MAKALAH
BIOKIMIA ISBN : 978-602-73159-0-7
PENDAMPING
florentinasupriyanti@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan tahu berkualitas dengan kandungan antioksidan
yang bersumber dari ekstrak kulit pisang kepok (Musa bluggoe). Metode yang dilakukan meliputi
ekstraksi kulit pisang kepok, uji fitokimia, penambahan ekstrak kedalam produksi tahu dengan variasi
konsentrasi ekstrak, yaitu 1%; 5%; 10% dan 15%, serta pengujian kadar antioksidan menggunakan
metode DPPH. Kandungan antioksidan diukur untuk ekstrak kulit pisang kepok serta tahu sebelum dan
sesudah penambahan ekstrak. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah ekstraksi kulit pisang kepok
dilakukan menggunakan pelarut air, dari uji fitokimia didapat bahwa ekstrak mengandung senyawa
flavonoid, tanin dan terpenoid. Dari produksi tahu didapat lima jenis tahu, yaitu tahu tanpa ekstrak kulit
pisang(T0); tahu dengan ekstrak kulit pisang 1% (T1); 5% (T2); 10% (T3) dan 15% (T4). Hasil uji
aktivitas antioksidan didapat bahwa ekstrak kulit pisang mengandung aktivitas antioksidan 95,14%; T0
adalah 34,98%; T1 adalah 51,87% ; T2 adalah 84,69%; T3 adalah 93,12 % dan T4 adalah 88,75%.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak kulit pisang kepok dapat
meningkatkan kandungan antioksidan tahu, dan kandungan antioksidan tertinggi yaitu 93,12% didapat
pada tahu dengan penambahan ekstrak kulit sebesar 10%.
Kata kunci: aktivitas antioksidan, ekstrak kulit pisang kepok (Musa bluggoe), tahu.
PENDAHULUAN setara dengan kandungan kalsium susu yaitu
Tahu merupakan produk olahan sebanyak 124 mg dan mampu menurunkan
berbahan dasar kedelai yang banyak disukai kadar kolesterol dalam darah serta
oleh masyarakat Indonesia, karena rasanya menyembuhkan diare.
yang enak, harganya murah, kandungan gizi Pada penelitian ini akan dilakukan
tinggi. Kacang kedelai sebagai bahan dasar penambahan kandungan antioksidan pada
pembuatan tahu mempunyai kandungan protein tahu, menggunakan bahan ekstrak kulit
tinggi sekitar 3045% dibandingkan dengan pisang kepok (Musa bluggoe). Pisang
kandungan protein bahan pangan lain seperti kepok dipilih karena pisang ini memiliki kulit
daging (19%), ikan (20%) dan telur (13%), yang lebih tebal dibandingkan dengan kulit
bahkan kalsium yang terkandung di dalam tahu pisang lainnya, dan pada kulit pisang kepok
393
ISBN : 978-602-73159-0-7
terkandung senyawa flavonoid yang karena adanya radikal bebas berlebih di dalam
berpotensi sebagai antioksidan tubuh sehingga menyebabkan kerusakan di
[1 ] . berbagai bagian sel [4] . Kerusakan ini
Penelitian yang telah dilakukan oleh Someya et ditimbulkan karena radikal bebas merupakan
al. membuktikan bahwa pada kulit pisang salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif,
memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi yang secara umum diketahui sebagai senyawa
dibandingkan dengan daging buahnya. yang memiliki elektron tidak berpasangan.
