Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PERCOBAAN VI

PENENTUAN HCG SECARA KUALITATIF

OLEH :

NAMA : RAHMANIA ELVINASARI

NIM : F1F212013

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN :

LABORATORIUM FARMASI

JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Darah merupakan cairan tubuh yang mempunyai fungsi sangat penting,


terutama pada hewan dan manusia, salah satunya karena selain sebagai
pengangkut hormon, pengedar panas dalam tubuh serta sebagai antibody, darah
juga merupakan zat antara (medium tranport) yang membawa zat-zat makanan ke
berbagai bagian tubuh kemudian membuang sisa-sisa hasil metabolisme.
Darah mempunyai tingkat keasaman atau kebasaan tertentu. Keadaan pH
darah pada tiap-tiap makhluk hidup berbeda-beda. Perbedaan ini dapat disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu faktor intrinsik yang terdiri atas volume darah dan jenis
kelamin. Selain itu juga dapat disebabkan karena faktor ekstrinsik yang berupa
status gizi yang diberikan dan pengaruh lingkungan.
Urine atau disebut juga dengan air kemih merupakan hasil filtrasi ginjal.
Sebagian dari hasil pemecahan yang terdapat akan disaring oleh ginjal. Pada acara
praktikum kali ini tidak hanya dibahas tentang urine manusia normal tetapi juga
dilakukan percobaan dengan wanita hamil. Pada urine wanita hamil dilakukan
penelitian untuk mengetahui berapa bulan kandungan. Pada awal kehamilan juga
diekskreikan HCG ( Human Chorionik Gonadotropin ) yang merupakan
glikoprotein yang mengadung galaktosa dan heksosamin ke dalam urine. Didalam
HCG tersebut juga terdapat proses reaksi antigen antibodi.
Ureter adalah organ yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung
kencing (blader). Cara masuknya ureter menembus dinding blader sedemikian
rupa, sehingga membentuk suatu katub yang mencegah arus balik urine ke ginjal.
Leher kantung kencing (blader) bersambungan dengan uretra, dan otot dinding
blader bagian leher tersusun secara melingkar, membentuk suatu sfiagler yang
mengontrol lewatnya urine masuk ke uretra.
B. Rumusan Masalah

Penentuan HCG.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pratikum ini yaitu menentukan HCG dalam urine serta
mengetahui prinsip - prinsip dan cara-cara penentuan HCG dalam urine secara
kualitatif.
BAB II
DASAR TEORI

