JURNAL PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi
Dosen Pengampu:
Dr.Peristiwati M.Kes.
Dr. Hj. Any Fitriani M.Si.
disusun oleh :
Salma Nur’ani Warodatiszaqiah
2004356
Pendidikan Biologi A 2020
B. Tujuan
3. Langkah Kerja
(Hamdiyati, 2020)
(Hamdiyati, 2020)
(Hamdiyati, 2020)
2. Botol direndamkan ke sumber air, dengan letak mulut
botol berlawanan arah dengan arus air
(Hamdiyati, 2020)
3. Botol diangkat dan segera ditutup setelah penuh
c) Pengambilan Sampel Air Tenang (Contoh: bisa
diambil dari kolam)
1. Botol disterilkan dengan didekatkan mulut botol
kepada api bunsen.
(Hamdiyati, 2020)
2. Pada leher botol tali diikatkan, dengan contoh seperti
gambar di bawah
(Hamdiyati, 2020)
3. Botol direndamkan ke dalam air hingga seluruh tubuh
botol masuk kedalam air dalam posisi tegak.
d) Pengambilan Sampel Tanah
(Hamdiyati, 2020)
(Murtius, 2018)
(Murtius, 2018)
Contoh bakteri/mikroba yang didapat dari sampel
daun:
Sumber: Tokopedia
3) Masing-masing tabung reaksi di isi dengan aquades
sebanyak 9 ml, lakukan secara aseptis di dekat api
bunsen.
Sumber: Indiamart
10) Kaldu nutrisi agar dituang ke dalam cawan petri yang
telah berisi larutan sampel secara aseptis, satu tabung
KNA yang berisi 9 ml untuk satu cawan petri yang berisi
larutan sampel 1 ml.
Sumber: biologi.uin-malang.ac.id
12) Cawan petri diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu
37℃ selama 24 jam di dalam incubator.
1. Perhitungan Bakteri
Tabel E.1.1
2. Pembahasan
E. Kesimpulan
F. Daftar Pustaka
Cappuccino, James G and Chad Welsh. (2019). Microbiology: a
laboratory manual. Twelfth edition., New York.
Hamdiyati, Y. (2020). Menghitung Mikroorganisme (Enumerasi)
dengan Metode Cawan Tuang (Pour Plate Count Agar).
(Power Point). Departemen Pendidikan Biologi – FPMIPA
UPI
Hamdiyati, Y. dan Kusnadi. (2020). Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.
Bandung: FPMIPA UPI.
JURNAL PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi
Dosen Pengampu:
Dr.Peristiwati M.Kes.
Dr. Hj. Any Fitriani M.Si.
disusun oleh :
Salma Nur’ani Warodatuszaqiah
2004356
Pendidikan Biologi A 2020
• Bahan
Bahan Jumlah
Media cair lactose broth steril 90 ml
Sampel air yang diuji (air keran) Secukupnya
Aquades Secukupnya
Alat
Jarum inokulum
Inkubator
Bunsen
• Bahan
Bahan
Sampel positif uji pendugaan
Media EMBA
c. Uji Pelengkap
• Alat
Alat Jumlah
Jarum Inokulum 2 unit
Mikroskop 1 unit
Tabung Durham 1 unit
Inkubator 1 unit
Object glass 1 unit
Pipet 1 unit
Kertas bibolous 1 unit
Bunsen 1 unit
Sataining jar 1 unit
• Bahan
Bahan Jumlah
Sampel Positif 1 unit
Media Kaldu Laktosa 1 unit
Agar miring KNA 1 unit
Kristal Violet Secukupnya
Safranin Secukupnya
Iodin Secukupnya
Alkohol 95% Secukupnya
E. Cara Kerja
1. Prosedur Pengambilan Air Kran
1) Pilih keran yang sering digunakan. Lap keran menggunakan kain untuk
menghilangkan kotoran.
2) Nyalakan keran dan biarkan air mengalir dengan aliran maksimum selama 1 - 2
menit, kemudian matikan.
3) Sterilkan mulut keran selama 1 - 5 menit dengan nyala api (pembakar bunsen).
4) Nyalakan keran lagi dan biarkan air mengalir selama 1 - 2 menit dengan
kecepatan aliran sedang.
5) Buka botol yang di sudah disterilkan dengan membuka tutupnya dengan hati-
hati.
6) Segera pegang botol di bawah pancaran air dan isi. Saat mengisi, pegang
tutupnya menghadap ke bawah untuk mencegah masuknya debu yang dapat
mencemari sampel.
7) Isi botol dengan air keran sampai ¾ volume botol.
8) Botol ditutup rapat dan diberi label, sampel air siap diamati.
2. Uji Kualitas Air
a. Uji Penduga
1) Siapkan tiga seri terpisah yang terdiri dari tiga kelompok, total 3 tabung per
seri, di rak tabung reaksi; untuk setiap tabung, beri label sumber air dan
volume sampel. Tambahkan 1 tabung reaksi sebagai kontrol.
2) Isi 9 tabung tersebut dengan media cair lactose broth steril sebanyak 10 ml.
Lengkapi dengan tabung durham didalamnya.
3) Mulut tabung reaksi difiksasi menggunakan bunsen (PS: Ulangi satu persatu
pada tabung reaksi lainnya).
4) Sampel dimasukan ke tabung reaksi sesuai dengan label.
5) Sebagai kontrol, masukkan 1 ml aquades kedalam 1 ml media cair lactose
broth steril. Lakukan fiksasi pada tabung tersebut.
6) Semua medium yang sudah diinokulasi sampel air diinkubasi pada suhu
37°C selama 24-48 jam.
7) Mengamati semua tabung, bila terbentuk gas dan asam berarti hasilnya
positif.
Indikator: Asam dilihat dari perubahan warna menjadi keruh dan gas dapat
dilihat dalam tabung durham berupa gelembung udara.
b. Uji Penguat (Uji Ketetapan / Confirmed Test)
Hasil dari uji dugaan kemudian dilanjutkan dengan uji ketetapan.
