Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

IMUNOSEROLOGI I
PEMERIKASAAN TES KEHAMILAN

OLEH

Nama : Thesa Alonika Gombo


Nim : 18071021
Prodi : Teknologi Laboratorium Medik
Hari / Tanggal :
Dosen Penggampu :

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABOLATORIUM MEDIK


UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2019
PRAKTIUM I
PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN

II. TUJUAN
Untuk mengatahui cara mendeteksi HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
dalam urine pasien

III. METODE
A. Pemeriksaan Kuantitatif
1. Metode Aglutinasi
2. Metode Test Pack
B. Pemeriksaan Semikuantitatif
1. Metode Aglutinasi

IV. PRINSIP
Aglutinasi indirek yaitu terjadi Aglutinasi antara HCG dalam urine dengan
anti HCG yang di letakan pada partikel latex.

V. DASAR TEORI
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh hampir semua
wanita. Jika sel telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi pembuahan
sehingga dapat menye- babkan kehamilan. Pada kehamilan biasanya terjadi
perubahan pada seluruh tubuh, teruta- ma oleh pengaruh hormon-hormon somato-
tropin, estrogen dan progesteron. (Harti, A.S. dkk. 2013)

HCG (Human Chorionic Gonadotro- pin) merupakan suatu hormon yang


dihasilkan oleh jaringan plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin.
Hormon ini juga dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal dari jaringan
epitel korion seperti molahidatidosa atau suatu chorio carsinoma. Kehamilan akan
ditandai dengan meningkatnya kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG
disekresikan 7 hari setelah ovulasi. (Harti, A.S. dkk. 2013)
Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu secara biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu cara ascheim, zondek, Friedman, dan Galli manini;
masing-masing cara biologik ini menggunakan binatang uji. Sedangkan
pemeriksaan secara imunologik dapat dilakukan dengan cara Direct Latex
Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan cara Latex Agglutination
Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti,1984).
Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis,
HCG dapat diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang
diproduksi oleh plasenta ini dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG
mempunyai sifat seperti LH pada wanita dengan produksi gonadotropin yang
rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada wanita dengan ovulasi pada
fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis (Cowie, dkk, 1980).

Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian


disekresikan di dalam urine dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan. Puncak
produksi hormon tersebut dicapai dalam bulan kedua kehamilan. Jika telur telah
dibuahi dan tertanam di dalam endometrium, sel-sel tropoblas dalam plasenta yang
sedang berkembang mensekresi gonadotropin chorion (Imam dan Fahriyan, 1992;
Ville, 1984).

VI. METODELOGI
A. Alat :
1. Tip kuning
2. Batang pengaduk
3. Slide
4. Mikropipet
5. Rotator
6. Tabung reaksi dan rak tabung

B. Bahan dan Reagen :


1. Urin
2. Regen yang terdiri dari anti HCG dalam latex, kontrol posoif dan
kontrol negatif
3. Reagen randox / yang terdiri dari anto HCG dalam latex , control
positif dan control negatif
4. Na glycine buffer

C. Prosedur Kerja :
 Pemeriksaan tes kehamilan kuantitatif

1) Urin dituang pada beaker gelas


2) Test pack dibuka, kemudian dicelupkan ke dalam beaker gelas
yang berisi urin (dalam mencelupkan test pack, tidak boleh
melebihi tanda garis pada ).
3) Hasil dibaca setelah 5 menit.

 Pemeriksaan tes kehamilan kualitatif


1) Letakan slide pada posisi horizontal dan rata
2) Botol reagen berisi latex di goyang perlahan agar latex homogen
3) Ambil 50 µl dan teteskan disamping latex yang telah diletakan
dislide
4) Ambil urin sebanyak 50 µl dan teteskan disamping yang telah
diletakan dislide
5) Campur urin dengan latex perlahan-lahan dengan batang
pengaduk
6) Goyang slide dirotator perlahan-lahan selama kurang lebih 5
menit
7) Baca hasil dengan melihat ada tidaknya aglutinasi.

VII. DATA PENGAMATAN


1. Pemeriksaan tes kehamilan kualitatif
Metode Positif Negative
Aglutinasi - 
Test pack - 

 Interprestasi hasil : pada metode Aglutinasi hasil negatif karena tidak terlihat
aglutinasi
 Interprestasi hasil : pada metode test pack hasil negative karena tidak terdapat
garis dua pada kontrol.

