Anda di halaman 1dari 17

Tugas Individu

LAPORAN PRAKTIKUM
BAKTERIOLOGI II

“Identifikasi Bakteri Shigella sp”

PERTEMUAN KE-6

Nama : Devi Permatasari

NIM : PO714203191040

Kelas : D.IV B

Dosen Pembimbing :1. Mursalim, S.Pd., M.Kes


2. Rafika, S.Si., M.Kes
3. Siti Hadijah, S.Si.,M.Kes
4. Hasnawati, S.Si., M.kes

PRODI SARJANA TERAPAN

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021

1|LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan
klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri.
Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel
bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap
perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian
penting dalam mikrobiologi.
Bakteri berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah
kelompok terbanyak dari organisme hidup. Sehingga dalam kehidupan sehari-
hari kita sering kali berinteraksi dengan bakteri.Bakteri pertama kali
ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan
mikroskop buatannya sendiri.Bakteri memiliki nilai ekonomi penting dalam
kehidupan manusia dan demikian pula bakteriologi.Pengetahuan dalam
cabang ilmu ini bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi,
pertanian, dan industri (terutama industri fermentasi).
Nanah adalah zat kental yang merupakan bagian dari respon sistem
kekebalan alami tubuh..Hal ini paling sering keputihan-warna kuning,
meskipun mungkin juga kehijauan, kecoklatan, kemerahan, atau bahkan
biru.Nanah sering memiliki bau agak nekrotik, dan sering tanda infeksi saat
ditemui di luka.Ketika tubuh mendeteksi beberapa jenis infeksi asing, segera
mulai respon untuk menetralisir kerusakan penjajah dan membatasi ke sistem.
Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi
atau zat-zat makanan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba (bakteri).
Media pertumbuhan atau pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat
bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau diferensiasi
jenis-jenis yang ditemukan.
Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan
bakteri di laboratorium dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; medium

2|LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II


pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif,
dan cara mendapatkan biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya
berisi 1 jenis bakteri.
Dalam pengisolasian bakteri ada beberapa macam cara yaitu; cara
pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara
penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan.
Pengecatan bakteri sudah dilakukan sejak permulaan berkembangnya
mikrobiologi dipertengahan abad ke-19 oleh Louis Pasteur dan Robert Koch.
Pada umumnya, ada dua macam zat warna yang sering digunakan, yaitu
sebagai berikut:
a. Zat warna yang bersifat asam; komponen warnanya adalah anion,
biasanya dalam bentuk garam natrium.
b. Zat warna yang bersifat alkalis; dengan komponen warna kation,
biasanya dalam bentuk klorida.
Setelah dilakukan pengecatan maka di dalam tubuh bakteri akan terjadi
proses pertukaran ion-ion zat warna dengan ion-ion protoplasma (misalnya
asam nukleat) bakteri. Pada umumnya, larutan-larutan zat warna yang
digunakan adalah larutan encer, jarang lebih dari 1 %.Larutan encer yang
dibiarkan berkontak agak lama dengan bakteri bekerja lebih baik dari larutan
pekat dengan waktu yang singkat. Namun ada pewarnaan yang sering
dilakukan untuk identifikasi bakteri. Pewarnaan itu disebut, pewarnaan
gram.Pewarnaan gram merupakan pewarnaan differensial yang sangat
berguna.Karena Selain untuk melihat bentuk, pewarnaan ini juga bertujuan
untuk mengetahui sifat dari bakteri. Sehingga dengan pewarnaan ini, maka
dapat dibedakan antara bakteri Gram Positif dengan bakteri Gram negative.

B. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui cara isolasi dan identifikasi bakteri Shigella
b. Untuk mengetahui ciri-ciri bakteri yang tumbuh pada media
pertumbuhannya.
c. Untuk mengetahui cara menentukan jenis dari bakteri Shigella.