Senyawa antioksidan yang terdapat pada kulit Untuk mencegah efek radikal bebas yang
pisang yaitu katekin, gallokatekin dan berlebih di dalam tubuh maka diperlukan
epikatekin yang merupakan golongan senyawa asupan makanan yang mengandung
flavonoid [2]. Selain itu, kandungan unsur antioksidan .
gizi yang terdapat pada kulit pisang cukup Berdasarkan berbagai alasan tersebut
lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, maka, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C untuk mengetahui pengaruh penambahan
dan air [3]. Sehingga kulit pisang memiliki ekstrak kulit pisang sebagai sumber antioksidan
potensi yang cukup baik untuk dimanfaatkan terhadap kandungan antioksidan pada tahu
sebagai sumber antioksidan pada bahan sebelum dan sesudah penambahan ekstrak
pangan. kulit pisang, dan menganalisis jumlah
penambahan ekstrak kulit pisang kepok terbaik
Tingginya kandungan antioksidan
yang dapat menghasilkan kandungan
dalam produk makanan ternyata dapat
antioksidan yang tertinggi.
menurunkan berbagai penyakit degeneratif.
Penyakit degeneratif merupakan salah satu METODE PENELITIAN
penyebab kematian terbesar di dunia. Penyakit
ALAT
degeneratif adalah penyakit yang disebabkan
Peralatan yang digunakan pada
oleh penurunan fungsi sel, jaringan, dan organ
penelitian ini meliputi alat-alat gelas, neraca
tubuh seiring dengan bertambahnya usia
analitik, blender, saringan, heater, rotary
seseorang, beberapa di antaranya yaitu kanker,
vacuum evaporator dan UV-Vis Mini Shimadzu
jantung dan stroke. Penyakit tersebut saat ini
1240.
bukan saja terjadi pada usia lanjut melainkan
banyak ditemui pada usia produktif. Adapun BAHAN
penyebab penyakit degeneratif adalah tingginya
Bahan yang digunakan dalam
aktivitas dan tuntutan kerja, konsumsi makanan
penelitian ini adalah kedelai dan kulit pisang
cepat saji, merokok, dan minum-minuman
kepok. Bahan lainnya yang akan digunakan
beralkohol akibat stress yang dialaminya. Gaya
pada proses pembuatan tahu adalah asam
hidup yang tidak sehat dan pola makan yang
cuka. Bahan yang akan digunakan untuk
tidak tepat inilah salah satu penyebab timbulnya
pengujian adalah HCl 2M, NaOH 2M, serbuk
penyakit degeneratif
Mg, HCl pekat, FeCl3 1%, CH3COOH glasial,
Kosasih mengatakan bahwa pemicu H2SO4 pekat, kloroform, pereaksi wagner,
utama terjadinya penyakit degeneratif yaitu
394
ISBN : 978-602-73159-0-7
395
ISBN : 978-602-73159-0-7
yang telah dilapisi alumunium foil. Setelah maksimal. Proses ekstraksi ini dilakukan
pemipetan selesai masing-masing larutan dengan merendam 100 gram kulit pisang kepok
dikocok dan diinkubasi selama 100 menit. dalam
Selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi 300 mL air yang menghasilkan cairan
menggunakan instrument spektrofotometer UV- berwarna coklat, kemudian disaring.
Vis pada panjang gelombang 517 nm. Ekstrak hasil penyaringan kemudian diuapkan
Aktivitas antioksidan dapat ditentukan dengan menggunakan rotatory vacuum
dengan persamaan berikut: evaporator dengan suhu penguapan adalah 70
C. Tujuan penguapan vakum adalah agar titik
didih air turun, sehingga dapat menghindari
rusaknya senyawa-senyawa metabolit
sekunder yang terkandung di dalam kulit
HASIL DAN PEMBAHASAN
pisang. Ekstrak yang diperoleh berupa cairan
Hasil penelitian yang telah dilakukan
kental berwarna kuning ditunjukan pada
meliputi data hasil ekstraksi kulit pisang , uji
gambar 1.
fitokimia, uji aktivitas antioksidan pada ekstrak
kulit pisang serta tahu sebelum dan sesudah
terfortifikasi ekstrak kulit pisang. Kulit pisang
yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit
pisang kepok (Musa bluggoe).
396
ISBN : 978-602-73159-0-7
397
ISBN : 978-602-73159-0-7
epikatekin yang merupakan golongan senyawa difortifikasi menggunakan ekstrak kulit pisang
flavonoid. Berikut ini adalah reaksi senyawa yang telah diuji aktivitas antioksidannya. Proses
antioksidan (epikatekin) dengan DPPH yang fortifikasi ekstrak kulit pisang ke dalam tahu
ditunjukan pada gambar 2. dibuat dengan berbagai variasi konsentrasi
yaitu 0% (T0), 1% (T1), 5% (T2), 10% (T3)dan
15% (T4).
398
ISBN : 978-602-73159-0-7
399
ISBN : 978-602-73159-0-7
antioksidan ke arah prooksidan sehingga pada [1] Atun S., Arianingrum dan S. Handayani.
kondisi ini menyebabkan aktivitas (2007). Indo. J. Chem. 7(1):83-87.
antioksidannya menurun. Dari hasil tersebut [2] Someya, S., Y. Yoshiki dan K. Okubo.
menunjukkan bahwa T3 merupakan produk (2002). Food Chemistry. 79(3): 351354.
terpilih dengan kandungan antioksidan tertinggi. [3] Zuhrina. (2011). Pengaruh
Penambahan
Pemilihan produk T3 didukung oleh data Tepung Kuilt Pisang(Musa
hasil uji kesukaan (hedonik). Pada parameter paradisiciaca) Terhadap Daya Terima
aroma, rata-rata panelis lebih menyukai Kue Donat. Skripsi. Program Sarjana.
produk T3 yaitu tahu penambahan 10% Universitas Sumatera Utara : Tidak
ekstrak kulit pisang, kemudian disusul produk Diterbitkan.
T4 yaitu tahu penambahan 15% ekstrak kulit [4] Kosasih, E.N., Tony S. dan Hendro H.
pisang. Dipilihnya produk T3 sebagai produk (2006). Peran Antioksidan pada Lanjut
yang paling disukai oleh panelis karena produk Usia. Pusat Kajian Nasional Masalah
T3 lebih sedikit terdapat aroma langu kedelai. Lanjut Usia. Jakarta.
Menurut Harmayani bahwa kualitas dari [5] Sangi, M., et al. (2008). Analisis
produk tahu yang baik yaitu memiliki aroma Fitokimia
yang normal, yang ditunjukkan dengan tidak Tumbuhan Obat Di Kabupaten
dihasilkannya aroma langu pada tahu [11]. Minahasa Utara. Chem. Prog. 1 (1):
47-53.
KESIMPULAN
[6] Garcia E.J., et al. (2012). Brazt Dent J.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
23 (1): 22-27.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
[7] Gatade, R. C. Ranveer and A. K. Sahoo.
1. Ekstrak kulit pisang mengandung (2009). Journal of Food Science and
antioksidan cukup tinggi dengan Technology.1(1): 1-5.
aktivitas 95,14%. [8] Shurfleff, W., dan Aoyagi. (1977). The
Book of Tofu. Massachussets : Autum
2. Aktivitas antioksidan pada tahu
Press.
sebelum terfortifikasi ekstrak kulit
[9] Smith, K. and C.J. Circle. (1972).
pisang sebesar 34,98% lebih kecil Soybean :
dibandingkan dengan aktivitas Chemistry and Technology. The AVI
antioksidan pada tahu sesudah Publishing Co. Inc.
terfortifikasi ekstrak kulit pisang. Westport,Connecticut.
[10] Cai, T. D., d an K. C. Chang. (1998).
3. Penambahan terbaik ekstrak kulit
Food Research International.
pisang pada tahu yang paling tinggi
31(4):289-295.
aktivitas antioksidannya adalah
[11] Harmayani, E., dkk. ( 2009). Jurnal
sebesar 10%.
Pascapanen.6(1):10-20.
400