LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan dan
Manusia
Dosen pengampu:
Dr. Saefudin, M.Si.,
Dra. Soesy Asiah Koesbandiah, MS.
Oleh:
Kelompok 3
Pendidikan Biologi A 2017
Ariyanti Viani 1703661
Astrid Junita 1702129
Della Frisca Damayanti 1700069
Pretty Nurwhite Tika 1702261
Siti Nurjanah 1701081
Tika Triwahyuni 1703681
B. Waktu Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Selasa, 6 Oktober 2020
Waktu : 17.00 WIB – selesai
Tempat : Gegerkalong, Bandung.
C. Tujuan
1. Menentukan kecepatan metabolisme secara teoritis berdasarkan luar
permukaan tubuh
2. Mengetahui konsumsi oksigen dan mengukur kecepatan metabolisme pada
beberapa hewan
D. Dasar Teori
1. Metabolisme
Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia yang terjadi secara
serentak di seluruh tubuh, terdiri atas anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah sintesis (pembentukan) molekul organik yang
menyerap (membutuhkan energi), sedangkan katabolisme adalah
pemecahan molekul organik yang menghasilkan energi (Arduino, 2013).
Sumber energi utama bagi tubuh manusia adalah pati (zat tepung,
starch) yang ada dalam makanan. Secara kimiawi, pati adalah karbo-hidrat
dalam bentuk polisakarida yang dalam traktus gastro-intestinal (saluran
pencernaan) akan dicerna menjadi glukosa, suatu bentuk monosakarida.
Glukosa akan diabsorbsi dari traktus gastrointestinal ke dalam aliran
darah, lalu dibawa ke dalam sel-sel yang membutuhkannya. Kuantitas
energi yang dihasilkan oleh tiap molekul glukosa terlalu besar untuk
langsung dimanfaatkan, sehingga glukosa dalam sel harus terlebih dahulu
dikonversi menjadi ATP (adenosin trifosfat), yang kuantitas energinya
dapat langsung dimanfaatkan oleh tubuh (Arduino, 2013).
Hewan dalam hidupnya selalu memerlukan energi untuk
pertumbuhan, produksi, bekerja, dan mempertahankan suhu tubuh agar
kehidupannya berlangsung optimal. Sumber energi tersebut berasal dari
pembakaran atau oksidasi karbohidrat, protein, dan lemak yang
menghasilkan CO2, H2O, dan tenaga. Di dalam tubuh oksidasi merupakan
suatu proses yang rumit, lambat dan bertahap yang disebut katabolisme.
Energi dapat disimpan dalam tubuh dalam bentuk senyawa fosfat, serta
dalam bentuk protein, lemak, karbohidrat kompleksyang disintesis dari
molekul yang lebih sederhana yang dikenal dengan proses anabolisme
(Soesilawaty dkk, 2017).
Jumlah energi yang dibebaskan oleh katabolisme makanan di
dalam tubuhsama dengan jumlah yang dibebaskan bila makanan di bakar
di luar tubuh. Energi yang dibebaskan oleh proses katabolik di dalam
tubuh tampak sebagai energi kerja, energi yang disimpan, dan energi
panas tubuh atau Energi makanan = energi kerja + energi yang disimpan +
energi panas tubuh (Soesilawaty dkk,2017). Jumlah energi yang
dibebaskan persatuan waktu merupakan laju metabolik. Standar energi
panas adalah kalori (kal) yang didefinisikan sebagai jumlah energi panas
yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram 1 derajat, dari 15 ke
16C atau disebut gram kalori. Dalam fisiologi dan kedokteran yanglazim
digunakan adalah Kkal (kilo kalori) setara 1000 kal (Soesilawaty dkk,
2017).
Produksi panas total atau pemakaian energi dari tubuh adalah
jumlah yangdiperlukan untuk mempertahankan hidup (metabolisme
basal), bersama-samadengan energi tambahan yang dikeluarkan untuk
berbagai aktivitas tambahan.Produksi energi yang tingkatnya paling
rendah selaras dengan kehidupan disebut Basal Metabolic Rate (BMR)
atau laju metabolisme basal.Metabolisme basal adalah kecepatan
metabolisme yang diukur pada keadaanistirahat sempurna (fisik dan
mental), suhu kamar sejuk dan 12 jam setelah makan terakhir (Kriswanto,
Tanpa Tahun).
Adapun faktor-faktor yang menentukkan besarnya BMR
diantaranya:
a) Luas permukaan tubuh;
b) Berat badan;
c) Tinggi badan;
d) Jenis kelamin;
e) Usia;
f) Keadaan hormon;
g) Demam;
h) Kehamilan;
i) Kelaparan;
2. Laju Metabolisme
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan
dipakai olehtubuh per-satuan waktu (Seeley dkk, 2002). Laju metabolisme
berkaitan denganrespirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi
energi dari molekulmakanan yang bergantung pada adanya oksigen
(Tobin, 2005).
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur
banyaknya oksigen yang dikonsumsimakhluk hidup per-satuan waktu. Hal
ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan
oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang
dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi lajumetabolisme biasanya
cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.
Laju konsumsi oksigen ini dipengaruhi faktor-faktor yang
berhubungan dengan enzim-enzim karena respirasi merupakan rangkaian
reaksi enzimatis. Serta dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, yaitu faktor
dalam dan faktor luar. Yang termasuk faktor dalam adalah umur dan
konsentrasi substrat respirasi yang tersedia, sedangkan yang termasuk
faktor luar adalah suhu (temperature), cahaya, konsentrasi oksigen di
udara, konsentrasi karbon dioksida, serta adanya luka pada mahkluk
hidup.
Konsumsi oksigen pada tiap organisme berbeda-beda tergantun
pada jenis kelamin, temperatur, ukuran badan, aktivitas danhormon.
Semakin kecil hewannya akan semakin semakin cepat laju konsumsinya
dan begitu pula sebaliknya semakin besar hewannya maka semakin lambat
lajunya.
E. Alat dan Bahan
1. Kecepatan Metabolisme
Tabel 1. Alat yang Digunakan dalam Praktikum Kecepatan Metabolisme
No. Nama Alat Jumlah
1. Timbangan badan 1 unit
2. Alat pengukur tinggi badan 1 unit
2. Konsumsi Oksigen
Tabel 2. Alat yang Digunakan dalam Praktikum Konsumsi Oksigen
No. Nama Alat Jumlah
1. Botol kaca bekas 1 unit
2. Selang 20 cm 1 unit
3. Selotip 1 unit
4. Kardus 30 cm x 30 cm 1 unit
5. Kapas 1 pak
6. Timbangan digital 1 unit
7. Penggaris 1 unit
8. Pipet 1 unit
Pengukuran kecepatan
metabolisme setiap anggota
kelompok dilakukan dengan
rumus:
BMR = L x BME x 24
(Kalori/hari)
Sedikit deterjen
Alat dirangkai
Alat dan bahan yang dibungkus
menjadi sebuah
yang diperlukan kapas dimasukkan
respirometer
dipersiapkan ke dalam botol
sederhana
respirometer
Pergerakkan
Pewarna makanan
tetesan pewarna
diteteskan melalui
makanan diamati, Volume udara di
selang yang
dan jarak yang dalam pipet selama
terbuka, kemudian
ditermpuh tetesan 1 menit dihitung
tetesan pertama
selama waktu
diberi tanda
tertentu di catat
Nama Usia Jenis Kelamin Tinggi Berat Badan Luas Permukaan BME BMR
Badan (kg) Tubuh (m2)
(cm)
3. Apakah kecepatan konsumsi oksigen pada setap hewan sama baik hewan
homoiothermis maupun hewan poikiothermis?
Jawaban:
Tidak, setiap hewan memiliki kecepatan konsumsi oksigen yang
berbeda. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumsi oksigen pada hewan, yaitu aktivitas tubuh, ukuran tubuh, tinggi
badan, umur dan berat badan. Selain itu jumlah konsumsi oksigen lebih
besar ketika pada suhu lebih tinggi (panas). Hal ini disebabkan
meningkatnya suhu akan meningkatkan laju metabolisme serta
menyebabkan permintaan oksigen pada jaringan lebih tinggi.
J. Kesimpulan
1. Kecepatan metabolisme yang terjadi di dalam tubuh setiap anggota
kelompok berbeda-beda, hal ini dikarenakan kecepatan metabolisme setiap
orang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tinggi badan, berat badan,
luas permukaan tubuh, aktivitas tubuh, pemasukan makanan, suhu tubuh,
suhu lingkungan, emosi, jenis kelamin, usia, masa pertumbuhan, laktasi,
kehamilan, dan lain-lain.
2. Terdapat perbedaan konsumsi oksigen pada setiap hewan. Hal ini
dikarenakan konsumsi oksigen pada hewan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu aktivitas tubuh, ukuran tubuh, tinggi badan, umur, dan berat
badan. Konsumsi oksigen dan berat badan akan berbanding terbalik,
dimana semakin ringan berat hewan, maka konsumsi oksigen/berat
badannya akan lebih tinggi. Hewan berukuran kecil cenderung lebih aktif
bergerak, sehingga membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan
dengan hewan besar. Jadi, semakin besar volume hewan tersebut
menyebabkan semakin kecil pula konsumsi oksigennya. Selain itu, suhu
dan termoregulasi hewan juga memengaruhi jumlah konsumsi oksigen.
Jumlah konsumsi oksigen lebih besar ketika pada suhu lebih tinggi
(panas), hal ini disebabkan meningkatnya suhu akan meningkatkan laju
metabolisme serta menyebabkan permintaan oksigen pada jaringan lebih
tinggi
DAFTAR PUSTAKA