Anda di halaman 1dari 7

Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2012, hlm 13 – 19 Vol. 40. No.

2
ISSN 0126 - 4265

PEMBERIAN MIKROALGA YANG BERBEDA TERHADAP


PERTUMBUHAN Artemia salina

Erniati1), Erlangga1), Hairina2)

Diterima : 2 Juni 2012 Disetujui: 18 Juni 2012

ABSTRAK

Primary factor supporting effective management seed of fish and prawn


isqualified natural feed avaibility. Natural feeds used in hatcheryseed for example
Artemia salina as larva of fish and prawn food’s. One of the factorthat influencing
culture growth of Artemia salina is feed. Artemia Salina in nature exploit the feed
such mikroalga , bacterium, and other organic detritus that hasnutrient content for
its growth and sizematching with its mouth. So that mikroalga can be made
alternative feed of Artemia salina culture. Various type of mikroalga can be used
as feed like Chaetoceros sp, Skeletonema Costatum and Nannochloropsis oculata.
The Mikroalga is very compatible as feed for Artemia salina growth, because has
good nutrient content. But we have’nt known yet, which most compatible to
optimum growth of artemia.
Aim of this research result is to analyzenatural feed of three microalga
(Chaetoceros Sp, Skeletonema Costatum and Nannochlropsis oculata) that have
effect to Artemia Salina growth. Gift of food Chaetoceros sp represent the best
treatment with the long accretion storey;l evel of mean assess 2,99 micron,
treatment B of mean 2,76 micron and treatment C represent the treatment 2,57
micron. Analyze the data by statistic also indicated that gift different mikroalga
affect long growth of Artemia Salina.

Keywords: Artemia salina, Microalgae

PENDAHULUAN1 alami sangat dirasakan pada


Pembenihan merupakan pembenihan organisme laut maupun
langkah awal atau kunci keberhasilan tawar, karena saat ini belum ada pakan
dalam usaha budidaya perikanan. buatan yang dapat menggantikan
Faktor utama yang mendukung dalam peranan pakan alami secara sempurna.
keberhasilan pengelolaan benih adalah Pakan alami yang banyak
ketersedian pakan alami yang memadai digunakan di hatchery-hatchery
dan berkesinambungan. Penyedian benihantara lain adalahadalah Artemia
pakan alami yang berkualitas dan salina sebagai makanan larva ikan dan
mencukupi sangat penting untuk udang.Banyaknya kebutuhan akan
pemeliharaan larva berbagai biota pakan alami seperti artemia ini, maka
perairan seperti ikan dan usaha produksi/ kultur pakan alami
udang.Pentingnya penyediaan pakan dalam skala luas mulai dilakukan.
Salah satu faktor yang
1)
Staf Pengajar Fakultas Pertanian UNIMAL mempengaruhi pertumbuhan pada
Lhokseumawe kulturArtemiasalinaadalah
2)
Alumni Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian UNIMAL Lhokseumawe
pakan.Artemia salina di alam

