DAFTAR PUSTAKA
i
I.PENDAHULUAN
Kulit buah manggis sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan
masih dianggap sebagai limbah. Banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat
dari kulit buah manggis itu sendiri. Oleh sebab itu,kulit manggis banyak di buang
begitu saja karena kulit buah manggis sukar membusuk jika dibiarkan di udara
bebas selama lebih dari 30 hari dan tidak akan mengalami degradasi sehingga
dapat mencemari lingkungan. Hal ini dikarenakan kandungan kulit buah manggis
yang sifatnya antioksidan dan antibakterial. Indonesia merupakan salah satu negara
tropis penghasil buah manggis terbanyak di dunia . Manggis yang dalam bahasa
latinnya dikenal dengan nama Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah
berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara.
(Mardiana, 2011).
1
dimanfaatkan sebagai pewarna alami minuman yang juga dapat berfungsi
sebagai antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas dengan cara kulit
manggis tersebut diekstraksi.
1.2.1 Bagaimana ekstrak kulit buah manggis dapat dijadikan sebagai pewarna
alami minuman dengan metode maserasi?
2
II.TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Guttifernales
Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia
(Rukmana,2003).
3
Dalam budidaya manggis angin berperan dalam penyerbukan bunga untuk
tumbuhnya buah,curah hujan tahunan 1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang
tahun pada kisaran 22-32 derajat celcius. Pohon manggis dapat hidup di daerah
dataran rendah sampai di ketinggian 1.000 m dpl. Ciri-ciri tanaman manggis memilki
batang berbentuk pohon berkayu,tumbuh tegak ke atas,kulitnya tidak rata dan
berwarna kecokelat-cokelatan,daun berbentuk bulat telur/bulat panjang. Struktur helai
daun tebal dengan permukaan berwarna hijau,mengkilap. Tumbuhnya tunggal dan
bertangkai pendek. Komponen aktif utama dari manggis adalah xanthone. Di dalam
senyawa xanthone teridentifikasi sekitar 14 jenis senyawa turunannya. Yang paling
banyak terkandung dalam buah manggis ialah kandungan alfa –mangostin dan
gamma-mangostin. Kulit buah manggis mengandung pektin dan betalain yang
memberi warna merah pada kulitnya. Selain itu manggis mengandung senyawa lain
seperti katekin,polisakarida,kuinon,stilbenes dan polifenol,tanin,serat kasar dan resin.
Buah manggis juga mengandung vitamin B kompleks seperti thiamin,niasin dan folat.
Senyawa Katekin memiliki kemampuan lima kali lebih kuat antioksidan dari
vitamin C. Polisakarida sangat ampuh sebagai antikanker dan anti bakteri dengan
memblokir kemampuan sel bermutasi yang menempel pada sel-sel untuk membantu
menghentikan penyebaran kanker dan secara khusus efektif terhadap bakteri
intraseluler. Senyawa Quinones untuk anti bakteri dan Stilbenes merupakan
antioksidan yang kuat. Polifenol yang ditemukan jauh lebih kuat sebagai antioksidan
daripada Vitamin E (Hardiman,2002).
4
saponin,flavonoid dan polifenol. Air rebusan akar manggis dapat digunakan untuk
menyembuhkan penyakit disentri dan mengatasi haid yang tidak teratur. Kulit buah
manggis dimanfaatkan sebagai pewarna, termasuk untuk tekstil, dan air
rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit disentri
(Dahana,2012).
Ekstraksi merupakan proses pemisahan zat aktif yang dapat larut dari bahan
yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Hasil dari ekstraksi adalah ekstrak
yang merupakan berwujud seperti pasta kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani setelah
pelarutnya diuapkan. Syarat utama penggunaan pelarut untuk ekstraksi senyawa
organik yaitu non toksik dan tidak mudah terbakar (nonflammable) walapun
persyaratan ini sangat sulit untuk dilaksanakan. Pelarut untuk ekstraksi senyawa
organik terbagi menjadi golongan pelarut yang memiliki densitas lebih rendah
dari pada air dan pelarut yang memiliki densitas lebih tinggi dari pada air.
Kebanyakan pelarut senyawa organik termasuk dalam pelarut golongan pertama,
misalnya dietil eter, etil asetat, dan hidrokarbon (light petroleum, heksan dan
toluen). Pelarut yang mengandung senyawa klorin seperti diklorometan adalah
pelarut yang termasuk dalam golongan pelarut kedua. Pelarut ini memiliki
toksisitas yang rendah tetapi mudah membentuk emulsi. Beberapa pelarut yang
biasa digunakan untuk ekstraksi diantaranya adalah metanol, etanol, etil asetat,
aseton dan asetonitril dengan air dan atau HCl. Proses ekstraksi kulit manggis
untuk mendapatkan zat antioksidan biasanya menggunakan proses maserasi yaitu
cara ekstraksi sedederhana untuk mengekstrak simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam cairan pelarut. Prinsip maserasi adalah
mengekstraksi komponen yang terkandung dan dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan pelarut yang sesuai pada temperatur kamar terlindung
dari cahaya, cairan pelarut akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi
sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel
dengan di luar sel (Voight,1995).
5
III.METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah manggis dan
bahan kimia etanol,air serta DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl),kertas saring
sedangkan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca
analitik,Wadah(toples), Alumunium Foil, Blender , Waterbath dan Kipas
Angin,Spektrofotometer UV,corong,batang pengaduk.
1.Sampel kulit buah manggis yang digunakan adalah kulit buah manggis basah
250 gram dan kulit buah manggis yang kering 225 gram. Kulit buah manggis
dikeruk diambil kulit bagian dalam dan di potong kecil-kecil.
4.Kedua sampel ini diekstraksi dengan pelarut air dan etanol 2 :1 yaitu untuk
sampel kering air sebanyak 603 ml dan etanol sebanyak 301 ml dan untuk sampel
basah air sebanyak 640ml dan etanol 290 gram dan dilakukan maserasi ,toples
ditutup rapat dengan menggunakan alumunium foil.
5. Proses maserasi dilakukan selama 24 jam atau lebih dan dilakukan pengadukan
saat-saat tertentu.
7. Dan dihasilkan warna ekstraksi kulit manggis yang telah diencerkan sebagai
pewarna alami minuman.
6
DAFTAR PUSTAKA
7
8