Sistem urinasi bertujuan untuk berlangsungnya ekskresi bermacam-macam


produk buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juga penting sebagai faktor untuk
mempertahankan homeokinetis (homeostatis), yaitu suatu keadaan yang relatif
konstan dari lingkungan internal di dalam tubuh. Hal tersebut mencakup faktor-faktor
yang beragam seperti keseimbangan air, pH, tekanan osmotik, tingkat elektrolit dan
konsentrasi banyak zat didalam plasma (Frandson, 1993).
Menurut Frandson (1993) Human Chorinic Gonadotropin (HCG) adalah
suatau glikoprotein yang mengandung galaktosa dan heksosamin. Kadar HCG
meningkat dalam darah dan urine segera setelah implantasi ovum yang sudah dibuahi.
Dengan demikian ditemukannya HCG merupakan dasar bagi banyak tes kehamilan
(Murray et al, 1999). Tes kehamilan menggunakan urine, ,karena dalam wanita hamil
mengadung HCG (Human Chorionic Gonadotropin). HCG yaitu suatau hormon
glikoprotein yang mempertahankan system reproduksi eanita dalam keadaan cocok
untuk kehamiln . HCG disentesa pada retikulum endoplasma kasar, glikosilasi
disempurnakan apparatus golgi (Johnson,1994). HCG dapat juga digunakan dalam
upaya mersinkronkan ovulasi dan perkawianan yang diperlukan agar terjadi suatu
konsepsi (Frandson,1993). Bila terdapat HCG dalam urine , HCG terikat pada
antibodi dan dengan demikian akan mencegah aglutinasi partikel lateks yang dilapisi
HCG yang diperlihatkan oleh antibodi tersebut. Dengan demikian uji kehamilan
positif apabila tidak terjadi aglutinasi, dan kehamilan negatif jika terjadi aglutinasi
(Pearce , 1997 ).
Volume urine yang dikeluarkan kemungkinan besar dikarenakan variasi
jumlah air yang masuk dalam tubuh dan eliminasinya oleh paru-paru dan kulit. Rata-
rata volume yang dikeluarkan berkisar antara 1 sampai 1,5 liter perhari. Volume air
habis oleh paru-paru selalu konstan, sedangkan yang disekresikan oleh kulit berfariasi
tergantung pada temperature dan kelembaban udara dan intensitas panas yang
dihasilkan oleh aktivitas otak.(Tuttle & Schotelius,1961). Urin yang diekskresikan
selama 24 jam, pada diet biasa meliputi air 1,2 L; urea 30 gr; asam urat 0,5 gr;
kreatinin 1,0 gr; lainnya 10,0 gr; materi organik 3,0 gr. (Tuttle dan Schottelius, 1961).
Dalam urine juga terdapat tingkat keasaman (pH). Urine dalam keadaan asam dengan
pH yang lebih rendah dari 6, ada asam yang dapat ditibrasi, ada ion-ion amonium,
tetapi tidak ada ion bikarbonat. Sel-sel tubulus renal memiliki kemampuan untuk
membentuk amoniak ( NH3 ) dari deaminasi asam-asam amino. Amonia tersebut
berdifusi ke dalam tubulus dan segera bereaksi dengan ion-ion hidrogen membentuk
ion-ion amonium ( NH4+ ) yang kemudian diekskresikan ke dalam urine, dalam
kombinasi dengan klorida atau ion-ion negatif lainnya. Ini adalah cara untuk
memindahkan ion hidrogen dan klorida, sementara garam netral amonium klorida
