Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

BAB I.PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat penelitian .......................................................................................... 2

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3

BAB III.METODE PENELITIAN ............................................................................. 6

3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................... 6

3.2 Prosedur/Cara kerja ........................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA

i
I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit buah manggis sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan
masih dianggap sebagai limbah. Banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat
dari kulit buah manggis itu sendiri. Oleh sebab itu,kulit manggis banyak di buang
begitu saja karena kulit buah manggis sukar membusuk jika dibiarkan di udara
bebas selama lebih dari 30 hari dan tidak akan mengalami degradasi sehingga
dapat mencemari lingkungan. Hal ini dikarenakan kandungan kulit buah manggis
yang sifatnya antioksidan dan antibakterial. Indonesia merupakan salah satu negara
tropis penghasil buah manggis terbanyak di dunia . Manggis yang dalam bahasa
latinnya dikenal dengan nama Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah
berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara.
(Mardiana, 2011).

Kulit buah manggis mengandung pigmen antosianin menghasilkan warna


alami berupa warna ungu dan merah yang berperan penting dalam pewarnaan
Penggunaan zat warna juga pada saat ini sangat banyak, baik digunakan pada
makanan dan minuman. Zat pewarna seperti halnya cita rasa merupakan suatu
pelengkap daya tarik makanan dan minuman. Penambahan bahan tambahan makanan
seperti zat pewarna dalam makanan dan minuman mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap selera dan daya tarik konsumen. Pada mulanya zat warna yang
digunakanan adalah zat warna alami dari tumbuhan dan hewan. Tetapi seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat saat ini lebih
menyukai hal yang instan dan tidak merepotkan. Kulit buah manggis dapat
dijadikan sebagai alternatif bahan baku pembuatan pewarna alami karena
ketersediaannya yang melimpah setiap musimnya dengan harga yang murah,
sehingga dapat dihasilkan pewarna alami yang lebih murah dengan kualitas
yang baik. Kulit buah manggis mengandung pigmen antosianin yang dapat

1
dimanfaatkan sebagai pewarna alami minuman yang juga dapat berfungsi
sebagai antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas dengan cara kulit
manggis tersebut diekstraksi.

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


terhadap kulit manggis yang dapat digunakan sebagai pewarna alami dengan
menggunakan metode Maserasi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana ekstrak kulit buah manggis dapat dijadikan sebagai pewarna
alami minuman dengan metode maserasi?

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Mengidentifikasi ekstrak kulit buah manggis sebagai pewarna alami


minuman dengan metode maserasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah informasi tentang kegunaan


dari kulit buah manggis itu sendiri. Salah satunya sebagai pewarna alami yang
menggunakan metode maserasi.

2
II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Manggis

Menurut Nikolai Ivanovich Vavilov,ahli botani dari Soviet, sentrum utama


asal tanaman manggis adalah Indo-Malaya,yang meliputi Indo-
Cina,Malaysia,Indonesia,dan Filipina. Namun beberapa literatur menyebutkan bahwa
tanaman manggis berasal dari Asia Tenggara yang memiliki tipe iklim
basah,termasuk Indonesia. Di Indonesia terdapat cukup banyak kerabat dekat
tanaman manggis yang tumbuh liar di hutan-hutan Kalimantan antara lain baros
(Garcinia Celebica L), Menjing ( G. dioica BI ), Mundu ( G.dulciz Kruz.) dan
Manggis merah,Bundaran dan Ketolang (G.forbesii King). Jumlah plasma nutfah
tanaman manggis di Asia Tenggara mencapai 153 jenis,terdiri atas 118 jenis di
Thailand, 29 jenis di Malaysia,dan 6 jenis di Filipina.

Menurut Compedium (1950) dan beberapa literatur,kedudukan tanaman


manggis dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Guttifernales

Famili : Guttiferae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia Mangostana, Garcinia Morella, Garcinia hamburgi

(Rukmana,2003).

3
Dalam budidaya manggis angin berperan dalam penyerbukan bunga untuk
tumbuhnya buah,curah hujan tahunan 1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang
tahun pada kisaran 22-32 derajat celcius. Pohon manggis dapat hidup di daerah
dataran rendah sampai di ketinggian 1.000 m dpl. Ciri-ciri tanaman manggis memilki
batang berbentuk pohon berkayu,tumbuh tegak ke atas,kulitnya tidak rata dan
berwarna kecokelat-cokelatan,daun berbentuk bulat telur/bulat panjang. Struktur helai
daun tebal dengan permukaan berwarna hijau,mengkilap. Tumbuhnya tunggal dan
bertangkai pendek. Komponen aktif utama dari manggis adalah xanthone. Di dalam
senyawa xanthone teridentifikasi sekitar 14 jenis senyawa turunannya. Yang paling
banyak terkandung dalam buah manggis ialah kandungan alfa –mangostin dan
gamma-mangostin. Kulit buah manggis mengandung pektin dan betalain yang
memberi warna merah pada kulitnya. Selain itu manggis mengandung senyawa lain
seperti katekin,polisakarida,kuinon,stilbenes dan polifenol,tanin,serat kasar dan resin.
Buah manggis juga mengandung vitamin B kompleks seperti thiamin,niasin dan folat.
Senyawa Katekin memiliki kemampuan lima kali lebih kuat antioksidan dari
vitamin C. Polisakarida sangat ampuh sebagai antikanker dan anti bakteri dengan
memblokir kemampuan sel bermutasi yang menempel pada sel-sel untuk membantu
menghentikan penyebaran kanker dan secara khusus efektif terhadap bakteri
intraseluler. Senyawa Quinones untuk anti bakteri dan Stilbenes merupakan
antioksidan yang kuat. Polifenol yang ditemukan jauh lebih kuat sebagai antioksidan
daripada Vitamin E (Hardiman,2002).

Produksi buah manggis cenderung stabil karena buah terbentuk secara


apomiksis yaitu terebentuk tanpa penyerbukan bunga betina oleh jantan. Secara
organoleptik,rasa manggis cenderung seragam yaitu manis,asam dan sedikit sepat.
(Mardiana,2011).

Tanaman manggis mungkin lebih dikenal sebagai tanaman buah,namun


berbagai penelitian mengemukakan bahwa bagian-bagian tanaman manggis ternyata
memiliki khasiat obat. Dalam dunia farmasi,simplisia akar manggis dikenal sebagai
Garciniae mangostanae Radix. Senyawa yang terkandung dalam akar manggis adalah

4
saponin,flavonoid dan polifenol. Air rebusan akar manggis dapat digunakan untuk
menyembuhkan penyakit disentri dan mengatasi haid yang tidak teratur. Kulit buah
manggis dimanfaatkan sebagai pewarna, termasuk untuk tekstil, dan air
rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit disentri
(Dahana,2012).

Ekstraksi merupakan proses pemisahan zat aktif yang dapat larut dari bahan
yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Hasil dari ekstraksi adalah ekstrak
yang merupakan berwujud seperti pasta kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani setelah
pelarutnya diuapkan. Syarat utama penggunaan pelarut untuk ekstraksi senyawa
organik yaitu non toksik dan tidak mudah terbakar (nonflammable) walapun
persyaratan ini sangat sulit untuk dilaksanakan. Pelarut untuk ekstraksi senyawa
organik terbagi menjadi golongan pelarut yang memiliki densitas lebih rendah
dari pada air dan pelarut yang memiliki densitas lebih tinggi dari pada air.
Kebanyakan pelarut senyawa organik termasuk dalam pelarut golongan pertama,
misalnya dietil eter, etil asetat, dan hidrokarbon (light petroleum, heksan dan
toluen). Pelarut yang mengandung senyawa klorin seperti diklorometan adalah
pelarut yang termasuk dalam golongan pelarut kedua. Pelarut ini memiliki
toksisitas yang rendah tetapi mudah membentuk emulsi. Beberapa pelarut yang
biasa digunakan untuk ekstraksi diantaranya adalah metanol, etanol, etil asetat,
aseton dan asetonitril dengan air dan atau HCl. Proses ekstraksi kulit manggis
untuk mendapatkan zat antioksidan biasanya menggunakan proses maserasi yaitu
cara ekstraksi sedederhana untuk mengekstrak simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam cairan pelarut. Prinsip maserasi adalah
mengekstraksi komponen yang terkandung dan dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan pelarut yang sesuai pada temperatur kamar terlindung
dari cahaya, cairan pelarut akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi
sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel
dengan di luar sel (Voight,1995).

5
III.METODE PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah manggis dan
bahan kimia etanol,air serta DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl),kertas saring
sedangkan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca
analitik,Wadah(toples), Alumunium Foil, Blender , Waterbath dan Kipas
Angin,Spektrofotometer UV,corong,batang pengaduk.

3.2 Prosedur/Cara Kerja

1.Sampel kulit buah manggis yang digunakan adalah kulit buah manggis basah
250 gram dan kulit buah manggis yang kering 225 gram. Kulit buah manggis
dikeruk diambil kulit bagian dalam dan di potong kecil-kecil.

2.Sampel kulit buah manggis dihaluskan menggunakan Blender.

3.Sampel kulit buah manggis direndam dengan menggunakan metode maserasi

4.Kedua sampel ini diekstraksi dengan pelarut air dan etanol 2 :1 yaitu untuk
sampel kering air sebanyak 603 ml dan etanol sebanyak 301 ml dan untuk sampel
basah air sebanyak 640ml dan etanol 290 gram dan dilakukan maserasi ,toples
ditutup rapat dengan menggunakan alumunium foil.

5. Proses maserasi dilakukan selama 24 jam atau lebih dan dilakukan pengadukan
saat-saat tertentu.

6.Sampel disaring menggunakan kertas saring dengan bantuan corong.

7. Dan dihasilkan warna ekstraksi kulit manggis yang telah diencerkan sebagai
pewarna alami minuman.

6
DAFTAR PUSTAKA

Dahana.2012.Kulit Manggis,Hidup Sehat Berkat sang Ratu Berkhasiat.Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama.

Hardiman,Intarina.2002. Sehat Alami dengan herbal 250 tanaman herbal


berkhasiat .Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Mardiana,Lina.2011.Ramuan dan Khasiat Kulit Manggis.Jakarta : PT.Gramedia


Pustaka Utama.

Rukmana,Rahmat.2003.Bibit Manggis.Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Voight,R.1995.BukuTeknologi Farmasi,Edisi Kelima.Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

7
8

Anda mungkin juga menyukai