Anda di halaman 1dari 5

Latar belakang

Proses kehamilan tidak lepas dari perubahan hormon menyebabkan berbagai perubahan organ
dan system tubuh seorang ibu hamil
Hormon itu merupakan aneka substansi kimia yang dilepaskan kealiran darah untuk merespon
suatu rangsangan dan mengaktifkan sel, sesuai dengan hormon yang dibutuhkan dan
membutuhkannya
Fertilisasi terjadi pada hari-hari setelah ovulasi yang merupakan titik tengah daur haid.
Telur yang telah mengalami proses pembuahan mengapung kearah tuba fallopi dan masuk
kedalam uterus dimana ovum menanam diri pada endometrium sekretorik yang telah siap.
Setelah implantasi pada hari ke-21 hingga hari ke-23 dari siklus, dimulai produksi gonadotropin
korionik (chorionicgonadotrpin,CG).

DASAR TEORI

A. Pengertian hCG (HUMAN CHORIONIC GONADOTHROPIN)


HCG (Human Chorionic Gonadothropin) adalah hormon yang diproduksi selama masa
kehamilan, hormon ini hadir dalam darah dan dikeluarkan oleh sel plasenta, sebagai hasil
pembuahan sel telur oleh sperma. Kira-kira 10 hari setelah sel telur dibuahi sperma di tuba
fallopii, sel telur akan bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya, sejak itulah plasenta
mulai berkembang dan memproduksi hcg yang dapat di temukan di dalam darah dan air seni.
Deteksi hcg hari pertama terlambat haid (hari ke 6 pelekatan janin) Produksi HCG akan
meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan, hormon ini
merupakan indikator yang dideteksi oleh alat tes kehamilan melalui air seni, jika alat tes
kehamilan mendeteksi adanya kadar hormon hcg dalam urin maka alat tes kehamilan akan
mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil tes positif (Yoga, 2012).
Fungsi hCG salah satunya untuk menjaga rahim agar sesuai dengan kehamilan dgn
merangsang produksi progesteron. Progesteron menyiapkan rahim untuk kehamilan. Peningkatan
hormon hcg biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang sering dialami oleh para ibu hamil.
Kadar hcg yang lebih tinggi pada ibu hamil biasanya terjadi pada hamil kembar atau hamil
anggur ( mola). Wanita tidak hamil tumor pada organ reproduksi Hcg terlalu rendah hamil diluar
rahim abortus spontan (Yoga, 2012).
HCG (human chorionic gonadothropin) disebut sebagai “hormon kehamilan” ini adalah
suatu glikoprotein dengan aktivitas biologis yang sangat mirip dengan LH (luteinizing hormon),
dan keduanya bekerja bersama-sama melalui reseptor LH/hCG membran plasma. Walaupun
diproduksi di plasenta, hCG juga disintesis di ginjal janin dan sejumah jaringan janin
menghasilkan subunit-β atau molekul utuh hCG. Berbagai tumor ganas juga menghasikan hCG,
kadang-kadang dalam jumlah yang sangat banyak terutama penyakit trofoblast ganas. Pada
wanita tidak hamil dan pria, hCG diproduksi dalam jumlah sangat sedikit (Anonim, 2011).

