menetapkan Eliminasi Filariasis. Kegiatan ini merupakan salah satu prioritas nasional
penanggulangan penyakit menular.
"Ada dua strategi utama. Memutuskan rantai penularan penyakit kaki gajah dengan program
POPM penyakit kaki gajah di kabupaten atau kota endemis penyakit kaki gajah. Upaya
pencegahan serta membatasi kecacatan dengan melaksanakan program penatalaksanaan
penderita penyakit kaki gajah," papar dr Subuh melalui keterangan pers yang
diterima Sindonews.
Tak hanya itu, untuk mensukseskan program BELKAGA, pemerintah juga akan melakukan
beberapa kegiatan. Mulai dari advokasi dan sosialisasi hingga menggerakkan masyarakat minum
obat untuk mencegah penyakit filariasis.
Pengobatan Kaki Gajah
Pengobatan yang dapat dijalani oleh pasien filariasis bertujuan untuk mencegah infeksi
bertambah buruk dan menghindari komplikasi filariasis. Untuk mengurangi jumlah
parasit dalam tubuh, pasien dapat mengonsumsi obat cacing, seperti ivermectin,
albendazole, atau diethylcarbamazine.
Setelah diberikan obat-obatan tersebut, cacing penyebab kaki gajah akan mati,
sehingga pembengkakan kelenjar getah bening mereda dan aliran getah bening
kembali lancar.
Bila filarisis sudah menimbulkan pembengkakan tungkai dan kaki, ukurannya tidak
dapat kembali seperti semula. Namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
menjaga kebersihan kaki yang bengkak, antara lain:
Istirahatkan tungkai dan selalu jaga posisi tungkai lebih tinggi, saat duduk atau
berbaring.
Gunakan stocking kompres, sesuai anjuran dokter.
Bersihkan bagian tungkai yang bengkak dengan air dan sabun setiap hari.
Jika mengalami luka, segera bersihkan luka dengan antiseptik.
Gerakkan tungkai melalui olahraga ringan untuk menjaga kelancaran aliran
getah bening di bagian yang bengkak.
Jika pembengkakan pada tungkai sudah sangat parah, atau jika terdapat
pembengkakan skrotum (hidrokel), pasien dapat menjalani operasi untuk mengecilkan
pembengkakan tersebut. Operasi yang dilakukan akan mengangkat sebagian kelenjar
dan pembuluh limfa yang mengalami infeksi.
Kaki yang sudah mengalami pembengkakan akibat filariasis tidak dapat kembali
normal. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan filariasis sangat penting untuk
dijalankan, terutama bagi orang yang berisiko terkena penyakit ini.
Penyebaran kaki gajah juga dapat dihentikan dengan cara mengikuti program
pemerintah untuk memberantas kaki gajah, yaitu pemberian obat pencegahan massal
(POPM).
Program ini dilakukan di daerah yang masih memiliki kasus kaki gajah, seperti provinsi
Papua, Papua Barat, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Nanggroe Aceh Darussalam,
dan Sulawesi Tenggara
Patofisiologi kaki gajah, disebut juga sebagai filariasis limfatik atau elephantiasis, berupa siklus
hidup pada manusia dan nyamuk serta patogenesis terjadinya penyumbatan saluran limfa dan
limfedema akibat larva filaria.
Siklus Hidup
Siklus hidup filaria terbagi menjadi 5 stadium larva yang berkembang menjadi cacing jantan /
betina dewasa. Tiga jenis cacing filaria yang menyebabkan filariasis limfatik adalah Wucheria
bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Ketiga spesies ini terdapat di Indonesia, namun
mayoritas filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi.[7]
Infeksi pada Manusia dan Transmisi ke Nyamuk
Pada tubuh manusia, cacing jantan dan betina dewasa hidup di saluran limfatik di mana terjadi
perkawinan dan cacing betina menghasilkan mikrofilaria. Mikrofilaria secara periodik bergerak
ke pembuluh darah tepi. Mikrofilaria yang terhisap oleh nyamuk vektor masuk ke lambung,
melepaskan sarungnya di dalam lambung, menembus dinding lambung, dan bersarang di
jaringan otot/lemak toraks nyamuk. Terdapat 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex,
Mansonia, dan Armigeres yang dapat berperan sebagai vektor filariasis. Masa pertumbuhan
parasit dalam nyamuk kurang lebih 2 minggu.
