Anda di halaman 1dari 18

JENIS JENIS TANAMAN BUAH, DAUN DAN BIJI

YANG BERKHASIAT SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fitoterapi

Dosen Pengampu :

Apt. Nur Azizah, M.Farm

Disusun Oleh :

Rahma Tasya Wiatigusti

NIM : 33178K21035

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

KUNINGAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas harian yang berjudul “Jenis Jenis
Tanaman Buah, Daun Dan Biji Yang Berkhasiat Sebagai Antioksidan”dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan.

Karya Tulis ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Fitoterapi
tahun ajaran 2023/2024. Dimana sumber materi diambil dari beberapa media
pendidikan guna menunjang keakuratan materi yang akan disampaikan.

Dalam penulisan karya tulis ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak-pihak, khususnya kepada:

1. Ibu Apt. Herliningsih, M.Farm, selaku Kepala Prodi D3-Farmasi STIKES


Muhammadiyah Kuningan
2. Bapak Samiaji, LC, selaku dosen pembimbing Prodi D3-Farmasi Semester
3B
3. Ibu Apt. Nur Azizah, M.Farm selaku dosen mata kuliah Fitoterapi
4. Teman-teman tercinta Kelas 5B

5. Ayah, Ibu dan keluarga tercinta.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna,oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca

Semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi
pembaca. Akhir kata penusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kuningan, Oktober 2023

Penyusun
1. PENDAHULUAN

Oksidan merupakan radikal bebas yang ada di lingkungan kita, tetapi


dapat juga diproduksi secara alami dalam tubuh. Antioksidan adalah zat alami
ataupun buatan manusia yang dapat mencegah atau menunda beberapa jenis
kerusakan sel akibat proses oksidasi oleh oksidan. Antioksidan banyak
ditemukan pada makanan, termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran. Setiap
dari kita memiliki antioksidan dan radikal bebas yang ada di dalam tubuh
setiap saat. Beberapa antioksidan diproduksi oleh tubuh itu sendiri, di samping
itu zat ini juga bisa didapatkan dari makanan. Tubuh kita juga menghasilkan
radikal bebas sebagai produk sampingan dari reaksi seluler. Misalnya, hati
memproduksi dan menggunakan radikal bebas untuk mendetoksifikasi tubuh,
sementara sel darah putih mengirim radikal bebas untuk menghancurkan
bakteri, virus dan sel yang rusak. Konsumsi makanan tinggi antioksidan
merupakan cara alami untuk memenuhi asupan antioksidan bagi tubuh.
Antioksidan berperan penting dalam melindungi tubuh dari efek radikal bebas
yang bisa menimbulkan beragam penyakit. Tubuh secara alami akan
menghasilkan radikal bebas sebagai zat limbah dari metabolisme.

1.1. kelompok Antioksidan


1.1.1. Enzim

Anda mungkin tidak menyangka kalau enzim termasuk golongan


antioksidan. Enzim merupakan jenis antioksidan yang tersusun dari
protein dan berbagai mineral. Ketika berada dalam tubuh, enzim akan
bersintesis. Dan agar enzim dapat berfungsi optimal, maka ia butuh ‘rekan
kerja’ berupa mineral seperti zat besi, tembaga, selenium, magnesium,
serta zinc. Hal lain yang tak kalah penting untuk diketahui adalah, kualitas
enzim yang diperoleh tubuh juga sangat tergantung dari kualitas makanan
sumber protein yang kita konsumsi.

1.1.2. Vitamin

Dikarenakan tubuh manusia tidak bisa memproduksi vitamin


sendiri, maka kita perlu mendapatkannya dari luar yaitu melalui makanan
atau suplemen. Contoh antioksidan vitamin antara lain vitamin A, C, E,
asam folat, serta beta karoten, yang masing-masing memiliki kegunaannya
sendiri-sendiri. Coenzyme Q10 (COQ10) misalnya, sebenarnya dapat
diproduksi oleh tubuh. Peran nutrisi ini adalah memastikan agar setiap sel
dalam tubuh kita bekerja dengan baik. Akan tetapi seiring bertambahnya
usia, produksi nutrisi inipun mengalami penurunan, jadi kita harus
memperolehnya dari luar.

1.1.3. Fitokemikal

Fitokemikal merupakan jenis antioksidan yang digunakan oleh


tumbuhan untuk melindungi dirinya dari kerusakan akibat radikal bebas.
Untungnya dari hasil pembuktian berbagai riset, kita juga bisa menikmati
perlindungan tersebut saat mengonsumsi sumber pangan nabati. Hanya
pastikan makanan yang dipilih bukanlah hasil proses, karena makanan
yang sudah melewati proses biasanya mengandung fitokemikal sedikit
atau bahkan tidak sama sekali. Secara garis besar, fitokemikal terbagi
menjadi 4 kategori yaitu karotenoid, flavonoid, polifenol, dan alil sulfida.

1.2. Jenis Antioksidan dan Ragam Makanan Tinggi Antioksidan

Berikut adalah beberapa jenis antioksidan beserta makanan yang


tinggi kandungan antioksidan tersebut :

1.2.1. Flavonoid

Flavonoid adalah sekelompok zat kimiawi yang banyak ditemukan


pada buah, sayur, serta akar tumbuhan. Flavonoid memiliki sifat
antioksidan yang dapat menangkal efek radikal bebas dan mengurangi
peradangan. Beberapa studi menyebutkan bahwa asupan makanan tinggi
antioksidan yang mengandung flavonoid dapat mencegah penyakit
jantung, kanker, stroke, dan diabetes. Meski begitu, masih dibutuhkan
penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efeknya secara klinis pada
manusia. Flavonoid banyak terdapat pada minuman atau makanan tinggi
antioksidan, seperti teh, coklat hitam, kacang kedelai, serta buah dan
sayuran, termasuk apel, jeruk, mangga, asam jawa, jambu, sirsak, bayam,
dan brokoli.

1.2.2. Antosianin

Antosianin merupakan zat warna yang yang memberikan warna merah, ungu,
oranye, hijau, dan biru pada tumbuhan. Zat ini termasuk dalam golongan
antioksidan flavonoid. Antosianin diyakini dapat mencegah penyumbatan
pembuluh darah, penyakit jantung, kanker, diabetes, gangguan metabolisme, serta
membantu melawan infeksi. Senyawa ini juga dinilai baik untuk memelihara
kesehatan otak, saraf, dan mata. Beberapa jenis makanan tinggi antioksidan yang
mengandung antosianin antara lain tomat, anggur, delima, ketan hitam, kacang
merah, paprika, dan buah beri.

1.2.3. Beta-karoten

Sifat antioksidan pada beta-karoten baik untuk memelihara kesehatan mata, kulit,
dan organ reproduksi, serta menjaga daya tahan tubuh agar kuat melawan infeksi.
Di dalam tubuh, beta-karoten akan diolah menjadi vitamin A.

Sebagian besar antioksidan beta-karoten dapat ditemukan dalam buah-buahan dan


sayuran yang berwarna merah, jingga, atau kuning, seperti wortel, ubi, labu,
tomat, buah bit, buah kawista, semangka, paprika, dan cabai.

1.2.4. Likopen

Sebagian orang mungkin mengonsumsi suplemen yang mengandung likopen


untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Padahal, likopen dapat diperoleh dengan
mudah dengan mengonsumsi buah atau sayuran yang berwarna cerah, seperti
tomat, semangka, jeruk bali, jambu merah, dan pepaya. Antioksidan likopen
memiliki beberapa khasiat yang dipercaya baik untuk kesehatan tubuh, seperti
mencegah penyakit kanker tertentu, melindungi kulit dari kerusakan, menjaga
fungsi otak dan kesehatan mata, serta memperkuat tulang.

1.2.5. Polifenol

Polifenol dipercaya memiliki banyak manfaat, seperti menurunkan kadar gula


darah, mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, stroke dan kanker, menjaga
kesehatan sistem pencernaan, serta memelihara fungsi otak. Anda bisa
mendapatkan berbagai manfaat tersebut dengan mengonsumsi makanan tinggi
antioksidan polifenol, seperti teh, kopi, cokelat hitam, anggur, buah beri, brokoli,
wortel, bayam, kacang kedelai, kecambah, kayu manis, cengkih, jahe, lada hitam,
dan jinten.