1) Dari tabung yang positif gas dan asam (terutama pada inkubasi 1 X 24 jam),
tanamkan suspensi pada medium EMB agar (Eosin Methylene Blue agar)
secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi.
2) Inkubasikan pada suhu 37⁰C selama 1 X 24 jam. Koloni bakteri E. coli
(Coliform fekal) tumbuh berwarna merah kehijauan dengan kilat metalik
atau koloni merah muda atau merah muda dengan lendir untuk kelompok
coliform lainnya.
c. Uji Pelengkap
3. Uji Pelengkap
Uji kelengkapan ini merupakan tahap akhir dari uji sampel air. Uji ini digunakan
untuk memeriksa koloni coliform yang muncul di medium agar yang digunakan
dalam tes ketetapan. Uji pelengkap dilakukan dengan menginokulasikan koloni
bakteri pada medium agar dengan cara digoreskan dan diinkubasi selama 24 jam
pada suhu 35°C. agar yang digunakan adalah endo agar dan Eosin Metil Blue
(EMB) (Willey dkk., 2008).
H. Daftar Pustaka
Cappuccino, J.G & Welsh, C. 2019. Microbiologi: A Laboratory Manual (12th ed).
New York: Pearson.
Dzikrina, H. (2020). Laporan Praktikum : Uji Kualitatif dan Kuantitas Bakteri
Coliform dalam Air.
JURNAL PRAKTIKUM
Dosen Pengampu:
Oleh:
NIM: 2004356
BANDUNG
2022
A. Judul
Jurnal Praktikum Uji Sensitivitas Antimikroba
B. Tujuan
Untuk mempelajari aktivitas antimikroba dan menentukan tingkat resisten suatu bakteri
terhadap beberapa macam antibiotik, disinfektan, dan antiseptik.
C. Landasan teori
Senyawa antimikroba / antibakteri ada yang termasuk kelompok antibiotika
disinfektan, dan antiseptic.
1. Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan
membunuh mikroorganisme berbahaya (pathogen) yang terdapat pada permukaan
tubuh luar makhluk hidup.
2. Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Menunjukkan kegiatan
antimikroba.
3. Disinfektan adalah senyawa kimia yang mematikan sel vegetatif namun belum tentu
mematikan bentuk spora mikroorganisme penyebab suatu penyakit. disinfektan
digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada benda-benda
mati seperti meja, lantai, objek glass dan lain-lain (Fernando, dkk., 2012).
Fungsi antiseptik yaitu sering digunakan di rumah sakit dan lingkungan medis
untuk mengurangi resiko infeksi pada prosedur medis, misalnya saat operasi. Cara
pakai antiseptik bisa diaplikasikan pada kulit atau membran, baik dalam kondisi
tertutup atau terbuka (luka). Selain itu, berfungsi menghambat atau memperlambat
pertumbuhan mikroorganisme, bahkan mampu membunuh kuman. Antiseptik
umumnya digunakan saat menangani luka, juga saat operasi atau prosedur tertentu
dengan tujuan mengurangi risiko infeksi. Contoh antiseptik yaitu Iodine (iodophore,
polyvidone-iodine), Chlorhexidine, Alkohol (Ethyl alcohol 70%, Isopropyl alcohol
70%), hidrogen peroksida, sabun pembersih medis, dll. Fungsi disinfektan yaitu untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat, untuk
membasmi kuman penyakit, membunuh mikroorganisme pada benda mati serta virus.
Bahan aktif disinfektan adalah Accelerated hydrogen peroxide (0,5%), Benzalkonium
chloride/ quaternary ammonium/ alkyl dimethyl benzyl ammonium chloride (0,05%),
dan Chloroxylenol (0,12%), Ethyl alcohol atau ethanol (62-71%), Iodine in iodophor
(50 ppm), Isopropanol atau 2-propanol (50%), Pine oil (0,23%), Povidone-iodine (1%),
Sodium hypochlorite (0,05–0,5%), Sodium chlorite (0,23%), dan Sodium
dichloroisocyanurate (0,1-0,5%).
Keterangan tindakan tambahan untuk setiap produk ditandai dengan huruf masing-
masing:
a. Korosif terhadap logam, bersihkan kembali dengan kain basah setelah 10 menit,
b. Mudah terbakar pada konsentrasi tinggi. Jauhkan dari panas/percikan api/nyala api
terbuka/permukaan panas,
c. Pengenceran diperlukan sesuai Tabel 1.
Contoh disinfektan yaitu klorin, iodin, alkohol 70%, karbol, bayclin, deterjen
kationik, hidrogen peroksida, wipol, HCl, clorox, dettol, Mr. Muscle, proclin, soklin
pemutih, SOS, kaporit, pemutih, dan pembersih standar medis (chlorine, peroxide,
fenol), dll.
Fungsi beberapa antibiotik yaitu:
a. Penisilin dapat digunakan untuk mengobati infeksi Streptococcus, meningitis,
gonore, pneumonia, atau endocarditis.
b. Sefalosporin untuk infeksi tulang, otitis media, infeksi kulit, dan infeksi saluran
kemih.
c. Aminoglikosida untuk mengatasi penyakit infeksi bakteri seperti tuberkulosis,
infeksi sendi, atau peritonitis.
d. Tetrasiklin untuk mengobati beberapa kondisi, di antaranya sifilis, anthrax,
periodontitis, brucellosis, dan jerawat
e. Makrolid digunakan untuk bronkitis, servisitis, penyakit Lyme, faringitis, dan
sinusitis
f. Quinolon untuk mengatasi antraks, infeksi tulang, cystitis, servisitis, dan infeksi
kulit.
g. Sulfonamida untuk menangani berbagai penyakit akibat infeksi bakteri, seperti
infeksi saluran kemih, bronkitis, meningitis bakterial, pneumonia, serta infeksi
mata atau telinga.
h. Lincosamide untuk mengobati beberapa kondisi akibat infeksi bakteri, di antaranya
infeksi saluran pernapasan, infeksi tulang dan sendi, jerawat, dan infeksi vagina
(bacterial vaginosis).
i. Glycopeptide untuk mengatasi infeksi kulit, endokarditis, enterokolitis,
pneumonia, dan meningitis.
j. Carbapenem untuk menangani berbagai penyakit akibat infeksi bakteri, seperti
pneumonia, infeksi tulang, dan infeksi ginjal. (Alodokter.com, dr. Meva Nareza
(2021)).
