Anda di halaman 1dari 38

Kelompok 8

•Astrid Karunia Putri


•Citra Bonnita Putri
INJEKSI FUROSEMID •Dini Andyanti
•Maghfiroh L
•Muh. Fajar dwi Putra
•Silviana
KARAKTERISTIK ZAT AKTIF-
FUROSEMIDA
Rumus • C12H11ClN2O5S
Molekul
• Asam 4-kloro-N-furfuril-5-
Nama IUPAC sulfamoilantranilat

Berat • 330,74 g/mol


Struktur Furosemid Molekul
• Serbuk hablur, putih sampai
Pemerian hampir kuning, tidak berbau

Farmakope Indonesia edisi V, hal. 468


KARAKTERISTIK ZAT AKTIF

Kelarutan • Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam larutan
alkali hidroksida dan metanol, agak sukar larut dalam etanol

• Dalam bentuk larutan, furosemida stabil pada pH 8,0 – 9,3

Stabilitas
• Terdegradasi dengan cepat pada pH asam
• Fotosensitif (akan terdegradasi menjadi asam 4-kloro-5-
sufamoilantranilat dan furfuril alkohol jika terpapar cahaya)
(Katsura, Yamada, Nakashima, & Shiraishi, 2015)
EFEK FARMAKOLOGI 2 mL, 4 mL, 10
mL
Larutan injeksi
Mekanisme Kerja: menghambat 10 mg/ml Dosis
absorpsi natrium dan klorida pada penggunaan: 1-2
mg/kg BB/dosis.
lengkung Henle, tubulus
proksimal, dan tubulus distal Larutan oral 10
60 mL, 120 mL
Sediaan di mg/ml
Indikasi: Untuk menurunkan Pasaran

gejala hipertensi, edema, dan Larutan oral 40


5 ml, 500 ml
mg/5ml
edema paru akut
20 mg, 40 mg,
Tablet
80 mg
Permasalahan Solusi
Dilarutkan menggunakan larutan natrium
Furosemida praktis tidak larut air
hidroksida
Ditambahkan HCl seperlunya bila pH
 pH stabilitas 8,0 – 9,3
berlebih
Furosemida fotosensitif Digunakan vial cokelat tipe I (Borosilikat)

Desain Produk
• Kemasan single dose (4 ml) dalam vial
• Sterilisasi akhir dengan autoklaf
• Rute pemberian : IV dan IM
FORMULASI Dosis : Furosemide 10 mg/ml
Komponen Konsentrasi Fungsi
Furosemid 1% Zat Aktif
NaOH 0,75% Zat Basa
NaCl 0,134% Pengatur
isotonisitas
Larutan HCl 1N 10 % Pengatur pH 
jika perlu
Water for ad 100% Pelarut
Injection
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation Steril, 2004
Sandoz Canada Inc., Product Monograph, FUROSEMIDE INJECTION SDZ House Standard, 10 mg/mL, Control #153987, Date
of Preparation: March 27, 2012.
https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2011/018579s029lbl.pdf
PERHITUNGAN SKALA BESAR
1000 ampul x 4 mL : 4000 mL = 4L
Tiap ampul nerisi 4 mL
Komponen Konsentrasi 1 ampul 1000 ampul Fungsi
Furosemid 1% 40 mg 40 gram Zat Aktif
NaOH 0,75% 30 mg 30 gram Zat Basa
NaCl 0,134% 5,3 mg 5,3 gram Pengatur
isotonisitas
Larutan HCl 1 N 10 % 0,4 mL 400 mL Pengatur pH
Water for ad 100% ad sampai 4 Ad sampai 4 Pelarut
Injection mL liter
NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH)
Nama Kimia
• Natrium Hidroksida

BM
• 40,00

Pemerian
• Putih, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur
• Jika terpapar di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab (Higroskopis)
• Massa melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang atau bentuk lain.
Kelarutan
• Mudah larut dalam air dan dalam etanol 95%
NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH)
Fungsi
• Pelarut Zat Aktif
• Zat Basa
Stabilitas
• Disimpan dalam wadah non-logam kedap udara di tempat yang sejuk dan kering.
• Ketika terkena udara, natrium hidroksida cepat menyerap kelembaban dan
mencair, tetapi kemudian menjadi padat lagi karena penyerapan karbon dioksida
dan pembentukan natrium karbonat.
Inkompatibilitas
• Tidak kompatibel dengan senyawa yang mudah mengalami hidrolisis atau oksidasi
• Bereaksi dengan asam, ester, dan eter, terutama dalam larutan berair.
ALASAN PEMILIHAN
Kelarutan : praktis tidak larut
air, mudah larut dalam larutan
basa hidroksida

