Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HERBAL MADICINE

“Kulit Jeruk Nipis”

DISUSUN OLEH :
Nama : Sarah Dyva Oktarina
NPM : F1G020018
Hari/Tanggal : Kamis/8 September 2022
Dosen Pengampu : apt. Nurfijrin Ramadhani, S. Farm., M. Sc

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................................
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
2.1 Jeruk Nipis.....................................................................................................
2.2 Khasiat Kulit Jeruk Nipis.............................................................................
2.3 Cara Penggunaan Kulit Jeruk Nipis............................................................
2.4 Efek Samping Penggunaan Kulit Jeruk Nipis............................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia kaya akan tumbuhan obat tradisional yang secara turun temurun sudah
digunakan bagaikan racikan obat tradisional. Penyembuhan tradisional dengan
tumbuhan obat diharapkan bisa dimanfaatkan dalam pembangunan kesehatan warga.
Konsep back to nature ataupun penyembuhan dengan memakai bahan yang berasal
dari alam terus tumbuh terus menjadi besar, baik buat penyembuhan ataupun
pemeliharaan kesehatan (Khilyatun et al., 2019).
Salah satu tanaman yang dapat digunakan bagaikan bahan obat- obatan tradisional
yakni jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Jeruk nipis merupakan sejenis tanaman perdu
yang banyak berkembang dan dibesarkan di Indonesia. Tidak hanya daerah
penyebarannya yang sangat luas, jeruk ini pula bisa berbuah terus - menerus
sepanjang tahun. Jeruk nipis adalah salah satu buah yang sangat familiar dan disukai
oleh masyarakat Indonesia (Khilyatun et al., 2019).
Jeruk nipis bernama latin Citrus Aurantifolia merupakan salah satu jenis tumbuhan
yang banyak tumbuh tersebar dan kemudian di kembangkan di Indonesia. Jeruk nipis
juga bisa digunakan sebagai obat batuk, peluruh dahak, influenza, obat jerawat dan
masih banyak lagi. Jeruk nipis banyak digunakan sebagai obat oleh masyarakat dan
mempunyai harga yang relatif murah, mudah diperoleh, alamiah, serta tidak
menimbulkan efek samping pada pemakainya. Namun tidak banyak masyarakat yang
mengetahui bahwa bagian dari jeruk nipis dapat dijadikan obat tradisional, salah satu
bagian dari jeruk nipis adalah kulit. Kulit jeruk nipis memiliki ciri yaitu keras, tebal,
sulit untuk dibuka, berwarna hijau tua atau kekuningan (Indrayani dan Suryanita,
2019)
Kulit jeruk nipis mengandung bahan aktif yang diduga dapat memberikan efek
antibakteri. Kulit jeruk nipis(Citrus aurantifolia) seringkali dibuang begitu saja pada
pemanfaatan jeruk nipis bisa diolah menjadi juice, obat, santapan ataupun
pemanfaatan yang lain. Kulit buah jeruk nipis juga memiliki peran penting bagi
kesehatan. Kulit buah jeruk nipis mengandung komponen yang sangat bermanfaat
untuk menurunkan kadar kolesterol (Kurniandari, 2015).
Maka dari itu pada makalah ini membahas berdasarkan studi literatur mengenai kulit
jeruk nipis, khasiat kulit jeruk nipis, cara penggunaan kulit jeruk nipis dan efek
samping dari penggunaan kulit jeruk nipis.

1.2 Tujuan
- untuk mengetahui tentang tanaman obat kulit jeruk nipis
- untuk mengetahui tentang khasiat kulit jeruk nipis
- untuk mengetahui cara penggunaan kulit jeruk nipis
- untuk mengetahui efek samping dari penggunaan kulit jeruk nipis

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa itu tanaman obat kulit jeruk nipis?
2. Bagaimana khasiat kulit jeruk nipis?
3. Bagaimana cara penggunaan kulit jeruk nipis?
4. Bagaimana efek samping dari penggunaan kulit jeruk nipis?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jeruk Nipis
Jeruk nipis adalah sejenis tanaman perdu yang banyak tumbuh dan dikembangkan di
Indonesia. Selain daerah penyebarannya yang sangat luas, jeruk ini juga dapat
berbuah terus-menerus sepanjang tahun. Jeruk nipis juga merupakan salah satu
tanaman toga yang di gunakan oleh masyarakat, baik untuk bumbu masakan, obat-
obatan, dan minuman segar. Pemanfaatan buah jeruk sebagai obat diantaranya
sebagai penambah nafsu makan, penurun panas (antipireutik), diare, menguruskan
badan, antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan.6 Kulit jeruknya telah diteliti
berperan sebagai antioksidan IC50 54,458 µg/ml (Hindun et al., 2017).