membantu mempertahankan pH yang normal dari filtrat. Reabsorbsi bikarbonat dan
ion-ion Na+ ke dalam plasma darah, merupakan cara yang penting guna mengotrol
keseimbangan asam basa. pH urine yang terakhir, tergantung pada kuantitas berbagai
ion yang terdapat di dalamnya. Peningkatan bikarbonat menyebabkan meningkatnya
kebasaan ( alkalinitas ) urine. Urine yang asam dapat dihasilkan oleh pertukaran
natrium dengan ion-ion hidrogen atau amonium klorida. ( Frandson , 1993 ).
Urine yang terus menerus bersifat asam dapat terjadi pada asidosis
respiratorik atau asidosis metabolik & pada piroksida (demam) , sedangkan urine
yang terus menerus bersifat basa menyatakan adanya infeksi pada saluran kemih oleh
organisme yang menguraikan urea. Contoh pada infeksi proteus, pH urine tetap
sebesar 8 atau lebih tinggi lagi. Urine yang terus menerus bersifat basa juga terjadi
pada renal tubular asidosis (penyakit ginjal dimana bikarbonat tidak dapat
dikonservasi), pada kekurangan kalium & pada sindroma Fanconi (penyakit ginjal
dimana terjadi gangguan ekskresi amonia) (S.A. Price d Sistem uriner terdiri dari dua
ginjal dua ureter, kandung kencing , dan uretra. Ginjal melakukan fungsi vital sebagai
pengatur volume dan komposisi kimia darah dengan mengekskresikan solut dan air
secara selektif. Fungsi vital ginjal dilakukan dalam organ dengan filtrasi plasma darah
melalui glomerulus, diikuti dengan proses reabsorbsi sejumlah cairan dan air sesuai
disepanjang tubulus ginjal. Kelebihan solut dan air akan diekskresikan sebagai urine
melalui sistem keluar tubuh. Menurut Pearce (1997) Dalam ginjal terjadi rangkaian
proses pembentukan urine, yaitu sebagai berikut :
1. Penyaringan atau filtrasi zat-zat sisa metabolisme. Proses ini dilakukan
oleh sampai bowmen
2. Penyerapan kembali atau reabsorbsi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh
. Proses ini berlangsung di sepanjang tubulus kontortus proksimal hingga gelung
Henle.
3.Pengeluaran zat yang tidak diperlukan dan tidak dapat disimpan dalam tubuh
yang disebut augmentasi. Proses ini terdapat di tubulus kontortus distal hingga
tubulus kolektifus.
HGC dalam urine akan diketahui pada wanita hamil karena HGC terbentuk
hanya pada wanita yang sedang hamil. Adanya HCG dapat dideteksi 8-9 hari setelah
adanya peristiwa ovulasi. HCG dalam urine berisi dua reagen, pertama adalah
suspensi partikel lateks yang dilapisi atau terikat secara kovalen dengan HCG dan
yang lain berisi larutan antibodi HCG. Bila terdapat HCG dalam urine, HCG terikat
pada antibodi dan dengan demikian akan mencegah aglutinasi partikel lateks yang
dilapisi HCG yang diperlihatkan oleh antibodi tersebut. Dengan demikian uji
kehamilan positif, apabila tidak terjadi aglutinasi, dan kehamilan negatif jika terjadi
aglutinasi. Identifikasi HCG ini dapat dilakukan pada awal-awal kehamilan (Murray
et al, 1999).
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


Pot Urin
Tespect
Urine Wanita hamil dan Wanita Dewasa Tidak hamil
B. Prosedur Kerja
Menyiapkan urine wanita hamil dan urine wanita dewasa tidak hamil
(urine normal). Langkah selanjutnya adalah menyelupkan test slide ke dalam
tabung yang berisi sampel urine, sampai tanda panah pada slide, tunggu selama 20
detik, lalu angkat test slide dan letakkan dalam tempat yang kering, lakukan
pengamatan pada test slide setelah 3 menit. Bila pada indikator terdapat satu strip
berarti hasilnya negatif, tetapi apabila pada indikator terdapat dua strip berarti
hasilnya positif. Mengulangi test pada urine wanita hamil pada temperatur di
bawah temperatur kamar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

1. HCG
a. Nama Probandus :Eka
Umur : 25 Tahun

Tidak terjadi aglutinasi


Positif mengandung HCG

b. Nama Probandus : Graciana Eka


Umur : 23 Tahun

Terjadi aglutinasi
Negative (Tidak mengandung HCG)
B.Pembahasan

Dari percobaan didapatkan hasil pada wanita hamil menunjukkan dua


strip pada test slide yang berarti positif sedangkan pada wanita yang tidak hamil
(urine normal) menunjukkan satu strip pada test slide yang berarti negative. HCG
berfungsi untuk mempertahankan corpus luteum yang membuat estrogen dan
progesteron sampai saat plasenta terbentuk sepenuhnya dan dapat membuat sendiri
cukup estrogen dan progesteron. Pada waktu itu kadar HCG juga turun.
(Prawirohardjo, 1976). Human Chorionic Gonadotropic adalah hormon yang
terdapat pada urine semasa kebuntingan pada manusia. Oleh sebab itu HCG hanya
dapat digunakan pada manusia saja, sedangkan pada hewan tidak dapat digunakan
HGC dalam urine akan diketahui pada wanita hamil karena HGC terbentuk
hanya pada wanita yang sedang hamil. Adanya HCG dapat dideteksi 8-9 hari
setelah adanya peristiwa ovulasi. HCG dalam urine berisi dua reagen, pertama
adalah suspensi partikel lateks yang dilapisi atau terikat secara kovalen dengan
HCG dan yang lain berisi larutan antibodi HCG. Bila terdapat HCG dalam urine,
HCG terikat pada antibodi dan dengan demikian akan mencegah aglutinasi partikel
lateks yang dilapisi HCG yang diperlihatkan oleh antibodi tersebut. Dengan
demikian uji kehamilan positif, apabila tidak terjadi aglutinasi, dan kehamilan
negatif jika terjadi aglutinasi. Identifikasi HCG ini dapat dilakukan pada awal-
awal kehamilan
HCG hanya ada di dalam darah dan urine wanita hamil yang berfungsi
dalam mempertahankan jaringan berwarna kuning dalam indung telur yang
terbentuk ketika indung telur yang baru saja melepaskan( corpus uteum ), yang
membuat esterogen ,progesterone dan plasenta terbentuk sepenuhnya
Test slide ini sangat tergantung pada kerja sama antibodi dan antigen.
Antibodi ini zat kimia yang dihasilkan oleh limfosit dan struktur lain di dalam
tubuh. Sedangkan antigen, zat asing yang masuk dan merangsang reaksi kimia
tubuh. Jika antigen masuk ke dalam jaringan tubuh, antibodi bereaksi sehingga
antigen tidak berbahaya lagi. Tiap antibodi hanya bereaksi terhadap antigen
tertentu. Antibodi-antibodi itulah yang ditambatkan pada media tes, yang
mempunyai dua strip (garis) indicator.
Pada fase kehamilan bulan ketiga dan keempat, korpus luteum masih
menghasilkan hormon estrogen dan progresteron. Kedua hormon tersebut mempunyai
peranan dalam mengatur dinding uterus sehingga siap untuk menerima implantasi dan
memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh zigot yang sedang berkembang.
Pada fase ini, juga sudah terjadi rangsangan pada kelenjar susu, sehingga pada saat
diperlukannya sudah siap berfungsi. Selanjutnya fungsi korpus luteum diganti oleh
plasenta yang menghasilkan hormon yang diperlukan untuk kehidupan janin dalam
rahim. Hormon HCG (Human Chorionic Ganadotropin) yang bekerja dari hari
kedelapan sampai minggu kedelapan kehamilan dapat digunakan untuk mengetes
kehamilan, karena hormon tersebut dijumpai dalam urine orang yang hamil. Hormon
lain yang dihasilkan oleh plasenta adalah hormon yang mempengaruhi kerja kelenjar
susu untuk mengatur metabolisme ibu yang hamil, sehingga apa yang dibutuhkan ibu
bisa dikurangi dan disalurkan kejanin, dan juga untuk mempersiapkan kebutuhan
energi bagi ibu. Hormon penting lain yang juga dihasilkan plasenta adalah relaksin
yang mempengaruhi fleksibilitas simfisis pubis dan organ-organ lain di daerah
tersebut sehingga mempermudah kelahiran.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan

HCG (Human Chorinic Gonadotropin ) dalam urine wanita hamil


menunjukkan dua stip pada test slide yang berarti wanita tersebut mengalami
kehamilan sedangkan pada urine wanita tidak hamil (urine normal) menunjukkan
satu stip pada test slide yang berarti wanita tersebut tidak mengalami kehamilan.
Hormon HCG dapat ditemukan pada urine wanita hamil. Hormon ini
dihasilkan oleh jaringan plasenta yang sedang berkembang sesaat setelah terjadi
pembuahan. HCG dapat digunakan sebagai pendeteksi kehamilan. Prinsip kerja
HCG test adalah reaksi penghambatan aglutinasi yang digunakan untuk
menunjukkan hormon HCG yang disekresikan kedalam urine selama masa
kehamilan.
DAFTAR PUTAKA

Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta (diterjemahkan oleh B. Srigandono & Koen Praseno).

Murray, Robert K. et al. 1999 Biokimia Harper. ECG. Jakarta

Pearce, E. 1997. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai