Latar Balakang
Species gulma yang diketahui mengeluarkan senyawa senyawa beracun adalah
alang alang (Imperata cilyndrica ), teki ( Cyperus rotundus), Agropron intermedium, Salvia
lenchophyella, dan lainnya. Persaingan yang timbul akibat dikeluarkannya zat yang meracuni
tumbuhan alin disebut allelopathy. Interaksi biokoimia antara gulma dan pertanaman antara
lain menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnornal, pertumbuhan
memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel sel akar dan lain sebagainya
(Sukman dan Yakup, 1995).
Hambatan pertumbuhan akibat adanya allelopat dalam peristiwa allelopat, misalnya
hambatan pada pembelahan sel, pengambilan moneral, respirasi, penutupan stomata, sintesis
protein, dll. Peristiwa allelopati ialah peristiwa adanya pengaruh jelek dari zat kimia
( allelopat ) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan
tanaman lain jenis yang tumbuh di sekitarny ( Moenandir, 1993 ).
Hambatan allelopathy dapat pula berbentuk pengurangan dan kelambatan
perkecambahan biji, penahanan pertumbuhan tanaman, gangguan sistem perakaran, klorosis,
layu, bahkan kematian tanaman. Tumbuhan yang bersifat sebagai alelopat mempunyai
kemampuan bersaing yang lebih hebat sehingga pertumbuhan tanaman pokok lebih
terhambat, dan hasilnya semakin menurun
( http:// www. http://www.indoft.index.com/index-php, 2009 )
Respon yang akan terjadi karna pemberian allelopati adalah panjang tajuk dan akar yang
terhambat yang dapat disebut sebagai herbisida pra tumbuh namun hal ini tergantung juga
pada formulasi ekstraksi allelopati yang diberikan. perkembangan tumbuhan tergantung pada
konsentrasi ekstrak, sumber ekstrak, temperatur ruangan, dan jenis tumbuhan yang dievaluasi
serta saat aplikasi
( http :// http://www.jurnal@indonesia.co.id , 2010 )
Pertumbuhan rambut akar juga terganggu, dengan melihat fenomena ini maka allelokimia
yang berasal dari ekstrak Imperata cylindrica dan Acasia mangium mungkin bekerja
mengganggu proses fotosintesis atau proses pembelahan sel. Penekanan pertumbuhan dan
perkembangan karena ekstrak alang-alang dan akasia ditandai dengan penurunan tinggi
tanaman, penurunan panjang akar, perubahan warna daun (Dari hijau normal menjadi
kekuning-kuningan) serta bengkaknya akar, ( http://id.wikipedia. allelopati /wiki/2009 )
Daun merupakan tempat terbesar bagi substansi beracun yang dapat mengganggu tumbuhan
tetangganya. Jenis substansi beracun ini meliputi gugusan asam organik, gula, asam amino,
pekat, asam gibberelat, terpenoid, alkaloid, dan fenolat (Sukman dan Yakup 1995 )
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui penyebab penurunan atau
peningkatan perkecambahan akibat perlakukan konsentrasi alelopati.
Kegunaan Percobaan
Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal Test di Laboratorium
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Rukmana ( 2007 ) sistematika tanaman jagung adalah Kingdom : Plantae,
Divisio : Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae, Kelas : Monocotyledoneae,
Ordo : Graminae, Famili : Graminaceae, Genus : Zea, Spesies : Zea mays L.
Sistem perakaran tanaman jagung berfungsi sebagai alat untuk menghisap air serta
garam garam yang terdapat dalam tanah, mengeluarkan zat organik serta senyawa yang
tidak diperlukan dan alat pernafasan. Perakaran tanaman jagung terdiri atas empat macam
akar, yaitu akar utama, akar cabang, akar lateral, dan akar rambut,( Rukmana, 1997 )
Pada tanaman jagung dapat dilihat karakter lain dan ciri khas tanaman ini antara lain,
umumnya batang tamnaman ini tidak bercabang kecuali jika terdapat pada jagung manis akan
sering dijumpai yang berasal dari pangkal batang yang berkisar antara kedua pelepah yang
tumbuh antara 10-30 cm, tergantung pada tipe jagung. Ruas-ruas berbentuk silindris dan ruasruas batang berbentuk agak pipih. (Rukmana, 1997)
Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada
yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
poaceae. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang antara pelepah dan
helai daun terdapat ligula, (George, 1985 )
Keluarnya bunga yang berdampingan dengan bakal buah dan berkembang menjadi
seminal root yang sifatnya hanya sementara. Setelah kecambahnya berumur 6-10 hari maka
akan tumbuh akar permanen yang keluar pada kedalaman 2,5 cm dari kedalaman tanaman
(Rukmana, 1997)
Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan melekat secara lurus atau berkelok
kelok dan berjumlah antara 8 20 biji. Biji jagung terdiri atas 3 bagian utama, yaitu kulit
biji, endosperm dan embrio. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji
jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, ( Splittstoesser,
1984 )
Syarat Tumbuh
Iklim
Kisaran tenmperatur untuk syarat pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 23C
27C dengan temperatur optimum 25C. Temperatur rendah akan menghambat pertumbuhan
tanaman, sedangkan temperatur tinggi vegetatif yang berlebihan, sehingga akan menurunkan
produksi. Jumlah curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan jagung yang optimal
adalah 1.200 1.500 mm per tahun dengan bulan basah (> 100 mm/bulan) 7-9 bulan dan
bulan kering (<60 mm/bulan) 4-6 bulan. Jagung membutuhkan kelembaban udara sedang
sampai dengan tinggi (50% 80%) agar keseimbangan metabolisme tanaman dapat
berlangsung dengan optimal. (http://id.wikipedia. allelopati /wiki/2009).
Tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah tanah dengan pH 5,5
7,5 . Tanaman jagung mempunyai daya adaptasi yang baik terenpaling ideal untuk
menghasilkan tanaman jagung adalah tanah andosol, latosol, podsolik merah Kuning
( PMK ). Hal yang terpenting untuk diperhatikan adalah tanahnya subur, gembur, banyak
mengandung bhan organik, aerasi dan draenasenya baik, ( Rukmana, 1997 )
Perlakuan
% 4 HST
% 6 HST
A1
20
20
A2
20
60
A3
20
30
T1
10
20
T2
40
40
T3
20
40
K1
10
20
K2
10
50
K3
20
40
10
Kontrol
30
70
Perlakuan
Ulangan
Total Rataan
A1
1.5
3.5
1.75
A2
1.75
5.75
2.86
A3
0,5
3.5
1.75
T1
3.5
6.5
3.25
T2
2.5
T3
3.5
K1
K2
0,5
1.5
K3
1.75
3.25
2.5
10
Kontrol
2.5
4.5
2.5
Pembahasan
Dari hasil percobaan diketahui bahwa persentase perkecambahan terendah adalah 10
% dengan perlakuan T1, K1, K2 pada 4 HST. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan
alelopat yang terdapat pada gulma tersebut sangat tinggi sehingga menghambat pertumbuhan
jagung. Hal ini sesuai dengan pernyataan http://id.wikipedia. allelopati /wiki/ ( 2009 ) bahwa
penekanan pertumbuhan dan perkembangan karena ekstrak alang-alang dan akasia ditandai
dengan penurunan tinggi tanaman, penurunan panjang akar, perubahan warna daun ( Dari
hijau normal menjadi kekuning-kuningan) serta bengkaknya akar. Pertumbuhan rambut akar
juga terganggu, dengan melihat fenomena ini maka allelokimia yang berasal dari ekstrak
Imperata cylindrica dan Acasia mangium mungkin bekerja mengganggu proses fotosintesis
atau proses pembelahan sel.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa persentase perkecambahan tertinggi pada 6
HST adalah 70% dengan perlakuan kontrol, yitu tanpa mengunakan zat alelopati. Hal ini
menunjukan bahwa daun aksia, umbi teki dan rhizome menghambat pertumbuhan jagung.
Hal ini sesuai dengan literature http://www. http://www.indoft.index.com /index-php (2009),
yang menyatakan bahwa hambatan allelopathy dapat pula berbentuk pengurangan dan
kelambatan perkecambahan biji, penahanan pertumbuhan tanaman, gangguan sistem
perakaran, klorosis, layu, bahkan kematian tanaman. Tumbuhan yang bersifat sebagai
alelopat mempunyai kemampuan bersaing yang lebih hebat sehingga pertumbuhan tanaman
pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin menurun
Berdasarkan hasil percobaaan diketahui bahwa panjang tunas terendah adalah 0,5 cm
pada perlakuan A3 dan K2. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa alelopati itu beracun yang
dapat menghambat pembelahan sel dan pertumbuhan tanaman sehingga mengurangi hasil
produksinya. Hal ini sesuai literatur Irwan (2009) yang menyatakan Senyawa alelopati
berpengaruh terhadap beberapa hal yaitu: Penyerapan hara, menghambat pembelahan sel,
menghambat pertumbuhan, menghambat aktivitas fotosintesis, mempengaruhi respirasi,
mempengaruhi sintesis protein, mempengaruhi ketegangan membrane, menghambat aktivitas
enzim, mempengaruhi suksesi, menghambat fiksasi Nitrogen dan Nitrifikasi, menghambat
pola penyebaran tumbuhan, menghambat pembusukan biji dan perkecambahan.
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa panjang tunas tertinggi adalah 5 cm
pada perlakuan T3 yaitu pada perlakuan umbi teki. Hal ini dikarenakan kandungan
alelopatnya yang sudah terlarut dengan air serta kandungan alelopat tertinggi pada umbi teki
adalah pada daunnya sehingga pada perlakuan ini jagung dapat tumbuh. Hal ini sesuai dengan
pernyataan http://id.wikipedia. allelopati /wiki/ ( 2009 ) bahwa penekanan pertumbuhan dan
perkembangan karena ekstrak alang-alang dan akasia ditandai dengan penurunan tinggi
tanaman, penurunan panjang akar, perubahan warna daun ( Dari hijau normal menjadi
kekuning-kuningan) serta bengkaknya akar. Pertumbuhan rambut akar juga terganggu,
dengan melihat fenomena ini maka allelokimia yang berasal dari ekstrak Imperata cylindrica
dan Acasia mangium mungkin bekerja mengganggu proses fotosintesis atau proses
pembelahan sel.
DAFTAR PUSTAKA