2.2 Khasiat Kulit Jeruk Nipis


Kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) seringkali dibuang begitu saja pada
pemanfaatan jeruk nipis sebagai jus, obat, makanan atau pemanfaatan lainnya.
Limbah kulit jeruk nipis masih dapat diolah untuk mendapatkan kandungan pektin
dan flavonoid yang sangat bermanfaat. Flavonoid adalah zat metabolit sekunder pada
jeruk nipis yang memiliki konsentrasi paling tinggi pada bagian kulit. Flavonoid
memiliki manfaat untuk kesehatan berdasarkan aktivitas antioksidan yang dapat
mencegah pembentukan radikal bebas.3 Percobaan in vivo dan in vitro telah
menunjukkan manfaat kesehatan flavonoid sebagai agen protektif terhadap kanker,
kardiovaskular, peradangan, alergi, dan agregasi platelet (Kurniandari et al., 2015).

Menurut Hindun et al (2017) Kulit jeruk nipis dapat diolah untuk mendapatkan
kandungan pektin dan flavonoid. Flavonoid adalah zat metabolit sekunder pada jeruk
nipis yang memiliki konsentrasi paling tinggi pada bagian kulitnya.8 Flavonoid
merupakan salah satu zat metabolit sekunder yang terdapat pada jeruk dan kulit jeruk
yang berperan sebagai antioksidan, penghambat enzim tirosinase dan juga bekerja
pada bagian akhir dari jalur oksidatif melanogenesis.9,10,11 Selain itu, beberapa jenis
flavonoid seperti hesperidin, naringin, neohesperidin dan nobeletin telah terbukti in
vitro dapat menghambat enzim tirosinase (Hindun et al., 2017).

Selain itu, beberapa jenis flavonoid seperti hesperidin dan naringen yang dimiliki
oleh jeruk nipis terutama di bagian kulitnya.5 Telah terbukti memiliki sifat proteksi
terhadap ginjal atau nefroproteksi.6Cisplatin adalah salah satu obat kemoterapi paling
poten dan antineoplasma utama pada pengobatan kanker. Pada penggunakan klinis,
cisplatin (cisdiamminedichloroplatinum(II), CDDP) telah banyak digunakan pada
pasien-pasien dengan tipe kanker pada regio kepala, leher, paru, testis, ovarium, dan
payudara.7 Tingkat keberhasilan terapi kanker dengan cisplatin sebanding dengan
tingginya dosis yang diberikan. Akan tetapi, penggunaannya dibatasi oleh efek
sampingnya terhadap jaringan normal.8 Di antara berbagai efek samping yang
mungkin terjadi pada penggunaan cisplatin, seperti ototoksisitas, gastrotoksisitas,
supresi sumsum tulang, dan reaksi alergi. Efek samping utama yang membatasi
pemberian dosis cisplatin adalah nefrotoksisitas.

Mekanisme efek nefrotoksisitas cisplatin belum sepenuhnya diketahui, tetapi terdapat


pembatasan dosis pada penggunaan studi klinis. Pembentukan radikal bebas pada
tubular ginjal diperkirakan menjadi proses patogenesis penting dalam induksi
nefrotoksisitas oleh cisplatin ini. Dari data yang didapat dari penelitian terdahulu,
mengindikasikan bahwa cisplatin menginduksi stres oksidatif, peroksidasi lemak, dan
kerusakan DNA. Telah dilakukan penelitian dengan hasil gambaran histologi yang
menunjukkan bahwa cisplatin memiliki kecenderungan merusak zona korteks pada
ginjal.6Dua manifestasi klinis terbanyak dari nefrotoksisitas karena penggunaan
cisplatin adalah gagal ginjal akut (20-30%) dan hipomagnesemia (40-100%).7 Gagal
ginjal akut dapat dideteksi dengan adanya peningkatan Blood Urea Nitrogen (BUN)
dan serum kreatinin. Biaya dialisis yang mahal dan kelemahan terapi suportif
kemoterapi cisplatin yang telah tersedia saat ini mendorong penelitian pada bahan
lain yang dapat digunakan sebagai agen kemoprotektif untuk mencegah dan
mengurangi nefrotoksisitas pada penggunaan cisplatin (Kurniandari et al., 2015)