Uji sensitivitas bakteri adalah suatu metode untuk menentukan tingkat
kerentanan (resistensi) bakteri terhadap zat antibakteri atau antibiotik dan untuk
mengetahui daya kerja dari suatu antibiotik dalam membunuh bakteri. Resistensi
adalah suatu keadaan dimana pengaruh zat antimikroba / anti infeksi terhadap bakteri
berkurang khasiatnya, atau bakteri tersebut tidak sensitif oleh perlakuan zat
antimikroba tersebut (Wasitaningrum, 2009). Dapat dilakukan evaluasi laboratoris
terhadap efektivitas daya hambat zat-zat antimikroba terhadap pertumbuhan
mikroorganisme dengan berbagai cara, diantaranya dengan resistensi tes ->
antiseptik,antibiotik, dan disinfektan.
Dasar penentuan antimikroba secara in vitro adalah MIC (minimum inhibition
concentration) dan MBC (minimum bactericidal concentration). 1. MIC merupakan
konsentrasi terendah bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan hasil
yang dilihat dari pertumbuhan koloni pada agar atau kekeruhan pada pembiakan cair
(Soleha, T.U. 2015). 2. MBC adalah konsentrasi terendah antimikroba yang dapat
membunuh 99,9% pada biakan selama waktu yang ditentukan. Penentuan konsentrasi
minimum antibiotik yang dapat membunuh bakteri/ minimum bactericidal
concentration (MBC) dilakukan dengan menanam bakteri pada perbenihan cair yang
digunakan untuk MIC ke dalam agar kemudian diinkubasi semalam pada 37⁰C. MBC
adalah ketika tidak terjadi pertumbuhan lagi pada agar (Soleha, T.U.2015).
3. Uji Disinfektan
Tabel D.3.1 Alat Uji Disinfektan
Alat Jumlah
Tabung reaksi unit
Rak tabung 1 unit
Pipet ukur 1 unit
Stopwatch 1 unit
Jarum Ose 1 unit
Mikropipet 1 unit
Magnetic stirrer 1 unit
Shaker Incubator 1 unit
Labu erlenmeyer 1 unit
Tabel D.3.2 Bahan Uji Disinfektan
Bahan
Aquadest
Biakan Murni Bacillus cereus
Biakan murni Pseudomonas aeruginosa
Benzalkonium Klorida Murni
Produk disinfektan (mengandung
senyawa aktif sodium hipoklorit dan
kalsium karbonat)
NaCl
CH5OH (Fenol)
Medium Nutrient Agar (NA)
Nutrient Broth (NB)
E. Cara Kerja
1. Uji Resistensi Kirby-Bauer
1) Siapkan pelat agar - agar yang sudah dipanaskan dalam inkubator pada suhu
37○C selama 10 - 20 menit dengan keadaan penutup plat sedikit dibuka, yang
perlu diperhatikan adalah pelat menjadi hangat dan permukaan mengering.
2) Celupkan kapas steril ke dalam biakan uji saline yang tercampur dengan baik
dan buang kelebihan inokulum dengan menekan kapas jenuh pada dinding
bagian dalam tabung biakan.
3) Dengan menggunakan swab, gores seluruh permukaan agar secara horizontal,
vertikal, dan di sekitar tepi pelat untuk memastikan pertumbuhan di seluruh
permukaan.
4) Biarkan semua pelat kultur mengering selama sekitar 5 menit.
Hasil Keterangan
Pseudomonas aeruginosa
• Streptomycin 10µg: 8mm (resistant)
• Tetracycline 30µg: 2mm (resistant)
• Vancomycin 30µg: 0mm (resistant)
• GentaMicin 10µg: 12mm (resistant)
Chloramphenicol 30µg:
0mm(resistant)
Gambar 1. Cawan Petri Uji Resistensi
Metode Kirby-Bauer
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus aureus
• Streptomycin 10µg: 13mm
(Intermediate)
• Tetracycline 30µg: 29mm
(susceptible)
• Vancomycin 30µg: 14mm
Gambar 2. Cawan Petri Uji
ResistensiMetode Kirby-Bauer (intermediate/resistant)
Staphylococcus aureus • GentaMicin 10µg: 20mm
(susceptible)
• Chloramphenicol 30µg: 28mm
(susceptible)
Escherichia coli
• Streptomycin 10µg: 13mm
(intermediate)
• Tetracycline 30µg: 15mm
(intermediate)
• Vancomycin 30µg: 0mm (resistant)
Gambar 3. Cawan Petri Uji Resistensi • GentaMicin 10µg: 20mm
Metode Kirby-Bauer
Escherichia coli (susceptible)
• Chloramphenicol 30µg: 23mm
(susceptible)
Proteus vulgaris
• Streptomycin 10µg: 14mm
(intermediate)
• Tetracycline 30µg: 20mm
(susceptible)
Hasil Keterangan
Iodine = Sensitif /efektif
Hydrogen Peroxide =
Sensitif/efektifChlorine =
Sensitif /efektif
Isopropyl alcohol =
Resistant/ tidakefektif
Antiseptic susceptible test digunakan untuk menentukan antimikroba mana yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat menyebabkan infeksi tertentu.
Pengamatan menggunakan beberapa zat antimikroba yaitu Iodine, H2O2 (Hydrogen
peroxide), Isopropyl alcohol, dan Chlorine. Hasil menunjukkan bahwa zat-zat antimikroba
yang efektif adalah Iodine, Hidrogen peroksida (H2O2), dan Chlorine. Hal tersebut
ditandai dengan munculnya zona inhibisi yang berarti bahwa zat-zat tersebut dapat
menghambat pertumbuhan mikroba pada area disc. Sementara zat Isopropyl alcohol yang
ditandai oleh huruf (A) dinyatakan tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba
karena tidak nampak adanya zona inhibisi padaarea disc.