2. BUAH YANG MENGANDUNG ANTIOKSIDAN


2.1. Anggur Merah (Vitis vinifera Linn. Var. Red Globe)

2.1.1. Klasifikasi
Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Klas : Magnoliopsida

Subklas : Rosidae

Ordo : Rhamnales

Famili : Vitaceae

Genus: Vitis

Spesies : Vitis vinifera, Vitis labrusca

2.1.2. Senyawa yang Terkandung

Buah anggur mengandung flavonoid, karotenoid, polifenol dan


senyawa saponin. Kandungan senyawa polifenol adalah kadar senyawa
fenolat total dan daya aktivitas antioksidan (Anonim, 2008;
(Novalina, 2003)
. Kadar senyawa fenolat total yang didapat dari anggur merah yaitu
14,9797 mg setara asam galat per gram sampel. Persen inhibisi rata-rata
larutan ekstrak yang lebih kuat adalah anggur merah yaitu 74,876 % atau
1 g sampel anggur merah setara 5,763 μg/mL vitamin C. Kadar senyawa
fenolat total yang semakin tinggi pada menunjukkan aktivitas
antioksidan yang semakin kuat.

Anonim, Antioksidan dan Radikal Bebas,


http://pengobatan.wordpress.com, 24 April 2007, diakses 16
agustus 2008.
2.2. Strawberry (Fragaria chiloensis L. var duschene)

2.1.1. Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisio :
Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Klas : Dicotyledone

Ordo : Rosales

Famili : Rosaceae

Marga : Fragaria

Spesies : Fragaria vesca L. (Harianingsih, 2010)

2.1.2. Senyawa yang Terkandung

Buah stroberi banyak mengandung bahan fitokimia terutama


adalah senyawa fenolik yang bermanfaat bagi kesehatan (Hannum,
2004). Stroberi juga salah satu buah yang memiliki konsentrasi
antioksidan yang cukup tinggi. zat antioksidan yang ada di dalam
stroberi bermanfaat untuk melawan kanker, kolesterol jahat, dan
penyakit jantung. Para ibu hamil juga disarankan untuk rajin
mengonsumsi stroberi sebab kandungan asam folat di dalamnya baik
untuk kesehatan janin. Nilai IC50 yang diperoleh dari metode uji DPPH
sebesar 18,87 ppm, Sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas
antioksidan buah stroberi Earlybrite (Fragaria sp) dikategorikan
memiliki kekuatan aktivitas yang sangat kuat dengan nilai IC50 antara
21,95-29,23 ppm

Hannum, S. M. (2004). Potential impact of strawberries on human


health: a review of the science. Critical reviews in food science and
nutrition, 44(1), 1-17. (Sumarlan et al., 2018)

2.3. Mangga (Mangifera indica L.).

2.3.1. Klasifikasi
Tanaman

Kingdom :
Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica L.

2.3.2. Senyawa yang Terkandung

Menurut Kauer (2001 dalam Ribeiro et al., 2007) dan Sieber


(2000 dalam Ribeiro et al., 2007), mangga mengandung senyawa asam
askorbat, karotenoid dan fenolik yang cukup tinggi sehingga jika sering
dikonsumsi dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit degeneratif.
Antioksidan baik dari kelompok fenolik maupun flavonoid merupakan
senyawa metabolik sekunder.

Bagian tanaman mangga yang berpotensi menghasilkan


antioksidan adalah cabang/batang, daun dan buah, khususnya daging
buah dan kulit mangga ( (Rocha Ribeiro et al., 2007) . Khusus untuk
senyawa fenol, keberadaannya pada tanaman mangga terdapat dalam
berbagai jenis. Elzaawely dan Tawata (2010) menyebutkan ada 8
(delapan) jenis, yaitu asam benzoat, pyrogallol, p-hydroksi asam
benzoate, asam vanillik, asam syringik, asam ferulik, ethyl gallate dan
asam galik. Jenis senyawa antioksidan pada mangga tergolong cukup
bervariasi. Khusus untuk senyawa fenol dikelompokkan menjadi 2 (dua)
macam, yaitu yang tergolong flavonoid dan non flavonoid, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Alan Crozier (2006).

Elzaawely PA.A. dan S. Tawata. Preliminary Phytochemical on


Mango (Mangifera indica L.) Leaves. 2010. World J. of Agric.
Sciences. 6 (6) : 735-739.

2.4. Delima (Punica granatum L.)

2.4.1. Klasifikasi Tanaman

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Lythraceae

Genus : Punica

Spesies : P. granatum

Nama binomial : Punica granatum L

Sinonim : Punica malus, Linnaeus 1758 (Dirk Budka, 2013)

2.4.2. Senyawa yang Terkandung

Kandungan kimia dari buah delima yaitu flavonoid, palifenol dan


katekin serta vitamin A dan vitamin C. Dimana senyawa-senyawa ini
merupakan antioksidan kuat yang berguna mencegah berkembanganya
radikal bebas dalam tubuh dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak
(Muflihunna et al., 2014)

Pemanfaatan buah delima untuk keperluan kesehatan telah


dilakukan sejak lama, karena memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.
Hal ini dibuktikan berdasarakn publikasi jurnal tentang aktivitas
antioksidan buah delima antara lain yaitu, pameran antivirus,
antioksidan, antidiabetik, antidiare, anti kanker dan aktivitas
antiproliferatif (Dkhil et al., 2013) , ekstrak buah delima selektif
menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara, prostat dan usus
(Adhami et al, 2009), dan efek aterosklerotik yang telah dikonfirmasi
(Amararatne et al., 2012).

2.5. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)


2.5.1. Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Monocotyledonae

Ordo : Solanales/Tubiflorae

Family : Solanaceae

Genus : Lycopersicum

Species : Lycopersicum esculentum Mill.

2.5.2. Senyawa yang Terkandung

Buah tomat merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki


kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Tomat memiliki senyawa
polifenol, karotenoid, asam askorbat, potasium, vitamin A, dan vitamin
C yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Polifenol pada tomat
sebagian besar terdiri dari flavonoid, sedangkan jenis karotenoid yang
dominan adalah pigmen likopen. (Marsillam Siregar et al., 2014)
Kandungan senyawa dalam buah tomat di antaranya solanin (0,007 %),
saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk
likopen, α dan ß-karoten), protein, lemak, vitamin dan mineral. Buah
tomat dalam bentuk ekstrak tomat mengandung lebih banyak likopen
yaitu 50-116 μg/g berat basah (Febriansah et al., 2016) Proses
pengolahan tomat menimbulkan peningkatan kadar likopen
Manfaat likopen pada tubuh diantaranya yaitu
dapat menghambat aktivitas stres oksidatif, berfungsi untuk
meningkatkan aktivitas antioksidan dan berperan dalam proses non-
oksidatif (diantaranya yaitu pengaturan respon imun dan pengaturan
metabolisme). Oleh sebab itu tomat memiliki peran kemopreventif.

3. BIJI YANG MENGANDUNG ANTIOKSIDAN


3.1. Kapulaga

3.1.1. Klasifikasi tanaman


Menurut Hidayat (2013),
tanaman kapulaga
(Amomum compactum
Soland.) diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Seper Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Subkelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Amomum

Spesies : Amomum compactum Soland

3.1.2. Kandungan Senyawa

Biji kapulaga mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol. Biji


kapulaga disuling mengandung minyak atsiri dengan komposisi yaitu
sineol, terpineol, dan borneol. Kadar sineol dalam buah kapulaga lebih
kurang 12%. Biji kapulaga mengandung 3-7% minyak atsiri yang terdiri
atas betakamfer, alfa borneol, terpineol, dan terpinil asetat. Penyulingan
biji kapulaga diperoleh minyak atsiri yang disebut Oleum Cardamomi
digunakan sebagai stimulus dan pemberi aroma (Sinaga 2008).