3|LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Shigella


Shigella sp adalah kuman pathogen usus yang telah lama dikenal
sebagai agen penyebab penyakit disentri basiller.Berada dalam tribe
Escherichiae karena sifat genetic yang saling berhubungan, tetapi dimasukkan
dalam genus tersendiri yaitu genus shigellla karena gejalaa kinik yang
disebabkannya bersifat khas. Sampai saat ini terdapat 4 spesies Shigella yaitu:
Shigella dysenteriae, shigella flexneri, shigella boydii, dan shigella sonnei.
Shigella secara umum menyebabkan dysentery mulai dari asimtomatik,
demam, diare berair, berlendir, bahkan bercampur darah.Morfologinya yaitu
Basil gram negative, tidak bergerak, tidak berkapsul, tidak berspora.
Shigella sp yang kurang tahaan terhadap agen fisik dan kimia
dibandingkan Salmonella. Tahan dalam ½ % fenol selama 5 jam dan dalam
1% fenol dalam ½ jam. Tahan dalam es selama 2 bulan.Dalam laut selama 2-5
bulan.Toleran terhadap suhu rendah dengan kelembaban yang cukup. Garam
empedu konsentrasi yang tinggi mengambat pertumbuhan strain tertentu.
Kuman akan mati pada suhu 550C.

a. Klasifikasi Shigella sp.


Kerajaan : Bakteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Famili : Enterobakteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : S. boydii
S. dysenteria
S. flexneri
S. sonnei

4|LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II


b. Fisiologi
Sifat pertumbuhan adalah aerob dan fakultatif anaerob, pH
perrtumbuhan 6,4 – 7,8 suhu pertumbuhan optimum 370C kecuali S.
sonnei dapat tumbuh pada suhu 450C. sifat biokimia yang khas adalah
negative pada reaksi adonitol tidak membentuk gas pada fermentasi
glukosa, tidak membentuk H2S kecuali S.flexneri, negative terhadap sitrat,
DNase, lisin, fenilalanin, sukrosa, urease, VP, manitol, laktosa secara
lambat, manitol, xylosa dan negative pada test motilitas.
Sifat koloni kuman adalah sebagai berikut : kecil, halus, tidak
berwarna, bila ditanam pada media agar SS, EMB, Endo, Mac Conkey.
c. Morfologi
Shigella berbentuk batang (basil) dengan ukuran 0,5 – 0,7 µm x 2 –
3 µm, pada pewarnaan gram bersifat gram negative tidak berflagel. Sifat
pertumbuhan adalah aerob dan anaerob fakultatif, pH pertumbuhan 6,4 –
7,8. Suhu pertumbuhan optimum 37oC, kecuali Shigella sonei dapat
tumbuh pada suhu 45oC.Sifat koloni kuman adalah koloni sedang, tidak
berwarna, jernih, smooth, keeping jika ditanam pada media Mac Conkey.
Asil koloni yang tumbuh pada Salmonella Shigella Agar adalah koloni
kecil – kecil, tidak berwarna, jernih, smooth (Anonim,1993)
Spesies shigella diklasifikasi menjadi empat serogroup:
 Serogroup A: S. dysenteriae (12 serotypes)
 Serogroup B: S. flexneri (6 serotypes)
 Serogroup C: S. boydii (18 serotypes)
 Serogroup D: S. sonnei (1 serotype).

Grup A-C secara fisik serupa; S. sonnei (grup D) dapat dibedakan


berdasarkan biochemical metabolisme assays. Tiga kelompok Shigella
adalah spesies-spesies penyebab penyakit utama: S. flexneri adalah spesies
yang menyumbang 60% dari kasus-kasus di negara-negara berkembang;
S. sonnei penyebab 77% kasus di negara maju dan 15% di negara-negara

5|LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II


berkembang, dan S. dysenteriae biasanya merupakan penyebab dari wabah
disentri, terutama dalam populasi yang dibatasi seperti kamp pengungsian.

d. Daya Tahan
Shigella sp krang tahan terhadap agen fisik dan kimia. Tahan
dalam 0,5 % fenol selama 5 jam dan dalam 1 % fenol dalam setengah jam,
tahan dalam es selama 2 bulan, dalam air laut 2 – 3 bulan. Tahan terhadap
suhu rendah dengan kelembaban cukup. Garam empedu dengan
konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan strain tertentu. Kuman akan
mati pada suhu 55oC (Anonim, 1993)

e. Gejala Klinis
Disentri basiler atau shigellosis adalah infeksi usus akut yang
dapat sembuh sendiri yang disebabkan oleh Shigella. Shigellosis dapat
menyebabkan 3 bentuk diare yaitu disentri dengan tinja lembek, disertai
darah, mucus dan pus, waterdiarrhea yaitu tinja yang berbentuk cair, dan
kombinasi keduanya yaitu tinja berbentuk cair disertai darah, mucus dan
pus.
Masa inkubasi adalah 2-4 hari atau bias lebih lama sampai 1
minggu. Pada ornag yang sehat diperlukan 200 kuman untuk
menyebabkan sakit (Anonim,1993)
Setelah masa inkubasi, secara mendadak timbul nyeri perut,
demam dan tinja encer. Satu hari atau beberapa hari kemudain jumlah tinja
meningkat karena infeksi meliputi ileum dan kolon, melekat pada
permukaan mukosa dan menembus lapisan epitel dan berkembang biak ke
dalam lapisan mukosa. Lalu terjadi reaksi hebat yang menyebabkan
terlepasnya sel-sel dan timbulnya luka pada permukaan mukosa usus.Tinja
ini berkurang encernya tetapi mengandung lender dan darah.Tiap gerakan
usus disertai dengan tenensmus yang menyebabkan nyeri perut bagian
bawah.
Demam dan diare ini sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada
lebih dari setengah kasus otang dewasa. Namun pada anak-anak dan orang

6|LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II


tua, enyakit ni berlangsung lama. Kehilangan cairan dan elektrolit dapat
menyebakan dehidrasi,asidosis, bahkan kematian.
Setelah sembuh, kebanyakan orang mengeluarkan bakteri disentri
dalam waktu yang singkat, namun beberapa diantaranya menjadi pembawa
yang kronis yang dapat mengalami serangan penyakit berulang-ulang
(Jawetz, 2005).

f. Epidemiologi
Disentri basiller adalah penyakit yang endemis di Indonesia. Hal
ini antara lain disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang belum memadai.
Penyebaran kuman Shigella yaitu dari manusia ke manusia yang lain dan
carrier merupakan reservoir kuman. Dari carrier, Shigella disebarkan dari
tinja oleh lalat, melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi,
serta berbagai barang yang terkontaminasi oleh Shigella ke orang lain
yang sehat. Hal yang juga harus diperhatikan adalah kebersihan air
minum. Untuk hal itu perlu dilakukan pengawasan sumber air minum
(Anonim, 1993).

7|LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II


BAB III
ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat :
1. Objek glass
2. Pipet tetes
3. Ose
4. Bak pewarnaan
5. Tabung Reaksi
6. Botol semprot
7. Rak tabung
8. Mikroskop
9. Bunsen dan korek api

Bahan :
1. Sampel feses
2. Minyak emercy
3. Xylol
4. Bahan Pewarnaan gram (CGV,Lugol,Alkohol,Safranin).
5. Indicator methyl red
6. α- naftol

Media

1. Media Brain Heart Infussion Broth


2. Media SIM (Sulfur Indol Motility)
3. Media Urea
4. Media MR/VP
5. Media SCA (Simon Citrat Agar)
6. Media Gula-gula (glukosa, sukrosa, maltose, laktosa, dan amnitol)
7. Media MCA (Mac Conkey Agar)

8|LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II


8. Media SSA (Salmonella Shigella Agar)
9. Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

B. Metode Kerja
Langkah-langkah dalam pemeriksaan bakteri Salmonella sp adalah
sebagai berikut :
 Hari pertama (I)
Penanaman sampel pada media pemupuk Brain Heart infussion Broth.
 Hari Kedua (II)
1. Lakukan pewarnaan gram:
1) Ambil suspensi bakteri pada Brain Heart Infussion Broth dan
menggunakan ose steril.
2) Buat apusan pada objek glass yang bersih dan bebas lemak. Setelah
kering, fiksasi sediaan.
3) Warnai sediaan dengan CGV selama 1-2 menit kemudian bilas
dengan air mengalir.
4) Tetesi sediaan dengan lugol selama 45 detik-1 menit, bilas dengan
air mengalir.
5) Lunturkan sediaan dengan alcohol 96% sampai warna luntur, bilas
dengan air.
6) Tetesi sediaan zat warna safranin selam 1 menit, bilas dengan air.
7) Setelah preparat kering, amati dibawah mikroskop dengan
perbesaran objektif 100 kali.
2. Penanaman pada media selektif MCA (Mac conkey agar) dan
Salmonella Shigella Agar (SSA)
1) Dengan menggunakan ose steril ambil suspensi bakteri pada
Selenite Broth lalu goreskan dipermukaan media MCA (Mac
conkey agar).
2) Incubator selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C.
3) Pertumbuhan pada media bisa mencapai 7 kali penggoresan dan
masa incubator.

9|LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II


 Hari Ketiga (III)
 Lakukan Pewarnaan gram dengan mengambil koloni yang sesuai pada
media MCA (Mac Conkey Agar) dan Salmonella Shigella Agar (SSA).
 Penanaman pada media Triple Sugar Iron Agar menggunakan Ose
lurus (nall) dengan cara ditusuk (jangan sampai kedasar tabung) dan
buat goresan pada daerah miring.
 Hari Keempat (IV)
Penanaman pada media biokimia dan gula-gula. Dengan koloni yang
sama, ambil dan tanam pada media biokimia (SIM, SCA, urea, dan
MR/VP), dan gula-gula (glukosa, sukrosa, maltose, manitol, dan laktosa).
 Hari Kelima (V)
1. Mengamati perubahan yang terjadi pada media Sulfit Indol Motility,
Simmon Citrate Agar, urea, dan Methyl Red/Voges Proskauer,
glukosa, sukrosa, maltose, manitol, dan laktosa.
 Untuk media Sulfit Indol Motility ditambahkan dengan reagen
covac’s 2-3 tetes.
 Untuk media Methyl Red ditetesi dengan indicator Methyl Red 3
tetes.
 Untuk media Voges Proskauer ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes
dan α- naftol 12 tetes.
2. Pembacaan hasil uji karbohidrat dan uji imvic

10 | L A P O R A N P R A K T I K U M B A K T E R I O L O G I I I
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
 Hari kedua (II)
 Terjadi pertumbuhan pada media ditandai dengan adanya kekeruhan
pada media BHIB (Brain Heart Infussion Broth).

 Berdasarkan pewarnaan gram yang telah dilakukan dengan bakteri


pada suspensi bakteri BHIB didapatkan bakteri gram negative
berbentuk basil/cocobasil dengan susunan monobasil, diplobasil, dan
streptobasil.

11 | L A P O R A N P R A K T I K U M B A K T E R I O L O G I I I
 Hari Ketiga (III)
(

MCA (Mac Conkey Agar ) BSA (Bismut Sulfi Agar )

 Dilakukan pewarnaan gram


keterangan : basil gram positif

 TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

Lereng :alkali
: (Merah)

Dasar : acid (Kuning)

H2S : (-)

Gas : (-)

12 | L A P O R A N P R A K T I K U M B A K T E R I O L O G I I I
 Media Biokimia

SCA SIM

 Media Gula-gula
gula

B. Pembahasan
1. Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Pada uji TSIA warna media slant berubah menjadi merah karena
bakteri bersifat basa ini menandakan bahwa bakteri ini tidak
memfermentasi laktosa dan sukrosa. Pada media daerah butt media
berubah berwarna kuning ini menandakan bakteri memfermentasi
glukosa. Pembentukan gas negatif ini hasil dari tidak terfermentasikannya
H2 dan CO2 yang dapat dilihat dari tidak pecahnya dan tidak
terangkatnya agar. Tidak terbentuknya H2S(negative) ditandai dengan
tidak adanya endapan berwarna hitam. TSIA agar mengadung laktos
laktosa dan
sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa 0,1% dan phenol red sebagai