3. Uji Disinfektan
Hasil Keterangan
(+) Keruh/terdapat pertumbuhan
bakteri (-) Jernih/tidak terdapat
pertumbuhanbakteri
Adanya pertumbuhan bakteri (+) ditandai dengan medium menjadi keruh, dan
tidak adanya pertumbuhan bakteri (-) ditandai dengan medium yang tetap bening. Kontrol
positif (+) digunakan cairan medium NB dengan inokulum. Kontrol negatif (-) digunakan
media NB tanpa inokulum Uji koefisien fenol produk antiseptik dan disinfektan yang
mengandung senyawa aktif benzalkonium klorida terhadap Bacillus cereus dan
Pseudomonas aeruginosa terbukti memiliki daya antibakteri lebih efektif dibanding fenol
yang ditunjukan dengan nilai koefisien fenol lebih dari1 (>1).
G. Kesimpulan
Pada uji sensitivitas antimikroba umumnya menggunakan metode Kirby-
Bauer. Dalam uji sensitivitas menunjukkan semakin besar diameter zona inhibisi
atau zona bersih dari pertumbuhan bakteri tersebut, maka semakin sensitif bakteri
terhadap antimikroba tertentu. Sebaliknya, semakin kecil zona inhibisi, maka
bakteri semakin resisten terhadap antimikroba tertentu. Hasil zona inhibisi
berdasarkan milimeter diameter diantaranya yaitu Resistant, Intermediate, dan
Sensitive. Dalam menguji tingkat resisten mikroba dengan antiseptik dapat
menggunakan uji Antiseptic Susceptibility. Uji disinfektan dinyatakan dengan
koefisien fenol dan dipakai dalam metode pengenceran.
Daftar Pustaka
JURNAL MIKROBIOLOGI
disusun oleh:
Salma Nur’ani Warodatuszaqiah
2004356
Pendidikan Biologi A 2020
B. Tujuan
Tabel 1 Alat
NO Alat Jumlah
1 Laptop 1 buah
2 Handphone 1 buah
Tabel 2. Bahan
NO Bahan Jumlah
yakni :
1. Tahap minimum : Pada tahap ini, enzim inaktif sehingga masih belum terjadi
pertumbuhan. Ditandai dengan membrane sel masih dalam bentuk ‘gel’ dan proses
transport sangat lambat. Antara tahap minimum – optimum, reaksi enzimatik mulai
terjadi secara cepat
2. Tahap optimum : Reaksi enzimatik yang terjadi berada dalam puncak maksimal
pH ≥ 8 (pH optimum : 9)
Berdasarkan kebutuhan mikroba terhadap oksigen, mikroba dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok, namun yang dicantumkan disini menjadi 5 kelompok :
No Kelompok Deskripsi Contoh
Berdasarkan
Kebutuhan Oksigen
• Prinsip Dasar
(Cappuccino, 2019)
TAHAP/LANGKAH ASEPTIS
Untuk 1. Tabung kultur cair berisi
kultur bakteri Staphylococcus aureus
bakteri : dibuka dan dilewatkan mulut
tabungnya kepada api
2. Kultur cair bakteri diambil
sebanyak 1 ml
3. Mulut tabung kultur
dilewatkan kembali dekat api dan
ditutup kembali
4. Simpan kembali kultur cair
bakteri pada rak tabung
(Cappuccino, 2019)
7 Kultur mikroba dimasukkan
kedalam air es agar memadat
kembali
• Prinsip Dasar
Media yang digunakan untuk menentukan pengaruh suhu atau temperatur terhadap
pertumbuhan mikroorganisme, dapat melalui Nutrien Broth (NB) atau Nutrien Agar
(NA) miring. Jika mikroorganisme tersebut mengalami pertumbuhan pada media dan
suhu tertentu, maka mengindikasikan suhu tersebut adalah suhu optimum untuk
mikroorganisme dapat tumbuh.
a. Media Nutrien Broth (NB)
• Alat dan Bahan
Alat Bahan
Bunsen Biakan murni bakteri berumur 24-48 jam :
Inkubator 1. Pseudomonas fluorescens
2. Serratia marcescens
3. Escherichia coli
4. Bacillus stearothermophilus
Jarum inokulasi 24 buah Media Nutrien Broth (NB)
Oven
Refrigerator
Sumbat tabung
reaksi
Tabung reaksi +
raknya
• Langkah kerja
No. Gambar Langkah Kerja Langkah Kerja
1. Tangan dibersihkan
terlebih dahulu dan area
kerja disterilkan dengan
alkohol 70%
b. Biakan murni :
1. Pseudomonas fluorescens
2. Serratia marcescens
3. Escherichia coli
(Youtube, Praktikum Prodi TL Itenas
Bandung) 4. Bacillus
stearothermophilus
3. Media NB diberi label
dengan nama bakteri uji
(ada 4) yang akan
diinokulasi + ditambahkan
temperatur 5° C, 25° C, 38°
C, 42° C, dan 55° C.
Gunakan satu media NB
sebagai pembanding.
Contohnya pada gambar
disamping, Pseudomonas
fluorescens dilabeli sebagai
“Pf” dan diberi temperatur
(Youtube, Praktikum Prodi TL Itenas Bandung)
yang akan diujikan
4. Media NB yang sudah
diberi label disimpan pada
rak tabung reaksi dan
ditutup menggunakan
sumbat
(Youtube, Praktikum Prodi TL Itenas
Bandung)
5. Pembakar spirtus/bunsen
dinyalakan, lalu jarum
diinokulasi dipijarkan
diatas api hingga membara
(medicalogy.com)
10. Pada perlakuan suhu 25°
C, media NB diletakan di
ruangan terbuka (suhu
kamar)
Pseudomonas
fluorescens termasuk
bakteri psikrofil
dengan suhu optimum
8°C dan ditandai
adanya kekeruhan
warna pada media..
Bacillus
stearothermophilus
termasuk bakteri
Termofil dengan suhu
optimum 55°C dan
ditandai adanya
kekeruhan warna pada
media.
