Anda di halaman 1dari 15

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bioteknologi adalah aplikasi terpadu dari berbagai cabang ilmu seperti
biokimia, mikrobiologi dan rekayasa untuk memanfaatkan mikroba kultur
jaringan dan komponen komponennya dalam skala industri. Bioteknologi selalu
berkaitan dengan reaksi reaksi biologis yang dilakukan oleh jasad hidup sebagai
suatu individu atau komponen komponennya yang dapat berupa organ, sel,
jaringan atau bahkan molekul molekul tertentu misalnya DNA, RNA, protein
atau enzim (Hallman, 2001).
Dalam perkembangannya, bioteknologi kinitelah mencapai aras rekayasa
yang jauh lebih terarah sehingga hasilnya dapat lebih, atau bahkan sepenuhnya
dikendalikan. Sebagai contoh sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan
manipulasi genetik pada suatu jasad secara sangat terarah sehingga hasil
manipulasi tersebut dapat diramalkan secara lebih pasti. Teknik manipulasi
semacam ini mulai berkembang ketika para ilmuan berhasil melakukan teknik
manipulasi bahan genetik secara kultur jaringan (in vitro) (Hendra, 2007).
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan tujuan untuk
mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena biji dari anggrek
tidak mempunyai cadangan makanan. Kultur jaringan terus berkembang dari
mengkulturkan biji berkembang dengan mengkulturkan jaringan dan terus
berkembang

hingga

(Choudhary, 2008).

mampu

mengkulturkan

satu

sel

dari

tanaman

Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu


memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang
relatifr singkat. Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan solusi sebagai
metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan sebagai suatu metode
penyimpanan plasma nutfah yang tidak membutuhkan temapat yang besar.
Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan konsentrasi
nutrisi yang berada di dalam media kultur. Ketepatan konsentrasi ini menyangkut
pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan tanaman. Kelebihan nutrisi dari tanaman
akan menyebabkan tanaman mengalami keracunan unsur hara. Oleh karena itu,
pembuatan larutan stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui
sebagai sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan yang harus
dipersiapkan (Daisy, 1994).
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium
memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristiknya.Perlakuan yang
salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di
Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya
kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat
dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan
kelancaran kegiatan. Perlakuan seperti membawa alat sesuai petunjuk
penggunaan, menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan
alat, dan menyimpan alat (Wetherel, 2008).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar kita dapat mengetahui
peralatan yang digunakan pada penelitian kultur jaringan beserta fungsinya.

Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Bioteknologi Sub Pemuliaan
Tanaman Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.

TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam memulai melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang
dan peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume
aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk
kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang memiliki: 1.) Ruang
persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari pendingin,
hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet
volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur),
alat untuk mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse,
fumehood, destilator, dan kereta dorong; 2.) Ruang transfer yang di dalamnya
terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat
penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan kecil. 3.) Ruang kultur yang
dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama
penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur, mikroskop binokuler, dan shaker
(Suryowinoto, 2011).
Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur
jaringan yaitu: timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow,
dan gelas-gelas standar. Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan resiko
pada pemakainya atau menimbulkan kerusakan apabila salah prosedur dalam
mengoperasikannya (Barahima, 2011).
Kultur jaringan tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan
organ, jaringan dan sel tumbuhan. Jaringan dapat dikulturkan pada agar padat atau
dalam medium hara cair. Jika ditanam dalam agar, jaringan akan membentuk

kalus, yaitu massa atau sel-sel yang tak tertata. Kultur agar juga mempergunakan
teknik untuk meristem (Suryo, 1992).
Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama
disebabkan pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan jaringan
yang dikulturkan. Hara terdiri dari komponen yang utama dan komponen
tambahan. Komponen utama meliputi garam mineral, sumber karbon (gula),
vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti senyawa nitrogen organic,
berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak multak, tetapi dapat
menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya (Anonim, 2011)
Perlengkapan dan sarana yang digunakan pada percobaan kultur jaringan
tanaman meliputi (1) Sterilisasi, alat yang digunakan adalah lemari aliran udara
laminari atau ruang kecil (catatan: lemari ini tersedia dalam berbagai ukuran, dan
dapat diletakkan di tempat yang diperlukan tanpa diperlukan tanpa perlu ruang
khusus untuk itu. Kipas angin pada lemari ini seringkali dijalankan terus menerus
dan pra filter diganti atau dibersihkan sebulan sekali), Otoklaf, Oven untuk
sterilisasi kering (sebaiknya ada tetapi tidak muklat), Perlengkapan untuk
sterilisasi dengan penyaringan, Radas penyulingan air dan atau pembebas mineral
air murni, (2) Kultur alat yang diperlukan adalah Ruang kultur dan atau kotak
berpengatur suhu (Catatan: baik terang ataupun gelap terus-terusan sama baiknya
untuk pertumbuhan sel. Umumnya cahaya yangdipancarkan dari lampu neon yang
dingin dan putih pada 25 W.m2 sudah mencukupi. Lampu ini dapat ditambah
dengan bola lampu pijar. Atau, dapat dipaki lampu Gro-Lux yang berspektur luas
sebagi ganti lampu neon dan lampu pijar), Rak (Rak dari kawat kasa yang kaku
memungkinkan aliran udara sebanyak-banyaknya dan naungan sekecil-kecilnya),

Pengocok (Yang lebih baik adalah model putar. Bentuk ini tersedia dari ukuran
kecil untuk diletakkan di atas meja (ukuran meja) sampai ukuran besar untuk
ditempatkan di lantai), (3) Alat yang lainnya adalah Pisau klinis, tang dan
pembakaran Bunsen. Botol, cawan petri untuk kultur agar. Lebih cocok digunakan
botol gelas dan cawan petri plastic sekali pakai yang disterilkan lebih dahulu.
Labu kultur, botol Delong mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan botol
lainnya seperti labu Erlenmeyer, yang mempunyai leher sehingga cenderung
mengumpulkan debu. Sumbat, dapat digunnakan sumbat busa. Sumbat kapas yang
dibungkus dengan kain kasa tipis tidaklahmahal, tidak berubah bentuk dalam
pemanasan dengan autoclave dan dapat digunakan berulang-ulang. Pipet, tersedia
pipet steril sekali-pakai, tetapi lebih baik digunakan pepet gelas sengan ujung
yang dapat dilepaskan. Lemari pendingin dan pembeku (Yuwono, 2008).

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan. Pada hari kamis 5 Maret 2015 pukul 13.00 WIB hingga Selesai.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan adalah alat sebagai pencatat, kamera sebagai
alat pengambilan gambar, dan lain-lain.
Adapun bahan yang digunakan adalah tissue dan label
Prosedur Kerja
-

Dilakukan kuis dan dijawab secara bersama-sama


Dijelaskan tentang bangunan laboratorium
Diperkenalkan alat yang ada di Laboratorium Bioteknologi
Dicatat fungsi dan nama alat
Difoto alat yang ada dengan kemera

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

No
1

Gambar Alat

Nama Alat
Fungsi
Timbangan Digunakan untuk menimbang
Analitik zat yang butuh ketelitian tinggi
dan dalam skala kecil/mikro
(biasanya hingga 4 desimal
0,0001 gram)

Autoclave Untuk mensterilkan alat dan


bahan

Laminar Air Tempat Melakukan


Flow
penanaman eksplan, karna
LAF menciptakan
kondisisteril.

Hotplate

Oven

untuk memanaskan larutan di


dalam proses analisa air, lemak
dan lain sebagainya. selain itu
juga untuk memanaskan
aquadest atau pelarut lainnya
dalam pembuatan larutan

Untuk sterilisasi kering

Gelas ukur Untuk mengukur volume


larutan tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi
dalam jumlah tertentu

Bola hisab Untuk menghisab larutan


menggunakan pipet ukur

Shaker

Alat pengocok yang


putarannya dapat di atur sesuai
dengan yang kita ingin kan.
Kecepatan putarannya adalah
120rpm(rotation per menit)

Bunsen

Untuk sterilisasi alat

10

Beaker
glass

Untuk mengukur volume yg


jumlahnya banyak

11

Pipet

12

Botol
semprot

Untuk mengambil larutan

Untuk menyemprotkan cairan.


Biasanya untuk aquades

10

13

14

15

16

Gelas
pengaduk

Untuk mengaduk larutan yang


ingin dihomogenkan

Gelas kultur Sebagai wadah tumbuhnya


eksplan

Kulkas

Untuk menyimpan larutan


stock

Labu ukur Digunakan untuk mengukur


larutan

11

17

Micro pipet Untuk memindahkan larutan


dan mengukurnya dalam
jumlah yg sedikit

18

Microwave Untuk sterilisasi kering

19

pH meter

Untuk menghitung pH suatu


larutan

20

Pipet ukur Untuk mengukur volume


larutan dalam jumlah sedikit

12

21

Rak kultur Sebagai tempat diletakkan


botol kultur yg telah terisi
eksplan

22

Spatula

23

Eksikator

Untuk mengangkat atau


memindahkan bahan yang
berukuran kecil

Sebagai tempat penyimpanan


yang anti higroskopis

Pembahasan
Kultur jaringan merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif secara
vegetatif dengan cara menumbuhkan bagian tertentu dari tanaman dalam kondisi
kondisi yang aseptik dan secara in vitro. Hal ini sesuai dengan literatur kumala
(2011) yang menyatakan bahwa tehnik kultur jaringan merupakan salah satu
perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara menumbuhkan akar dari
bagian bagian tanaman tertentu.
Syarat pokok dalam pelaksanaan kultur jaringan adalah laboratorium
dengan segala fasilitasnya hal ini sesuai dengan literatur Daisy (1994) yang

13

menyatakan bahwa syarat pokok pelaksanaan kultur jaringan adalah laboratorium


dengan segala fasilitasnya laboratorium harus menyediakan alat alat kerja.
Ruang transfer merupakan tempat untuk kegiatan sterilisasi isolasi bagian
bagian tanaman dan penanaman eksplan dalam medium dalam ruang transfer
dilengkapi dengan laminar air flow bunsen dan yang lain. Hal ini sesuai dengan
literatur Barahima (2011) yang menyatakan bahwa ruang transfer dilengkapi
dengan laminar air flow mikroskop pinset ruang transfer melakukan kegiatan
aseptis seperti sterilisasi isolasi bagian bagian tanaman dan penanaman eksplan
tanaman pada medium.
Ruang inkubasi digunakan untuk memelihara eksplan yang telah ditanam
pada medium aseptis. Hal ini sesuai dengan literatur Suryo (1992) yang
menyatakan bahwa pada ruang inkubasi digunakan untuk memelihara eksplan
yang telah ditanam pada medium secara aseptis.
Prinsip kerja laminar air flow yakni dengan meniupkan udara steril secara
kontinu melewati tempat kerja sehingga bebas dari debu sephora dan kotoran lain
sehingga tidak ada kotoran yang jatuh ke dalam media
Ruang persiapan adalah ruang yang digunakan untuk mempersiapkan
pelaksanaan kultur jaringan yang didalamnya terdapat alat timbangan kulkas hot
plate dan lain lain seperti pada literatur Kumala (2011) yang menyatakan bahwa
persiapan digunakan sebagai ruang kultur.

14

KESIMPULAN
1. Kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara
menumbuhkan bagian bagian tertentu dari tanaman dalam kondisi aseptis
dan secara invitro.
2. Syarat pokok dalam pelaksanaan kultur jaringan adalah laboratorium
dengan segala fasilitasnya.
3. Ruang persiapan digunakan untuk tempat mempersiapkan eksplan medium
dan alat alat berisi botol kultur keranjang dan tempat pencucian.
4. Tempat untuk kegiatan sterilisasi isolasi bagian tanaman dan penanaman
eksplan dalam media.
5. Ruang inkubasi digunakan untuk memelihara eksplan yang telah ditanam
pada medium yang aseptis saran sebaiknya alat alat laboratorium
diletakkan ditempat atau pada ruangan yang sesuai dengan standar
laboratorium kultur jaringan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011.Pengenalan Alat Laboratorium Bioteknologi. Fakultas Pertanian.
Universitas Hasanuddin. Diakses pada tanggal 16 Februari 2013.

15

Choudhary, M.I., 2008. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia.


Yudsitira:Jakarta.
Daisy, A. 1994.Nama fungsi dan cara kerja alat alat laboratorium mikrobiologi.
Penerbit Kanisius: Yogyakarta
Barahima, A. 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Alfabeta. Bandung.
Hallmann, 2001.Manfaat Teknik Kultur Jaringan Pada Tanaman. Diakses pada
tanggal 11 Januari 2013.
Hendra, T. 2007. Kultur Jaringan. http://lelos66.blog.friendster.com.htm. Diakses
pada tanggal 12 Maret 2011.
Suryowinoto, 1991. Kultur jaringan. http://mail.uns.ac.id/-subagiya/stuktur
Diakses pada tanggal 13 Maret 2012.
Suryo. 1992. Genetika. Gadjah Mada University Press. Jakarta.
Wetherel, D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. Avery Publishing
Group Inc. New Jersey. Diakses pada tanggal 5 Maret 2013.
Yuwono Triwibowo, 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta. Diakses pada tanggal 10 Maret 2013.

Anda mungkin juga menyukai