Anda di halaman 1dari 21

METABOLISME

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan dan
Manusia
Dosen pengampu:
Dr. Saefudin, M.Si.,
Dra. Soesy Asiah Koesbandiah, MS.

Oleh:
Kelompok 3
Pendidikan Biologi A 2017
Ariyanti Viani 1703661
Astrid Junita 1702129
Della Frisca Damayanti 1700069
Pretty Nurwhite Tika 1702261
Siti Nurjanah 1701081
Tika Triwahyuni 1703681

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
A. Judul
Metabolisme

B. Waktu Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Selasa, 6 Oktober 2020
Waktu : 17.00 WIB – selesai
Tempat : Gegerkalong, Bandung.

C. Tujuan
1. Menentukan kecepatan metabolisme secara teoritis berdasarkan luar
permukaan tubuh
2. Mengetahui konsumsi oksigen dan mengukur kecepatan metabolisme pada
beberapa hewan

D. Dasar Teori
1. Metabolisme
Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia yang terjadi secara
serentak di seluruh tubuh, terdiri atas anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah sintesis (pembentukan) molekul organik yang
menyerap (membutuhkan energi), sedangkan katabolisme adalah
pemecahan molekul organik yang menghasilkan energi (Arduino, 2013).
Sumber energi utama bagi tubuh manusia adalah pati (zat tepung,
starch) yang ada dalam makanan. Secara kimiawi, pati adalah karbo-hidrat
dalam bentuk polisakarida yang dalam traktus gastro-intestinal (saluran
pencernaan) akan dicerna menjadi glukosa, suatu bentuk monosakarida.
Glukosa akan diabsorbsi dari traktus gastrointestinal ke dalam aliran
darah, lalu dibawa ke dalam sel-sel yang membutuhkannya. Kuantitas
energi yang dihasilkan oleh tiap molekul glukosa terlalu besar untuk
langsung dimanfaatkan, sehingga glukosa dalam sel harus terlebih dahulu
dikonversi menjadi ATP (adenosin trifosfat), yang kuantitas energinya
dapat langsung dimanfaatkan oleh tubuh (Arduino, 2013).
Hewan dalam hidupnya selalu memerlukan energi untuk
pertumbuhan, produksi, bekerja, dan mempertahankan suhu tubuh agar
kehidupannya berlangsung optimal. Sumber energi tersebut berasal dari
pembakaran atau oksidasi karbohidrat, protein, dan lemak yang
menghasilkan CO2, H2O, dan tenaga. Di dalam tubuh oksidasi merupakan
suatu proses yang rumit, lambat dan bertahap yang disebut katabolisme.
Energi dapat disimpan dalam tubuh dalam bentuk senyawa fosfat, serta
dalam bentuk protein, lemak, karbohidrat kompleksyang disintesis dari
molekul yang lebih sederhana yang dikenal dengan proses anabolisme
(Soesilawaty dkk, 2017).
Jumlah energi yang dibebaskan oleh katabolisme makanan di
dalam tubuhsama dengan jumlah yang dibebaskan bila makanan di bakar
di luar tubuh. Energi yang dibebaskan oleh proses katabolik di dalam
tubuh tampak sebagai energi kerja, energi yang disimpan, dan energi
panas tubuh atau Energi makanan = energi kerja + energi yang disimpan +
energi panas tubuh (Soesilawaty dkk,2017). Jumlah energi yang
dibebaskan persatuan waktu merupakan laju metabolik. Standar energi
panas adalah kalori (kal) yang didefinisikan sebagai jumlah energi panas
yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram 1 derajat, dari 15 ke
16C atau disebut gram kalori. Dalam fisiologi dan kedokteran yanglazim
digunakan adalah Kkal (kilo kalori) setara 1000 kal (Soesilawaty dkk,
2017).
Produksi panas total atau pemakaian energi dari tubuh adalah
jumlah yangdiperlukan untuk mempertahankan hidup (metabolisme
basal), bersama-samadengan energi tambahan yang dikeluarkan untuk
berbagai aktivitas tambahan.Produksi energi yang tingkatnya paling
rendah selaras dengan kehidupan disebut Basal Metabolic Rate (BMR)
atau laju metabolisme basal.Metabolisme basal adalah kecepatan
metabolisme yang diukur pada keadaanistirahat sempurna (fisik dan
mental), suhu kamar sejuk dan 12 jam setelah makan terakhir (Kriswanto,
Tanpa Tahun).
Adapun faktor-faktor yang menentukkan besarnya BMR
diantaranya:
a) Luas permukaan tubuh;
b) Berat badan;
c) Tinggi badan;
d) Jenis kelamin;
e) Usia;
f) Keadaan hormon;
g) Demam;
h) Kehamilan;
i) Kelaparan;
2. Laju Metabolisme
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan
dipakai olehtubuh per-satuan waktu (Seeley dkk, 2002). Laju metabolisme
berkaitan denganrespirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi
energi dari molekulmakanan yang bergantung pada adanya oksigen
(Tobin, 2005).
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur
banyaknya oksigen yang dikonsumsimakhluk hidup per-satuan waktu. Hal
ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan
oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang
dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi lajumetabolisme biasanya
cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.
Laju konsumsi oksigen ini dipengaruhi faktor-faktor yang
berhubungan dengan enzim-enzim karena respirasi merupakan rangkaian
reaksi enzimatis. Serta dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, yaitu faktor
dalam dan faktor luar. Yang termasuk faktor dalam adalah umur dan
konsentrasi substrat respirasi yang tersedia, sedangkan yang termasuk
faktor luar adalah suhu (temperature), cahaya, konsentrasi oksigen di
udara, konsentrasi karbon dioksida, serta adanya luka pada mahkluk
hidup.
Konsumsi oksigen pada tiap organisme berbeda-beda tergantun
pada jenis kelamin, temperatur, ukuran badan, aktivitas danhormon.
Semakin kecil hewannya akan semakin semakin cepat laju konsumsinya
dan begitu pula sebaliknya semakin besar hewannya maka semakin lambat
lajunya.
E. Alat dan Bahan
1. Kecepatan Metabolisme
Tabel 1. Alat yang Digunakan dalam Praktikum Kecepatan Metabolisme
No. Nama Alat Jumlah
1. Timbangan badan 1 unit
2. Alat pengukur tinggi badan 1 unit

2. Konsumsi Oksigen
Tabel 2. Alat yang Digunakan dalam Praktikum Konsumsi Oksigen
No. Nama Alat Jumlah
1. Botol kaca bekas 1 unit
2. Selang 20 cm 1 unit
3. Selotip 1 unit
4. Kardus 30 cm x 30 cm 1 unit
5. Kapas 1 pak
6. Timbangan digital 1 unit
7. Penggaris 1 unit
8. Pipet 1 unit

Tabel 3. Bahan yang Digunakan dalam Praktikum Konsumsi Oksigen


No. Nama Bahan Jumlah
1. Jangkrik 1 ekor
2. Kadal 1 ekor
3. Deterjen 1 bungkus
4. Pewarna makanan 1 botol
F. Langkah Kerja
1. Kecepatan Metabolisme

Tinggi, bobot badan, umur, dan Menentukan luas


jenis kelamin setiap anggota permukaan tubuh
kelompok dicatat dengan chart Dubois

Menghitung kecepatan panas


yang hilang hasil metabolisme
Mencari banyak kalori
dengan mengalikan luas
yang hilang permenit,
permukaan tubuh dengan
perjam, dan perhari
banyaknya panas yang hilang
melalui daftar BME
seseuai dengan umur dan jenis
kelamin

Pengukuran kecepatan
metabolisme setiap anggota
kelompok dilakukan dengan
rumus:
BMR = L x BME x 24
(Kalori/hari)

Gambar 1. Langkah Kerja yang Dilakukan dalam Praktikum Kecepatan


Metabolisme
2. Konsumsi Oksigen

Sedikit deterjen
Alat dirangkai
Alat dan bahan yang dibungkus
menjadi sebuah
yang diperlukan kapas dimasukkan
respirometer
dipersiapkan ke dalam botol
sederhana
respirometer

Botol diletakkan Botol ditutup rapat


secara lurus di atas dengan prop Hewan yang akan
kardus, sehingga berskala, dan digunakan dalam
kedudukan pipet sekeliling prop praktikum
sejajar dengan diolesi dengan ditimbang beratnya
permukaan kardus vaselin

Pergerakkan
Pewarna makanan
tetesan pewarna
diteteskan melalui
makanan diamati, Volume udara di
selang yang
dan jarak yang dalam pipet selama
terbuka, kemudian
ditermpuh tetesan 1 menit dihitung
tetesan pertama
selama waktu
diberi tanda
tertentu di catat

Hal yang sama


Konsumsi oksigen
dilakukan pada
per bobot badan
hewan percobaan
dihitung
lain

Gambar 2. Langkah Kerja yang Dilakukan dalam Praktikum Konsumsi


Oksigen
G. Hasil Pengamatan
1. Kecepatan Metabolisme
Tabel 4. Hasil pengamatan pada praktikum Kecepatan Metabolisme

Nama Usia Jenis Kelamin Tinggi Berat Badan Luas Permukaan BME BMR
Badan (kg) Tubuh (m2)
(cm)

Ariyanti 22 th Perempuan 150 45 1,38 36,9 1.222,128

Astrid 20 th Perempuan 156 48 1,44 36,9 1.275,264

Della 21 th Perempuan 165 57 1,61 36,9 1.425,816

Pretty 21 th Perempuan 155 55 1,52 36,9 1.346,112

Siti 21 th Perempuan 149 66 1,60 36,9 1.416,960

Tika 20 th Perempuan 170 67 1,76 36,9 1.558, 656


2. Konsumsi Oksigen
Tabel 5. Hasil pengamatan pada praktikum Konsumsi Oksigen
H. Pembahasan
1. Kecepatan Metabolisme
Berdasarkan hasil pengamatan, kecepatan metabolisme setiap
orang berbeda-beda. Urutan kecepatan metabolisme dari yang tertinggi
hingga terendah berdasarkan data BMR yaitu Tika, Della, Siti, Pretty,
Astrid, Ariyanti. Perbedaan kecepatan metabolisme dari hasil pengamatan
tersebut disebabkan karena beberapa faktor, yaitu:
a. Usia
Usia menjadi salah satu faktor terbesar yang memengaruhi kecepatan
metabolisme Berdasarkan hasil pengamatan semakin bertambah usia
maka akan semakin melambat kecepatan metabolismenya.
b. Tinggi Badan
Tinggi badan juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi
kecepatan metabolisme. Semakin tinggi seseorang, maka akan semakin
cepat laju metabolismenya.
c. Berat Badan
Berdasarkan teori, seseorang yang bertubuh besar memiliki lebih
banyak massa otot dan membakar lebih banyak kalori dibandingkan
orang kurus, karena mereka membutuhkan lebih banyak energi untuk
bergerak. Oleh karena itu seseorang yang memiliki angka berat badan
yang tinggi, maka kecepatan metabolismenya juga semakin cepat.
d. Luas Permukaan Tubuh
Seseorang yang bertubuh besar bidang permukaan tubuhnya akan lebih
luas daripada seseorang yang bertubuh kecil. Tubuh yang besar dengan
bidang permukaan yang luas, akan mempunyai jaringan yang aktif yang
terdapat dalam tubuh tersebut akan lebih besar dan luas. Semakin luas
permukaan tubuh seseorang, maka akan semakin cepat laju
metabolismenya.
2. Konsumsi Oksigen
Dari hasil kegiatan praktikum, terdapat perbedaan konsumsi
oksigen setiap sampel yang memiliki berat berbeda pada tempat dengan
suhu yang berbeda pula. Perbedaan konsumsi oksigen pada setiap sampel
diamati dari pergerakkan tetes pewarna pada selang. Dari pengukuran
jumlah oksigen yang dikonsumsi menggunakan respirometer ini, kita
dapat mengetahui proses respirasi pada sampel hewan tersebut. Pada
percobaan yang telah dilakukan, pemberian NaOH pada tabung
respirometer bertujuan untuk mengikat CO2 yang dikeluarkan oleh hewan
selama pengujian. Pewarna makanan pada selang yang diberi skala akan
bergerak karena hewan dalam respirometer menghirup udara (O2) melalui
selang tersebut sehingga cairan pewarna akan bergerak.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa hamster memiliki jumlah
konsumsi oksigen/menit yang lebih besar dari jangkrik, karena jumlah
konsumsi oksigen dipengaruhi ukuran badan, dimana hamster lebih berat
dari jangkrik. Namun, konsumsi oksigen/berat badan akan berbanding
terbalik, dimana semakin ringan berat hewan (dalam percobaan adalah
jangkrik) maka konsumsi oksigen/berat badannya akan lebih tinggi
(dibanding hamster). Hewan berukuran kecil cenderung lebih aktif
bergerak, sehingga membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan
dengan hewan besar (Schmidt dan Nielson, 1990). Jadi, semakin besar
volume hewan tersebut menyebabkan semakin kecil pula konsumsi
oksigennya. Selain itu, suhu dan termoregulasi hewan juga memengaruhi
jumlah konsumsi oksigen, terbukti pada suhu yang berbeda, jumlah
konsumsi oksigen hewan pun berbeda. Pada hasil pengamatan, jumlah
konsumsi oksigen lebih besar ketika pada suhu lebih tinggi (panas). Hal
ini disebabkan meningkatnya suhu akan meningkatkan laju metabolisme
serta menyebabkan permintaan oksigen pada jaringan lebih tinggi (Putra,
2015).
Perbedaan konsumsi oksigen per satuan waktu pada sampel yang
diujikan berkaitan dengan laju metabolisme makhluk hidup, karena
oksidasi bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang
diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui juga
jumlahnya. Respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul
makanan yang bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005). Beberapa
faktor yang memengaruhi konsumsi oksigen antara lain spesies hewan,
termoregulasi hewan, ukuran badan, aktivitas hewan, dan suhu dalam
respirometer.
I. Jawaban Pertanyaan
Kegiatan 1. Kecepatan Metabolisme
1. Jelaskan mengapa berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan
terjadi perbedaan kecepatan metabolisme?
Jawaban:
Kecepatan metabolisme dapat berbeda-beda karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti tinggi badan, berat badan, luas permukaan tubuh,
aktivitas tubuh, pemasukan makanan, suhu tubuh, suhu lingkungan, emosi,
jenis kelamin, usia, masa pertumbuhan, laktasi, kehamilan, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa usia, jenis kelamin,
tinggi badan, berat badan, dan luas permukaan tubuh sangat berpengaruh
terhadap kecepatan metabolisme. Seseorang dengan tinggi badan dan berat
badan yang lebih besar memiliki kecepatan metabolisme yang lebih tinggi
juga. Hal ini dikarenakan mereka membutuhkan energi yang lebih besar
untuk mengimbangi panas tubuh yang hilang. Selain itu, berdasarkan
daftar BME dapat diketahui bahwa semakin tua umur seseorang, maka
kecepatan metabolismenya semakin rendah karena fungsi jaringan tubuh
yang berkurang sehingga energi yang dihasilkan pun sedikit. Kemudian,
kecepatan metabolisme laki-laki cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita karena produksi sekresi hormon tiroidnya yang berbeda.

