu bibir. Berbeda dengan Gajah Afrika, Gajah Sumatera memiliki 5
kuku pada kaki depan dan 4 kuku di kaki belakang. Berat gajah sumatera dewasa
mencapai 3.500-5000 kilogram, lebih kecil dari Gajah Afrika.
Ciri-ciri Surili Sumatera
6. Ciri-ciri Victoria
berukuran besar, dengan panjang mencapai 74 cm, dan memiliki bulu berwarna
biru keabu-abuan, jambul seperti kipas dengan ujung putih, dada merah marun
keunguan, paruh abu-abu, kaki merah kusam, dan garis tebal berwarna abu-abu
di sayap dan ujung ekornya. Di sekitar mata terdapat topeng hitam dengan iris
mata berwarna merah. Burung jantan dan betina serupa.
Populasi Mambruk Victoria tersebar di hutan dataran rendah, hutan sagu dan
hutan rawa di bagian utara pulau Irian, yang juga termasuk pulau Yapen, pulau
Biak, dan pulau-pulau kecil disekitarnya.
Burung Mambruk Victoria bersarang di atas dahan pohon. Sarangnya terbuat
dari ranting-ranting dan dedaunan. Burung betina biasanya menetaskan sebutir
telur berwarna putih.