13
Pemberian Mikroalga Yang Berbeda Berkala Perikanan Terubuk Vol 40 No.2 Juli 2012

memanfaatkan pakan berupa mikroalga Nannochloropsis oculata, air laut, air


, bakteri, dan detritus organik lainnya tawar, larutan kaporit 10 ppm,chlorin,
yang memiliki kandungan gizi yang deterjen dan natriumtiosulfat 5 ppm.
cukup untuk pertumbuhannya dan
ukuran yang sesuai dengan mulutnya. Rancangan Penelitian
Oleh sebab itu pemberian mikroalga Metode yang digunakan adalah
dapat dijadikan pakan alternative pada eksperimen dengan menggunakan
kultur Artemia salina Berbagai jenis Rancangan Acak Lengkap (RAL) non
mikroalga dapat digunakan faktorial dengan tiga perlakuan dan tiga
sepertiChaetoceros sp, Skeletonema kali ulangan. Adapun perlakuan dalam
costatum dan Nannochloropsis penelitian ini (Sutomo, et all 2007)
oculata(Mudjiman,1989). Mikroalga adalah sebagai berikut:
tersebut sangat cocok dijadikan sebagai a. Perlakuan A = Pemberian
pakan untuk pertumbuhan Artemia Chaetoceros sp3.000.000 sel/ml
salina, karena memiliki kandungan gizi b. Perlakuan B = Pemberian
yang baik. Pada hatchery-hatchery Skeletonema costatum 1.000.000
sel
benih ketiga mikroalga tersebut sering /ml
digunakan sebagai pakan dalam c. Perlakuan C = Pemberian
budidaya artemia. Namun sampai saat Nannochloropsis oculata
ini belum diketahui dari ketiga jenis 3.000.000sel/ml.
mikroalga tersebut yang mana yang
paling cocok digunakan untuk Prosedur Penelitian
menghasilkan pertumbuhan artemia 1. Sterilisasi Air Media Kultur
yang optimum.
Penelitian ini bertujuan untuk Sterilisasi air laut dilakukan
mengetahui pakan alami dari jenis dengan cara disaring, lalu disterilkan
mikroalga (Chaetoceros sp, dengan kaporit dosis 10 ppm selama 1
Skeletonema costatum dan jam dan dinetralisasi dengan larutan
Nannochloropsis oculata) yang efektif natrium tiosulfat dosis 5 ppm dengan
digunakan pada kultur Artemia salina tujuan untuk menghilangkan sisa-sisa
untuk menghasilkan pertumbuhan kaporit dalam air laut hingga sisa
Artemia salina yang optimal. Sehingga kaporit hilang. Kemudian untuk
nantinya diharapkan dapat memberikan mengecek air tersebut sudah tidak
informasi tentang pakan alami dari mengandung kaporit dan natrium
jenis mikroalga (Chaetoceros sp, tiosulfat yaitu dengan larutan chlorin.
Skeletonema costatum dan
2.Persiapan Wadah
Nannochlropsis oculata) yang paling
Wadah yang digunakan adalah
baik digunakan untuk kultur
wadah toples yang berukuran 5 L yang
Artemiasalina. Dengan demikian akan
disusun secara acak. Wadah yang
dapat digunakan oleh masyarakat luas
digunakan dicuci terlebih dahulu
dalam menyediakan pakan alami untuk
dengan menggunakan deterjen lalu
budidaya larva.
wadah dikeringkan selama 24 jam.
Bahan dan Metode Setelah wadah toples dicuci lalu dibilas
dengan air tawar sampai bersih.
Bahan-bahan yang digunakan
untuk penelitian ini adalah kista 3. Penyiapan Biota Uji
Artemia salina, Chaetoceros sp, Media yang dipersiapkan yaitu
Skeletonema costatum dan kista Artemia salina dengan kepadatan

14
Pemberian Mikroalga Yang Berbeda Berkala Perikanan Terubuk Vol 40 No.2 Juli 2012

10.477ind/Ldikultur sendiri, sedangkan direndam menggunakan larutan iodine


Chaetoceros sp dengan kepadatan 100 % dengan dosis 0,5 ppm selama 30
3.000.000 sel/ml, Skeletonema costatum menit yang bertujuan untuk mencegah
dengan kepadatan 1.000.000 sel/ml, serangan dari parasit dan diberi aerasi.
Nannochloropsis oculata dengan
sel
kepadatan 3.000.000 /ml. Chaetoceros 5. Penebaran Naupli Artemiasalinake
sp, Skeletonema costatum dan dalam Wadah Penelitian
Nannochloropsis oculata diperoleh dari Penebaran awal naupli
hasil pengkulturan dari BBAP Ujung Artemiasalina saat penelitian
Bate Banda Aceh. Setelah dilakukan menggunakan metode volumetrik
pengkulturan, dimasukkan dalam dengan jumlah naupli Artemiasalina
wadah penelitian dengan jumlah sebanyak 10.477 ekor/wadah. Air yang
kepadatan yang sama pada tiap digunakan untuk penelitian sebanyak 1
perlakuannya. liter/wadah. Dengan cara naupli yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam
4. Pengkulturan Artemia salina ember berkapasitas 10 L dan diberi
Penetasan kista Artemia salina aerasi sehingga terjadi pengadukan dan
dengan cara penetasan langsung yaitu tercampur secara homogen, selanjutnya
kista ditimbang menggunakan naupli tersebut di bagi rata dengan
timbangan digital sebanyak 1,5 gram. beaker glass 1000 ml setiap wadah
Untuk penetasan kista menggunakan penelitian.
wadah berkapasitas 10 L berbentuk Untuk penebaran awal naupli
bulat yang sudah dibersihkan Artemia salina diadakan perhitungan
sebelumnya. Air yang digunakan untuk dari hasil kultur yang dilakukan.
penetasan kista Artemia salina adalah Adapun rumus untuk menghitung
air laut sebanyak 5 L dengan nilai penebaran awal naupli Artemia salina
salinitas pada penetasan 34 ppt dan pH dengan menggunakan metode
7,8. Selanjutnya kista Artemia salina volumetrik yaitu (Emmawati, 1981)
dimasukkan dalam media kultur dan
dihidupkan aerasi agar kista Artemia N = (n / v ) x V
salina teraduk rata dengan oksigen Keterangan :
terlarut 6,74 ppm dan suhu 29,0 °C. N : Jumlah keseluruhan (ind/L)
Didiamkan selama 24 jam hingga kista n : Rata-rata jumlah biota hasil
menetas. sampling (ind/ ml)
Panen naupli Artemiasalina v : Volume sample (ml)
dilakukan pagi hari sekitar pukul 08.00 V : Volume total media (ml)
WIB dengan mengangkat aerasi
terlebih dahulu. Artemia salina yang 6. Pemberian Mikroalga
adadalam wadah penetasan di diamkan
selama 15 menit yang bertujuan agar Artemiasalina diberi pakan
cangkang dan naupli Artemia salina mikroalga pada saat Artemia salina
terpisah. Selanjutnya disiapkan mengalami perubahan bentuk dari
saringan Artemia hand net dan ember instar I menjadi instar ke II. Pemberian
berkapasitas 10 L untuk memanen mikroalga Chaetoceros sp,
naupli Artemiasalina. Naupli yang telah Skeletonema costatum dan
siap dipanen dibilas terlebih dahulu Nannochloropsis oculata diberikan 2
kemudian ditempatkan dalam wadah kali setiap harinya yaitu pagi dan sore
berupa ember yang bersih dan naupli hari dengan kepadatan yang sama pada
masing-masing perlakuan. Sebelum

