ABSTRAK
Pisang sebagai sumber bahan pangan digolongkan sebagai sumber vitamin dan mineral. Pisang adalah salah satu
buah unggulan Indonesia. Hasil peneltian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, memperlihatkan
bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya
vitamin B6, kulit pisang juga banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu,
ditemukan pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina.
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 100
ISBN: 978-602-72245-4-4
Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas Indonesia
Gowa, 20 Agustus 2019
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb
bahwa kadar air pada tepung terigu maksimal Madu) “ Jurnal Pangan dan
sebesar 14,5%. Kadar abu pada pisang kepok Agroindustri. 1 No.1 (2013). h.101-114.
juga lebih tinggi dibandingkan dengan jenis Tetelepta Gilian, Talahatu Josefina, dan
pisang lainnya. Kadar abu umumnya Palijama Syane. “Pengaruh Cara
mengindikasikan kandungan mineral yang Pengolahan Terhadap Sifat Fisikokimia
lebih tinggi pada bahan pangan tersebut. Pisang Tongka Langit (Musa
Menurut Rudito et al., (2010) kadar abu suatu troglodytarum)”. Agritekno. Jurnal
bahan dipengaruhi oleh faktor kultur teknis di Teknologi Pertanian. 4 No. 1( 2015). h.
lapangan selama budidaya atau penanaman, 14-18.
diantaranya ialah komposisi dan intensitas Purwanto Agus. “Produksi Nata Menggunakan
pemupukan, jenis tanah, dan iklim. Kadar abu Limbah Beberapa Jenis Kulit Pisang”.
tepung bonggol pisang pada penelitian ini Jurnal Pangan dan Agroindustri. I no. 3
secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan (2012).h. 210-224.
dengan kadar abu pada tepung terigu sebesar Wayan I Suarsa, Suarya Putu, dan Kurniawati
1,83%. Hasil rata-rata daya serap air Ika. “Optimasi Jenis Pelarut Dalam
menunjukkan varietas bonggol pisang kepok Ekstraksi Zat Warna Alam Dari Batang
memiliki daya serap air tertinggi yaitu 260%, Pisang Kepok (Musa Paradiasiaca L. Cv
dan untuk daya serap air terendah pada varietas Kepok) Dan Batang Pisang Susu (Musa
pisang raja yaitu 166%. Hal ini diduga karena paradiasiaca L. cv susu)”. Jurnal Kimia.
kadar air yang terdapat di dalam bahan 5 no. 1(2011). h. 72-80.
mempengaruhi kemampuan tepung untuk Supriati Yati .”Efisiensi Mikropropagasi
menyerap air. Kemampuan daya serap air pada Pisang Kepok Amorang melalui
berbagai jenis tepung berbeda-beda. Modifikasi Formula Media dan
Kemampuan daya serap air berkurang bila Temperatur”. Jurnal AgroBiogen . 6 no.
kadar air dalam tepung terlalu tinggi atau 2 (2011).h. 91-100.
tempat penyimpanannya lembab(Saragih, Tuhuloula Abubakar, Budiyarti Lestari, Nur
2013). Etha Fitriana.”Karakterisasi Pektin
Dengan Memanfaatkan Limbah Kulit
KESIMPULAN Pisang Menggunakan Metode
Tanaman pisang terdiri dari bunga, buah, Ekstraksi”. Jurnal Konversi. 2 no. 1
kulit, daun, bonggol, dan batang pisang yang (2013). h. 21-27.
masing-masing memiliki manfaat. Selain kaya Ilham, Itnawita, Andi Dahliaty. “Potensi
vitamin B6, kulit pisang juga banyak Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa
mengandung serotonin yang sangat vital untuk Paradisiaca) Sebagai Bahan Baku
menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan Pembuatan Asam Asetat Menggunakan
pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga Berbagai Macam Starter”. Jom Fmipa. 1
retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi No. 2 (2014). h. 1-11.
retina Harefa Wasnidar dan Pato Usman. “Evaluasi
Tingkat Kematangan Buah Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Mutu Tepung Pisang Kepok Yang
Djekky R. Djoht. “Etnobotani Pisang Suku Dihasilkan”. Jom Faperta. 4 No. 2
Karon: Studi tentang Ekologi Pangan (2017). h. 1-12.
Pokok”. Jurnal Antropologi Papua . 1. Saragih Bernatal.”Analisis Mutu Tepung
No. 2 (2002). h. 16-24. Bonggol Pisang Dari Berbagai Varietas
Deasy Ardhia Rosita Dewi dan Hadi Wahono Dan Umur Panen Yang Berbeda”. Jurnal
Susanto. “Pembuatan Lempok Pisang TIBBS Teknologi Industri Boga dan
(Kajian Jenis Pisang Dan Konsentrasi Busana. 9 no. 1 (2013). h. 22-29.
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 101