Dalam Jurnal Farmasi Malahayati yang ditulis oleh Ulfa et al (2020) menyatakan
bahwa pada jeruk nipis, khususnya di bagian kulit buah, terdapat kandungan minyak
atsiri, flavoniod, alkaloid, saponin yang dapat digunakan sebagai penyembuh luka
(Ulfa et al., 2020). Selain itu senyawa aktif lainnya seperti naringin, hesperidin,
naringenin, hespiritin, rutin, nobiletin, dan tangeretin (Sari et al., 2022), minyak atsiri,
tanin, saponin, fenol, dan alkaloid (Pratiwi et al., 2013). Senyawa tersebut memiliki
daya antibakteri sehingga dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri alami (Jeffrey et al.,
2020). Penelitian sebelumnya oleh Wardani et al. (2018), ditemukan bahwa ekstrak
kulit jeruk nipis mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri isolat klinis,
seperti Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
epidermidis, dan Klebsiella pneumoniae. Hal tersebut menunjukkan bahwa kulit jeruk
nipis berpotensi sebagai antibakteri alami (Sari et al., 2022). Diduga yang merupakan
senyawa antibakteri adalah limonena, linalool, dan mirsen yang bekerja dengan cara
menghancurkan membran sel bakteri (Ulfa et al., 2020).

2.3 Cara Penggunaan Kulit Jeruk Nipis


Dalam penggunaannya kulit jeruk nipis sudah banyak diolah menjadi berbagai
macam olahan sediaan dan bentuk baik pangan maupun non pangan, seperti
pengolahan kulit jeruk nipis menjadi produk sabun cuci piring (Widyasanti, 2021),
lilin aromaterapi, sabun, ataupun lotion anti nyamuk, pengolahan jeruk menjadi
produk sampingan (Kesuma et al., 2022), ekstrak kulit jeruk nipis sebagai alternatif
bahan lulur tradisional dan pembuatan Handsanitizer dengan memanfaatkan ekstrak
kulit jeruk nipis (Aprilia dan Yanti, 2019).

2.44 Efek Samping Kulit Jeruk Nipis


Berdasarkan pengalaman empiris, mengonsumsi air perasan jeruk nipis dapat
menyebabkan gejala gastritis namun terdapat sebagian masyarakat yang
mengonsumsi rutin air perasan jeruk nipis tanpa adanya keluhan yang terkait dengan
gangguan lambung. Bahkan, jeruk nipis digunakan oleh sebagian orang untuk
mengatasi keluhan yang timbul akibat iritasi lambung.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
● Jeruk nipis adalah sejenis tanaman perdu yang banyak tumbuh dan
dikembangkan di Indonesia. Selain daerah penyebarannya yang sangat luas,
jeruk ini juga dapat berbuah terus-menerus sepanjang tahun. Jeruk nipis juga
merupakan salah satu tanaman toga yang di gunakan oleh masyarakat, baik
untuk bumbu masakan, obat-obatan, dan minuman segar.
● Dalam Jurnal Farmasi Malahayati yang ditulis oleh Ulfa et al (2020)
menyatakan bahwa pada jeruk nipis, khususnya di bagian kulit buah, terdapat
kandungan minyak atsiri, flavoniod, alkaloid, saponin yang dapat digunakan
sebagai penyembuh luka (Ulfa et al., 2020), Selain itu senyawa aktif lainnya
seperti naringin, hesperidin, naringenin, hespiritin, rutin, nobiletin, dan
tangeretin (Sari et al., 2022), minyak atsiri, tanin, saponin, fenol, dan alkaloid
(Pratiwi et al., 2013). Senyawa tersebut memiliki daya antibakteri sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri alami (Jeffrey et al., 2020). Penelitian
sebelumnya oleh Wardani et al. (2018), ditemukan bahwa ekstrak kulit jeruk
nipis mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri isolat klinis, seperti
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
epidermidis, dan Klebsiella pneumoniae. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kulit jeruk nipis berpotensi sebagai antibakteri alami (Sari et al., 2022).
Diduga yang merupakan senyawa antibakteri adalah limonena, linalool, dan
mirsen yang bekerja dengan cara menghancurkan membran sel bakteri (Ulfa
et al., 2020).
● Pengolahan kulit jeruk nipis menjadi produk sabun cuci piring (Widyasanti,
2021), lilin aromaterapi, sabun, ataupun lotion anti nyamuk, pengolahan jeruk
menjadi produk sampingan (Ke na et al., 2022), ekstrak kulit jeruk nipis
sebagai alternatif bahan lulur tradisional dan pembuatan Handsanitizer dengan
memanfaatkan ekstrak kulit jeruk nipis (Aprilia dan Yanti, 2019).
● Berdasarkan pengalaman empiris, mengonsumsi air perasan jeruk nipis dapat
menyebabkan gejala gastritis namun terdapat sebagian masyarakat yang
mengonsumsi rutin air perasan jeruk nipis tanpa adanya keluhan yang terkait
dengan gangguan lambung. Bahkan, jeruk nipis digunakan oleh sebagian
orang untuk mengatasi keluhan yang timbul akibat iritasi lambung.

DAFTAR PUSTAKA
Kurniandari, N., Susantiningsih, T., Dan Berawi, K. N. 2015. Efek Ekstrak Etanol
Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai Senyawa Nefroprotektor terhadap
Gambaran Histopatologis Ginjal yang Diinduksi Cisplatin. Majority, 4(9): 140-143

Hindun, S., Rusdiana, T., Absadah, M., Dan Hindritiani, R. 2017. POTENSI
LIMBAH KULIT JERUK NIPIS (Citrus auronfolia) SEBAGAI INHIBITOR
TIROSINASE. IJPST, 4(2): 64-69
Khilyatun, N. I., Wilda, A., Rizki, F. 2021. SKRINING FITOKIMIA PADA KULIT
JERUK NIPIS DI WILAYAH TEGAL DAN PEMALANG

Indrayani, F., dan Suryanita. 2021. UJI POTENSI LIMBAH KULIT JERUK NIPIS
(Citrus aurantifolia L) SEBAGAI ANTIACNES. Jurnal Kesehatan Luwu Raya, 8(1):
107-111

Ulfa, A. M., Marcellia, S., Rositasari, E. 2020. EFEKTIVITAS FORMULASI KRIM


EKSTRAK KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia- pericappium) SEBAGAI
PENGOBATAN LUKA SAYAT STADIUM II PADA TIKUS PUTIH (Rattus
novergicus) GALUR WISTAR. JURNAL FARMASI MALAHAYATI, 3(2): 42-52

Sari, A. N., dan Asri, M. T. 2022. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia) terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae. LenteraBio,
11(3): 441-448

Widyasanti, A. 2021. PELATIHAN PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING DARI


LIMBAH KULIT JERUK NIPIS DI KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
PALASAH, SUMEDANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2): 172-180

Kesuma, R. F., Wicaksono, S. R., Broto, F. S. W. W., dan Putrianto, N. K. 2022.


PENDAMPINGAN PENGOLAHAN JERUK MENJADI PRODUK ALTERNATIF
DI DESA PETUNG SEWU. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(11): 3381-
3388

Isfianti, D. E., dan Pritasari, O. K. 2018. PEMANFAATAN LIMBAH KULIT


BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DAN DAUN KELOR (Moringa oleifera
Lamk) UNTUK PEMBUATAN LULUR TRADISIONAL SEBAGAI ALTERNATIF
“GREEN COSMETICS”. e-Journal, 7(2): 74-86
Aprilia, S., dan Yanti, W. 2019. PEMANFAATAN KULIT JERUK NIPIS
SEBAGAI ALTERNATIF HAND SANITIZER. FTIK IAIN BATU SANGKAR,
227-232

Pratiwi, D., Suswati, I, dan Abdullah, M. 2013. Efek Anti Bakteri Ekstrak Kulit Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia)terhadap Salmonella typhi Secara In Vitro. SAINTIKA
MEDIA: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga, 9(2): 110–115

Jeffrey J., Satari M. H., Kurnia D., dan Sudigdoadi, S. 2020. Inhibition of
Streptococcus mutans Growth Induced by the Extract of Citrus aurantifolia Peel.
Journal of International Dental and Medical Research, 13(1): 122–127

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai