Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI

(Pemeriksaan HCG (Human Chorionic Gonadotropin))

Nama : Devi Permatasari

NIM : PO714203191040

Kelas : B1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PRODI SERJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TAHUN 2021
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 8 April 2021

Judul Praktikum : Pemeriksaan HCG Metode Immunocromatography

Tujuan Pemeriksaan : Untuk mengetahui kadar HCG pada sampel urine

dengan menggunakan metode Immuno-

chromatography

A. Dasar Teori

Hormon adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang

tidak tersalurkan, akantetapi langsung masuk ke dalam darah menuju alat-alat

lain dari bagian tubuh dan berpengaruh dibagian tersebut. Kelenjar penghasil

hormon dengan hormon-hormon di antaranya yaitu kelenjarpituitari atau

hipofisis mensekresikan hormon somatik, hormon myotropik, hormon

adrenotropikdan hormon gonadotropik meliputi FSH (Folikel Stimulating

Hormon), atau hormon prolaktinyang mengendalikan pertumbuhan dan

perkembangan gonad, yaitu ovarium pada wanita dantestis pada pria

(Frandson,1991).

Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang

disekresikan oleh sel-seltropoblas ke dalam cairan ibu segera setelah

setelah nidasi terjadi. HCG yang dihasilkan dapatditemukan dalam

dalam serum dan urine. Adanya HCG dalam urine dapat digunakan

untukpenentuan kehamilan dengan cara sederhana (Siti, 1984).

Kehamilan ditandai dengan meningkatnya kadar Human Chorionik

Gonadotropin (HCG) dalam urin pada trimester I. Pada umumnya kehamilan


berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup

bulan melalui jalan lahir. Deteksi kehamilan dengan mengukur beta-HCG urin

diantaranya adalah dengan metode aglutinasi (direct atau indirect) dan metode

strip. Keduanya berdasarkan reaksi pembentukan kompleks antigen-antibodi

(immunoassay). Metode aglutinasi dapat mendeteksi adanya beta-HCG di urin

minimal 200 mIU/ml sedangkan metode strip lebih sensitif yaitu minimal 20-

25 mI U/ml. Metode strip ini yang lazim dilakukan karena selain lebih sensitif

juga lebih praktis, Pada kehamilan biasanya terjadi perubahan pada seluruh

tubuh, terutama oleh pengaruh hormon-hormon somatotropin, estrogen dan

progesteron. HCG merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh jaringan

plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin dan disentesa pada

retikulum endoplasma kasar, glikosilasi disempurnakan apparatus golgi.

Hormon ini juga dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal dari

jaringan epitel korion seperti molahidatidosa atau suatu chorio carsinoma.

HCG dapat juga digunakan dalam upaya mesinkronkan ovulasi dan

perkawianan yang diperlukan agar terjadi suatu konsepsi. Sistem urinasi

bertujuan untuk berlangsungnya ekskresi bermacam- macam produk buangan

dari dalam tubuh. Sistem ini juga penting sebagai faktor untuk

mempertahankan homeokinetis, yaitu suatu keadaan yang relatif konstan dari

lingkungan internal di dalam tubuh. Hal tersebut mencakup faktor-faktor yang

beragam seperti keseimbangan air, pH, tekanan osmotik, tingkat elektrolit dan

konsentrasi banyak zat didalam plasma (Hanifa, 2013)


Dalam urin yang normal komposisinya terdiri dari bahan seperti air,

urea, dan natrium klorida. Kadar HCG yang lebih tinggi terjadi pada ibu

kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sebagian besar merk test pack yang

beredar di pasaran sudah dapat mendeteksi HCG dengan kadar 25 IU/L-50

IU/L, sehingga cukup akurat untuk menentukan ada atau tidaknya kehamilan

pada hari pertama keterlambatan menstruasi (Rose, 2006).

Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG sebagai

antigen dan anti HCG sebagai antibodi bersifat spesifik. Antibodi akan

mengenali antigen pada lokasi tertentu yang disebut epitop. Antibodi

poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu antigen melalui ikatan

dengan epitop yang bervariasi karena berasal dari sel B yang berbeda- beda.

