Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH FARMASI LINGKUNGAN

MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH FARMASI CAIR

Disusun Oleh :

HARITSA FASICHUN NISSA


4313420022
Rombel B

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indusri Farmasi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang
pesat. Hal ini didukung dengan banyaknya permintaan obat dari dalam negeri maupun luar
negeri. Industri Farmasi merupakan perusahaan yang telah mendapat ijin dari kementrian
Kesehatan untuk memproduksi obat maupun bahan obat. Hal ini didasarkan pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1799 tahun 2010 tentang Industri Farmasi.
Berkembangnya industry farmasi ini juga memicu munculnya perusahaan
perusahaan industry baru yang secara otomatis akan menambah limbah industry yang
dihasilkan dari proses produksinya. Limbah menjadi salah satu masalah yang harus
dihadapi perusahaan industry saat ini. Limbah yang dihasilkan setiap perusahaan industry
pun berbeda beda tergantung dengan jenis usahanya.
Limbah dapat dibedakan menurut wujud, sifat, karakteristik, dan sumbernya.
Limbah berdasarkan wujud dapat dibagi menjadi 3 yaitu padat, cair, dan gas. Menurut sifat
ada yang berbahaya dan beracun, serta tidak berbahaya dan beracun. Kemudian menurut
karakteristiknya dibedakan menjadi 4 yaitu korosif, mudah menyala, beracun, reaktif.
Menurut sumbernya ada 2 yaitu domestic dan industrial.
Limbah industry yang dihasilkan biasanya berupa limbah padat dan cair,
bersifat berbahaya dan beracun serta dapat dihasilkan dari kegiatan domestic maupun
industrial. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan industry tersebut harus diolah dengan
tepat agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Limbah yang tidak ditangani secara tepat
nantinya akan mempengaruhi kualitas air dan juga dapat memberikan dampak buruk bagi
biotik dan abiotic.
Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk mengevaluasi pengolahan industry
farmasi di salah satu perusahaan industry apakah sudah sesuai dengan baku mutu limbah
cair atau belum. Baku Mutu Limbah Cair merupakan batas kadar yang diperbolehkan bagi
zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber
air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang akan dibahan yaitu :
1. Jenis limbah apakah yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut?
2. Metode apa yang dilakukan perusahaan dalam mengolah limbah yang dihasilkan?
3. Evaluasi baku mutu apa saja yang harus dilakukan terhadap pengolahan limbah
perusahaan?
4. Bagaimana evaluasi hasil pengolahan limbah cair yang dilakukan oleh perusahaan?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui jenis limbah yang dihasilkan oleh perusahaan
2. Untuk mengetahui dan memahami metode pengolahan limbah yang dilakukan oleh
perusahaan
3. Untuk mengetahui evaluasi baku mutu dalam pengolahan limbah industry perusahaan
4. Untuk mengetahui hasil evaluasi pengolahan limbah cair perusahaan