Siklus Hidup pada Nyamuk dan Transmisi ke Manusia
Awalnya parasit ini memendek, bentuknya menyerupai sosis (larva stadium 1). Dalam waktu 1
minggu larva ini bertukar kulit, tumbuh menjadi lebih gemuk dan panjang disebut larva stadium
2. Larva kemudian bertukar kulit sekali lagi, tumbuh semakin panjang dan kurus yang disebut
larva stadium 3. Larva stadium 3 merupakan bentuk yang infektif. Larva infektif ini bermigrasi
menuju proboscis / alat tusuk nyamuk. Bila nyamuk yang mengandung larva stadium 3 ini
menggigit manusia, maka larva tersebut secara aktif masuk ke dalam tubuh hospes dan bersarang
di saluran limfe setempat. L3 berkembang menjadi larva stadium 4 dan stadium 5 saat bermigrasi
menuju saluran limfe, dan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam saluran limfe.
Perkembangan dari mulai masuknya L3 ke tubuh manusia hingga menjadi cacing dewasa
berlangsung selama 3-36 bulan. Cacing dewasa dapat hidup selama 4-6 tahun.[7]
Patofisiologi filariasis secara umum disebabkan oleh respons imun tubuh terhadap nematoda
dewasa dan mikrofilaria. Proses ini umumnya terjadi secara kronik dan membutuhkan waktu
bulan sampai tahun.
Penatalaksanaan filariasis diberikan berdasarkan spesies filaria yang menginfeksi. Secara umum,
tata laksana filariasis mencakup pemberian antiparasit dan pembedahan bila diperlukan.
Antiparasit yang sering digunakan adalah diethylcarbamazine, ivermektin, dan albendazole.
Pemberian antiparasit ini disesuaikan dengan jenis filaria dan koinfeksi antar spesies.
Pemberian Antiparasit
Antiparasit diberikan berdasarkan jenis filaria yang menginfeksi. Untuk filariasis limfatik (kaki
gajah), antiparasit utama yang diberikan adalah diethylcarbamazine dengan dosis 6
mg/kgBB/hari selama 1–12 hari.
Filariasis ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria
yangditularkan oleh berbagai jenis nyamuk pada kelenjar getah bening, Penyakit ini bersifat
menahun(kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap
berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
(Witagama,dedi.2009)2.1.2
EtiologiPenyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria Bancrofti, Brugia
Malayi,Brugia Timori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia terutama
dalamkelenjar getah bening dan darah. infeksi cacing ini menyerang jaringan viscera, parasit
initermasuk kedalam superfamili Filaroidea, family onchorcercidae.Cacing ini dapat hidup dalam
kelenjar getah bening manusia selama 4 - 6 tahun dan dalam tubuhmanusia cacing dewasa betina
menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredardalam darah terutama malam
hari.Ciri-ciri cacing dewasa atau makrofilaria
:a. Berbentuk silindris, halus seperti benang, putih dan hidup di dalam sisitem limfe. b. Ukuran
55
–
100 mm x 0,16
mmc. Cacing jantan lebih kecil: 55 mm x 0,09 mmd. Berkembang secara ovoviviparMikrofilaria
:a. Merupakan larva dari makrofilaria sekali keluar jumlahnya puluhan ribu b. Mempunyai
sarung. 200
–
600 X 8 um
↓
KERUSAKAN INTEGRITAS Mediator InflamasiKULIT
↓
Kelenjar getah bening
↓
HIPERTERMIHARGA DIRI RENDAH2.1.4 Manifestasi klinisManifestasi gejala klinis
filariasis disebabkan oleh cacing dewasa pada sistem limfatik dengankonsekuensi limfangitis dan
limfadenitis. Selain itu, juga oleh reaksi hipersensitivitas dengangejala klinis yang disebut occult
filariasis.Dalam proses perjalanan penyakit, filariasis bermula dengan limfangitis
dan limfadenitis akut berulang dan berakhir dengan terjadinya obstruksi menahun dari sistem
limfatik. Perjalanan penyakit berbatas kurang jelas dari satu stadium ke stadium berikutnya,
tetapi bila diurutkan darimasa inkubasi dapat dibagi menjadi:1. Masa prepatenMerupakan masa
antara masuknya larva infektif sampai terjadinya mikrofilaremia yangmemerlukan waktu kira-
kira 3¬7 bulan. Hanya sebagian tdari penduduk di daerah endemik yangmenjadi mikrofilaremik,
dan dari kelompok mikrofilaremik inipun tidak semua kemudianmenunjukkan gejala klinis.