15
Pemberian Mikroalga Yang Berbeda Berkala Perikanan Terubuk Vol 40 No.2 Juli 2012

diberikan pakan terlebih dahulu Keterangan :


dihitung kepadatannya dengan Pm : Pertambahan panjang mutlak
menggunakan haemacytometer. Pt : Pertambahan rata-rata nilai pada
Adapun rumus untuk menghitung hari ke-t
kepadatan harian fitoplankton adalah Po : Pertambahan rata-rata nilai pada
Ismantara (2009): hari ke-0

1+ 2+ 3+ 4 8. Analisis Statistik
= 16 25 10 ind
/ml Model umum rancangan dalam
Keterangan : penelitian ini adalah model tetap seperti
yang dikemukakan oleh Srigandono
D : kepadatan fitoplankton (Ind/ml)
(1987) yaitu :
n1 : jumlah fitoplankton pada kotak 1
n2 : jumlah fitoplankton pada kotak 2 Yij = µ + τi + εij
n3 : jumlah fitoplankton pada kotak 3
n4 : jumlah fitoplankton pada kotak 4 Keterangan :
x :jumlah kotak sampel yang dihitung. Yij = Pengaruh perlakuan ke i pada
ulangan ke j
6. Pengukuran Kualitas Air µ = Rata-rata pengamatan
Pengukuran kualitas air yang τ = Perlakuan ke i yang diuji
dilakukan di awal dan di akhir εij = Galat percobaan dari perlakuan
penelitian. yaitu oksigen terlarut, pH, ke i pada ulangan ke j
salinitas, suhu, amoniak. i = Perlakuan (1,2,3)
j = Ulangan (1,2,3)
7. Pengamatan Pertumbuhan
Artemia salina Data yang diperoleh dari
Pengamatan pertumbuhan pengamatan disajikan dalam bentuk
Artemia salina dilakukan dengan tabel dan grafik.Dianalisis dengan
melakukan pengukuran panjang. Analysis Variance. Setelah uji Anova
Pertambahan panjang dilakukan setiap menunjukkan perbedaaan nyata F
setiap hari yaitu dengan mengambil 3 hitung > F tabel, maka selanjutnya
ekor Artemia salina secara acak dilakukan uji Beda Nyata Terkecil
(random) untuk masing-masing (BNT) pada taraf 0,05 % untuk
perlakuan selama penelitian. Dimana menentukan perlakuan mana yang baik
masing-masing media perlakuan dan mengetahui perbedaan antara
dilakukan ulangan sebanyak 3x. perlakuan.
Untuk mengukur pertambahan
panjang Artemia salina harus dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengukuran dengan menggunakan alat Pertumbuhan Artemia salina
sedgiwickrafteryang diamati dibawah
mikroskop namun sebelum diamati Pertumbuhan yang diukur pada
Artemia salina harus dalam keadaan penelitian ini yaitu pengukuran
mati agar memudahkan saat pertambahan panjang individu masing-
pengukuran sehingga harus diteteskan masing perlakuan selama 14 hari.Hasil
formalin terlebih dahulu. Menurut penelitian menunjukkan bahwa
Effendi (1979) rumus pertumbuhan pemberian mikroalga yang berbeda
panjang sebagai berikut: Chaetoceros sp, Skeletonema costatum
dan Nannochloropsis oculata
Pm = Po – Pt berpengaruh terhadap pertambahan

