Anda di halaman 1dari 21

www.lesthagasthy.wordpress.

com

HOME NEWS DOWNLOADS ACTION ARRIVAL TREES CONTACT PRIVACY ABOUT

Beranda beranda dasar ilmu anatomi Pembagian anatomi tubuh manusia Istilah yang lazim dipakai pada deskriptif anatomi

Aksis dan bidang penting Posisi anatomi Arah pergerakan Struktur sel dan jaringan Sistem Muskuloskeletal Sistem Skeletal video

SOAL

Struktur sel dan jaringan

Perkembangan biologi sel


Antara tahun 1875 dan 1895, terjadi berbagai penemuan mengenai fenomena seluler dasar, seperti CARI BLOG INI
mitosis, meiosis, dan fertilisasi, serta berbagai organel penting, seperti mitokondria, kloroplas, dan
badan Golgi.[22] Lahirlah bidang yang mempelajari sel, yang saat itu disebut sitologi. Cari
Perkembangan teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan sitologi
dan biokimia melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel.[23] Pada tahun 1960, perhimpunan
ilmiah American Society for Cell Biology didirikan di New York, Amerika Serikat, dan tidak lama
setelahnya, jurnal ilmiah Journal of Biochemical and Biophysical Cytology berganti nama menjadi LENCANA FACEBOOK
Journal of Cell Biology.[24] Pada akhir dekade 1960-an, biologi sel telah menjadi suatu disiplin ilmu
yang mapan, dengan perhimpunan dan publikasi ilmiahnya sendiri serta memiliki misi Lestha Aghasthy

mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel.[25]

S T R UK T UR

Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah di dalam
sel disebut sitoplasma.[26] Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA
sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut.[27] Selain itu, semua
sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan
digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.[5]
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel
prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam sel;
sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau inti sel,
sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel prokariotik,
sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel eukariotik.[7]

Sel prokariota
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Prokariota
Buat Lencana Anda

CONNECT WITH US

SAMPLE VIDEO

POPULAR POSTS

SOAL
Gambaran umum sel prokariota. 1. Apa yang dimaksud dengan nefron, sebutkan
Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan k aryon, 'biji'), tidak ada membran yang fungsinya? 2. Sebutkan fase pembentukan urine,
memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di sitoplasma dan jelaskan dimana terjadinya? 3. Mole...

disebut nuk leoid.[7] Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniseluler dengan sel berukuran
beranda
kecil (berdiameter 0,72,0 m dan volumenya sekitar 1 m3) serta umumnya terdiri dari selubung sel,
Anatomi Gambaran anatomis dari otot manusia.
membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain.[28] Anatomi (berasal dari bahasa Yunani
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika selubung tersebut anatomia , dari anat...
mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat atau kompleks karbohidrat-protein,
peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran
luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang memiliki selubung sel dari
protein. Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan protein, walaupun ada juga yang BLOG ARCH IVE
berbahan peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel pecah akibat tekanan osmotik pada
lingkungan yang memiliki konsentrasi lebih rendah daripada isi sel.[29] 2012 (2)
Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar selubung selnya. Banyak jenis bakteri memiliki Juni (2)
lapisan di luar dinding sel yang disebut k apsul yang membantu sel bakteri melekat pada permukaan SOAL
benda dan sel lain. Kapsul juga dapat membantu sel bakteri menghindar dari sel kekebalan tubuh beranda
manusia jenis tertentu. Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada permukaan benda dan sel lain
dengan benang protein yang disebut pilus (jamak: pili) dan fimbria (jamak: fimbriae). Banyak jenis
bakteri bergerak menggunakan flagelum (jamak: flagela) yang melekat pada dinding selnya dan Diberdayakan oleh Blogger.
berputar seperti motor.[30]
Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang terkonsentrasi pada
nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki bahan genetik tambahan yang disebut
MENGENAI SAY A
plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan oleh sel untuk
pertumbuhan meskipun sering kali plasmid membawa gen tertentu yang memberikan keuntungan
A N I K P U JI L E STA RI
tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap antibiotik.[31] Ikuti 0
Prokariota juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut sitoskeleton, yang pada mulanya
LI HA T P R O FI L LENG K A P K U
dianggap hanya ada pada eukariota.[32] Protein skeleton tersebut meregulasi pembelahan sel dan
berperan menentukan bentuk sel.[33]

Sel eukariota 0 More

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Eukariota


Gambaran umum sel tumbuhan.

