Anda di halaman 1dari 29

PSIKOEDUKASI PADA CAREGIVER

PASIEN SKIZOFERNIA
REFERAT
 
OLEH

DELLA DEBASTIWI (19100707360803128)


TITI HARDIYANTI PRATIWI (19100707360803127)
IMELDA (20100707360803127)

PRESERPTOR
dr. SHINTA BRISMA, Sp.KJ
BAB I
PENDAHULUN

Menurut WHO,
Skizofrenia adalah gangguan mental kronis dan parah yang
ditandai oleh distorsi dalam berpikir, persepsi, emosi, bahasa,
rasa diri dan perilaku, serta pengalaman umum memiliki
halusinasi (mendengar suara-suara atau melihat hal-hal yang
tidak ada) dan delusi (keyakinan yang salah dan tetap)
WHO menyebutkan bahwa skizofrenia merupakan gangguan
jiwa terberat yang menyerang lebih dari 21 juta orang di seluruh
dunia

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

Indonesia

tahun 2018 prevalensi penderita skizofrenia sebesar 0,7% atau


sekitar 1.850.000 jiwa.

tahun 2013 yaitu sebesar 0,17% atau sekitar 420.000 jiwa.


Global Burden of
Disease,

Skizofrenia dikategorikan sebagai kelompok penyakit dengan tingkat


disabilitas tertinggi, sehingga membutuhkan pendamping dalam melakukan
kegiatan sehari-hari. Gejala skizofrenia mengakibatkan pasien mengalami
penurunan kemampuan merawat diri, fungsi sosial okupasi, bahkan kualitas
hidup .
Keluarga mempunyai peranan yang penting di dalam pemeliharaan atau
rehabilitasi anggota keluarga yang menderita gangguan skizofrenia,
sehingga caregiver mempunya peranan yang penting dalam proses
penyembuhan pasien skizofrenia.
Pengetahuan yang benar tentang skizofrenia dapat ditingkatkan melalui
psikoedukasi.

Psikoedukasi keluarga adalah terapi yang digunakan


untuk memberikan informasi pada keluarga sehingga
peningkatan keluarga tercapai.

• Psikoedukasi keluarga bukan hanya memulihkan keadaan penderita


melainkan juga bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemapuan keluarga dalam merawat penderita dan mengatasi masalah
kesehatan jiwa, sehingga kemungkinan kambuh dapat dicegah.
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana psikoedukasi yang tepat diberikan kepada caregiver pasien


skizofernia ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Referat ini disusun untuk dapat mengetahui dan memahami mengenai
psikoedukasi pada caregiver pasien skizofernia

1.3.2 Tujuan Khusus


Pemahaman konsep tentang skizofernia dan psikoedukasi pada cargiver
pasien skizofernia.
BAB II
Skizofrenia TINJAUAN PUSTAKA

Menurut PPDGJ III

merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab


dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan
social budaya. Pada umunya ditandai oleh penyimpangan
yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi,
serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul
(blunted).
Epidemiologi

Prevalensi skizofrenia berdasarkan jenis kelamin adalah sama antara laki-


laki dan perempuan Namun, kedua jenis kelamin tersebut berbeda awitan
dan perjalanan penyakitnya. Awitan terjadi lebih dini pada pria dibanding
wanita. Usia puncak onset untuk laki-laki adalah sampai 8 sampai 25
tahun, sedangkan untuk wanita usia puncak nset adalah 25 sampai 35
tahun. Onset skizofrenia sebelum usia 10 tahun atau sesudah 50 tahun
adalah sangat jarang.
Gejala Skizofrenia
Gejala positif Gejala negatif

Halusinasi  pasien skizofrenia mungkin kehilangan motivasi dan apatis, kehilangan


mendengar suara-suara atau melihat sesuatu energi dan minat dalam hidup yang membuat
yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami pasien menjadi orang yang malas,penarikan diri
suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya dari pergaulan sosial, menurunnya kinerja sosial
Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin
ditolong dan berharap, selalu menjadi bagian
Penyesatan pikiran (delusi)  kepercayaan dari hidup klien skizofrenia, mereka tidak
yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu merasa memiliki perilaku yang menyimpang,
yang kadang berlawanan dengan kenyataan. tidak bisa membina hubungan relasi dengan
orang lain, dan tidak mengenal cinta.
Kegagalan berpikir, Kebanyakan pasien tidak
mampu memahami hubungan antara
kenyataan dan logika. Karena pasien
skizofrenia tidak mampu mengatur pikirannya
membuat mereka berbicara secara
serampangan dan tidak bisa ditangkap secara
logika.
Diagnosis
Pedoman diagnostik skizofrenia berdasarkan PPDGJ III

A • Thought echo  isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda, atau
• Thought insertion or withdrawal  isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu
dari luar dirinya (Withdrawal) dan
• Thought broadcasting  isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umumnya mengetahuinya.
Diagnosis
Pedoman diagnostik skizofrenia berdasarkan PPDGJ III

B • Delusion of control  waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan


tertentu dari luar atau
• Delusion of influence  waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatantertentu dari luar atau
• Delusion of passivity  waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan
khusus).
• Delusion perception  pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna
sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik dan mukjizat.
Diagnosis
Pedoman diagnostik skizofrenia berdasarkan PPDGJ III

C Halusional Auditorik ;
• Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku
pasien.
• Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara
yang berbicara atau
• Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

D Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan agama atau politik
tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa.
E Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan terus menerus.

F Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang
berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

G Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

H Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang
menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan
sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.
Penatalaksanaan

Terapi Biologis Terapi Psikososial

obat antipsikosis pembedahan bagian otak terapi keluarga


terapi kelompok

terapi Elektrokonvulsif
Terapi Biologis

Obat antipsikosis  penenang utama

Obat tersebut dapat menimbulkan rasa kantuk dan kelesuan, tetapi


tidak mengakibatkan tidur yang lelap, sekalipun dalam dosis yang
sangat tinggi (orang tersebut dapat dengan mudah terbangun).

Obat yang digunakan  chlorpromazine dan fluphenazine


yang ditandai dengan sedatif yang kuat. Obat ini disebut obat
penenang utama. Obat tersebut dapat menimbulkan rasa
kantuk dan kelesuan, tetapi tidak mengakibatkan tidur yang
lelap, sekalipun dalam dosis yang sangat tinggi (orang
tersebut dapat dengan mudah terbangun). Obat ini cukup tepat
bagi penderita skizofrenia yang tampak tidak dapat
menyaring stimulus yang tidak relevan
Terapi Biologis

Terapi Elektrokonvulsif (ECT) juga pembedahan bagian otak (prefrontal lobotomy)


dikenal sebagai terapi electroshock
 proses operasi primitif dengan cara
pada penatalaksanaan terapi biologis.
membuang "stone of madness' atau disebut
dengan batu gila yang dianggap menjadi
Antusiasme awal terhadap ECT penyebab perilaku yang terganggu.
semakin memudar karena metode ini
kemudian diketahui tidak
menguntungkan bagi sebagian besar
penderita skizofrenia
Terapi Psikososial

terapi kelompok terapi keluarga

berkumpul dan saling berkomunikasi Terapi ini digunakan untuk penderita yang
merupakan terapi yang berperan sebagai telah keluar dari rumah sakit jiwa dan
fasilitator dan sebagai pemberi arah di tinggal bersama keluarganya. campur
dalamnya. tangan keluarga sangat membantu dalam
Para peserta terapi saling memberikan proses penyembuhan, atau sekurang-
feedback tentang pikiran dan perasaan yang kurangnya mencegah kambuhnya
dialami. Peserta diposisikan pada situasi penyakit penderita, dibandingkan dengan
sosial yang mendorong peserta untuk terapi-terapi secara individual.Dalam hal
berkomunikasi, sehingga dapat memperkaya ini, keluarga diberi informasi tentang
pengalaman peserta dalam kemampuan pengetahuan tentang keadaan penderita
berkomunikasi. dan cara-cara untuk menghadapinya.
untuk keluarga harus menghindari
ungkapan-ungkapan emosi yang bisa
mengakibatkan penyakit penderita
kambuh kembali
Caregiver Skizofrenia

Pengertian caregiver adalah seorang Individu yang merawat dan mendukung


individu lain (pasien) dalam kehidupannya merupakan caregiver

Caregiver mempunyai tugas sebagai dukungan emosional, merawat pasien


(memandikan, memakaikan baju, menyiapkan makan, menyiapkan obat),
pembukuan, membuat keputusan tentang perawatan dan berkomunikasi
dengan pelayanan kesehatan formal
Jenis