Furosemid Dilarutkan dalam larutan


NaOH (NaOH dalam Water
for injection)
NATRIUM KLORIDA (NaCl)
Nama Kimia
• Natrium Klorida

BM
• 58,44

Pemerian
• Serbuk hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih; rasa asin.

Kelarutan
• Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih; larut
dalam gliserin; sukar larut dalam etanol.
NATRIUM KLORIDA (NaCl)
Fungsi
• Pengatur Isotonisitas (tonicity agent)

Stabilitas
• Larutan natrium klorida stabil tetapi dapat menyebabkan pemisahan partikel kaca dari
jenis wadah kaca tertentu.
• Larutan NaCl dapat disterilisasi dengan autoklaf atau penyaringan
• NaCl dalam bentuk padat, stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik, di tempat
yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas
• Larutan natrium klorida bersifat korosif terhadap zat besi dan juga bereaksi membentuk
endapan dengan garam perak, timbal, dan merkuri
• Zat oksidator kuat membebaskan klorin dari larutan natrium klorida yang diasamkan
• Kelarutan antimikroba pengawet metilparaben menurun dalam larutan natrium klorida
ALASAN PEMILIHAN

Mudah larut dalam air

Dapat mengatur osmolaritas larutan injeksi agar mendekati


osmolaritas serum (isotonis: 285-300 mOsmol/L) mencegah nyeri
dan iritasi akibat hipertonisitas larutan

Larutan NaCl 0,9% (w/v) iso-osmotic dengan serum


ASAM KLORIDA (HCl)
Nama Kimia
• Asam Klorida

BM
• 36,46

Pemerian
• Cairan tidak berwarna; berasap; bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2
bagian volume air, asap hilang. Bobot jenis lebih kurang 1,18.
Kelarutan
• Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)
ASAM KLORIDA (HCL)
Fungsi
• Pengatur pH (pH adjuster)

Stabilitas
• Harus disimpan dalam wadah yang tertutup dengan baik pada suhu
di bawah 30°C
• Hindari kontak langsung dengan alkali, logam, dan sianida pekat
Inkompatibilitas
• Asam hidroklorida bereaksi dengan banyak logam membebaskan
hidrogen.
ALASAN PEMILIHAN
pH stabilitas : 8,0 -9,3 (FI V)

Ditambahkan HCl untuk


menyesuaikan pH menjadi 8
 pH stabilitas zat aktif dan Membantu mendekati Isotonisitas
mendekati nilai pH 7,4 Meski sediaan dosis kecil masih
(isohidris) aman jika dibuat tidak isotonis
METODE PEMBUATAN
Persiapan

Pencampura
n
IPC
Pengisian
dan PPC
Pengemasan
TAHAP PERSIAPAN
 Siapkan alat dan bahan, sterilkan alat, siapkan aqua pro injection.
Sterilisasi peralatan
 Alat ukur dan vial yang akan digunakan untuk produksi disterilisasi dengan pada suhu 121 oC
selama 15 menit.
 Alat non ukur yang akan digunakan untuk produksi disterilisasi dengan oven pada suhu 170 oC
selama 30 menit.
 Praktikan berganti pakaian untuk masuk ke ruang kelas B
 Timbang Furosemid di atas kaca arloji
 Masukan alat yang telah disterilisasi dan bahan melalui pass box
 Praktikan masuk ke ruang kelas B melalui air shower
PENCAMPURAN
1. Melarutkan furosemid 40 gram dengan NaOH 2 kg di dalam tangki 1

2. Menambahkan 30% dari keseluruhan auqa pi yang diperlukan

3. Cek pH dengan alat ukur pH atau dengan pH universal. Jika belum memasuki
rentang pH yang dipersyaratkan (8,0- 9,3) maka tambahkan HCl 0,1 N hingga
mencapai rentang pH tersebut.

4. Pindahkan larutan kedalam gelas ukur, cukupkan volume dengan aqua pro injeksi ad

5. Aliri Gas N2 selama 20 menit

6. Sampel larutan diambil untuk dilakukan pengawasan selama proses IPC


PENGISIAN PENGEMASAN
1. Masukkan larutan ke dalam mesin pengisi melewati membran G3 filter
2. Larutan dimasukkan ke dalam ampul yang telah disterilisasi sebanyak 1,1 ml
3. Alirkan vial dengan gas N2 bar.
4. Tutup vial dan segel dengan alumunimum cap.
5. Sterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit.
6. Beri etiket dan label
7. Masukan ke dalam kemasan sekunder
8. Produk yang telah dikemas di karantina kemudian dilakukan pengawasan setelah
proses (PPC)
UJI PH
Alat : Potensiometrik (pH meter)
Tujuan : Untuk memastikan pH sediaan injeksi telah memenuhi persyaratan
Prosedur : Lakukan kalibrasi elektroda pada alat pH meter dengan
menggunakan larutan dapar pH 4 dan pH 7. bilas elektroda dengan air.
Kemudian celupkan elektroda ke dalam larutan yang diuji. Amati nilai pH yang
muncul pada alat dan pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali
Syarat : pH 8,0 – 9,3

Sumber : FI V Penetapan pH <1071> hal. 1563


UJI BAHAN PERTIKULAT
DALAM INJEKSI

Uji Hitung Partikel


Uji Hitung Partikel
secara Pengaburan
secara Mikroskopik
Cahaya

Sumber : FI V Kejernihan Larutan <751> hal. 1494-1504


UJI HITUNG PARTIKEL SECARA
PENGABURAN CAHAYA
Perhitungan
 Sampel individual (untuk injeksi volume kecil), Rata- Interpretasi
ratakan hasil hitung yang diperoleh dari bagian alikot 5 ml
atau lebih dari tiap unit terpisah yang dianalisis, dan hitung Injeksi memenuhi syarat uji, jika menurut
banyaknya partikel dalam tiap wadah dengan rumus: perhitungan banyaknya partikel yang ada
PV/VA. tidak melebihi batas yaitu:
 Sampel individual (untuk injeksi volume besar), Rata-
ratakan hasil hitung yang diperoleh dari dua atau lebih
bagian alikot bervolume 5 ml yang diambil dari unit
larutan, dan hitung banyaknya partikel dalam tiap ml   ≥ 10 µm ≥ 25 µm
injeksi dengan rumus: P/V Injeksi volume kecil 6000 600 perwadah

Injeksi volume besar 25 3 per ml

Sumber : FI V Penetapan pH <1071> hal. 1563


UJI HITUNG PARTIKEL
SECARA MIKROSKOPIK
Alat Prosedur
Mikroskop binokuler majemuk; lampu Campur unit-unit yang akan diuji dengan cara
penerang; gratikul diameter lingkaran; membalikkan 20 kali, buka unit tersebut dan disaring
mikrometer; peralatan penyaringan. dengan corong penyaring serta vakum. Angkat corong
penyaring dari dasar penyaring sambil mempertahankan
vakum, kemudian hentikan vakum dan angkat
membran penyaring, tempatkan di cawan petri,
lekatkan dengan pita perekat bersisi-dua. Biarkan
penyaring mengering di dalam lemari laminar dengan
penutup yang sedikit terbuka.

Sumber : FI V Penetapan pH <1071> hal. 1563


UJI HITUNG PARTIKEL
SECARA MIKROSKOPIK
Perhitungan Interpretasi
P/V untuk injeksi volume besar, dan P/n Injeksi memenuhi syarat uji, jika menurut
untuk injeksi volume kecil. P adalah banyak perhitungan banyaknya partikel yang ada
semua partikel yang dihitung; n adalah tidak melebihi batas yaitu:
banyak unit gabungan; V adalah volume
larutan dalam mL
  ≥ 10 µm ≥ 25 µm
Injeksi volume kecil 3000 300 perwadah
Injeksi volume besar 12 2 per ml

Sumber : FI V Penetapan pH <1071> hal. 1563


UJI BAHAN PERTIKULAT
DALAM INJEKSI

Uji Hitung Partikel


Uji Hitung Partikel
secara Pengaburan
secara Mikroskopik
Cahaya

Sumber : FI V Kejernihan Larutan <751> hal. 1494-1504


UJI HITUNG PARTIKEL SECARA
PENGABURAN CAHAYA
Perhitungan Interpretasi
 Sampel individual (untuk injeksi volume kecil),
Rata-ratakan hasil hitung yang diperoleh dari bagian Injeksi memenuhi syarat uji, jika menurut
alikot 5 ml atau lebih dari tiap unit terpisah yang perhitungan banyaknya partikel yang ada
dianalisis, dan hitung banyaknya partikel dalam tiap tidak melebihi batas yaitu:
wadah dengan rumus: PV/VA.
 Sampel individual (untuk injeksi volume besar),
Rata-ratakan hasil hitung yang diperoleh dari dua   ≥ 10 µm ≥ 25 µm
atau lebih bagian alikot bervolume 5 ml yang diambil Injeksi volume kecil 6000 600 perwadah
dari unit larutan, dan hitung banyaknya partikel
dalam tiap ml injeksi dengan rumus: P/V Injeksi volume besar 25 3 per ml

Sumber : FI V Penetapan pH <1071> hal. 1563


UJI HITUNG PARTIKEL
SECARA MIKROSKOPIK
Alat Prosedur
Campur unit-unit yang akan diuji dengan cara
Mikroskop binokuler majemuk; lampu membalikkan 20 kali, buka unit tersebut dan disaring
penerang; gratikul diameter lingkaran; dengan corong penyaring serta vakum. Angkat corong
mikrometer; peralatan penyaringan. penyaring dari dasar penyaring sambil mempertahankan
vakum, kemudian hentikan vakum dan angkat
membran penyaring, tempatkan di cawan petri,
lekatkan dengan pita perekat bersisi-dua. Biarkan
penyaring mengering di dalam lemari laminar dengan
penutup yang sedikit terbuka.

Sumber : FI V Penetapan pH <1071> hal. 1563


UJI HITUNG PARTIKEL
SECARA MIKROSKOPIK
Perhitungan Interpretasi
P/V untuk injeksi volume besar, dan P/n Injeksi memenuhi syarat uji, jika menurut
untuk injeksi volume kecil. P adalah banyak perhitungan banyaknya partikel yang ada
semua partikel yang dihitung; n adalah tidak melebihi batas yaitu:
banyak unit gabungan; V adalah volume
larutan dalam mL
  ≥ 10 µm ≥ 25 µm
Injeksi volume kecil 3000 300 perwadah
Injeksi volume besar 12 2 per ml

Sumber : FI V Penetapan pH <1071> hal. 1563


UJI KEJERNIHAN
Pembuatan Baku Opalesen:
 Larutkan 1,0 g hidrazina sulfat dalam air secukupnya hingga 100,0 mL, biarkan selama 4 jam
hingga 6 jam.
 Pada 25,0 mL larutan ini tambahkan larutan 2,5 g heksamina P dalam 25,0 mL air campur dan
biarkan selama 24 jam.
 Suspensi stabil selama 2 bulan jika disimpan dalam wadah kaca yang bebas dari cacat permukaan.
 Baku opalesen: encerkan 15,0 mL suspensi dengan air hingga 1000 mL.
 Suspensi harus digunakan dalam waktu 24 jam setelah pembuatan.

I II III IV
Baku opalesen 5,0 mL 10,0 mL 30,0 mL 50,0 mL
Air 95,0 mL 90,0 mL 70,0 mL 50,0 mL
PPC
Uji Penampakkan Visual

Identifikasi

Penetapan Kadar

Uji Volume Injeksi dalam Wadah

Uji Sterilitas

Uji Kebocoran Wadah

Uji Endotoksin Bakteri


CONT’D
Prosedur:
 Masukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat uji dan
Suspensi padanan yang sesuai hingga terisi setinggi tepat 40 mm.
 Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit pembuatan Suspensi padanan,
dengan latar belakang hitam.
 Pengamatan dilakukan dibawah cahaya yang berdifusi, tegak lurus ke arah
bawah tabung.
Persyaratan:
 Larutan uji sama jernihnya dengan air atau pelarut yang digunakan
 Opalensinya tidak lebih keruh dibandingkan dengan suspensi padanan I.
KEMASAN
PRIMER
Bahan : Gelas Tipe I (Borosilikat) berwarna coklat

Alasan : Semua bahan kompatibel dengan logam


Meminimalisir kontak dengan cahaya
Spesifikasi gela sesuai yang dipersyaratkan pada FI

SEKUNDER
Bahan : Dus berbahan karton
KEMASAN PRIMER

4 ml single-use vial

Rx Only
Rofoction
R

Furosemide Injection (10 mg/ml)


PT. PharCorp Indonesia
Untuk injeksi intramuskular
dan intravena
LABEL
4 ml Single dose vial Setiap ml mengandung : Furosemide Batch Number : G1145
1%, Water for Injection q.s, Sodium Manufacturing Date : 27 Oktober
Hydroxide 50% and Hydrochloric 2018
Acid to adjust pH jika diperlukan Expired Date : 27 Oktober 2019
Rx Only PERINGATAN : Buang sisa larutan

Rofoction R yang tidak terpakai. Jangan gunakan


jika larutan tidak jernih dan
berwarna.
Furosemide Injection (10 mg/ml) Hindari dari paparan cahaya PT. PharCorp Indonesia
Simpan pada 20oC – 25oC (68oF – Pulogadung-Indonesia
PT. PharCorp Indonesia 77oF)
Petunjuk penggunaan lihat pada
Untuk penggunaan leaflet
intramuskular dan intravena
Setiap ml mengandung : Furosemide 10 mg, Water for Injection q.s,
Sodium Hydroxide 50% and Hydrochloric Acid to adjust pH jika
diperlukan
PERINGATAN : Buang sisa larutan yang tidak terpakai. Jangan gunakan
jika larutan tidak jernih dan berwarna.
Hindari dari paparan cahaya
Simpan pada 20oC – 25oC (68oF – 77oF)
Petunjuk penggunaan lihat pada leaflet
Batch Number : G1145
Manufacturing Date : 27 Oktober 2018
Expired Date : 27 Oktober 2019
PT. PharCorp Indonesia

KEMASAN
Pulogadung, Indonesia

Harus dengan resep dokter

SEKUNDER
4 ml single dose vial
6 vials x 4 ml

Rofoction
R

Furosemide Injection (10 mg/ml)

Untuk penggunaan intramuskular dan


intravena
Rx Only
ROFOCTION
R

FUROSEMIDE INJECTION (10 MG/ML)


Komposisi
Setiap ml mengandung Furosemide 1%, Water for Injection q.s, Sodium Hydroxide 50%,
dan Hydrochloric acid jika diperlukan untuk mengatur pH
Cara Kerja Obat
Furosemide merupakan antidiuretik yang menghambat reabsorpsi dari ion Na dan Cl di
ginjal
Khasiat
Furosemide merupakan diuretik yang poten yang dapat digunakan untuk menurunkan
gejala hipertensi, edema, dan edema paru akut
Indikasi
Digunakan untuk pasien yang tidak dapat menerima pengobatan secara oral atau dalam
keadaan darurat
Kontra Indikasi
Pasien dengan anuria dan pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap furosemid
Peringatan
Pada pasien asites dan sirosis hati, hanya boleh dilakukan terapi di rumah sakit. Bila
dipelukan ditambahkan terapi dengan suplemen KCl dan aldosteron antagonis untuk
mencegah hipkalemia dan metabolik alkalosis. Jika terjadi peningkatan azotemia dan
oliguria selama terapi maka hentikan pemakaiian.
Efek Samping
Rasa sakit saat penyuntikan

Dosis dan Aturan Pakai


Untuk pasien yang tidak bisa menggunakan terapi oral dan dalam keadaan darurat.
Untuk edema dosis lazim yang digunakan adalah 20-40 mg (IV/IM), edema paru akut
dosis yang digunakan adalah 40 mg diinjeksikan perlahan (IV).

Kemasan
Larutan injeksi, vial 4 ml

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20oC-25oC dan jauhkan dari papara cahaya langsung

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


No Reg : DKL1811510828A1 PT. PharCorp Indonesia
Pulogadung, Indonesia
Jl Kavling No 23, Cakung
021(4567130)

Anda mungkin juga menyukai