Anda di halaman 1dari 15

BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER

“ISOLASI DNA DAN RNA”

OLEH KELOMPOK 5

1. Gusti Ayu Putu Lina Pratiwi (P07134018 012)


2. Ni Luh Anggi Kharismayanti (P07134018 016)
3. Ni Kadek Candra Wahyu Gayatri (P07134018 032)
4. Kadek Della Darmiyani (P07134018 034)
5. Ni Made Sri Sulistya Dewi (P07134018 047)
6. I Nyoman Astra Suwarriana (P07134018 048)
7. I Wayan Doni (P07134018 053)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2019
PENDAHULUAN

DNA (Deoxyribose Nucleid Acid) adalah master molekul yang mengkode semua
informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap organisme. DNA
merupakan suatu materi genetik yang terbentuk dari dua kelompok basa yang berbeda
yang mengandung nitrogen, yaitu purin dan pirimidin. Dua purin yang paling banyak
terdapat pada DNA adalah adenin dan guanin, dan pirimidin umumnya adalah sitosin
dan timin. Purin dan pirimidin berisi beberapa ikatan ganda yang berhubungan.
Molekul yang berisi ikatan tersebut mempunyai potensi untuk hadir dalam sejumlah
struktur kimia yang berbeda, karena atom hidrogennya mempunyai kebebasan tertentu.

Isolasi DNA yang digunakan bukanlah DNA genom melainkan DNA plasmid,
karena Plasmid memiliki suatu kekhususan yaitu mudah disisipi oleh gen lainnya dan
mampu bereplikasi beberapa kali dalam satu kali masa replikasi, menyebabkan
jumlahnya dapat bertambah dengan sangat cepat. Dari sifat khas itu, plasmid sering
dimanfaatkan untuk menjadi vector suatu gen atau untuk menghasilkan ekspresi gen
yang besar, seperti pada produksi insulin. Penjelasan tersebut cukup mendukung
pemilihan DNA plasmid dalam percobaan dibandingkan DNA genom. Dalam
mempelajari DNA tentu saja tidak terlepas dari adanya suatu gen. Pada gen terdapat
urutan basa nukleotida yang membentuk rantai ganda yaitu DNA itu sendiri. (Reece,
2012).

Ada dua metode pada praktikum Isolasi DNA, yaitu:

1. boiling: dipanaskan dalam air panas yang mendidih


2. CATD: secara kimiawi

Elektroforesis dilakukan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan purifikasi dari


molekul DNA. Elektroforesis merupakan cara pengamatan DNA dengan bantuan sinar
ultraviolet. Cara pemisahan dengan elektroforesis ini merupakan alat pendukung yang
sangat fundamental dalam teknologi DNA rekombinan. Elektroforesis digunakan
untuk pengamatan DNA dalam penampakan flouresensinya.
Isolasi RNA messenger (mRNA) adalah salah satu teknik dasar biologi molekular
yang digunakan untuk mengetahui ekspresi suatu gen baik pada manusia, hewan
maupun tumbuhan. RNA messenger adalah hasil transkripsi DNA dengan tujuan untuk
ditranslasi menjadi protein. Hasil transkripsi DNA yang berupa
RNA messenger tersebut memiliki peran penting terhadap ekspresi suatu gen dan
biosintesis protein. Semua komponen di level selular hingga individu dikendalikan oleh
ekspresi gen, sehingga dengan mempelajari RNA sebagai parameter biokimia sel
diharapkan untuk mengetahui level transkriptomik suatu organisme. Prinsip Isolasi
RNA sebenarnya tidak jauh berbeda dengan isolasi DNA. Prinsip isolasi RNA meliputi
tiga hal, yaitu: Ekstraksi RNA, Pemurnian RNA, dan Presipitasi RNA. Isolasi RNA
dapat dilakukan dengan mudah menggunakan Kit Isolasi RNA. Penggunaan Kit Isolasi
RNA memberikan hasil isolat RNA yang lebih murni dari kontaminan dan dari
degradasi RNA. setelah isolasi RNA dilakukan, maka proses selanjutnya adalah
pengukuran konsentrasi RNA yang telah diisolasi menggunakan spektrofotometri pada
panjanggelombang λ260. Kemudian dilakukan sintesis copy DNA (cDNA)
menggunakan Reverse Trancriptase PCR (RT-PCR). RT-PCR berbeda dengan PCR
biasa karena ada penambahan enzim Reverse Trancriptase pada proses PCRnya.
Penambahan enzim Reverse Trancriptase bertujuan agar RNA yang telah diisolasi
dapat digandakan dalam bentuk cDNA. Proses PCR ini tidak jauh berbeda dengan PCR
pada umumnya, yaitu meliputi denaturation, annealing, dan elongation.
A. PENGERTIAN ISOLASI DNA DAN RNA

