DISUSUN OLEH :
Nama : Sarah Dyva Oktarina
NPM : F1G020018
Hari/Tanggal : Kamis/8 September 2022
Dosen Pengampu : apt. Nurfijrin Ramadhani, S. Farm., M. Sc
1.2 Tujuan
- untuk mengetahui tentang tanaman obat kulit jeruk nipis
- untuk mengetahui tentang khasiat kulit jeruk nipis
- untuk mengetahui cara penggunaan kulit jeruk nipis
- untuk mengetahui efek samping dari penggunaan kulit jeruk nipis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jeruk Nipis
Jeruk nipis adalah sejenis tanaman perdu yang banyak tumbuh dan dikembangkan di
Indonesia. Selain daerah penyebarannya yang sangat luas, jeruk ini juga dapat
berbuah terus-menerus sepanjang tahun. Jeruk nipis juga merupakan salah satu
tanaman toga yang di gunakan oleh masyarakat, baik untuk bumbu masakan, obat-
obatan, dan minuman segar. Pemanfaatan buah jeruk sebagai obat diantaranya
sebagai penambah nafsu makan, penurun panas (antipireutik), diare, menguruskan
badan, antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan.6 Kulit jeruknya telah diteliti
berperan sebagai antioksidan IC50 54,458 µg/ml (Hindun et al., 2017).
Menurut Hindun et al (2017) Kulit jeruk nipis dapat diolah untuk mendapatkan
kandungan pektin dan flavonoid. Flavonoid adalah zat metabolit sekunder pada jeruk
nipis yang memiliki konsentrasi paling tinggi pada bagian kulitnya.8 Flavonoid
merupakan salah satu zat metabolit sekunder yang terdapat pada jeruk dan kulit jeruk
yang berperan sebagai antioksidan, penghambat enzim tirosinase dan juga bekerja
pada bagian akhir dari jalur oksidatif melanogenesis.9,10,11 Selain itu, beberapa jenis
flavonoid seperti hesperidin, naringin, neohesperidin dan nobeletin telah terbukti in
vitro dapat menghambat enzim tirosinase (Hindun et al., 2017).
Selain itu, beberapa jenis flavonoid seperti hesperidin dan naringen yang dimiliki
oleh jeruk nipis terutama di bagian kulitnya.5 Telah terbukti memiliki sifat proteksi
terhadap ginjal atau nefroproteksi.6Cisplatin adalah salah satu obat kemoterapi paling
poten dan antineoplasma utama pada pengobatan kanker. Pada penggunakan klinis,
cisplatin (cisdiamminedichloroplatinum(II), CDDP) telah banyak digunakan pada
pasien-pasien dengan tipe kanker pada regio kepala, leher, paru, testis, ovarium, dan
payudara.7 Tingkat keberhasilan terapi kanker dengan cisplatin sebanding dengan
tingginya dosis yang diberikan. Akan tetapi, penggunaannya dibatasi oleh efek
sampingnya terhadap jaringan normal.8 Di antara berbagai efek samping yang
mungkin terjadi pada penggunaan cisplatin, seperti ototoksisitas, gastrotoksisitas,
supresi sumsum tulang, dan reaksi alergi. Efek samping utama yang membatasi
pemberian dosis cisplatin adalah nefrotoksisitas.
Dalam Jurnal Farmasi Malahayati yang ditulis oleh Ulfa et al (2020) menyatakan
bahwa pada jeruk nipis, khususnya di bagian kulit buah, terdapat kandungan minyak
atsiri, flavoniod, alkaloid, saponin yang dapat digunakan sebagai penyembuh luka
(Ulfa et al., 2020). Selain itu senyawa aktif lainnya seperti naringin, hesperidin,
naringenin, hespiritin, rutin, nobiletin, dan tangeretin (Sari et al., 2022), minyak atsiri,
tanin, saponin, fenol, dan alkaloid (Pratiwi et al., 2013). Senyawa tersebut memiliki
daya antibakteri sehingga dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri alami (Jeffrey et al.,
2020). Penelitian sebelumnya oleh Wardani et al. (2018), ditemukan bahwa ekstrak
kulit jeruk nipis mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri isolat klinis,
seperti Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
epidermidis, dan Klebsiella pneumoniae. Hal tersebut menunjukkan bahwa kulit jeruk
nipis berpotensi sebagai antibakteri alami (Sari et al., 2022). Diduga yang merupakan
senyawa antibakteri adalah limonena, linalool, dan mirsen yang bekerja dengan cara
menghancurkan membran sel bakteri (Ulfa et al., 2020).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
● Jeruk nipis adalah sejenis tanaman perdu yang banyak tumbuh dan
dikembangkan di Indonesia. Selain daerah penyebarannya yang sangat luas,
jeruk ini juga dapat berbuah terus-menerus sepanjang tahun. Jeruk nipis juga
merupakan salah satu tanaman toga yang di gunakan oleh masyarakat, baik
untuk bumbu masakan, obat-obatan, dan minuman segar.