2. Dimana tempat terjadinya metabolisme? Jelaskan!


Jawaban:
Metabolisme merupakan reaksi kimia yang terjadi di dalam setiap sel
organisme hidup. Metabolisme memiliki tiga tujuan, yaitu:
a. Mengkonversi makanan menjadi energi untuk melakukan proses
seluler;
b. Mengkonversi makanan/bahan bakar menjadi bahan penyusun protein,
lipid, asam nukleat dan beberapa karbohidrat;
c. Membuang limbah nitrogen. Reaksi yang dikatalis oleh enzim ini
memungkinkan organisme dapat tumbuh dan berkembang biak,
mempertahankan strukturnya, dan merespons lingkungannya.
3. Berdasarkan BMR yang telah dihitung dari masing masing anggota
kelompok berapakah kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak jika anda
melakukan kegiatan yang aktif pada hari pengukuran tersebut?
Jawaban:
NAMA TOTAL KEBUTUHAN
KALORI KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK
Ariyanti 1.613,20852 379,578 379,578 854,051
Astrid 1.683,34848 396,081 396,081 891,184
Della 1.882, 07712 442,841 442,841 996,393
Pretty 1.776,86784 418,086 418,086 940,695
Siti 1.870,38720 440,091 440,091 990,204
Tika 2.057,42592 484,100 484,100 1089,225

4. Apa kesimpulan anda tentang kecepatan metabolism basal?


Jawaban:
Kecepatan metabolisme yang terjadi di dalam tubuh setiap anggota
kelompok berbeda-beda, hal ini dikarenakan kecepatan metabolisme setiap
orang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tinggi badan, berat badan,
luas permukaan tubuh, aktivitas tubuh, pemasukan makanan, suhu tubuh,
suhu lingkungan, emosi, jenis kelamin, usia, masa pertumbuhan, laktasi,
kehamilan, dan lain-lain.

Kegiatan 2. Konsumsi Oksigen


1. Mengapa dalam botol tersebut disimpan NaOH kristal? Jelaskan.
Jawaban:
Dalam percobaan ini, NaOH kristal berfungsi untuk mengikat CO2,
sehingga pergerakan dari tetesan tinta di sepanjang pipa benar-benar
hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. Adapun reaksi yang terjadi
antara NaOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:
NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O
Di dalam tabung repirasi yang ditempatkan makhluk hidup, misalnya
jangkrik, akan terjadi proses pernapasan. Jangkrik yang bernapas
memerlukan oksigen dan mengeluarkan sisa berupa CO2. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk mengukur keperluan oksigen yang dipakai
oleh jangkrik. Saat oksigen dipakai oleh jangkrik, maka tetesan tinta yang
ada di pipa akan ikut bergerak kearah tabung berisi jangkrik. Jika CO2
tidak diikat dengan NaOH maka tetesan tinta ini tidak dapat bergerak
sehingga oksigen yang dipakai oleh jangkrik tidak dapat diukur.

2. Mengapa tetesan tinta dalam skala bergeser mendekati botol respirometer?


Jelaskan!
Jawaban:
Karena hewan (dalam percobaan adalah jangkrik) yang ada dalam
tabung hanya mengkonsumsi oksigen yang ada di dalam pipa, sehingga
tetesan tinta perlahan-lahan akan bergeser mendekati botol respirometer
sesuai dengan pengambilan oksigen yang dilakukan hewan tersebut.

3. Apakah kecepatan konsumsi oksigen pada setap hewan sama baik hewan
homoiothermis maupun hewan poikiothermis?
Jawaban:
Tidak, setiap hewan memiliki kecepatan konsumsi oksigen yang
berbeda. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumsi oksigen pada hewan, yaitu aktivitas tubuh, ukuran tubuh, tinggi
badan, umur dan berat badan. Selain itu jumlah konsumsi oksigen lebih
besar ketika pada suhu lebih tinggi (panas). Hal ini disebabkan
meningkatnya suhu akan meningkatkan laju metabolisme serta
menyebabkan permintaan oksigen pada jaringan lebih tinggi.

4. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi oksigen pada


hewan?
Jawaban:
Menurut Hurkat (1976), konsumsi oksigen pada hewan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu aktivitas tubuh, ukuran tubuh, tinggi badan,
umur, dan berat badan. Hal ini sesuai juga dengan pernyataan Schmidt dan
Nielson (1990) yang menyatakan bahwa nilai konsumsi oksigen per gram
berat tubuh menurun dengan meningkatnya ukuran tubuh.
5. Apa kesimpulan anda tentang konsumsi oksigen? Jelaskan.
Jawaban:
Terdapat perbedaan konsumsi oksigen pada setiap hewan. Hal ini
dikarenakan konsumsi oksigen pada hewan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu aktivitas tubuh, ukuran tubuh, tinggi badan, umur, dan berat
badan. Konsumsi oksigen dan berat badan akan berbanding terbalik,
dimana semakin ringan berat hewan, maka konsumsi oksigen/berat
badannya akan lebih tinggi. Hewan berukuran kecil cenderung lebih aktif
bergerak, sehingga membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan
dengan hewan besar. Jadi, semakin besar volume hewan tersebut
menyebabkan semakin kecil pula konsumsi oksigennya. Selain itu, suhu
dan termoregulasi hewan juga memengaruhi jumlah konsumsi oksigen.
Jumlah konsumsi oksigen lebih besar ketika pada suhu lebih tinggi
(panas), hal ini disebabkan meningkatnya suhu akan meningkatkan laju
metabolisme serta menyebabkan permintaan oksigen pada jaringan lebih
tinggi

J. Kesimpulan
1. Kecepatan metabolisme yang terjadi di dalam tubuh setiap anggota
kelompok berbeda-beda, hal ini dikarenakan kecepatan metabolisme setiap
orang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tinggi badan, berat badan,
luas permukaan tubuh, aktivitas tubuh, pemasukan makanan, suhu tubuh,
suhu lingkungan, emosi, jenis kelamin, usia, masa pertumbuhan, laktasi,
kehamilan, dan lain-lain.
2. Terdapat perbedaan konsumsi oksigen pada setiap hewan. Hal ini
dikarenakan konsumsi oksigen pada hewan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu aktivitas tubuh, ukuran tubuh, tinggi badan, umur, dan berat
badan. Konsumsi oksigen dan berat badan akan berbanding terbalik,
dimana semakin ringan berat hewan, maka konsumsi oksigen/berat
badannya akan lebih tinggi. Hewan berukuran kecil cenderung lebih aktif
bergerak, sehingga membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan
dengan hewan besar. Jadi, semakin besar volume hewan tersebut
menyebabkan semakin kecil pula konsumsi oksigennya. Selain itu, suhu
dan termoregulasi hewan juga memengaruhi jumlah konsumsi oksigen.
Jumlah konsumsi oksigen lebih besar ketika pada suhu lebih tinggi
(panas), hal ini disebabkan meningkatnya suhu akan meningkatkan laju
metabolisme serta menyebabkan permintaan oksigen pada jaringan lebih
tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Arduino, Nano. 2013. Basal Metabolic Rate. [Online]. Diakses dari:


https://eprints.uny.ac.id/60766/1/MEDCA_FINAL.pdf (10 Oktober 2020).
Hurkat. 1976. A Text Book of Animal Physiology. New Delhi: Schandand Co. Ltd.
Kriswanto, Erwin. Tanpa tahun. Status Gizi dan Kebutuhan Energi. [Online].
Diakses dari: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Erwin
%20Setyo%20Kriswanto,%20S.Pd.,M.Kes./7.MK%20Gizi%20OR%20Status
%20gizi%20&%20Kebutuhan%20energi.pdf (10 Oktober 2020).
Nurjhani, M dan Shintawati, R. Basal Metabolic Rate. [Online]. Diakses dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19650929199
1012-MIMIN_NURJHANI_K/Basal_Metabolismic_Rate.pdf (10 Oktober
2020).
Putra, A. N., 2015. Laju Metabolisme pada Ikan Nila Berdasarkan Pengukuran
Tingkat Konsumsi Oksigen. [Online]. Diakses dari:
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpk/article/download/265/170 (10 Oktober
2020).
Schmidt dan Nielson K. 1990. Animal Physiology and Environment. Cambridge
University Press: Cambridge.
Soesilawaty, S. Saefudin. Winatasasmita, D. (2017). Pedoman Praktikum
Fisiologi Hewan. Bandung: UPI.
Tobin AJ. 2005. Asking About Life. Thomson Brooks/Cole: Canada.

Anda mungkin juga menyukai