Caregiver dibagi menjadi caregiver informal dan caregiver formal.

caregiver informal adalah seseorang (anggota keluarga, teman, atau


tetangga) yang memberikan perawatan tanpa dibayar, paruh waktu
atau sepanjang waktu, tinggal bersama maupun terpisah dengan
orang yang dirawat.

caregiver formal adalah caregiver yang merupakan bagian dari sistem


pelayanan baik dibayar maupun sukarelawan
Fungsi

menyediakan makanan, membawa pasien ke dokter, dan


memberikan dukungan emosional, kasih sayang, perhatian,
caregiver juga membartu pasien dalam mengambil keputusan.
Pada stadium akhir penakitnya, caregiver inilah yang membuat
keputusaan untuk pasiennya. Keluarga caregiver merupakan
penasihat yang sangat penting yang diperlukan oleh pasien
Dampak Perawatan Caregiver

“Studi melaporkan bahwa caregiver mengalami penurunan


kesehatan fisik serta lebih tinggi dalam penggunaan obat
daripada orang yang bukan caregiver. Memberikan perawatan
atau caregiving diasosiasikan dengan munculnya beban,
peningkatan depresi dan kecemasan, serta berkurangnya
kepuasan hidup”

Selain itu, “caregiving menyebabkan caregiver mengalami


berbagai masalah finansial, kehilangan kontak sosial dengan
orang lain, dan tingkat partisipasi kerja yang lebih rendah
daripada bukan caregiver”
dampak negatif caregiving pada informal caregiver 
meningkatkan stress dalam pernikahan; munculnya perasaan
bersalah, marah, dan hancur; penurunan kohesi keluarga dan
kemampuan dalam berhubungan; sangat mengurangi kontak
sosial; kurang istirahat dan tidur; beban finansial.

“Aspek positif dari caregiving adalah “caregiver dapat


memaksimalkan potensi care-recipient, mengalami peningkatan
hubungan, merasa bertanggung jawab, saling berbagi cinta dan
dukungan, pengembangan pribadi, perasaan dekat dengan
care-recipient, serta mempertinggi harga diri”
Psikoedukasi
sebuah modalitas terapi yang dilakukan secara professional dan
mengintegrasikan serta mensinergikan antara psikoterapi dan intervensi
edukasi. Program psikoedukasi merupakan pendekatan yang bersifat
edukasi dan pragmatic

Tujuan psikoedukasi pada caregiver skizofenia

mampu menciptakan pemahamam dan tanggung jawab untuk


menangani masalah penderita tersebut dan memberikan
motivasi dalam memberikan perawatan yang dibutuhkan.
manfaat psikoedukasi pada caregiver skizofrenia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh lestasi, didapatkan


bahwa psikoedukasi ini berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan
keluarga dan penurunan kecemasan keluarga dengan skizofrenia.

Penelitian yang dilakukan oleh Goldenberg didapatkan bahwa angka


kekambuhan pada klien tanpa diberikan terapi keluarga yaitu sebeesar 25-
50% sedangkan angka kekambuhan klien yang diberikan terapi keluarga
yaitu sebesar 5-10%.

Psikoedukasi keluarga mampu meningkatkan kemampuan kognitif karena


dalam psikoedukasi mengandung unsur peningkatan pengetahuan
keluarga tentang penyakit serta kemampuan keluarga dalam merawat
penderita
psikoedukasi pada caregiver skizofrenia

bertambahnya pengetahuan informal caregiver, maka


semangkin besar peluanga tercapainya kesehatan dan hal-hal
yang mendukung terwujudnya kesehatan.

Pemberian psikoedukasi dapat menurunkan ekspresi emosi pada keluarga


yang bisa dilakukan dengan memberikan pengetahuan mengenai skizofrenia;
memberikan informasi tentang berbagai efek samping penghambat
antipsikotik, menghindari saing menyalahkan antar anggota keluarga maupun
penderita, memperbaiki komunikasi dan keterampilan penyelesaian masalah
dalam keluarga, mendorong penderita dan keluarganya untuk memperluas
relasi interpersonal, serta memberikan harapan bawha segala sesuatu dapat
menjadi lebih baik termasuk harapan bahwa penderita tidak akan kembali ke
rumah sakit
Skizofenia merupakan gangguan jiwa yang bersifaat kronik dam
membutuhkan pengobatan yang penjang. Pada pasien skizofenia terjadi
gangguan fungsi, baik fungsi peribadi, social maupun pekerjaan atau
pendidikan. Oleh karena itu seorang penderita skizofenia membutuhkan
seseorang yang membantu dan mendampingi dalm melakukan aktivitas
serta menjalani pengobatan atau yang biasa disebut dengan carigever.

Carigever skizofenia dapat bersal dari keluarga, orang dekat, atau pun
Bab III tenaga medis. Banyaknya masalah yang dihadapi selama melakukan
perawatan bagi anggiota keluarga mereka yang menderita skizofenia,
Kesimpulan seperti mendapatkan perlakuan dan sikap negative dari lingkungan,
merakan dapak dari merawat penderita skizofenia, menangung beban
finansial akibat tingginya biaya pengobatan, serta mengalami kerugiana
akibat merapwat penderita skizofenia.

Caregiver skizofenia dalam melakukan aktivitas caregiving tentu merasa


berat karena prosesnya yang panjang dan tidak dapat seketika selesai,
namun bebrapa faktor seperti : ikatan keluarga, dukungan dari orang
sekitar, kemauan pasien untuk sembuh akan menimbulkan rasa optimis
pada caregiver.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation
1. World Health Organization. Schizophrenia. Media Centre of WHO :
2015.
2. World Health Organization. Schizophrenia: 2018 Diakses dari
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/schizophrenia
3. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: 2015.
4. Davidson, Gerald C., Neale, Jhon M., & Kring, Ann M.Psikologi
abnormal. Edisi 9. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2012.
5. Videbeck, S.L. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. 2012
6. Kartikasari, Rina., Iyus, Yosep., Aat, Sriati. Pengaruh Terapi
Daftar Pustaka Psikoedukasi Keluarga terhadap Self Efficacy Keluarga dan Sosial okupasi
Klien Skizofrenia. JKP. Vol 5 (2) : 123-132.2017
7. Wiyati, Ruti, dkk. Pengaruh Psikoedukasi Keluarga terhadap
Kemampuan Keluarga dalam Merawat Klien Isolasi Sosial. Jurnal
Keperawatan Soedirman. Vol : 5 (2). 2010
8. Sadock, Benjamin J. Sadock Virginia A. Kaplan dan Sadock. Buku
Ajar Psikiatri Klinis Edisi ke-2. Jakarta: ECG. 2010
9. Maramis WF, Maramis AA. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya :
Airlangga University Press, 2009
10. Maslim, Rusdi. Buku saku Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ III, DSM-5,ICD-II cetakan ke 3. Bagian ilmu kedokteran jiwa
FK Unika Atma Jaya. Jakarta . 2019
11. Barlow, H. D. & Durand, M.V. Psikologi abnormal. Jakarta: Penerbit
Pustaka belajar. 2007
12. Awad, A, G. & Veruganti L N.The Burden Of Schizophrenia On
Ceregivers. Journal Of Pharmacoeconomics. 2008
13. Kung, W ,K. The Illness, Stingma, Culture, Or Immigration Burdens
On Chiese, America Caregiver Of Patiens With Schizophrenia. Journal Of
Contermpoorary Human Services, 84(4).555. 2003
14. Sukmarini. N. optimalisasi peran caregiver dlam penatalaksanaan
Daftar Pustaka skizofenia. Bandung. Majalah psikiatri XLII. 2009
15. Tantono, H. Siregar IMP, Hazza Z.. Beban Caregiver Lanjut Usia
Suatu Survey Terhdap Caregiver Lanjut Usia Di Beberapa Tempat Sekitar
Bandung. Bandung: Majalah Psikiatri. 2006
16. Goodhead, A. dan McDonald, J. Informal Cargivers Literature
Review: a Report Prepared for The National Health Comittee. Health
Services Research Center: Victoria University of Welington. Hlm. 1 –
125: 2007
17. Stuart Gw and Laraia.. Principles And Practice Of Psychiatric
Nursing. Piladelphia 2005
18. Wijaya, Dan Stefani Virlia.. Gambaran Psikoedukasi Terhadap
Keluarga Penderita Skizofrenia. Psibernetika. Vol.7(2) : 153-167. 2014

Anda mungkin juga menyukai