16
Pemberian Mikroalga Yang Berbeda Berkala Perikanan Terubuk Vol 40 No.2 Juli 2012

panjang Artemia salina. Rata-rata masing-masing perlakuan disajikan


pertambahan panjang Artemia salina pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Rata-rata Pertambahan Panjang Artemia salina.


Rata-rata Pertambahan Panjang (mikron)
Hari Pengamatan
A B C
1 2,00 1,00 1,67
2 2,00 7,33 2,67
3 2,67 2,00 2,00
4 3,00 1,33 2,00
5 4,00 2,00 3,33
6 6,33 2,00 5,00
7 3,67 2,67 3,67
8 2,00 2,67 2,00
9 2,33 2,00 2,33
10 2,33 3,00 1,67
11 2,33 2,67 2,00
12 2,33 2,33 1,67
13 2,67 2,00 3,00
14 4,33 5,67 3,00
Total 41,99 38,67 36,01
Rata-rata 2,99 2,76 2,57

Ket : Perlakuan A (Chaetoseros sp), Perlakuan B (Skeletonema costatum), Perlakuan C


(Nanochloropsis oculata).

Berdasarkan data Tabel 1, mengatakan Chaetoceros sp


pertambahan panjang rata-rata termasuk dalam golongan diatom dan
Artemia salina tertinggi terdapat mengandung β-karoten yang
pada pemberian mikroalga merupakan pro vitamin A yang
Chaetoceros sp(perlakuan A) dimana cocok untuk pertumbuhan
rata-rata pertambahan panjang zooplankton. Selain itu, golongan
selama 14 hari mencapai 2,99 diatom mudah dicerna oleh
mikron. Kemudian diikuti pada zooplankton. Hal ini diduga menjadi
perlakuan B dengan pemberian salah satu faktor penyebab tingginya
mikroalga Skeletonema costatum pertambahan panjang Artemiasalina
dengan pertambahan panjang yang diberi mikroalga Chaetoceros
mencapai 2,76 mikron. Sedangkan sp. Menurut Parsons et al (1961)
pertambahan terendah pada kandungan nutrisi dari Chaetoceros
perlakuan C dengan pemberian sp adalah protein sebesar 35%, lemak
mikroalga Nannochloropsis oculata 6,90%, karbohidrat 6,6 %, abu 28%
dengan pertambahan panjang 2,57 dan pigmen 1,50%. Selain itu
mikron. Chaetoceros sp juga memiliki
Pemberian mikroalga kandungan kalsium sebesar 0,59%
Chaetoceros sp pertambahan panjang dan pospor 0,57%.
Artemia salina lebih tinggi, Sedangkan pada perlakuan
dikarenakan Chaetoceros sp B pemberian mikroalga dari jenis
termasuk dalam golongan diatom golongan diatom yaitu Skeletonema
yang cocok untuk dicerna oleh costatum, pertambahan panjang
Artemiasalina. Hal ini sesuai dengan Artemia salina sedikit lebih lambat.
pendapat Sachlan (1982), yang Karena ukuran Skeletonema

17
Pemberian Mikroalga Yang Berbeda Berkala Perikanan Terubuk Vol 40 No.2 Juli 2012

costatum lebih besar dibanding baru masuk terus-menerus dalam


Chaetoceros sp dan pada sel jumlah banyak. Dengan demikian
Skeletonemacostatum membentuk makanan akan keluar lagi dari usus
untaian rantai panjang sehingga dalam keadaan belum tercerna
dalam 1 rantai panjang tersebut tidak sempurna, dan belum terserapsarinya
semuanya dapat dimakan dan dicerna oleh usus.
oleh Artemiasalina tetapi Berdasarkan hasil
Artemiasalina memakannya hanya pertambahan panjang, analisa
beberapa sel dalam 1 rantai dengan statistik pertambahan panjang
berlahan-lahan. Kemudian masa Artemia salina menunjukkan bahwa
hidup Skeletonema costatum lebih pemberian mikroalga yang berbeda
cepat mati sehingga berpengaruh (Chaetoceros sp, Skeletonema
terhadap pertambahan panjangnya. costatum, dan Nannochloropsis
Hal ini sesuai dengan pendapat oculata) berpengaruh nyata terhadap
Isnansetyo dan Kurniastuty, (1995) pertambahan panjang Artemia salina
yang mengatakan Skeletonema dengan nilai F hitung (7,87) >Ftabel
costatum ukuran sel berkisar antara (5,14). Dari hasil uji lanjut (BNT)
4-15 mikron. Alga ini membentuk didapatkan bahwa terdapat
untaian rantai panjang yang terdiri perbedaan antara perlakuan terhadap
dari beberapa sel. Sedangkan ukuran pertambahan panjang Artemia salina.
Chaetoceros spdiameter 2 – 4 Hasil uji BNT juga menunjukkan
mikron. Masa hidup Skeletonema perlakuan A memberikan hasil
costatum dua hari kemudian pertambahan panjang terbaik, diikuti
mengalami kematian. pada perlakuan B dan selanjutnya
Kemudian pada perlakuan C pada perlakuan C.
dengan pemberian Nannochloropsis
oculata pertambahan panjangnya KESIMPULAN
rendah. Hal ini dikarenakan Berdasarkan hasil penelitian
Nannochloropsisoculata memiliki yang dilakukan di Balai Besar
ukuran yang sangat kecil walaupun Budidaya Air Payau Ujung Batee,
nilai kandungan gizi yang terdapat dapat disimpulkan bahwa pemberian
pada Nanochloropsis oculata tinggi, mikroalga yang berbeda
sehingga Artemia salina tidak (Chaetoceros sp, Skeletonema
seluruhnya dapat mencerna costatum dan Nannochlropsis
Nannochloropsis oculata. oculata) pada penelitian berpengaruh
Nannochloropsis oculata yang tidak terhadap pertambahan panjang
dicerna oleh Artemia salina akan Artemia salina. Pemberian pakan
keluar kembali sehingga Chaetoceros sp (A) merupakan
mempengaruhi pertambahan panjang perlakuan yang terbaik dengan
pada Artemia salina. Hal ini sesuai tingkat pertambahan panjang rata-
dengan pendapat Mudjiman (1989) rata nilai 2,99 mikron, selanjutnya di
yang mengatakan apabila persediaan ikuti dengan perlakuan B panjang
makanan berlebihan, jumlah rata-rata 2,76 mikron dan perlakuan
makanan yang ditelanpun akan C merupakan perlakuan terendah
berlebihan. Bila terjadi demikian, dengan panjang 2,57 mikron.
maka makanan yang belum sempat Analisis data dengan statistik juga
dicernakan dengan sempurna akan menunjukkan bahwa pemberian
terdesak keluar oleh makanan yang mikroalga yang berbeda berpengaruh

18
Pemberian Mikroalga Yang Berbeda Berkala Perikanan Terubuk Vol 40 No.2 Juli 2012

nyata terhadap pertumbuhan panjang rotundiformis. Pusat


Artemia salina. Penelitian Oseanografi LIPI
dan Universitas Negeri
Jakarta. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Srigandono, B. 1987. Rancangan
Effendi,MI. 1979. Metode Biologi Percobaan Experiment
Perikanan. Dwi Sri. Bogor. Designs. Universitas
Diponegoro. Semarang. 68
Emmawati, L. 1981. Fisiologi Udang hal.
Galah. PT.Kanasius.
Yogyakarta.
Ismantara, 2009. Budidaya
nannoclhoropsis sp,
brachionus plicatilis dan
penetasancystartemia.Http://
Www.Scribd.Com/Doc/175
21082/Budidaya-
Artemia.Diakses tanggal 4
Maret 2011.

Isnansetyo dan Kurniastuty,


1995.Teknik Kultur
Phytoplankton dan
Zooplankton, Pakan Alami
untuk Pembenihan
Organisme Laut, Kanasius,
Yogyakarta.

Mudjiman, A. 1989. Udang Renik


Air Asin. (Artemia salina).
PT Bharata. Jakarta.

Parsons, T.R. dan K.Sephens. 1961.


On the chemical
composition of alaven
species of marine
phytoplankton.j. fish res.bd.

Sachlan, M. 1982. Planktonologi.


Fakultas Perternakan dan
Perikanan UNDIP.
Semarang.
Sutomo, dkk. 2007. Pengaruh Jenis
Pakan Mikroalga Yang
Berbeda Terhadap
Pertumbuhan Populasi
Rotifer, Brachionus

19

Anda mungkin juga menyukai