Sedangkan antibodi monoklonal lebih spesifik mengenali antigen pada

satu epitop tertentu karena berasal dari satu sel B yang dibiakan

(Dijar, 2012)

Pada strip yang berfungsi sebagai kontrol akan tetap berwarna merah

pada kondisi positif atau negatif, sehingga kontrol menjadi tanda acuan

ketepatan hasil tes. Hal ini menunjukkan bila kedua garis di strip tersebut

menunjukkan perubahan warna pada kontrol dan tes, maka sampel yang ujikan

tersebut mengandung HCG dan wanita akan positif hamil. Sedangkan apabila

hanya kontrolnya saja yang berubah warna, maka urin sampel tidak

mengandung HCG dan wanita tersebut tidak hamil. Jika pada tes didapatkan

kedua garis kontrol dan tes sama-sama tidak mengalami perubahan warna,

maka dapat dipastikan bahwa alat tersebut sudah rusak (Rose, 2006).
B. Prosedur Pemeriksaan

1. Pra Analitik

a) Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus untuk pasien.

b) Persiapan Sampel

Sampel yang digunakan yaitu urine pagi (urine yang pertama kali

dikeluarkan pada saat bangun tidur).

c) Persiapan alat dan bahan

 Alat :

1. Wadah Urine

 Bahan :

1. Strip Tes hCG (Onemed)

2. Sampel Urine

d) Prinsip Kerja

Ketika bantalan penyerap direndam dengan urin, urin akan

bermigrasi melalui kapiler menuju daerah T dan C. Jika hCG hadir

dalam urin maka akan bereaksidengan antibodi anti-beta-hCG yang

terkonjugasi koloid emas. Kompleks imun tersebut akan bergerak dan

ditangkap oleh antibodi anti-alpha-hCG untuk membentuk garis

berwarna di daerah T.

Pemeriksaan hCG imunokromatografi merupakan reaksi antara

urin wanita hamil yang mengandung α dan β hCG (monoclonal hCG

lengkap) dengan anti α dan anti β hCG pada tes line (T) dan kontrol
line (C). Apabila stik tes dimasukan dalam urin, maka urin akan

meresap secara kapiler, sehingga terjadi ikatan antara urin yang

mengandung α dan anti β hCG pada tes line (T) dan kontrol line (C)

akibatnya akan timbul garis warna merah pada tes line (T) dan kontrol

line (C), garis warna merah ini menunjukan hasil yang positif.

2. Analitik

Cara Kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan dengan keadaan dalam suhu kamar.

2) Mengeluarkan strip tes dari pembungkusnya dan segera digunakan.

3) Celupkan strip test kedalam urin, serum atau plasma secara vertical

dengan panah menunjuk kearah sampel.

4) Ditunggu selama 30 detik, jangan sampai melebihi batas garis

maksimum.

5) Angkat strip lalu tempatkan strip tes pada permukaan yang bersih.

6) Hasil akan terbaca 1 menit kemudian. (perhatikan dan ikuti petunjuk

kit inser yang terdapat pada pembungkus strip).

3. Pasca Analitik

a) Interpretasi hasil metodei mmunochromatography :

 Jika timbul 2 warna yaitu pada garis C dan T = Reaksi positif (+)

 Jika timbul 1 warna pada garis C = Reaksi Negatif (-)

 Jika hanya timbul 1 warna pada garis T = Invalid

 Jika tidak timbul warna pada garis C dan T = Invalid


Hasil : negatif karena hanya muncul satu garis warna pada garis control

b) Kelebihan dan kekurangan pemeriksaan hormon hCG

Kelebihan:

 Tidak memerlukan waktu yang lama.

 Dapat dengan mudah ditemukan.

 Dapat dilakukan di rumah

 Hasil pemeriksaan mudah dibaca.

Kekurangan :

 Dengan metode immunochromatography yaitu tidak diketahuinya

kadar hCG secara pasti.

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan hCG dengan metode immuno-

chromatography yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sampel urin

yang diperiksa menunjukkan hasil negatif karena hanya terbentuk satu buah

garis berwarna merah pada garis control.


DAFTAR PUSTAKA

Dijar. 2012. Tes Kehamilan Dengan Deteksi Hormon. Jakarta: ECG

Frandson, R.D. (1991). Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak, Penerjemah: B.

Srigandono dan K. Praseno,UGM Press: Yogyakarta.

Hanifa,W dan Saifuddin,A.B. 2005. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rose. W. 2006. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta, Dian Rakyat

Siti, B. K. (1984). Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, FKUI:

Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai