Anda di halaman 1dari 6

DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal.

1-4
DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2

Judul Ditulis dengan Font Cambria 16pt (Max 12 Kata: Bahasa


Indonesia)
First Author*1, Second Author2, Third Author3
1,2,3
Institution/affiliation
3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Lancang Kuning
*e-mail: xxxx@xxxx.xxx1, xxxx@xxxx.xxx2, xxxx@xxxx.xxx3

Abstract  Cambria, Bold, 10 pt


The skin of salak fruit contains flavonoid compounds and tannins as well as a small amount of
alkaloids. The flavonoid content in salak bark extract is able to reduce glucose levels in the blood. Ethanol
extract of salak fruit peel contains secondary metabolites of alkaloids, flavonoids, quinones, monoterpenes
and sesquiterpenes. Salak skin also has great potential to be marketed into food products as a liquid drink
that is good for health. This activity is carried out aimed at training human resources skills and economic
recovery of the people of Karangrejo Village after the Covid-19 pandemic and utilizing salak skin waste as
tea that can be used to reduce blood sugar levels in people with diabetes mellitus. The solution to this
problem is to process salak skin into processed products in the form of salak skin tea In this innovation, it is
not only useful in the world of health, but can be an idea for businesses that have rich benefits with simple
processing and are very easy to reach ranging from teenagers to adults and even the elderly.

Keywords: Salak Skin Tea, Blood Sugar Levels, Diabetes Mellitus

Abstrak  Cambria, Bold, 10 pt


Kulit buah salak mengandung senyawa flavonoid dan tannin serta sedikit alkaloid. Kandungan
flavonoid didalam ekstrak kulit salak mampu menurunkankan kadar glukosa dalam darah. Ekstrak etanol
kulit buah salak mengandung metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, kuinon, monoterpen dan seskuiterpen.
kulit salak juga memiliki potensi besar dipasarkan menjadi produk pangan sebagai minuman berantioksida
yang baik untuk kesehatan. Kegiatan ini dilakukan bertujuan melatih skil sumber daya manusia dan
pemulihan ekonomi masyarakat Desa Karangrejo pasca pandemi Covid-19 dan memanfaatkan limbah kulit
salak sebagai Teh yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes
mellitus. Solusi dari permasalahan ini adalah mengolah kulit salak menjadi produk olahan berupa teh kulit
salak Pada inovasi kali ini bukan hanya bermanfaat dalam dunia kesehatan saja, akan tetapi bisa menjadi
ide untuk usaha yang memiliki kaya akan manfaat dengan pengolahan yang sederhana dan sangat mudah
dijangkau mulai dari kalangan remaja hingga dewasa bahkan lanjut usia.

Kata kunci: Teh Kulit Salak, Kadar Gula Darah, Diabetes Melitus

1. PENDAHULUAN  Cambria, Bold, 11 pt


Selama ini kulit salak dianggap hanya sebagai limbah. Namun, menurut (Sahputra, 2008)
dari hasil uji fitokimia yang dilakukan mengenai kulit buah salak terdapat kandungan
antioksidan seperti flavonoid, tannin dan sedikit alkadoid. Pada penelitian yang dilakukan
Kanon (2012) mengenai efektivitas ekstrak kulit buah salak terhadap wistar yang diberi
perlakuan pemberian sukrosa didapat hasil ekstrak kulit salak mampu menurunkan kadar gula
di dalam darah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut pembuatan teh herbal berbasis kulit salak
adalah alternative untuk terapi bagi penderita diabetes mellitus. Pemanfaatan kulit salak dengan
bahan lain seperti daun pandan dan kayu manis dalam pembuatan teh herbal berbasis kulit
salak adalah agar rasa dan aroma teh herbal yang dihasilkan dapat diterima secara organoleptik.
(Widyaningsih, 2014)
Selain buah salak, kulit salak juga banyak diteliti memiliki antioksidan. Hasil uji fitokimia
menunjukkan kulit buah salak mengandung senyawa flavonoid dan tannin serta sedikit alkaloid.
Kandungan flavonoid di dalam ekstrak kulit salak mampu menurunkan kadar glukosa dalam
darah. Ekstrak etanol kulit buah salak mengandung metabolit sekunder alkaloid, polifenolat,
flavonoid, 93mbien, kuinon, monoterpen dan seskuiterpen. Ekstrak etanol kulit buah salak
memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 229,27 ± 6,35 (μg/Ml).Berdasar nilai
kapasitas antioksidan dan IC50, ekstrak kulit salak memiliki potensi besar untuk dipasarkan