13 | L A P O R A N P R A K T I K U M B A K T E R I O L O G I I I
indikator yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange
menjadi kuning dalam suasana asam. TSIA juga mengandung natrium
trisulfat, yaitu suatu substrat untuk penghasil H2S, ferro sulfat
menghasilkan FeS (precipitat), bewarna hitam untuk membedakan bakteri
H2S dengan bakteri-bakteri lainnya.
2. Uji Simon Citrat
Bakteri tidak dapat memfermentasikan citrate sebagai sumber
carbon sehingga tidak menghasilkan natrium karbonat, sehingga tidak
terjadi perubahan pH dan warna media tetap berwarna hijau.
3. Uji SIM
Sulfitnya tidak terbentuk berarti hasil untuk sulfit negative(-),Indol
yang diperoleh negative, menandakan tidak terbentuknya cincin merah
pada permukaan setelah penambahan reagen kovac, artinya bakteri tidak
membentuk indol dari tryptofan sebagai sumber karbon.
Motility yang diperoleh yaitu aktif (positif) karena adanya
pergerakan yang dilakukan oleh bakteri pada media SIM.
4. Uji MR-VP
Uji MR Diperoleh hasil positif yaitu ditandai dengan terjadinya
perubahan warna indokator menjadi merah, bakteri mampu
memfermentasikan glukosa dan menghasilkan banyak asam laktat, asetat,
dan lain.lain. akumulasi asam-asam ini menurunkan pH sampai 5,0 atau
kurang, bila indiikator methyl red ditambahkan dengan pH serendah itu,
maka indicator tersebut menjadi merah, hal ini menandakan bahwa
bakteri yang bersangkutan adalah peragi asam campuran.
5. Uji VP
Hasil uji negative, dikarenakan tidak terbentuknya warna merah
pada medium setelah ditambahkan a naftol dan KOH 40%, artinya hasil
akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metal karbinol.
6. Uji Karbohidrat
 Glukosa berubah warna dari biru menjadi kuning dengan adanya gas
(positif, gas +)

14 | L A P O R A N P R A K T I K U M B A K T E R I O L O G I I I
 Laktosa berubah warna dari biru menjadi kuning tetapi tidak adanya
gas (positif, gas -)
 Manitol berubah warna dari biru menjadi kuning tetapi tidak adanya
gas (positif, gas -)
 Maltosa tidak terjadi perubahan warna, dan tidak terdapat gas.
(negative, gas -)
 Sukrosa berubah warna dari biru menjadi kuning dengan adanya gas
(positif, gas +)
 Sorbitol tidak terjadi perubahan warna, dan tidak terdapat gas.
(negative, gas -).

15 | L A P O R A N P R A K T I K U M B A K T E R I O L O G I I I
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan, dari sampel feses di dapatkan
bakteri Shigella Sonnei, di perkuat dengan H2S (negative),
glukosa,laktosa,sukrosa,dan manitol hasinya (positif), Sorbitol (negative),
MR(Positif), SC(negative), telah dicocokkan dengan tabel dan hasilnya sesuai
dengan yang ada di tabel.

B. Saran
1. Diharapkan didalam praktikum,praktikan harus menggunakan APD
lengkap.
2. Menggunakan alat-alat yang steril dan bersih.
3. Memperhatikan reagen yang akan digunakan.masih dapat diguanakan atau
suadah rusak.
4. Menghindari terjadinya kontaminasi.
5. Mengikuti aturan praktikum.

16 | L A P O R A N P R A K T I K U M B A K T E R I O L O G I I I
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993. Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. Yogyakarata: Gadjah


Mada University Press

Buku penuntun praktikum bakteriologi II, 2015.

Jawetz, E., Melnick, J.L. & Adelberg, E.A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran,
diterjemahkan oleh Mudihardi, E., Kuntaman, Wasito, E. B., Mertaniasih,
N. M., Harsono, S., Alimsardjono, L., Edisi XXII, 327-335, 362-363,
Penerbit Salemba Medika, Jakarta

http://lovesgreen.blogspot.com/

http://nursapitri.blogspot.com/2012/06/laporan-bakteriologi.html

17 | L A P O R A N P R A K T I K U M B A K T E R I O L O G I I I

Anda mungkin juga menyukai