Anda di halaman 1dari 3

a.

Zat Aktif :
Aminofilin
Struktur kimia

Rumus molekul C16H24N10O4 ; C16H24N10O4.2H2O


Nama kimia Aminofilin
Sinonim Teofilin Etilendiamin, Aminophyline
Berat molekul 420,43 ; 456,46
Pemerian Butir atau serbuk ; putih atau agak kekuningan ; bau ammonia
lemah, rasa pahit, jika dibiarkan udara terbuka, perlahan – lahan
kehilangan etiilendiamin dan menyerap karbondioksida dengan
melepaskan teofilin. Larutan bersifat basa terhadap kertas lakmus
Kelarutan Tidak larut dala etanoldan dalam eter. Larutan 1 g dalam 25 ml air
menghasilkan larutan jernih ; larutan 1 g dalam 5 ml air menghablur
jika didiamkan dan larut kembali jika ditambah sedikit etilendiamin
pH larutan 8,6 – 9
PKa 9,5 (25℃)
Titik leleh 169 – 170,5℃
Bobot jenis
KD
Stabilitas  Sediaan oral: Tablet harus di simpan pada suhu ruang 20°C-
 Panas 25°C, terlindung cahaya dan lembab
 Hidrolisis/oksidasi  Sediaan parenteral: Simpan pada suhu 15°C-30°C, terlindung
 Cahaya dari cahaya. Simpan dalam kardus sampai pada waktu ingin
digunakan. Aminofilin merupakan larutan yang stabil pada suhu
ruangan.
 Pada pH 3.5-8.6, stabilitas dalam suhu kamar pada konsentrasi
tidak kurang dari 40 mg/mL dapat dijaga hingga 48 jam.
Stabilitas Aminofilin dalam plastic syringes ± 5 jam.
 Aminofilin bersifat basa (pH sekitar 8.8) sehingga memiliki
kecenderungan untuk meluluhkan plastik dan karet, oleh karena
itu tidak direkomendasikan penyimpanan dalam plastic syringes
dalam waktu lama.
 Larutan tidak boleh digunakan bila terjadi perubahan warna
atau bila terbentuk kristal.
Kegunaan Mencegah dan mengobati sesak nafas yang disebabkan oleh asma,
penyakit paru obstruktif kronis, emfisema, dan bronkitis
Inkompatibilitas Oxidizing agent yang kuat
Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat
penyimpanan

Pendekatan Formula
NO. Bahan Jumlah Fungsi Bahan Alasan Dibuat
Suppositoria
1. Aminofilin 100 mg Mencegah dan Jika dibuat dalam
mengobati sesak bentuk sediaan tablet
nafas yang atau injeksi, adanya
disebabkan oleh efek samping yang
asma, penyakit serius seperti atrial
paru obstruktif fibrilasi pada
kronis, emfisema, kardiovaskular ; diare,
dan bronkitis muntah dan muntah
pada saluran
pencernaan maupun
pada system tubuh
lainnya
2. Oleum Cacao Ad 100% Zat tambahan Sebagai bahan dasar
dari zat aktif

Daftar pustaka

 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta :


Departemen Kesehatan Republik Indonesia ; 1979.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi Kelima. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia ; 2014.

Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Dileburkan oleum cacao memakai cawan penguap di penangas air (1)
3. Digerus aminofilin di mortar (2)
4. Digabungkan (1) dan (2) di dalam mortar
5. Dituang ke dalam cetakan dengan bantuan batang pengaduk
6. Dibiarkan atau didinginkan sediaan pada suhu ruangan terlebih dahulu
7. Dimasukkan sediaan ke dalam lemari pendingin hingga mengeras
8. Dikeluarkan sediaan dari cetakan dan dilapisi aluminium foil
9. Diberi etiket

Anda mungkin juga menyukai