Gambaran umum sel hewan.


Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan k aryon) memiliki
nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 m, sepuluh kali lebih besar daripada
bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini terdiri
dari medium semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel dengan bentuk
dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota.[7] Kebanyakan organel
dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua membran, misalnya
nukleus.
Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel eukariota, yaitu (1) mitokondria,
tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi; (2) retikulum endoplasma, suatu jaringan
membran tempat sintesis glikoprotein dan lipid; (3) badan Golgi, yang mengarahkan hasil sintesis sel
ke tempat tujuannya; serta (4) peroksisom, tempat perombakan asam lemak dan asam amino.
Lisosom, yang menguraikan komponen sel yang rusak dan benda asing yang dimasukkan oleh sel,
ditemukan pada sel hewan, tetapi tidak pada sel tumbuhan. Kloroplas, tempat terjadinya fotosintesis,
hanya ditemukan pada sel-sel tertentu daun tumbuhan dan sejumlah organisme uniseluler. Baik sel
tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniseluler memiliki satu atau lebih vakuola, yaitu organel
tempat menyimpan nutrien dan limbah serta tempat terjadinya sejumlah reaksi penguraian.[34]
Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan mengendalikan pergerakan
struktur di dalam sel eukariota.[34] Sentriol, yang hanya ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus,
juga terbuat dari sitoskeleton.[35]
Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi sel tumbuhan dan
membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga memiliki dinding sel, namun komposisinya berbeda dari
dinding sel bakteri maupun tumbuhan.[34] Di antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat
saluran yang disebut plasmodesmata.[36]

K O M P O NEN S UB S ELULER

Membran
Membran sel terdiri dari lapisan ganda fosfolipid dan berbagai protein.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Membran sel


Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai rintangan
selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh
volume sel.[7] Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Membran sel
bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul
lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi
kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut
berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya mengangkut molekul tertentu melewati
membran. Ada pula protein yang menjadi pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang
mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30%
protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.[37]

Nukleus
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Inti sel
Nukleus dan bagian-bagiannya.
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian lain gen
terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 m, organel ini umumnya
adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota.[38] Kebanyakan sel memiliki satu nukleus,
[39] namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang

tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya saat
berkembang.[40]
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut nuk leoplasma) dari
sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing merupakan lapisan ganda
lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan
sekitar 2040 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar 100 nm dan
pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus menyatu.[38]
Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin. Sewaktu sel siap
untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung, menjadi cukup tebal
untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.[38]
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah nukleolus, yang
merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini
kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi
ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap
reproduksi sel tersebut.[38]
Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim molekul pembawa
pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini lalu
dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan genetik
tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis.[38]

Ribosom
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang tinggi
memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom.[38]
Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA.
Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip dalam hal
struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang bergabung
membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton.[41]
Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar retikulum
endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol,
sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam
membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel.
Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat
menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu metabolismenya berubah.[38]

Sistem endomembran
Sistem endomembran sel.
Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem endomembran. Membran ini
dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer antarsegmen membran dalam
bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil. Sistem endomembran mencakup
selubung nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, berbagai jenis vakuola, dan
membran plasma.[38] Sistem ini memiliki berbagai fungsi, termasuk sintesis dan modifikasi protein
serta transpor protein ke membran dan organel atau ke luar sel, sintesis lipid, dan penetralan
beberapa jenis racun.[42]

Retikulum endoplasma

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Retikulum endoplasma


Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum =
'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum
endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.[42]
Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom.
Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel tertentu atau
membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong
ke bagian dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen.[43] Di dalam lumen, protein tersebut
mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat untuk membentuk
glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel di dalam vesikel kecil yang
menyembul keluar dari retikulum endoplasma, dan bergabung dengan organel yang berperan lebih
lanjut dalam modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang akan
mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke tujuan akhirnya.
Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya. Retikulum endoplasma
halus berfungsi, misalnya, dalam sintesis lipid komponen membran sel. Dalam jenis sel tertentu,
misalnya sel hati, membran retikulum endoplasma halus mengandung enzim yang mengubah obat-
obatan, racun, dan produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi senyawa-senyawa yang
kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh.[42]

Badan Golgi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Badan Golgi


Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas setumpuk kantong
pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan sisterna, tetapi ada
sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan
Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi
protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya terletak di antara retikulum
endoplasma dan membran plasma.[42]
Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara sisi yang menjauhi
nukleus disebut sisi trans. Ketika tiba di sisi cis, protein dimasukkan ke dalam lumen sisterna. Di
dalam lumen, protein tersebut dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat, ditandai
dengan penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim ke tujuannya masing-masing.
[43]

Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang disekresikan ke luar sel, ada yang
digabungkan ke membran plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula yang ditempatkan di
dalam lisosom. Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran plasma di dalam vesikel
sekresi, yang melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan membran plasma dalam proses
eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis, dapat terjadi bila membran plasma mencekung ke
dalam sel dan membentuk vesikel endositosis yang dibawa ke badan Golgi atau tempat lain,
misalnya lisosom.[42]

Lisosom

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lisosom


Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim hidrolitik untuk
menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit molekul yang sudah
diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai
ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi.[42]
Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis ketika suatu
vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi, lisosom
mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam fagositosis,
proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk
diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang disebut fagosit,
yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.[42]

Vakuola
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel tumbuhan. Membran vakuola,
yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas. Vakuola berasal dari kata
bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian karena organel ini tidak memiliki
struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari
gabungan banyak vesikel.[44]
Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak vakuola kecil yang kemudian
bergabung membentuk suatu vakuola sentral seiring dengan penambahan air ke dalamnya. Ukuran
sel tumbuhan diperbesar dengan menambahkan air ke dalam vakuola sentral tersebut. Vakuola
sentral juga mengandung cadangan makanan, garam-garam, pigmen, dan limbah metabolisme. Zat
yang beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam vakuola sebagai mekanisme pertahanan.
Vakuola juga berperan penting dalam mempertahankan tekanan turgor tumbuhan.[44]
Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel hewan dan protista
uniseluler. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisosom agar
makanan di dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola kontraktil, yang
mengeluarkan kelebihan air dari sel.[44]

Mitokondria

Gambaran umum mitokondria.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mitokondria


Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria, yang menempati sampai 25 persen
volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum hanya lebih kecil dari
nukleus, vakuola, dan kloroplas.[45] Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang seperti
benang (bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya.[46]
Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam, yang dipisahkan
oleh ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar daripada membran luar
karena memiliki lipatan-lipatan, atau k rista, yang menyembul ke dalam matrik s, atau ruang dalam
mitokondria.[45]
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu proses kimiawi yang
memberi energi pada sel.[47] Karbohidrat dan lemak merupakan contoh molekul makanan berenergi
tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam mitokondria, dengan
pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu ditangkap oleh molekul yang
disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar ATP sel.[42] Energi kimiawi ATP
nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai reaksi kimia dalam sel.[44] Sebagian besar
tahap pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP tersebut dilakukan oleh enzim-enzim yang
terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.[45]
Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari keseluruhan bagian sel lain.[46] Organel ini
memiliki DNA sendiri yang menyandikan sejumlah protein mitokondria, yang dibuat pada ribosomnya
sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota.[44]

Kloroplas
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kloroplas
Gambaran umum kloroplas.
Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid pada tumbuhan dan alga.[36]
Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosintesis, yaitu
serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam
molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.[48]
Satu sel alga uniseluler dapat memiliki satu kloroplas saja, sementara satu sel daun dapat memiliki
20 sampai 100 kloroplas. Organel ini cenderung lebih besar daripada mitokondria, dengan panjang 5
10 m atau lebih. Kloroplas biasanya berbentuk seperti cakram dan, seperti mitokondria, memiliki
membran luar dan membran dalam yang dipisahkan oleh ruang antarmembran. Membran dalam
kloroplas menyelimuti stroma, yang memuat berbagai enzim yang bertanggung jawab membentuk
karbohidrat dari karbon dioksida dan air dalam fotosintesis. Suatu sistem membran dalam yang
kedua di dalam stroma terdiri dari kantong-kantong pipih disebut tilak oid yang saling berhubungan.
Tilakoid-tilakoid membentuk suatu tumpukan yang disebut granum (jamak, grana). Klorofil terdapat
pada membran tilakoid, yang berperan serupa dengan membran dalam mitokondria, yaitu terlibat
dalam pembentukan ATP.[48] Sebagian ATP yang terbentuk ini digunakan oleh enzim di stroma untuk
mengubah karbon dioksida menjadi senyawa antara berkarbon tiga yang kemudian dikeluarkan ke
sitoplasma dan diubah menjadi karbohidrat.[49]
Sama seperti mitokondria, kloroplas juga memiliki DNA dan ribosomnya sendiri serta tumbuh dan
memperbanyak dirinya sendiri.[44] Kedua organel ini juga dapat berpindah-pindah tempat di dalam sel.
[49]

Peroksisom
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel eukariota.[50]
Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim yang terlibat dalam
reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2).[51] Hidrogen peroksida merupakan bahan
kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau
diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah mengoksidasi asam lemak
panjang menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk oksidasi sempurna.[50]
Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi berbagai molekul beracun yang memasuki
darah, misalnya alkohol. Sementara itu, peroksisom pada biji tumbuhan berperan penting mengubah
cadangan lemak biji menjadi karbohidrat yang digunakan dalam tahap perkecambahan.[51]
Sitoskeleton

Sitoskeleton sel eukariota;


mikrotubulus diwarnai hijau,
sementara mikrofilamen diwarnai
merah.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sitoskeleton


Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus, filamen intermediat, dan
mikrofilamen.[52] Protein sitoskeleton yang serupa dan berfungsi sama dengan sitoskeleton eukariota
ditemukan pula pada prokariota.[33] Mikrotubulus berupa silinder berongga yang memberi bentuk sel,
menuntun gerakan organel, dan membantu pergerakan kromosom pada saat pembelahan sel. Silia
dan flagela eukariota, yang merupakan alat bantu pergerakan, juga berisi mikrotubulus. Filamen
intermediat mendukung bentuk sel dan membuat organel tetap berada di tempatnya. Sementara itu,
mikrofilamen, yang berupa batang tipis dari protein aktin, berfungsi antara lain dalam kontraksi otot
pada hewan, pembentukan pseudopodia untuk pergerakan sel ameba, dan aliran bahan di dalam
sitoplasma sel tumbuhan.[53]
Sejumlah protein motor menggerakkan berbagai organel di sepanjang sitoskeleton eukariota. Secara
umum, protein motor dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu kinesin, dinein, dan miosin. Kinesin
dan dinein bergerak pada mikrotubulus, sementara miosin bergerak pada mikrofilamen.[54]

K O M P O NEN EK S T R A S ELULER
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Matriks ekstraseluler dan Sambungan sel
Sel-sel hewan dan tumbuhan disatukan sebagai jaringan terutama oleh matrik s ek straseluler, yaitu
jejaring kompleks molekul yang disekresikan sel dan berfungsi utama membentuk kerangka
pendukung. Terutama pada hewan, sel-sel pada kebanyakan jaringan terikat langsung satu sama lain
melalui sambungan sel.[55]

Matriks ekstraseluler hewan


Matriks ekstraseluler sel hewan berbahan penyusun utama glikoprotein (protein yang berikatan
dengan karbohidrat pendek), dan yang paling melimpah ialah kolagen yang membentuk serat kuat di
bagian luar sel. Serat kolagen ini tertanam dalam jalinan tenunan yang terbuat dari proteoglikan, yang
merupakan glikoprotein kelas lain[56] Variasi jenis dan susunan molekul matriks ekstraseluler
menimbulkan berbagai bentuk, misalnya keras seperti permukaan tulang dan gigi, transparan seperti
kornea mata, atau berbentuk seperti tali kuat pada otot. Matriks ekstraseluler tidak hanya
menyatukan sel-sel tetapi juga memengaruhi perkembangan, bentuk, dan perilaku sel.[57]

Dinding sel tumbuhan


Dinding sel tumbuhan merupakan matriks ekstraseluler yang menyelubungi tiap sel tumbuhan.[58]
Dinding ini tersusun atas serabut selulosa yang tertanam dalam polisakarida lain serta protein dan
berukuran jauh lebih tebal daripada membran plasma, yaitu 0,1 m hingga beberapa mikrometer.
Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan mencegah pengisapan air
secara berlebihan.[59]

Sambungan antarsel
Sambungan sel (cell junction) dapat ditemukan pada titik-titik pertemuan antarsel atau antara sel dan
matriks ekstraseluler. Menurut fungsinya, sambungan sel dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
(1) sambungan penyumbat (occluding junction), (2) sambungan jangkar (anchoring junction), dan (3)
sambungan pengomunikasi (communicating junction). Sambungan penyumbat menyegel permukaan
dua sel menjadi satu sedemikian rupa sehingga molekul kecil sekalipun tidak dapat lewat, contohnya
ialah sambungan ketat (tight junction) pada vertebrata. Sementara itu, sambungan jangkar
menempelkan sel (dan sitoskeletonnya) ke sel tetangganya atau ke matriks ekstraseluler. Terakhir,
sambungan pengomunikasi menyatukan dua sel tetapi memungkinkan sinyal kimiawi atau listrik
melintas antarsel tersebut. Plasmodesmata merupakan contoh sambungan pengomunikasi yang
hanya ditemukan pada tumbuhan.[60]

FUNG S I
Metabolisme
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan aktivitasnya disebut
metabolisme,[61] dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel.[3] Metabolisme yang
terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, dan reaksi anabolik,
yaitu reaksi penyusunan komponen sel.[62] Salah satu proses katabolik yang merombak molekul
makanan untuk menghasilkan energi di dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian besar
berlangsung di dalam mitokondria eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan ATP.
Sementara itu, contoh proses anabolik ialah sintesis protein yang berlangsung pada ribosom dan
membutuhkan ATP.

Komunikasi sel
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pensinyalan sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari dan kepada sel
lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi dan perkembangan tubuh
organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama lain dalam proses quorum
sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah jumlah mereka sudah cukup sebelum
membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan berkomunikasi untuk koordinasi proses
diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.
Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul (misalnya hormon)
atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul yang menghasilkan respons
sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi dengan kontak antarsel (misalnya melalui sambungan
pengomunikasi), penyebaran molekul sinyal ke sel yang berdekatan, penyebaran molekul sinyal ke
sel yang jauh melalui saluran (misalnya pembuluh darah), atau perambatan sinyal listrik ke sel yang
jauh (misalnya pada jaringan otot polos). Selanjutnya, molekul sinyal menembus membran secara
langsung, lewat melalui kanal protein, atau melekat pada reseptor berupa protein transmembran pada
permukaan sel target dan memicu transduksi sinyal di dalam sel. Transduksi sinyal ini dapat
melibatkan sejumlah zat yang disebut pembawa pesan kedua (second messenger) yang
konsentrasinya meningkat setelah pelekatan molekul sinyal pada reseptor dan yang nantinya
meregulasi aktivitas protein lain di dalam sel. Selain itu, transduksi sinyal juga dapat dilakukan oleh
sejumlah jenis protein yang pada akhirnya dapat memengaruhi metabolisme, fungsi, atau
perkembangan sel.[63][64]
Siklus sel
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Siklus sel

Video yang
dipercepat
menggambarkan
pembelahan sel
bakteri E. coli
Setiap sel berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap kehidupan sel antara
pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut sebagai siklus sel.[65] Pada kebanyakan sel,
siklus ini terdiri dari empat proses terkoordinasi, yaitu pertumbuhan sel, replikasi DNA, pemisahan
DNA yang sudah digandakan ke dua calon sel anakan, serta pembelahan sel.[66] Pada bakteri,
proses pemisahan DNA ke calon sel anakan dapat terjadi bersamaan dengan replikasi DNA, dan
siklus sel yang berurutan dapat bertumpang tindih. Hal ini tidak terjadi pada eukariota yang siklus
selnya terjadi dalam empat fase terpisah sehingga laju pembelahan sel bakteri dapat lebih cepat
daripada laju pembelahan sel eukariota.[67] Pada eukariota, tahap pertumbuhan sel umumnya terjadi
dua kali, yaitu sebelum replikasi DNA (disebut fase G1, gap 1) dan sebelum pembelahan sel (fase
G2). Siklus sel bakteri tidak wajib memiliki fase G1, namun memiliki fase G2 yang disebut periode D.
Tahap replikasi DNA pada eukariota disebut fase S (sintesis), atau pada bakteri ekuivalen dengan
periode C. Selanjutnya, eukariota memiliki tahap pembelahan nukleus yang disebut fase M (mitosis).
Peralihan antartahap siklus sel dikendalikan oleh suatu perlengkapan pengaturan yang tidak hanya
mengoordinasi berbagai kejadian dalam siklus sel, tetapi juga menghubungkan siklus sel dengan
sinyal ekstrasel yang mengendalikan perbanyakan sel. Misalnya, sel hewan pada fase G1 dapat
berhenti dan tidak beralih ke fase S bila tidak ada faktor pertumbuhan tertentu, melainkan memasuki
keadaan yang disebut fase G0 dan tidak mengalami pertumbuhan maupun perbanyakan. Contohnya

adalah sel fibroblas yang hanya membelah diri untuk memperbaiki kerusakan tubuh akibat luka.[66]
Jika pengaturan siklus sel terganggu, misalnya karena mutasi, risiko pembentukan tumoryaitu
perbanyakan sel yang tidak normalmeningkat dan dapat berpengaruh pada pembentukan kanker.
[68]

Diferensiasi sel
Diferensiasi sel menciptakan keberagaman jenis sel yang muncul selama perkembangan suatu
organisme multiseluler dari sebuah sel telur yang sudah dibuahi. Misalnya, mamalia yang berasal dari
sebuah sel berkembang menjadi suatu organisme dengan ratusan jenis sel berbeda seperti otot,
saraf, dan kulit.[69] Sel-sel dalam embrio yang sedang berkembang melakukan pensinyalan sel yang
memengaruhi ekspresi gen sel dan menyebabkan diferensiasi tersebut.[70]

Kematian sel terprogram


Sel dalam organisme multiseluler dapat mengalami suatu kematian terprogram yang berguna untuk
pengendalian populasi sel dengan cara mengimbangi perbanyakan sel, misalnya untuk mencegah
munculnya tumor. Kematian sel juga berguna untuk menghilangkan bagian tubuh yang tidak
diperlukan. Contohnya, pada saat pembentukan embrio, jari-jari pada tangan atau kaki manusia pada
mulanya saling menyatu, namun kemudian terbentuk berkat kematian sel-sel antarjari. Dengan
demikian, waktu dan tempat terjadinya kematian sel, sama seperti pertumbuhan dan pembelahan sel,
merupakan proses yang sangat terkendali. Kematian sel semacam itu terjadi dalam proses yang
disebut apoptosis yang dimulai ketika suatu faktor penting hilang dari lingkungan sel atau ketika
suatu sinyal internal diaktifkan. Gejala awal apoptosis ialah pemadatan nukleus dan fragmentasi DNA
yang diikuti oleh penyusutan sel.[71]

K AJ I AN T ENT ANG S EL

Biologi sel modern berkembang dari integrasi antara sitologi, yaitu kajian tentang struktur sel, dan
biokimia, yaitu kajian tentang molekul dan proses kimiawi metabolisme. Mikroskop merupakan
peralatan yang paling penting dalam sitologi, sementara pendekatan biokimia yang disebut fraksinasi
sel juga telah menjadi sangat penting dalam biologi sel.[72]

Mikroskopi
Silia pada permukaan sel bagian
dalam trakea mamalia dilihat dengan
SEM (perbesaran 10.000 kali pada
berkas aslinya).

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mikroskop


Mikroskop berperan dalam kajian tentang sel sejak awal penemuannya. Jenis mikroskop yang
digunakan para ilmuwan Renaisans dan yang kini masih banyak digunakan di laboratorium ialah
mikroskop cahaya. Cahaya tampak dilewatkan menembus spesimen dan kemudian lensa kaca yang
merefraksikan cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen tersebut diperbesar ketika
diproyeksikan ke mata pengguna mikroskop. Namun demikian, mikroskop cahaya memiliki batas
daya urai, yaitu tidak mampu menguraikan perincian yang lebih halus dari kira-kira 0,2 m (ukuran
bakteri kecil). Pengembangan teknik penggunaan mikroskop cahaya sejak awal abad ke-20
melibatkan usaha untuk meningkatkan kontras, misalnya dengan pewarnaan atau pemberian zat
fluoresen. Selanjutnya, biologi sel mengalami kemajuan pesat dengan penemuan mikroskop elektron
yang menggunakan berkas elektron sebagai pengganti cahaya tampak dan dapat memiliki resolusi
(daya urai) sekitar 2 nm. Terdapat dua jenis dasar mikroskop elektron, yaitu mikroskop elektron
transmisi (transmission electron microscope, TEM) dan mikroskop elektron payar (scanning electron
microscope, SEM). TEM terutama digunakan untuk mengkaji struktur internal sel, sementara SEM
sangat berguna untuk melihat permukaan spesimen secara rinci.[72]

Rekomendasikan ini di Google


0 KOM ENT AR:

P OS KAN KOM ENT AR

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Account

Publikasikan Pratinjau

RE CE NT P OS T S MY VIS IT E RE CE NT COMME NT S
WORDP RE S S

FOLLOWE RS

Copy ri ght 2012 DIA NHUS A DA A NA TOM I. Des i gn B y P rox prom o | S pons ored by bl ogac c es s - s pac e bac k grounds - dom ai n

Anda mungkin juga menyukai