VIII. PEMBAHASAN
Metode pemeriksaan kehamilan yang dilakukan saat praktikum adalah,
Aglutinasi, dan test pack pada metode test pack yaitu urin dimasukkan ke dalam
beaker gelas dan dibiarkan berpindah (migrasi) melalui membran hingga
mencapai lubang akhir tes kurang lebih 5 menit. Urin yang mampu menembus
melalui membran menunjukkan bahwa urin membawa anti-alpha HCG antibodi-
colloid complex. Urin dan antibodi-colloid complex pindah melalui daerah
tangkapan antibodi anti bHCG yang berhenti dan kemudian masuk ke bagian
akhir dari membran. Sedangkan dengan metode aglutinasi yaitu dilihat apakah
pada latex urin yang dicampurkan dengan reagen membentuk gumpalan-
gumpalan berwarna putih kecil.
Terdapat dua bagian dalam test pack yaitu:
a. Garis melintang adalah anti bHCG-HCG yang direkatkan pada membrane
(nitrocelulosa). Garis melintang akan selalu mengikat konjugat dan
membentuk warna.
b. Garis membujur adalah anti bHCG jika urin mengandung HCG, bagian b
terikat pada garis membujur ini, bagian alfa akan mengikat konjugat dan
membentuk warna.
Berdasarkan hasil pengamatan kadar HCG pada urin wanita hamil dan
wanita tidak hamil, didapatkan bahwa pada urin wanita hamil diperoleh kadar
HCG dalam jumlah tinggi, dimana ditandai dengan muculnya dua garis merah
pada test trip. Sedangkan, pada wanita tidak hamil tidak ditemukan kadar HCG,
ditandai garis merah hanya muncul pada area kontrol. Strip yang berfungsi
sebagai kontrol akan tetap berwarna merah pada kondisi positif atau negatif,
sehingga kontrol menjadi tanda acuan ketepatan hasil tes. Perubahan warna
terjadi akibat adanya antibodi yang telah direaksikan dengan zat-zat tertentu
bereaksi dengan antigen. Sampel kedua yang menunjukkan hasil negatif, maka
hanya pada kontrol saja terjadi perubahan warnanya, karena tidak terjadi reaksi
antigen-antibodi pada sampel urin yang diujikan. Hal ini menunjukkan bila
kedua garis di strip tersebut menunjukkan perubahan warna pada kontrol dan tes,
maka sampel yang ujikan tersebut mengandung HCG dan wanita akan positif
hamil. Sedangkan, apabila hanya kontrolnya saja yang berubah warna, maka urin
sampel tidak mengandung HCG dan wanita tersebut tidak hamil. Jika pada tes
didapatkan kedua garis kontrol dan tes sama-sama tidak mengalami perubahan
warna, maka dapat dipastikan bahwa alat tersebut sudah rusak. Begitu pula, jika
dibagian tes hasilnya menunjukkan perubahan warna sedangkan pada kontrol
tidak, maka dapat dinyatakan alat tersebut sudah rusak (Eliss, 2007).

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil bahwa urin yang dipakai


kelompok 2 merupakan urin wanita yang tidak hamil. Hal ini ditandai dengan
garis merah yang hanya terdapat 1 strip saja. Sesuai dengan pernyataan George
(2008) strip HCG urin adalah tes menggunakan metode imunoassay
kromatografi dimana menggunakan antibodi spesifik untuk secara selektif
mengidentifikasi adanya HCG didalam urin dengan derajat sensitivitas yang
tinggi. Peningkatan level HCG sebesar 20 mIU/ml dapat dideteksi hanya dalam
3 menit. Prinsip dari test ini adalah penambahan urin ke peralatan test dan
membiarkannya berjalan di sepanjang absorban. Penanda antibodi yang
menafsirkan warna melekat ke HCG pada daerah tes dan menghasilkan pita
berwarna merah ketika konsentrasi HCG sama dengan atau lebih dari 20 mIU/ml.
Saat keadaan tidak adanya hormon HCG, maka tidak akan terbentuk pita di
daerah test. Reaksi pencampuran berlanjut di sepanjang absorban melewati
daerah test dan kontrol. Konjugasi yang tidak berikatan ke reagen pada daerah
kontrol menghasilkan pita berwarna merah, yang menunjukkan bahwa reagen
dan peralatan masih berfungsi secara baik.
Pada praktikum ini deteksi hormon hCG dilakukan dengan menggunakan
metode aglutinasi lateks. Aglutinasi adalah Teknik yang dapat menentukan
antigen atau antibodi secara semikuantitatif, aglutinasi dapat dilihat dengan mata
atau dengan mikroskop. Metode aglutinasi yang sering dipakai adalah aglutinasi
lateks dan hemaglutinasi, yang masing-masing menggunakan partikel lateks dan
sel eritrosit yang dilapisi antibody atau antigen.

Tergantung apakah yang hendak ditentukan itu antigen atau antibodi.


Cara aglutinasi lateks banyak dipakai untuk menetapkan adanya rheumatoid
faktor (RA) atau CRP dalam serum dan Human chorionic gonadotropin (hCG)
dalam urin, sedangkan cara hemaglutinasi sering dipakai untuk menetapkan
HBsAg dan anti--HBsAg, masing - masing cars reverse passive hemaglu-
tination (RPHA) dan passive hemaglutination (PHA), disamping itu juga untuk
menetapkan adanya antibodi terhadap Treponema pallidum.
Semua urin diatas masing – masing ditetesi pada plat kaca dan
ditambahkan suspense lateks selanjutnya diaduk hingga seluruh lingkaran penuh.
Positif hCG ditunjukkan dengan terbentuknya gumpalan bewarna putih pada
urin. Pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa hanya pada urin yang uji tidak
terbentuk gumpalan bewarna putih.

IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari
kedua metode yaitu : 1. Metode test pack dan 2. Metode aglutinasi didapatkan hasil
negative pada metode aglutinasi karena tidak terlihat adanya aglutinasi pada latex
sedangakan pada metode test pack didapatkan hasil negatif karena hanya terdapat
1 garis control berwarna biru.

X. DAFTAR PUSTAKA
Eliss. 2007. Mekanisme Tes Kehamilan, https:// id. Scribd .com
Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

Harti, Agnes S., Estuningsih, Heni Nurkusumawati. 2013. Pemeriksaan


HCG (Human Chorionic Gonadotropin) untuk Deteksi Kehamilan Dini Secara
Immunokromatografi. Jurnal KesMaDaSka .
Johnson K. E. 1994. Hormon-Hormon Kehamilan. Jakarta : Binarupa Aksara.
XI. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai