Kelarutan • Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam larutan
alkali hidroksida dan metanol, agak sukar larut dalam etanol
Stabilitas
• Terdegradasi dengan cepat pada pH asam
• Fotosensitif (akan terdegradasi menjadi asam 4-kloro-5-
sufamoilantranilat dan furfuril alkohol jika terpapar cahaya)
(Katsura, Yamada, Nakashima, & Shiraishi, 2015)
EFEK FARMAKOLOGI 2 mL, 4 mL, 10
mL
Larutan injeksi
Mekanisme Kerja: menghambat 10 mg/ml Dosis
absorpsi natrium dan klorida pada penggunaan: 1-2
mg/kg BB/dosis.
lengkung Henle, tubulus
proksimal, dan tubulus distal Larutan oral 10
60 mL, 120 mL
Sediaan di mg/ml
Indikasi: Untuk menurunkan Pasaran
Desain Produk
• Kemasan single dose (4 ml) dalam vial
• Sterilisasi akhir dengan autoklaf
• Rute pemberian : IV dan IM
FORMULASI Dosis : Furosemide 10 mg/ml
Komponen Konsentrasi Fungsi
Furosemid 1% Zat Aktif
NaOH 0,75% Zat Basa
NaCl 0,134% Pengatur
isotonisitas
Larutan HCl 1N 10 % Pengatur pH
jika perlu
Water for ad 100% Pelarut
Injection
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation Steril, 2004
Sandoz Canada Inc., Product Monograph, FUROSEMIDE INJECTION SDZ House Standard, 10 mg/mL, Control #153987, Date
of Preparation: March 27, 2012.
https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2011/018579s029lbl.pdf
PERHITUNGAN SKALA BESAR
1000 ampul x 4 mL : 4000 mL = 4L
Tiap ampul nerisi 4 mL
Komponen Konsentrasi 1 ampul 1000 ampul Fungsi
Furosemid 1% 40 mg 40 gram Zat Aktif
NaOH 0,75% 30 mg 30 gram Zat Basa
NaCl 0,134% 5,3 mg 5,3 gram Pengatur
isotonisitas
Larutan HCl 1 N 10 % 0,4 mL 400 mL Pengatur pH
Water for ad 100% ad sampai 4 Ad sampai 4 Pelarut
Injection mL liter
NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH)
Nama Kimia
• Natrium Hidroksida
BM
• 40,00
Pemerian
• Putih, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur
• Jika terpapar di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab (Higroskopis)
• Massa melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang atau bentuk lain.
Kelarutan
• Mudah larut dalam air dan dalam etanol 95%
NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH)
Fungsi
• Pelarut Zat Aktif
• Zat Basa
Stabilitas
• Disimpan dalam wadah non-logam kedap udara di tempat yang sejuk dan kering.
• Ketika terkena udara, natrium hidroksida cepat menyerap kelembaban dan
mencair, tetapi kemudian menjadi padat lagi karena penyerapan karbon dioksida
dan pembentukan natrium karbonat.
Inkompatibilitas
• Tidak kompatibel dengan senyawa yang mudah mengalami hidrolisis atau oksidasi
• Bereaksi dengan asam, ester, dan eter, terutama dalam larutan berair.
ALASAN PEMILIHAN
Kelarutan : praktis tidak larut
air, mudah larut dalam larutan
basa hidroksida
BM
• 58,44
Pemerian
• Serbuk hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih; rasa asin.
Kelarutan
• Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih; larut
dalam gliserin; sukar larut dalam etanol.
NATRIUM KLORIDA (NaCl)
Fungsi
• Pengatur Isotonisitas (tonicity agent)
Stabilitas
• Larutan natrium klorida stabil tetapi dapat menyebabkan pemisahan partikel kaca dari
jenis wadah kaca tertentu.
• Larutan NaCl dapat disterilisasi dengan autoklaf atau penyaringan
• NaCl dalam bentuk padat, stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik, di tempat
yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas
• Larutan natrium klorida bersifat korosif terhadap zat besi dan juga bereaksi membentuk
endapan dengan garam perak, timbal, dan merkuri
• Zat oksidator kuat membebaskan klorin dari larutan natrium klorida yang diasamkan
• Kelarutan antimikroba pengawet metilparaben menurun dalam larutan natrium klorida
ALASAN PEMILIHAN
BM
• 36,46
Pemerian
• Cairan tidak berwarna; berasap; bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2
bagian volume air, asap hilang. Bobot jenis lebih kurang 1,18.
Kelarutan
• Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)
ASAM KLORIDA (HCL)
Fungsi
• Pengatur pH (pH adjuster)
Stabilitas
• Harus disimpan dalam wadah yang tertutup dengan baik pada suhu
di bawah 30°C
• Hindari kontak langsung dengan alkali, logam, dan sianida pekat
Inkompatibilitas
• Asam hidroklorida bereaksi dengan banyak logam membebaskan
hidrogen.
ALASAN PEMILIHAN
pH stabilitas : 8,0 -9,3 (FI V)
Pencampura
n
IPC
Pengisian
dan PPC
Pengemasan
TAHAP PERSIAPAN
Siapkan alat dan bahan, sterilkan alat, siapkan aqua pro injection.
Sterilisasi peralatan
Alat ukur dan vial yang akan digunakan untuk produksi disterilisasi dengan pada suhu 121 oC
selama 15 menit.
Alat non ukur yang akan digunakan untuk produksi disterilisasi dengan oven pada suhu 170 oC
selama 30 menit.
Praktikan berganti pakaian untuk masuk ke ruang kelas B
Timbang Furosemid di atas kaca arloji
Masukan alat yang telah disterilisasi dan bahan melalui pass box
Praktikan masuk ke ruang kelas B melalui air shower
PENCAMPURAN
1. Melarutkan furosemid 40 gram dengan NaOH 2 kg di dalam tangki 1
3. Cek pH dengan alat ukur pH atau dengan pH universal. Jika belum memasuki
rentang pH yang dipersyaratkan (8,0- 9,3) maka tambahkan HCl 0,1 N hingga
mencapai rentang pH tersebut.
4. Pindahkan larutan kedalam gelas ukur, cukupkan volume dengan aqua pro injeksi ad
I II III IV
Baku opalesen 5,0 mL 10,0 mL 30,0 mL 50,0 mL
Air 95,0 mL 90,0 mL 70,0 mL 50,0 mL
PPC
Uji Penampakkan Visual
Identifikasi
Penetapan Kadar
Uji Sterilitas
SEKUNDER
Bahan : Dus berbahan karton
KEMASAN PRIMER
4 ml single-use vial
Rx Only
Rofoction
R
KEMASAN
Pulogadung, Indonesia
SEKUNDER
4 ml single dose vial
6 vials x 4 ml
Rofoction
R
Kemasan
Larutan injeksi, vial 4 ml
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20oC-25oC dan jauhkan dari papara cahaya langsung