B. Pemeriksaan Imunologik Kadar HCG


Macam-macam test kehamilan secara imunologik :
1. Test Latex Aglutination Inhibition (LAI)
Berdasarkan pada reaksi kompleks hCG yang terjadi. Test Latex Aglutination
Inhibition (LAI) mudah dilakukan dan hasil diperoleh dalam 2 menit. Test ini akurat
pada 4 – 10 hari setelah terlambat haid.
2. Test Hemaglutination Inhibition (HAI)
Tes ini lebih sensitive daripada tes LAI, tetapi memerlukan waktu 1 sampai 2 jam
untuk memperoleh hasilnya. Akan tetapi member hasil akurat sebelum atau pada haid
terlambat. Dengan pemeriksaan ini hasilnya lebih cepat, akurat dan sensitive karena
dalam titer terrendahpun (0,5 sat.Int/ml urine) sudah dapat terdeteksi. Normal dalam
20 hari setelah pembuahan HCG + : 500 SI/hari. Keakuratan untuk deteksi kehamilan
adalah 95-98%.
3. Radioreceptor Assay
Salah satu kategori baru tes kehamilan. Tes serum 1 jam ini memerlukan peralatan
yang cukup canggih. Radioreceptor Assay biasanya akibat pada saat terlambat haid
(14 hari setelah konsepsi)
4. Radio Immunoassay
Test ini untuk sub unit beta hCG memakai tanda berlabel radioaktif sehingga test ini
dilakukan di laboratorium. Radio Immunoassay merupakan tes kehamilan yang paling
sensiif. Saat ini kehamilan dapat didiagnosis 8 hari setelah ovulasi atau 6 hari
sebelum haid berikutnya.
5. Enzyme-Link Immuno Sorben Assay (ELISA)
Merupakan test kehamilan yang paling popular. Hasil akhir test ini dapat dibaca
dengan mata telanjang atau menggunakan spektrofotometer.
6. Metode Immnunokromatografi
Metode Immnunokromatografi dengan menggunakan sampel berupa urine.
Mekanisme kerja tes kehamilan ini melalui air seni (urine) adalah adanya ikatan
antibody – antigen . dimana antigennya adalah protein hormone beta hCG dan
sebagai antibody adalah antibody yang dihasilkan dari binatan yang disuntik dengan
hormone beta hCG.
Deteksi kehamilan dengan mengukur beta-HCG urin diantaranya adalah dengan metode
aglutinasi (direct atau indirect) dan metode strip. Keduanya berdasarkan reaksi pembentukan
kompleks antigen-antibody (immunoassay). Metode aglutinasi dapat mendeteksi adanya beta-
HCG di urin minimal 200 mIU/ml sedangkan metode strip lebih sensitif yaitu minimal 20-25
mIU/ml. Metode strip ini yang lazim dilakukan karena selain lebih sensitif juga lebih praktis
(Dijar,2012).
Penggunaan strip hCG urin tes merupakan suatu metode imunoassay untuk memastikan
secara kualitatif adanya human chorionic gonadotropin (hCG) didalam urin sebagai deteksi dini
adanya kehamilan. Human chorionic gonadotropin merupakan sebuah hormon glikopeptida yang
dihasilkan oleh plasenta selama kehamilan. Adanya hCG dan peningkatan konsentrasinya secara
cepat didalam urin ibu membuatnya sebagai penanda untuk memastikan kehamilan.
Terdapat 3 antibodi anti HCG pada strip. Antibodi tersebut adalah antibodi anti HCG
yang pertama (kita sebut saja anti HCG-1), antibodi anti HCG yang kedua (anti HCG-2) dan
anti-anti HCG-1 (antibodi dengan anti HCG-1 sebagai antigen). Ketiga antibodi itu terletak di
lokasi yang berbeda dengan sifat yang berbeda pula. Anti HCG-1 bersifat mobile sehingga bisa
ikut berpindah ke area Test (T) dan Control (C) melalui gerakan kapilaritas. Anti HCG-1
merupakan antibodi monoklonal sedangkan anti HCG-2 bersifat poliklonal. Anti HCG-2 di area
T dan anti-anti HCG-1 di area C bersifat fixed atau tertanam, artinya tidak dapat berpindah
sehingga tidak ikut mengalir/berpindah tempat (Dijar,2012).
Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG sebagai antigen dan
anti HCG sebagai antibody bersifat spesifik. Antibodi akan mengenali antigen pada lokasi
tertentu yang disebut epitop. Antibodi poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu antigen
melalui ikatan dengan epitop yang bervariasi karena berasal dari sel B yang berbeda-beda.
Sedangkan antibodi monoklonal lebih spesifik mengenali antigen pada satu epitop tertentu
karena berasal dari satu sel B yang dibiakan (Dijar,2012).
Kadar hCG berubah secara dramatis selama trimester pertama. Hormon ini adalah yang
pertama kali dapat dideteksi sekitar 11 hari setelah terjadi pembuahan. Tetapi hanya melalui tetst
darah. Setelah itu antara hari ke-12 sampai 14, hormon ini dapat dideteksi dengan test urine.
Kadar hCG akan berlipat ganda kurang lebih setiap 72 jam mulai dari minggu pertama sampai
ke-12 kehamilan, lalu akan cenderung menurun setelah itu (Panca, 2012).

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Urine yang digunakan harus urine pertama, pagi hari


2. Umur kehamilan tidak lebih dari 7 bulan
3. Adanya proteinuria dapat menyebabkan perubahan ketepatan hasil
4. Penyakit imunologi
5. Penyimpanan reagen dan penghomogenan reagen yang mempengaruhi keakuratan hasil tes.

DAFTAR PUSTAKA
Panca. 2012. Laporan Imunoserologi. Online. Available :
http://pancarahmat.blogspot.com/2012/05/contoh-laporan-imunoserologi-i.html,
diakses 18 April 2014
Yoga. 2012. HCG (Human Chorionic Gonadothropin) Online. Available :
http://yogabersyair.blogspot.com/2012/10/hcg-human-chorionic-gonadothropin.html,
diakses 18 April 2014
Anonim. 2011. Salah Satu Metode Tes Kehamilan. Online. Available :
http://caldoknotes.blogspot.com/2011/03/salah-satu-metode-tes-kehamilan.html
diakses 18 April 2014
Dijar. 2012. Tes Kehamilan Dengan Deteksi Hormon. Online. Available :
http://djjars.blogspot.com/2012/04/tes-kehamilan-dengan-deteksihormon_07.
html#.U1NceKLFlPw, diakses 18 April 2014
Prawirohardjo, S. 1976. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
NIe interpretasinya taruh diakhir ya,,soalnya aku lupa baginya…
hehe
Interprestasi hasil :
a. Metode hCG Pregnancy Latex
Negative : bila tidak terjadi aglutinasi (kadar < 200 mIU/ mL)
Positif : bila terjadi aglutinasi (kadar ≥ 200 mIU/ mL)
b. Metode hCG Rapid Test
Positf : terbentuk garis warna pada daerah T dan C (kadar ≥ 25 mIU/ mL)
Negatif : terbentuk garis warna hanya pada daerah C (kadar < 25 mIU/ mL)
Invalid : tidak terbentuk garis warna pada daerah C

Anda mungkin juga menyukai