(Youtube, Dr. Julie Wells)
1) Pseudomonas fluorescens : Memiliki rentang suhu optimum pertumbuhan di suhu 5-25oC,
sehingga termasuk kelompok Psikrofil
2) Serratia marcescens : Memiliki rentang suhu optimum pertumbuhan di suhu 25-38oC,
sehingga termasuk kelompok Mesofil
3) Escherichia coli : Memiliki rentang suhu optimum pertumbuhan di suhu 25-42oC dengan
optimal di suhu 38oC, sehingga termasuk kelompok Mesofil
4) Bacillus stearothermophilus : Memiliki suhu optimum pertumbuhan di suhu 42oC,
sehingga termasuk kelompok Thermofil
Warna koloni dari Serratia marcescens berwarna orange-merah yang berasal dari pigmen
prodigiosin dan suhu optimal dari mikroorganisme ini adalah 22°C. Jadi ketika dipanaskan pada
suhu 22°C akan mengekspresikan morfologinya yaitu berwarna merah.
Berdasarkan hasil praktikum pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroorganisme
dihasilkan, terdapat perbedaan hasil dari setiap mikroorganisme yang diuji. Indikator dari
pengaruh suhu terhadap pertumbuhan bakteri yaitu dilihat dari kekeruhan warna pada media.
Semakin keruh warna media, semakin tinggi pertumbuhan mikroorganisme uji. Berdasarkan
perlakuan suhu pada saat praktikum, Pseudomonas fluorescens termasuk bakteri psikrofil,
Escherichia coli, Serratia marcescens termasuk bakteri mesofil, dan Bacillus stearothermophilus
termasuk bakteri termofil.
3. Faktor pH terhadap pertumbuhan mikroorganisme
• Prinsip Dasar
Sebagian besar bakteri tumbuh paling baik pada pH antara 6,5 dan 7,5 dan jamur
menunjukkan pertumbuhan optimal antara pH 4 dan 6. Namun, selama pertumbuhan
mikroorganisme pH dapat berubah naik atau turun, bergantung kepada komposisi
medium yang diuraikan..
- Untuk menurunkan pH, tambahkan larutan asam seperti HCl ke dalam medium.
- Untuk menaikkan pH, tambahkan larutan basa seperti NaOH atau KOH ke dalam
medium.
3. Alcaligenes faecalis
Pipet ukur 1 ml Larutan HCl 1N
pH indikator Larutan NaOH 1N
Sumbat kapas
Media Nutrient Broth (pada pH 2, 4, 6, 8, dan 10)
Tabung reaksi
• Langkah kerja
Tabel :
(Presentasi Kelompok 8A Mikrobi (Yuliyanti dkk), 2021)Dari tabel berikut, dapat diambil hasil :
1. Lactobacillus acidophilus : Tumbuh di pH 2 (optimum), 4 dan 6.
Sehingga dapat digolongkan ke kelompok Asidofil
2. Staphylococcus aureus : Tumbuh di pH 4, 6 (optimum), dan 8.
Sehingga dapat digolongkan ke kelompok Neutrofil
F. Kesimpulan
Cappuccino, James G., dan Welsh, Chad T. (2019). Microbiology: A Laboratory Manual, 11thEd.
Hardiningsih,Titin, dkk. (2005). Isolasi dan Uji Resistensi Beberapa Isolat Lactobacillus pada pH
Rendah. Volume 7, Nomor 1 Januari 2006 Halaman: 15-17
Julie Wells. (Tanpa tahun). Lab 2-9: Effect of Temperature on Microbial Growth.
https://www.youtube.com/watch?v=qGkpw5W25K0
Krihariyani, Diah, dkk. (2016). POLA PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus PADA MEDIA
AGAR DARAH MANUSIA GOLONGAN O, AB, DAN DARAH DOMBA SEBAGAI
KONTROL. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 3 No. 2, Maret 2016, hal : 191-
200
Madigan, M.T., et.all. (2019). Brock Biology of Microorganisms. London: Pearson Education
Limited Praktikum Prodi TL Itenas Bandung. (2021).
Praktikum Mikling : Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroba. [online]. Diakses dari :
https://www.youtube.com/watch?v=4NuKe7AVNLQ Rahma, Fina. (2020). Faktor
Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba. Bandung : FPMIPA UPI
Putri Eka. (2017). Bioakumulasi Logam Berat Tembaga (Cu) Berdasarkan Waktu Paparannya
Oleh Bakteri Endapan Sedimen Perairan Sekitar Rumah Susun Kota Makassar. Diakses
melalui http://repositori.uin-alauddin.ac.id/
JURNAL PRAKTIKUM
AKTIVITAS BIOKIMIA MIKROORGANISME
Disusun oleh:
Salma Nur’ani W.
2004356
Pendidikan Biologi A 2020
A. JUDUL PRAKTIKUM
Jurnal Praktikum Aktivitas Biokimia Mikroorganisme
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui dan membuktikan adanya eksoenzim dan endoenzim.
2. Untuk membuktikan kemampuan mikroorganisme memperoleh nutrisi melalui proses
enzimatik.
C. LANDASAN TEORI
Bakteri memiliki berbagai aktivitas biokimia (pertumbuhan dan perbanyakan) dengan
menggunakan raw material (nutrisi) yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya.
Transformasi biokimia dapat timbul didalam dan diluar dari bakteri yang diatur oleh
katalis biologis yang dikenal sebagai enzim. Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam
menggunakan enzim yang dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan
asam amino. Metabolisme atau penggunaan dari molekul organik ini biasanya
menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri
(Dwidjoseputro, 1998).
D. CARA KERJA
1. UJI HIDROLISIS PATI
➢ Tujuan
Untuk mengetahui dan membuktikan adanya eksoenzim pada mikroorganisme
yang mampu menghidrolisis amilum (pati).
➢ Prinsip Dasar
Pati adalah polimer dari glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosidik.