BAB II

PEMBAHASAN

Limbah industry farmasi sudah bukan menjadi hal yang asing bagi perusahaan industry.
Salah satunya adalah bagi perusahaan x ini. Limbah yang dihasilkan oleh perusahaan ini berupa
limbah cair yang bersumber dari kegiatan domestic dan juga kegiatan industry. Sumber limbah
domestic yaitu dari kantin, kamar mandi, ruang laundry dan juga mushola. Sedangkan sumber
limbah dari kegiatan industry yaitu berasal dari ruang produksi, laboratorium, cooling tower
dan boiler.
Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan tersebut diolah dengan menggunakan metode
anaerob-aerob dengan presentase pengolahan secara anaerob sebesar 70% dan pengolahan
aerob sebesar 30%. Perbedaan presentase pengolahan ini didasarkan pada prinsip pengolahan
anaerobic-aerobik dimana proses anaerobic digunakan untuk pengolahan limbah dengan beban
organic yang sangat tinggi, sedangkan proses aerobic digunakan untuk pengolahan limbah
dengan beban organic yang tidak terlalu besar.
Perusahaan memilih menggunakan IPAL dalam pengolahan limbah industry yang
dihasilkan. Tujuan dari pengolahan limbah ini adalah untuk memastikan bahwa limbah cair
yang akan dibuang telah memenuhi baku mutu air limbah.
Proses pengolahan limbah cair ini pertama tama dilakukan dengan mengalirkan seluruh
limbah yang dihasilkan ke dalam pipa sump pit menuju IPAL. Kemudian dari IPAL menuju ke
equalization tank. Equalization tank ini berfungsi untuk menyamakan debit dan kondisi limbah.
Limbah yang sudah memiliki debit yang sama kemudian dialirkan ke conditioning tank untuk
menyesuaikan pH limbah. Limbah yang sudah netral dipompa ke anaerob reactor dimana
terdapat 2 mikroorganisme yang membantu proses pengolahan limbah. Setelah itu limbah
dialirkan menuju aeration tank untuk mengembangbiakkan bakteri pengurai. Kemudian pada
proses terakhir, limbah dialirkan menuju trickling filter dan berakhir pada aerobic clarifier.
Pada proses ini, terjadi pemisahan antara padatan dan cairan yang akhirnya ditampung di clear
water pit.
Evaluasi baku mutu pengolahan limbah cair dilakukan karena perusahaan ini
menggabungkan pengolahan limbah domestic dan industry dalam IPAL, sehingga harus
dilakukan perhitungan secara terintegrasi. Perhitungan baku mutu air ini mempertimbangkan
beberapa factor yaitu debit air limbah tertinggi dan konsetrasi air limbah gabungan tertinggi.
Setelah dilakukan penelitian melanjut terhadap perusahaan, ternyata perusahaan tidak
menerapkan perhitungan baku mutu air limbah. Hal ini dikarenakan perusahaan menggunakan
acuan pada Lampiran XLVII PerMenLH Nomor 5 Tahun 2014. Namun seharusnya perusahaan
tidak menggunakan acuan tersebut karena tidak sesuai dengan Pasal 14 PerMenLH Nomor 5
Tahun 2014.
Terdapat 4 jenis evaluasi hasil pengolahan limbah cair yang dilakukan oleh perusahaan,
yaitu parameter BOD dan COD, Parameter TSS, Parameter pH, dan Parameter koliform.
1. Paramater BOD dan COD
Berdasarkan Lampiran XXXIX PerMenLH Nomor 5 Tahun 2014, hasil
pemeriksaan BOD dan COD selama 2 tahun yaitu dari 2018-2020 memenuhi baku mutu
air limbah dengan hasil rasio BOD/COD sebesar 0,3. BOD merupakan kebutuhan
oksigen dari bakteri yang berperan dalam penguraian bahan organic dalam air menjadi
lebih sederhana. Sedangkan COD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam
penguraian bahan organic dan anorganik
2. Parameter TSS
Hasil pemeriksaan parameter TSS pada 2018-2020 menunjukkan hasil bahwa
parameter TSS pernah 1 kali melampaui baku mutu air limbah yaitu pada Oktober 2019
dengan hasil parameter TSS sebesar 121 mg/L. Hal ini dikarenakan adanya kerusakan
pada trickling filter dimana seharusnya padatan tersuspensi menempel pada permukaan
justru ikut terbawa keluar.
3. Parameter pH
Pada pemeriksaan parameter pH yang dilakukan pada 2018-2020, didapatkan
hasil bahwa nilai pH selalu memenuhi baku mutu limbah air yaitu pada rentang 6,0 –
9,0. Hasil ini tidak selalu konsisten setiap bulannya, dibuktikan dengan hasil pada bulan
Agustus 2019 yang hampir menyentuh baku mutu terendah yaitu sebesar 6,21. Dan
pada bulan juni 2020 yang hampir mencapai baku mutu tertinggi yaitu 8,52.
4. Parameter koliform
Berdasarkan pemeriksaan parameter koliform yang dilakukan pada 2018-2020
menunjukkan hasil bahwa parameter koliform selalu memenuhi baku mutu limbah air.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kondisi umum sanitasi air limbah
yang dihasilkan dan untuk mengetahui keberadaan bakteri pathogen.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengolahan limbah cair farmasi yang dilakukan perusahaan x sudah cukup baik.
Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi pengolahan limbah cair yaitu parameter BOD
dan COD, Parameter pH, dan Parameter koliform yang selalu memenuhi baku mutu
limbah air. Hanya pada evaluasi Parameter TSS yang pernah satu kali tidak memenuhi
baku mutu limbah air.
3.2. Saran
Perusahaan sebaiknya mengganti acuan yang digunakan dalam pemantauan
hasil pengolahan limbah. Lampiran XLVII PerMenLH Nomor 5 Tahun 2014 yang
awalnya dijadikan acuan, seharusnya diganti dengan Lampiran II PerMenLHK Nomor
P.68 Tahun 2016. Penggantian ini dikarenakan limbah yang dihasilkan perusahaan
berasal dari kegiatan domestik dan industri.

DAFTAR PUSTAKA

Meirdana, S., & Utomo, S. W. (2021). Studi kasus evaluasi penaatan aspek pengolahan limbah
cair industri farmasi. Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of
Environmental Sustainability Management), 592–603.

Anda mungkin juga menyukai