P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 1


DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4
DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2

menjadi produk pangan sebagai minuman berantioksidan yang baik untuk kesehatan, selain itu
juga sebagai upaya pemanfaatan kulit salak sehingga bernilai ekonomis. ( Ghofur, 2022)
Pada penelitian ini, kulit salak diformulasikan dengan kayu manis dan pandan wangi
menjadi produk pangan fungsional menjadi sebuah minuman herbal yang dikenal dimasyarakat
sebagai teh herbal berbasis kulit salak yang penggunaanya praktis dan higienis. Dikarenakan
pada saat ini konsumen cenderung ingin mengkonsumsi produk yang mudah disimpan, dibawa,
disajikan, lebih praktis dan higienis yaitu minuman instan. Dalam pembuatan teh herbal kulit
salak ini digunakan pemanis alami bebas kalori yaitu stevia yang tidak memicu peningkatan
glukosa darah. Diharapkan teh herbal kulit salak ini dapat dikembangkan sebagai minuman
berbahan alami yang bermanfaat bagi pengobatan DM. (Anjani, Puncak Putri : 2015)
Karena di Desa Karangrejo kecamatan Karanggeneng banyak yang mengalami Diabetes
Melitus dan belum bisa mengontrol dalam pola makan untuk menjaga kestabilan kadar gulanya.
Sehingga penulis memiliki inovasi untuk memanfaatkan kulit salak diolah menjadi teh yang
bermanfaat dalam menjaga kestabilan kadar gula pada penderita Diabetes Mellitus di Desa
Karangrejo Kecamatan Karanggeneng.
Pada inovasi kali ini tidak hanya bermanfaat dalam dunia kesehatan, akan tetapi dapat
menjadi ide untuk usaha dalam pengembangan ekonomi masyarakat pasca pandemi dengan
step by step pembuatan yang sangat mudah, yang memiliki kaya akan manfaat dan sangat
mudah dijangkau mulai dari kalangan remaja hingga dewasa bahkan lanjut usia.

2. METODE  Cambria, Bold, 11 pt


Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini di laksanakan pada tanggal 1 Agustus - 31 Agustus
2022 di Desa Karangrejo Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan dan pada tanggal 27
Agustus 2022 seluruh mahasiswa KKN memberikan pelatihan pembuatan teh dari limbah kulit
salak yang di ikuti anggota PKK di Desa Karangrejo. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi
mahasiswa untuk mencetuskan ide sebagai wadah untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan
yang telah didapatkan di bangku perkuliahan secara langsung kepada masyarakat Desa
Karangrejo, melihat potensi yang ada di desa karangrejo mahasiswa berinovasi untuk
melakukan pemberdayaan kepada masyarakat desa dengan memanfaatkan limbah kulit salak.
Hal ini dilakukan karena sebagian besar masyarakatnya belum mengetahui besarnya manfaat
kulit salak bagi kesehatan, sehingga warga sekitar cenderung hanya memanfaatkan daging
buahnya saja untuk dikonsumsi, sedangkan kulit salak yang ada dibuang begitu saja.
Dalam pelatihan ini hal pertama yang dilakukan yaitu penyampaian materi dilanjutkan
dengan pendemonstrasian dan praktik langsung oleh ibu-ibu PKK yang hadir. Proses produksi
teh ini dilakukan dengan tahapan pembersihan bahan, pengeringan menggunakan sinar
matahari serta penggilingan bahan untuk kemudian dikemas dalam kemasan teh kantong,selain
memberikan pelatihan proses produksi, masyarakat juga dibekali dengan pelatihan cara
pembuatan label produk hingga cara pemasaran melalui media online. Melalui pelatihan ini
diharapkan agar semua kalangan mampu dan terampil dalam mengolah produk herbal, cara
pengemasan, pembuatan label produk, hingga cara pemasarannya secara online, sehingga
memberikan peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian.
Berdasarkan riset jurnal Identifikasi kebutuhan pelatihan digunakan untuk mengetahui
metode pelatihan yang tepat agar tujuan yang ditentukan tercapai. Karaktristik dan kondisi
mitra menjadi beberapa pertimbangan untuk menentukan hal ini. Diperlukan tinjauann media
dan teknologi yang tepat untuk membina peserta pelatihan secara komprehensif. Dari kondisi
mitra 1, diperlukan metode berupa transfer pengetahuan tentang limbah kulit salak yang dapat
digunakan sebagai bahan pangan. Selain itu perlu dilakukan demonstrasi dan praktek cara
membuat teh dari kulit salak. Setelah pelatihan dibutuhkan pendampingan agar mitra 1 dapat
benar-benar mandiri dalam membuat produk.

P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 2


DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4
DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2

3. HASIL DAN PEMBAHASAN  Cambria, Bold, 11 pt


Pelatihan dan pembuatan produk inovasi teh kulit salak yang diadakan oleh KKN
kelompok 1 untuk masyarakat Desa Karangrejo yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus
2022 bertempat di Balai Desa Karngrejo. Satu minggu sebelum pelaksanaan pelatihan dan
pembuatan produk inovasi teh kulit salak dilakukan berbagai persiapan, baik koordinasi
kelompok KKN, koordinasi dengan kepala desa, koordinasi dengan ketua PKK, maupun
koordinasi untuk belanja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan teh kulit salak.
Hasil koordinasi dengan Kepala Desa Karangrejo adalah menyetujui adanya program
pelatihan dan pembuatan produk inovasi teh kulit salak dengan harapan dapat membantu
masyarakat Dusun Karangrejo dalam pemanfaatan limbah kulit salak menjadi sebuah inovasi
yang bernilai jual tinggi. Koordinasi mengenai perlengkapan dan bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan teh kulit salak dilakukan oleh kelompok KKN.
Pelatihan dan pembuatan produk inovasi teh kulit salak ini yang pertama dilakukan
pemaparan materi mengenai manfaat dan potensi yang terdapat pada kulit salak setelah itu
dilakukan pendemonstrasian dan dilanjutkan dengan praktik pembuatan yang dilakukan ibu-ibu
PKK yang hadir. Peralatan dan bahan yang digunakan antara lain baskom (dua buah), sendok
(dua buah), saringan (satu buah), gelas (dua buah), blander (satu buah), kemasan produk, stiker,
kulit salak yang sudah dikeringkan dan jahe bubuk. Cara pembuatan teh kulit salak dengan
metode sebagai berikut
a. Kulit salak yang buahnya baru dipakai dicuci bersih dengan air untuk menghilangkan
kotoran atau debu-debu yang menempel. Jangan memakai kulit salak yang sudah lama
karna rentan bakteri atau pembusukan.
b. Kulit salak dijemur sekitar 1-2 hari dibawah sinar matahari atau di panaskan pada oven
dengan suhu kurang dari 70oC sampai kering. Tujuan pengeringan adalah mengurangi
kadar air dan mencegah pertumbuhan jamur
c. Hasil pengeringan kulit salak kemudian dipotong kecil-kecil agar lebih mudah
dihancurkan
d. Potongan-potongan kecil kulit salak kemudian digiling dengan blander sampai menjadi
bubuk halus(rasa original) dan bisa ditambahkan bubuk jahe pada saat penggilingan
untuk mengahsilkan rasa jahe atau bisa ditambahkan variasi rasa yang lain sesuai selera
e. Hasil penggilingan diayak terlebih dahulu untuk mendapatkan serbuk yang benar-benar
halus
f. Produk dikemas ke dalam pouch yang sudah ditempel stiker dan produk siap dipasarkan
Program pelatihan dan pembuatan produk inovasi teh kulit salak dianggap berhasil karena
mendapat antusias dan partisipasi dari masyarakat Dusun Karangrejo yang telah membantu
menyediakan fasilitas baik berupa barang dan jasa yang dibutuhkan selama persiapan dan
pelaksanaan program penyuluhan inovasi salak. Antusias masyarakat dapat dinilai dari
keaktifan berinteraksi dan bertanya kepada narasumber terkait langkah-langkah dan manfaat
dari teh kulit salak yang dianggap belum mengerti. Selain itu, ibu-ibu diminta langsung untuk
membantu membuat teh kulit salak.
Hasil yang dicapai dalam program pelatihan dan pembuatan produk inovasi teh kulit yaitu
masyarakat dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan hingga pengemasan dan
pemasaran yang baik dari produk teh kulit salak sehingga diharapkan dapat menjadi bekal
dalam mengembangkan dan menjadi motivasi untuk membuka usaha mandiri yang akan
memberikan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat Desa Karangrejo. Dengan adanya
program ini masyarakat Desa Karangrejo diharapkan dapat memanfaatkan kulit salak yang
notabennya kulit salak merupakan limbah atau sampah yang tidak bisa dikonsumsi dengan
adanya pelatihan ini masyarakat Desa Karangrejo dapat merubah limbah kulit salak menjadi
suatu produk yang dapat dikonsumsi serta memiiki manfaat yang baik untuk kesehatan dan juga
menjadi peluang usaha masyarakat Desa Karangrejo yang dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat.

P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 3


DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4
DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2

Gambar 1. Pemaparan materi Gambar 2. Proses pembuatan Gambar 3. Produk

Gambar 4. Pendemonstrasian Gambar 5. Praktik

Gamabar 6. Kegiatan Pelatihan

4. KESIMPULAN  Cambria, Bold, 11 pt


1. Pelatihan ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat desa akan pentingnya
pemanfaatan limbah. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa yang bisa
dimanfaatkan dari buah salak hanyalah daging dari pada buah salak itu saja. Kulit salak
yang notabennya adalah barang yang biasanya tidak memiliki nilai jual karena dianggap
sampah dan tidak dapat dikonsumsi ternyata bisa dimanfaatkan menjadi barang yang
berguna dan memiliki nilai jual.
2. Program ini telah mampu memberikan pengetahuan baru dan juga ketrampilan
membuat teh dari kulit salak untuk warga masyarakat Desa Karangrejo. Hal ini

P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 4


DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4
DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2

dibuktikan dengan para peserta pelatihan mampu membuat atau mempraktikkan


sendiri pembuatan teh dari kulit salak dengan variasi bubuk jahe pasca pelatihan usai.
Dengan demikian, harapan dari pada pelatihan ini adalah masyarakat desa Karangrejo
khususnya yang memiliki penyakit atau indikasi diabetes dapat memanfaatkan teh kulit
salak ini.
3. Warga masyarakat desa Karangrejo merespon baik kegiatan pelatihan dari kulit salak
ini, masyarakat berharap hal ini dapat menjadi salah satu bentuk usaha kreatif
masyarakat yang mampu meningkatkan kesejarteraan masyarakat desa Karangrejo.
Diharapkan pula hal ini juga membuka peluang usaha baru untuk masyarakat dengan
memanfaatkan kulit salak menjadi barang yang memiliki nilai jual yang tinggi dengan
segala kandungan gizi yang ada di dalamnya.

UCAPAN TERIMA KASIH (Bila Perlu)  Cambria, Bold, 11 pt


Terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan jurnal ini,
Disampaikan juga ucapan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Lapangan Bu Diah Eko
Martini yang telah mendukung, membimbing dan membantu kami dalam menyelesaikan
kegiatan ini dan kepada teman- teman yang ikut membantu melaksanakan kegiatan KKN ini.

DAFTAR PUSTAKA  Cambria, Bold, 11 pt


Untuk kualitas artikel yang baik untuk diterbitkan, editor mengharuskan penulis untuk
menggunakan referensi primer (jurnal) dengan komposisi minimal 80% dibanding referensi
lain pada daftar pustaka. Penulis diminta untuk menggunakan referensi yang mutakhir yang
dipublikasikan dalam 5 sampai 10 tahun terakhir. Jurnal ini tidak menggunakan footnote pada
badan naskah, segala sumber pustaka mengikuti aturan penulisan pengutipan dan Daftar
Pustaka.
Mulai tahun 2020, format pengutipan dalam naskah dan tampilan daftar pustaka pada
DINAMISIA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat mengikuti American Physicological
Association (APA). Lebih lengkapnya, penulis dapat mempelajari penulisannya pada APA
Format Citation Guide, atau dapat mengikuti petunjuk pada pedoman penulisan.
Semua kutipan dalam teks harus dimasukkan dalam referensi, dan semua referensi harus
disebutkan dalam teks. Periksa daftar pustaka terhadap kutipannya dalam teks sebelum
mengirimkan naskah.
Pengutipan pada naskah (in-text citation) harus sesuai dengan yang tetera pada Daftar Pustaka.
Pengutipan ini diikuti oleh atau mengakhiri kalimat atau frasa yang dikutip dari sumbernya.
Pada naskah mengutip dengan cara mencantumkan nama belakang penulis diikuti tahun
terbitan artikel yang dikutip.

Jurnal:
Bhuvaneswari, K., Geethalakshmi, V., Lakshmanan, A., Srinivasan, R., & Sekhar, N. U. (2013).
The impact of El Nino/ Southern Oscillation on hydrology and rice productivity in the
Cauvery Basin, India: Application of the soil and water assessment tool. Weather and
Climate Extremes, 2, 39-47.
Brennan, M. A., & Israel, G. D. (2008). The power of community. Community Development,
39(1), 82-97.

Ghofur, A., Efendi, Y., & Nur Irawan, M. R. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pemanfaatan Limbah Kulit Salak Menjadi Produk Unggul Melalui Model Industri
Kreatif Di Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. BERDAYA: Jurnal Pendidikan
Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 91–98.
https://doi.org/10.36407/berdaya.v2i2.217

P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 5


DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4
DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2

Ariesanti (2015). (2014). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連


指標に関する共分散構造分析 Title. 2030(c), 169–179.

Buku:
McKibbin, B. (2007). Deep economy: The wealth of communities and the durable future. New
York: Times Books/Henry Hold and Co.

Chapter in an edited book:


Pigg, K. E., & Bradshaw, T. K., (2003). Catalytic community development: A theory of practice
for changing rural society. In D. L. Brown & L. E. Swanson (Eds.), Challenges for rural
America in the twenty-first century (pp. 385-396). University Park, PA: Pennsylvania State
University Press.

Sumber Internet
U.S. Census Bureau. (2000). State and Country QuickFacts. Washington, D.C.: United States
Bureau of the Census. Retrieved November 7, 2008,
from http://quickfacts.census.gov/qfd/

Tambahan: Jumlah referensi minimal 10 dan wajib mensitasi ke salah satu artikel dinamisia

P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 6

Anda mungkin juga menyukai