● Dalam Jurnal Farmasi Malahayati yang ditulis oleh Ulfa et al (2020)
menyatakan bahwa pada jeruk nipis, khususnya di bagian kulit buah, terdapat
kandungan minyak atsiri, flavoniod, alkaloid, saponin yang dapat digunakan
sebagai penyembuh luka (Ulfa et al., 2020), Selain itu senyawa aktif lainnya
seperti naringin, hesperidin, naringenin, hespiritin, rutin, nobiletin, dan
tangeretin (Sari et al., 2022), minyak atsiri, tanin, saponin, fenol, dan alkaloid
(Pratiwi et al., 2013). Senyawa tersebut memiliki daya antibakteri sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri alami (Jeffrey et al., 2020). Penelitian
sebelumnya oleh Wardani et al. (2018), ditemukan bahwa ekstrak kulit jeruk
nipis mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri isolat klinis, seperti
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
epidermidis, dan Klebsiella pneumoniae. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kulit jeruk nipis berpotensi sebagai antibakteri alami (Sari et al., 2022).
Diduga yang merupakan senyawa antibakteri adalah limonena, linalool, dan
mirsen yang bekerja dengan cara menghancurkan membran sel bakteri (Ulfa
et al., 2020).
● Pengolahan kulit jeruk nipis menjadi produk sabun cuci piring (Widyasanti,
2021), lilin aromaterapi, sabun, ataupun lotion anti nyamuk, pengolahan jeruk
menjadi produk sampingan (Ke na et al., 2022), ekstrak kulit jeruk nipis
sebagai alternatif bahan lulur tradisional dan pembuatan Handsanitizer dengan
memanfaatkan ekstrak kulit jeruk nipis (Aprilia dan Yanti, 2019).
● Berdasarkan pengalaman empiris, mengonsumsi air perasan jeruk nipis dapat
menyebabkan gejala gastritis namun terdapat sebagian masyarakat yang
mengonsumsi rutin air perasan jeruk nipis tanpa adanya keluhan yang terkait
dengan gangguan lambung. Bahkan, jeruk nipis digunakan oleh sebagian
orang untuk mengatasi keluhan yang timbul akibat iritasi lambung.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniandari, N., Susantiningsih, T., Dan Berawi, K. N. 2015. Efek Ekstrak Etanol
Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai Senyawa Nefroprotektor terhadap
Gambaran Histopatologis Ginjal yang Diinduksi Cisplatin. Majority, 4(9): 140-143
Hindun, S., Rusdiana, T., Absadah, M., Dan Hindritiani, R. 2017. POTENSI
LIMBAH KULIT JERUK NIPIS (Citrus auronfolia) SEBAGAI INHIBITOR
TIROSINASE. IJPST, 4(2): 64-69
Khilyatun, N. I., Wilda, A., Rizki, F. 2021. SKRINING FITOKIMIA PADA KULIT
JERUK NIPIS DI WILAYAH TEGAL DAN PEMALANG
Indrayani, F., dan Suryanita. 2021. UJI POTENSI LIMBAH KULIT JERUK NIPIS
(Citrus aurantifolia L) SEBAGAI ANTIACNES. Jurnal Kesehatan Luwu Raya, 8(1):
107-111
Sari, A. N., dan Asri, M. T. 2022. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia) terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae. LenteraBio,
11(3): 441-448
Pratiwi, D., Suswati, I, dan Abdullah, M. 2013. Efek Anti Bakteri Ekstrak Kulit Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia)terhadap Salmonella typhi Secara In Vitro. SAINTIKA
MEDIA: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga, 9(2): 110–115
Jeffrey J., Satari M. H., Kurnia D., dan Sudigdoadi, S. 2020. Inhibition of
Streptococcus mutans Growth Induced by the Extract of Citrus aurantifolia Peel.
Journal of International Dental and Medical Research, 13(1): 122–127
LAMPIRAN