Penelitian sebelumnya menyebutkan ekstrak buah kapulaga


memiliki daya antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans
dan konsentrasi terendah dari ekstrak buah kapulaga yang masih
memiliki daya antibakteri adalah konsentrasi 0.25% (Budiarti et al.
2013).

3.2. Kopi robusta

3.2.1. Klasifikasi
Tanaman
Klasifikasi tanaman kopi (Coffea robusta L.) menurut Rahardjo
(2012) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan pembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea

Spesies : Coffea sp. (Cofffea arabica L., Coffea canephora,


Coffea liberica, Coffea excels).

3.2.2. Kandungan Senyawa

Biji kopi merupakan bagian tanaman kopi yang memiliki manfaat


paling tinggi dibandingkan dengan bagian tanaman yang lain. Biji kopi
yang telah dikeringkan dapat dibuat bubuk dan digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan berbagai olahan makanan seperti dalam industri
makanan ringan dan permen serta berbagai olahan minuman (Gambar
2.3.C; Murtafiah, 2012). Bubuk kopi juga dapat digunakan untuk
menghaluskan dan melembabkan kulit (Gambar 2.3.D;Hertina &
Dwiyanti, 2013).

Dalam bidang farmasi, biji kopi dapat digunakan untuk


menurunkan resiko diabetes mellitus (Salazar-Martinez et al., 2004) serta
menurunkan resiko kanker (Ganmaa et al., 2008). Kemampuan biji kopi
dalam bidang kesehatan tersebut karena biji kopi mengandung senyawa
kafein dan asam klorogenat. Senyawa senyawa tersebut dikenal sebagai
antioksidan yang dapat melawan molekulmolekul radikal bebas
penyebab berbagai penyakit (Yusmarini, 2011).

3.3. Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.)

3.3.1. Klasifikasi
Tanaman
Klasifikasi kacang merah adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Subclass : Magnoliidae

Superorder : Rosanae

Order : Fabales

Family : Fabaceae

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus vulgaris

3.3.2. Kandungan Senyawa

Kacang merah masuk dalam kelompok kacang polong (legume),


dan masih satu kerabat dengan kacang hijau, kacang kedelai, kacang
tolo, dan kacang uci. Kacang merah dikonsumsi berupa kacang kering.
Kacang merah kering merupakan sumber karbohidrat kompleks, serat,
vitamin B (terutama asam folat dan vitamin B1), kalsium, fosfor, zat
besi, dan protein. Setiap 100 gram kacang merah kering yang direbus
dapat menyediakan asam folat terbesar 75 % dari angka kecukupan asam
folat yang dianjurkan. Kalsium 32%, fosfor 30%, vitamin B1 17%, serta
zat besi 28%. Kacang merah sangat rendah lemak dan natrium, nyaris
bebas lemak jenuh, bebas kolestrol, serta murah harganya. Setiap 100
gram kacang merah kering menyediakan serat sekitar 4 gram, yang
terdiri dari serat larut secara signifikan dapat menurunkan konsentrasi
kolesterol dan gula darah (khomsan, 2006). Kacang merah juga
mengandung protein nabati yang berperan penting dalam perbaikan gizi
(Astawan, 2009). Setiap 100 gram kacang merah yang direbus akan
memiliki kandungan protein sebesar 19 persen dari angka kecukupan
protein yang dianjurkan (Khomsan, 2006). Kacang merah mengandung
karbohidrat tertinggi dibandingkan dengan kacang-kacangan yang
lainnya. Selain itu juga mengandung kadar protein yang hampir sama
dengan kacang hijau, mengandung lemak yang jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan kacang kedelai dan kacang tanah, serta
mengandung serat yang hampir sama dengan kacang hijau, kedelai dan
kacang tanah. Kadar serat pada kacang merah jauh lebih tinggi
dibandingkan beras, jagung, sorgum dan gandum (Astawan, 2009).
Kacang merah yang telah diolah akan memiliki aktivitas antioksidan
yang lebih tinggi. Proses pengolahan kacang merah akan menghidrolisis
isoflavon menjadi senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon.
Pengolahan kacang merah dengan cara fermentasi akan menghasilkan
senyawa isoflavon bebas yang terbanyak (Pramesti, 2015). Kacang
merah dapat digunakan sebagai bahan pengganti pembuatan tempe
(Lustyaningsih, 2014).

4. DAUN YANG MENGANDUNG ANTIOKSIDAN


5.
DAFTAR PUSTAKA

Amararatne, D. I. M., Weerakkody, W. A. P., & Jayakody, J. A. L. P. (2012).


Bioactive Properties of Fruit Juice of Pomegranate (Punica granatum)
Grown in Dry Regions of Sri Lanka. In Tropical Agricultural Research (Vol.
23, Issue 4).
Anonymous. 2019. http://repository.setiabudi.ac.id/3907/1/BAB%202.pdf diakses
pada tanggal 12 November 2023 pukul 00.06
Direktorat Jenderal.2022. Jenis dan Manfaat Antioksidan.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/650/jenis-dan-manfaat-antioksidan
diakses pada tanggal 11 November 2023 pukul 23.46
Dkhil, M. A., Al-Quraishy, S., & Moneim, A. E. A. (2013). Effect of Pomegranate
(Punica granatum L.) Juice and Methanolic Peel Extract on Testis of Male
Rats. In Pakistan J. Zool (Vol. 45, Issue 5).
Eny Rukmawati.2017. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KACANG MERAH
(Phaseolus vulgaris L.) YANG DIFERMENTASI OLEH RAGI TEMPE.
Jurusan Biologi Fakultas MIPA. Universitas Jember
Febriansah, R., Indriyani, L., & Muthi, K. (2016). Tomat ( Solanum lycopersicum
L.) sebagai Agen Kemopreventif Potensial. Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada .
Isnaeni Nur Hasanah.2016. http://repository.ump.ac.id/284/3.pdf diakses pada
tanggal 12 November 2023 pukul 00.11
Maria Ulfah, Ririn Nur Arifah, Tahniah Nunung Fadhila (2023). Volume 8
Nomor 1, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI DAN HERBA
(Amomum compactum) BESERTA KADAR FENOLIK DAN
FLAVONOID TOTAL Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim,
Semarang, Indonesia.
Marsillam Siregar, T., Jurusan Teknologi Pangan, S., Sains dan Teknologi
Universitas Pelita Harapan Jl UPH Tower, F., & Karawaci, L. (2014).
STUDI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA TOMAT (Lycopersicon
esculentum) KONVENSIONAL DAN ORGANIK SELAMA PENYIMPANAN.
8–22.
Muflihunna, A., Syarif, S., & Rahmawati, D. (2014). UJI AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN VARIAN JUS DELIMA (Punicagranatum L.) DENGAN
METODE FRAP. As-Syifaa, 06(02).
Novalina. (2003). Penggunaan Tanaman Obat Sebagai Upaya Alternatif Dalam
Terapi Kanker. IPB.
Rocha Ribeiro, S. M., De Queiroz, J. H., Lopes Ribeiro De Queiroz, M. E.,
Campos, F. M., & Pinheiro Sant’Ana, H. M. (2007). Antioxidant in mango
(Mangifera indica L.) pulp. Plant Foods for Human Nutrition, 62(1), 13–17.
https://doi.org/10.1007/s11130-006-0035-3
Sulistyowati, Y. (2006). Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
derajat sarjana S2.
Sumarlan, S. H., Susilo, B., Mustofa, A., Mu’nim, D. M., Keteknikan, J.,
Teknologi, P.-F., Brawijaya, P.-U., Veteran, J., & Korespondensi, P. (2018).
Ekstraksi Senyawa Antioksidan Dari Buah Strawberry (Fragaria X
Ananassa) dengan Menggunakan Metode Microwave Assisted Extraction
(Kajian Waktu Ekstraksi dan Rasio Bahan dengan Pelarut). In Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem (Vol. 6, Issue 1).

Anda mungkin juga menyukai