Terlihat bahwa kelompok ini termasuk kelompok yang asimtomatik baik mikrofilaremik ataupun
amikrofilaremik.2. Masa inkubasiMerupakan masa antara masuknya larva infektif hingga
munculnya gejala klinis yang biasanya berkisar antara 8-16 bulan.3. Gejala klinik akutGejala
klinik akut menunjukkan limfadenitis dan limfangitis yang disertai panas dan malaise.Kelenjar
yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapatmikrofilaremik
ataupun amikrofilaremik.4. Gejala menahunGejala menahun terjadi 10-15 tahun setelah serangan
akut pertama. Mikrofilaria jarangditemukan pada stadium ini, sedangkan limfadenitis masih
dapat terjadi. Gejala kronis inimenyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu aktivitas
penderita serta membebani
Penatalaksanaan kaki gajah, disebut juga sebagai filariasis limfatik atau elephantiasis, bertujuan
untuk memberantas penyakit ini dan dilakukan melalui dua pilar kegiatan yaitu pemutusan mata
rantai penularan filariasis dan pencegahan kecacatan. Pemutusan mata rantai penularan
dilakukan dengan pemberian obat pencegahan massal (POPM) di daerah endemis sekali setahun
selama 5 tahun berturut-turut. Pencegahan kecacatan dilakukan dengan penatalaksanaan filariasis
mandiri, berupa edukasi cara perawatan limfedema secara mandiri disertai dengan kunjungan
lapangan secara teratur.
Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis
POPM filariasis bertujuan untuk mengeliminasi filariasis dengan mencegah penularan dari
penderita kepada calon penderita filariasis. Obat yang saat ini digunakan untuk pengobatan
massal berdasarkan kesepakatan global di bawah arahan WHO adalah diethylcarbamazine (DEC)
ditambah albendazole, diberikan dosis tunggal sekali setahun selama 5 tahun berturut-turut di
daerah endemis filariasis. DEC memiliki efek membunuh mikrofilaria, sedangkan albendazole
dipakai untuk membunuh filarial dewasa. Dosis DEC 6 mg/kgBB dan dosis albendazole 400 mg,
keduanya diberikan sebagai dosis tunggal sekali setahun selama 5 tahun berturut-turut.
Filariasis memiliki gejala dan tanda akut serta kronis. Biasanya gejala filariasis atau kaki gajah
akut ditandai dengan:
1. Demam
Demam biasanya terjadi selama 3 sampai 5 hari. Demam juga biasanya akan muncul secara
berulang. Ketika Anda mengistirahatkan tubuh, demam akan hilang.
Namun, ketika melakukan berbagai kegiatan berat, demam akan kembali muncul.
2. Kedinginan
Selain demam, Anda biasanya akan merasa kedinginan atau meriang. Kondisi ini biasanya
kambuhan dan diikuti dengan demam.
3. Sakit kepala
Filariasis kronis juga ditandai dengan sakit kepala. Rasa sakit ini umumnya cukup sering muncul
berbarengan dengan demam.
Pembengkakan ini biasanya muncul di daerah lipatan paha dan ketiak. Umumnya,
pembengkakan ini akan terlihat kemerahan, terasa panas, dan nyeri.
Biasanya kondisi ini ditandai dengan rasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal ke arah
ujung kaki atau lengan. Jika Anda merasakan ciri-ciri penyakit kaki gajah yang satu ini, jangan
disepelekan dan segera periksakan ke dokter.
6. Abses filarial
Abses filarial adalah kondisi saat kelenjar getah bening yang membengkak pecah dan
mengeluarkan darah serta nanah. Kondisi ini menandakan bahwa infeksi mulai menyebar.
7. Pembengkakan dini
Pada filariasis kronis, tungkai, lengan, buah dada, dan skrotum akan terlihat kemerahan dan
sedikit membengkak. Selain itu, Anda juga akan merasakan sensasi panas di beberapa bagian ini.
Kondisi ini menjadi tanda yang cukup jelas bahwa Anda terinfeksi kaki gajah.
Sementara itu, untuk gejala filariasis atau kaki gajah kronis, Anda mengalami pembengkakan
yang permanen dengan ukuran cukup besar pada:
Kaki
Kelamin
Payudara
Lengan
Bagian tubuh yang terinfeksi akan membengkak, terasa nyeri, dan kehilangan fungsi secara
bertahap akibat infeksi pada sistem limfatik (limfedema).
Selain itu, kulit tubuh Anda juga biasanya akan terpengaruh dan ditunjukkan dengan berbagai
gejala seperti:
Kering
Tebal
Luka
Berwarna lebih gelap dari biasanya
Berbintik-bintik
Pada pria, infeksi ini dapat menyebabkan pembengkakan dan hidrokel pada
skrotum. Dikarenakan filariasis memengaruhi sistem kekebalan tubuh, pengidapnya juga
berisiko tinggi terkena infeksi lainnya.