Hidrolisis pati terjadi karena adanya enzim amylase, dengan hasil akhir berupa
dekstrin. Kemampuan mikroorganisme untuk menghidrolisis pati adalah dengan
cara diuji dengan meneteskan larutan iodium di atas koloni pada medium agar pati.
Jika terbentuk daerah bening disekitaran koloni menandakan adanya/terjadinya
hidrolisis pati oleh amilase (Hamdiyati, 2020).
Tabel D.1 Alat Praktikum Pembuatan Media Agar Pati/Starch Agar Plate
(Kusnadi, 2020)
2) Secara aseptik, medium dituangkan pada cawan petri yang telah steril.
(Kusnadi, 2020)
3) Inokulasikan dengan bakteri tertentu.
(Kusnadi, 2020)
5) Inkubasi pada suhu 22°C - 37° C selama 1x24 jam.
(Kusnadi, 2020)
➢ Prinsip Dasar
Proses pemecahan protein menjadi pepton, polipeptida, dipeptida dan pada
akhirnya menjadi asam amino disebut peptonisasi, dengan bantuan enzim protease.
Kemampuan mikroorganisme untuk menghidrolisis kasein dapat dibuktikan dengan
menginokulasikan mikroorganisme pada media agar susu skim. Pertumbuhan
mikroorganisme pemecah protein pada media susu skim agar akan dikelilingi oleh
area bening.
Pembuatan Media Agar Susu Skim/Skim Milk Agar
➢ Alat dan Bahan
Tabel D.5 Alat Praktikum Pembuatan Media Agar Susu Skim/Skim Milk Agar
Tabel D.6 Bahan Praktikum Pembuatan Media Agar Susu Skim/Skim Milk Agar
(Kusnadi, 2020)
2) Secara aseptik, medium dituangkan pada cawan petri yang telah steril.
(Kusnadi, 2020)
3) Inokulasikan dengan bakteri tertentu.
(Kusnadi, 2020)
5) Inkubasi pada suhu 22°C - 37° C selama 1x24 jam. Amati perubahan yang
terjadi.
(Kusnadi, 2020)
➢ Prinsip Dasar
Gelatin adalah protein yang dihasilkan dari hidrolisis kolagen. Jika suatu
mikroorganisme mampu menghasilkan gelatinase, medium yang telah
diinokulasikan bakteri akan tetap cair walaupun disimpan pada suhu 4°C,
sedangkan medium yang tidak dihidrolisis akan membeku.
Pembuatan Media Nutrient Gelatin
➢ Alat dan Bahan
➢ Cara Kerja
1) Ambil bakteri yang akan diinokulasi
2) Inokulasikan bakteri ke medium secara aseptik.
3) Inkubasi pada suhu 37°C selama 1x24 jam.
4) Kemudian disimpan pada lemari es dengan suhu 4°C selama 30 menit dalam
keadaan tegak. Amati cair tidaknya medium.
Tabel D.17 Alat Praktikum Pembuatan Medium Phenol Red Lactose Broth
Tabel D.19 Alat Praktikum Pembuatan Medium Phenol Red Dekstrosa Broth
Tabel D.21 Alat Praktikum Pembuatan Medium Phenol Red Sukrosa Broth
6. UJI KATALASE
➢ Tujuan
Mengidentifikasi bakteri yang memiliki enzim katalase.
➢ Prinsip Dasar
Katalase merupakan enzim yang mengkatalisa penguraian hidrogen peroksida
menjadi H2O dan O2. Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel karena bahan
ini menginaktifkan enzim dalam sel. Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu
metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan
aerob pasti menguraikan bahan tersebut. Uji Katalase dilakukan dengan meneteskan
hidrogen peroksida (H2O2) 3% pada gelas obyek yang bersih. Biakan dioleskan
pada gelas objek yang sudah ditetesi hidrogen peroksida. Suspensi dicampur secara
perlahan, hasil yang positif ditandai oleh terbentuknya gelembung-gelembung
udara.
➢ Alat dan Bahan
Tabel D.25 Alat Praktikum Uji Katalase
2) Panaskan jarum ose di atas bunsen hingga berwarna merah menyala, lalu
biarkan dingin.
➢ Prinsip Dasar
Medium susu litmus memiliki komponen protein kasein, gula laktosa, vitamin
dan mineral. Susu litmus dapat menunjukkan beberapa reaksi yang berbeda pada
susu yaitu meliputi fermentasi laktosa, produksi gas, reduksi litmus, pembentukan
curd, proteolysis, reaksi alkaline.
Pembuatan Medium Susu Litmus
➢ Alat dan Bahan
➢ Prinsip Dasar
Triptofan dihidrolisis oleh enzim triptophanase untuk menghasilkan tiga produk
akhir, yaitu indol, piruvat, dan amonium. Produksi indol terdeteksi oleh regaen
Kovac yang akan bereaksi dengan indol untuk menghasilkan senyawa berwarna
merah.
4) Sterilkan lup inokulasi di atas api Bunsen hingga membara. Kemudian, biarkan
hingga mendingin.
➢ Prinsip Dasar
Karbohidrat berupa glukosa yang mengalami fermentasi untuk menghasilkan
berbagai asam organik sehingga dapat menurunkan pH medium secara drastis.
Reagen yang digunakan adalah methyl red. Jika medium berwarna merah lalu
setelah ditetesi reagen, maka mikroba yang diuji akan menghasilkan senyawa
campuran asam.
Tabel D.37 Alat Praktikum Uji IMViC: MR Test (Methyl Red Test)
Tabel D.38 Bahan Praktikum Uji IMViC: MR Test (Methyl Red Test)
4) Sterilkan lup inokulasi di atas api Bunsen hingga membara. Kemudian, biarkan
hingga mendingin.
➢ Prinsip Dasar
Senyawa acetoin dapat dideteksi dengan reagen Barrit (larutan alpha-nafthol
dan larutan KOH). Kehadiran reagen dan acetoin akan membentuk warna merah
pekat. Terbentuknya warna merah pekat menunjukkan uji VP positif, sedangkan
tidak terbentuknya warna merah pekat menunjukkan uji VP negatif.
Tabel D.39 Alat Praktikum Uji IMViC: VP Test (Voges Proskauer Test)
➢ Prinsip Dasar
Pada media Simmon Citrate terdapat indikator BTB (Brom Tymol Blue).
Apabila bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah
menjadi basa dan berwarna biru.
8) Medium bakteri diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C. Setelah diinkubasi,
amati perubahan warna yang terjadi pada medium.
12. UJI SIM (SULFUR, INDOLE, MOTILITY TEST)
➢ Tujuan
Untuk melihat aktivitas bakteri menghasilkan gas H2S, kemudian aktivitas
triptophanase (indole), dan motil atau tidak.
➢ Prinsip Dasar
Jika bakteri menghasilkan gas H2S medium akan tampak hitam, bila
menghasilkan indole yang ditetesi Reagen Kovac’s akan berwarna merah dan bila
hasil tusukan (stab) menyebar berarti motil. Ada dua jalur fermentasi utama dimana
beberapa mikroorganisme mampu menghasilkan hidrogen sulfida (H2S).
a. Jalur 1: Gas H2S dapat dihasilkan dengan reduksi (hidrogenasi) belerang
organik yang ada dalam asam amino sistein, yang merupakan komponen pepton
yang terkandung dalam medium. Pepton ini didegradasi oleh enzim mikroba
menjadi asam amino, termasuk asam amino sistein yang mengandung sulfur.
Asam amino ini dengan adanya sistein desulfurase kehilangan atom belerang,
yang kemudian direduksi dengan penambahan hidrogen dari air untuk
membentuk gelembung gas hidrogen sulfida (H2S).
b. Jalur 2: Gas H2S juga dapat dihasilkan dengan mereduksi senyawa sulfur
anorganik seperti tiosulfat (S2O3²⁻), sulfat (SO4²⁻), atau sulfit (SO3²⁻). Medium
tersebut mengandung natrium tiosulfat, yang dapat direduksi oleh
mikroorganisme tertentu menjadi sulfit dengan pembebasan hidrogen sulfida.
Atom belerang bertindak sebagai akseptor hidrogen selama oksidasi senyawa
anorganik.
➢ Cara Kerja
1) Larutkan 30 gram SIM dalam 1 liter aquades.
2) Panaskan dan homogenkan menggunakan hot plate dan magnetic stirrer.
3) Masukkan media SIM ke dalam tabung reaksi sebanyak 7 ml kemudian ditutup
dengan baik.
4) Sterilisasikan tabung tersebut menggunakan autoclave pada suhu 121ºC selama
15 menit.
Uji SIM
➢ Alat dan Bahan
Tabel D.47 Alat Praktikum Uji SIM
(Sumber: Microbinotes.com)
(Sumber: rcooper01.people.ysu.edu)
Katalase positif ditunjukkan adanya gelembung gas (O2) yang diproduksi oleh
genus Staphylococcus. Katalase merupakan enzim yang mengkatalisa penguraian
hidrogen peroksida menjadi H2O dan O2. Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap
sel karena bahan ini menginaktifkan enzim dalam sel. Hidrogen peroksida terbentuk
sewaktu metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan
aerob pasti menguraikan bahan tersebut.
Tabel E.8 Hasil Pengamatan Uji IMViC: MR Test (Methyl Red Test)
Tabel E.9 Hasil Pengamatan Uji IMViC: VP Test (Voges Proskauer Test)
F. KESIMPULAN
Metabolisme mikroorganisme atau aktivitas biokimia dapat diketahui dari kemampuan
mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks dan
molekul-molekul sederhana. Untuk membuktikan keberadaan eksoenzim dapat dilakukan
Uji Hidrolisis Pati, Uji Hidrolisis Lipid, Uji Hidrolisis Kasein, dan Uji Hidrolisis Gelatin.
Secara berurutan, hasil positif menujukan bahwa bakteri memiliki eksoenzim berupa
amilum, lipase, proteasem dan gelatinase. Sedangkan untuk membuktikan keberadaan
endoenzim dapat dilakukan Uji Katalase, Fermentasi Karbohidrat, Reaksi Susu Litmus,
Uji IMViC (Indole Test, Methyl Red Test, Voges Proskauer Test, Citrate Test), dan Uji
SIM. Rangkaian uji tersebut menunjukan bakteri memiliki endoezim berupa laktosa,
dektrosa, dan sukrosa apabila hasil pada uji ini positif dengan indikator adanya asam, gas,
atau asam dan gas.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianty, Fitria. (2013). Keragaman Bakteri Endofit pada Kultivar Nanas (Ananas comosus
(L.) Merr) Leor dan Duri di Kabupaten Subang. Universitas Pendidikan Indonesia
Cappuccino, James G., dan Welsh, Chad T. (2019). Microbiology: A Laboratory Manual,
11thEd. Missouri: Lindenwood University.
Swandi, M. K., Periadnadi, P., & Nurmiati, N. (2015). Isolasi Bakteri Pendegradasi Limbah
Cair Industri Minyak Sawit. Jurnal Biologi UNAND, 4(1).
Vadila, Ajeng. (2018). Eksplorasi Bakteri dari Lumpur Hutan Mangrove Leuweung
Sancang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
ISOLASI MIKROORGANISME TANAH
Disusun oleh:
(2004520)
Bahan Jumlah
Nodul dari tanaman Leguminosae 1 unit
(kacang tanah, putri malu, kedelai)
Alkohol 70% Secukupnya
Medium YMB 1 unit
Medium YMA 1 unit
• Metode Dengan Cara Langsung (Langsung pengamatan dari nodul)
Alat Jumlah
Pembakar Spirtus 1 unit
Pipet Tetes 1 unit
Bak Pewarna 1 unit
Object Glass 1 unit
Cover Glass 1 unit
Bahan Jumlah
Nodul dari berbagai akar tanaman 1 unit
Leguminosae (kacang tanah, putri
malu, kedelai)
Crystal Violet Secukupnya
Iodin Secukupnya
Aquades Secukupnya
Alkohol 90% Secukupnya
Kertas Isap Secukupnya
• Uji Motilitas
- Tujuan
Mengetahui motilitas Rhizobium yang diamati
- Prinsip Dasar
Rhizobium yang bersifat motil dapat ditandai dari adanya rambatan
Rhizobium pada bekas tusukan jarum inokulasi
- Alat dan Bahan
Alat Jumlah
Pembakar Spirtus 1 unit
Lup Inokulasi 1 unit
Inkubator 1 unit
Bahan Jumlah
Medium KNA 1 unit
Medium YMA 1 unit
b) Isolasi Mikroorganisme tanah Penambat Nitrogen Non-Simbiotik
• Metode Dengan Cara Dikultur (Dikembangbiakkan terlebih
dahulu dari noduldi media FMB dan FMA)
Alat Jumlah
Pembakar Spirtus 1 unit
Pisau 1 unit
Bak Pewarna dan Rak 1 unit
Object Glass 1 unit
Cawan Petri 1 unit
Jarum Inokulasi 1 unit
Labu Erlenmeyer 1 unit
Bahan Jumlah
Sampel Tanah (tanah alkalin / tanah 1 gram
dibawah rumput Paspalum)
Media NFMB 50 ml
Media NFMA 1 unit
Reagen Pewarnaan Gram Secukupnya
F. Langkah Kerja
a) Isolasi Mikroorganisme Tanah Penambat Nitrogen Simbiotik
• Metode Dengan Cara Dikultur (Dikembangbiakkan terlebih
dahulu dari noduldi media YMB dan YMA)
1. Nodul yang bagus dipisahkan dari akar lalu dicuci dengan air
bersih
2. Nodul dicuci dengan alkohol 70%
• Uji Motilitas
1. Panaskan jarum inokulasi diatas spirtus
Alexander, M. (1977). Introduction to Soil Microbiology. New York. John Willey and Sons.
333-349.
Carolina. (2020). Rhodospirillum rubrum in Microscope Slide. [online]. Diakses dari:
https://www.carolina.com/prokaryote-slides/rhodospirillum-rubrum-typical-spirillum-
wm-microscope-slide/ 294048.pr. [07 April 2022].
Figueiredo Ma´rcia do VB., L. Seldin, FF. de Araujo, & R de LR. Mariano. (2010). Plant
growth promoting rhizobacteria: Fundamentals and Applications (dalam : Maheshwari
DK. (ed.). Plant Growth and Health Promoting Bacteria, Microbiology. Monographs 18,
Verlag Berlin Heidelberg).
Grammel. (2003). Microaerophilic Cooperation of Reductive and Oxidative Pathways Allows
Maximal Photosynthetic Membrane Biosynthesis in Rhodospirillum rubrum. American
Society for Microbiology. Vollume 69, Issue 11, Pages 6577-6586).
Hamdiyati, Y. dan Kusnadi. (2020). Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Bandung. Departemen
Pendidikan Biologi. FPMIPA UPI.
Husen, E., dkk. (2007). Pengambilan Contoh Tanah untuk Analisis Mikroba. In: Metode Analis
Biologi Tanah. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Bogor. 5-12 hal.
Jaiswal, S. (2021). Chromatium. [online]. Diakses dari: https://alchetron.com/Chromatium. [07
April 2022].
Kurniawan, F. (Tanpa Tahun). Jenis-Jenis Legum (Leguminosa). Diakses dari:
https://fredikurniawan.com/jenis-jenis-legum-leguminosa/ (7 April 2022).
Kusnadi. (2020). Praktikum Mikrobiologi Virtual: Isolasi Bakteri Penambat N2 Non
Simbiosis. [online]. Diakses dari: https://youtu.be/E7ZbIkAZS24. [06 April 2022].
Malesi, L., Sandiah, N., Erpin. (2016). IDENTIFIKASI BAKTERI Azospirillum DAN
Azotobacter PADA RHIZOSFER ASAL KOMBA-KOMBA (Chromolaena odorata).
JITRO VOL.3 NO.2, Mei 2016.
Nosrati, R., P. Owlia, H. Saderi, I. Rasooli & MA. Malboobi. (2014). Phosphate solubi lization
characteristics of efficient nitro gen fixing soil Azotobacter strains Iran. Journal
Microbiology 6 : 285-295.
Nurosid, S. (2009). Azotobacter. Teknologi Informasi Jurnal Ilmiah Indonesia. Wodpress.com.
Purwaningsih, S. (2004). Isolasi, Enumerasi dan Karakterisasi Bakteri Rhizobium dari Tanah
Kebun Biologi Wamena, Papua. Biodiversitas 6(2): 82-84.
Rohmani, R.W., Erdiansyah, I., Djenal. (2020). Karakteristik Bakteri Rhizobium japonicum
Bintil Akar Kedelai pada Cekaman Salinitas Bertingkat. Jurusan Produksi Pertanian.
Universitas Negeri Jember, hlm 106.
Saraswati, R., Husen, E., Simanungkalit R.D.M. (2007), Pengambilan Contoh Tanah untuk
Analisis Mikroba. In: Metode Analis Biologi Tanah. Balitbang, Sumberdaya Lahan
Pertanian, Bogor.
Sy, A., E. Giraud, P. Jourand, N. Garcia, A. Willem, P. de Lajudie, Y. Prin, M. Neyra, M.
Gillis, B. Boivin-Masson & B. Dreyfus. (2001). Methylotrophic Methylobacterium
bacteria nodulate and fix nitrogen in symbiosis with legumes. Journal of Bacteriology.
183, 214- 220.
Simanungkalit, R.D.M. Saraswati, R. Hastuti, R.D., & Husen, E. (Tanpa Tahun). Bakteri
Penambat Nitrogen.
Sitepu, R. A. P. BR. (2021). POTENSI Rhizobium ISOLAT Mucuna bracteata DC. DALAM
MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Ganoderma boninense Pat. DAN
MENGHASILKAN IAA (INDOLE-3-ACETIC ACID). [Skripsi]. Program Studi
Biologi. FMIPA. Universitas Sumatera Utara.