1. Isolasi DNA
Pada dasarnya isolasi DNA dapat dilakukan dari berbagai sumber, antara lain organ
manusia, darah, daun, daging buah, serangga, kalus, akar batang, daging dan sisik ikan.
Pada individu yang sama DNA yang diperoleh dari berbagai sumber akan memiliki
jenis jumlah dan ukuran yang sama. DNA yang diisolasi dari tanaman seringkali
terkontaminasi oleh polisakarida dan metabolit sekunder seperti tanin, pigmen, alkaloid
dan flavonoid. Sedangkan DNA dari hewan lebih banyak mengandung protein. Salah
satu kesulitan isolasi DNA dari tanaman tinggi adalah proses destruksi dinding sel
untuk melepaskan isi sel. Hal ini disebabkan karena tanaman memiliki dinding sel yang
kuat dan seringkali pada beberapa jenis tanaman, kontaminasi tersebut sulit dipisahkan
dari ekstrak asam nukleat. Kehadiran kontaminasi di atas dapat menghambat aktivitas
enzim, misalnya DNA tidak sensitif oleh enzim restriksi dan menggangu proses
amplifikasi DNA dengan PCR.

Demikian pula pada hewan yang memiliki kandungankitin (seperti serangga),


memerlukan teknik dan metode khusus untuk menghancurkan sel hingga isi dapat
terpisah atau keluar dari sel.

2. Isolasi RNA
Isolasi RNA messenger (mRNA) adalah salah satu teknik dasar biologi molekular
yang digunakan untuk mengetahui ekspresi suatu gen baik pada hewan maupun
tumbuhan. RNA messenger adalah hasil transkripsi DNA dengan tujuan untuk
ditranslasi menjadi protein.
Hasil transkripsi DNA yang berupa RNA messenger tersebut memiliki peran
penting terhadap ekspresi suatu gen dan biosintesis protein. Semua komponen di level
selular hingga individu dikendalikan oleh ekspresi gen, sehingga dengan
mempelajari RNA sebagai parameter biokimia sel diharapkan untuk mengetahui
level transkriptomik suatu organisme.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas RNA yang
dihasilkan ketika ektraksi / isolasi RNA dilakukan pada jaringan tumbuhan. Ekstraksi
RNA tumbuhan dari sampel daun akan memberikan hasil yang lebih besar daripada
akar dan batang. Keberadaan senyawa karbohidrat, fenolik, antosianin, atau metabolit
lain juga dapat menurunkan RNA yang dihasilkan baik dalam segi kuantitas maupun
kualitas.
Prinsip Isolasi RNA sebenarnya tidak jauh berbeda dengan isolasi DNA. Prinsip
isolasi RNA meliputi tiga hal, yaitu: Ekstraksi RNA, Pemurnian RNA, dan Presipitasi
RNA. Isolasi RNA dapat dilakukan dengan mudah menggunakan Kit Isolasi RNA.
Penggunaan Kit Isolasi RNA memberikan hasil isolat RNA yang lebih murni dari
kontaminan dan dari degradasi RNA.
Setelah dilakukan isolasi RNA, maka tahapan selanjutnya yakni karakterisasi
molekular suatu gen yang dapat dilakukan dengan langkah berikut:

Penjelasan bagan tersebut yakni setelah isolasi RNA dilakukan, maka proses
selanjutnya adalah pengukuran konsentrasi RNA yang telah diisolasi menggunakan
spektrofotometri pada panjanggelombang λ260. Kemudian dilakukan sintesis copy
DNA (cDNA) menggunakan Reverse Trancriptase PCR (RT-PCR). RT-PCR berbeda
dengan PCR biasa karena ada penambahan enzim Reverse Trancriptase pada proses
PCRnya. Penambahan enzim Reverse Trancriptase bertujuan agar RNA yang telah
diisolasi dapat digandakan dalam bentuk cDNA. Proses PCR ini tidak jauh berbeda
dengan PCR pada umumnya, yaitu meliputi denaturation, annealing, dan elongation

B. PRINSIP ISOLASI DNA DAN RNA


1. Isolasi DNA
Prinsip isolasi DNA adalah mendapatkan DNA murni yang tidak tercampur
dengan komponen sel lainnya seperti protein dan karbohidrat. Isolasi DNA genom
dapat dilakukan dengan metode lisis sel secara fisik dan kimia. Secara fisik sel dipecah
dengan kekuatan mekanik yaitu secara freeze thaw, bead mill homogenization dan
resonansi misalnya dengan sonikasi. Sedangkan secara kimia sel dirusak dengan buffer
lisis berisi senyawa kimia yang dapat merusak integritas barrier dinding sel, misalnya
SDS (Sodium Dedocyl Sulfate) dan CTAB (Cetyltrimethylammonium bromide).

Kualitas DNA genom yang baik merupakan hal penting yang dibutuhkan dalam
aplikasi biologi molekuler. Aplikasi tersebutmeliputi PCR (Polymerase Chain
Reaction),RFLP(Restriction Fragment Length Polymorphism), RAPD (Random
Amplified Polymorphic DNA), dan analisis molekuler yang lain. Salah satu aplikasi
biologi molekuler yang sering digunakan adalah metode RAPD. RAPD merupakan
teknik pengujian polimorfisme DNA berdasarkan pada amplifikasi dari segmen-
segmen DNA acak menggunakan primer tunggal yang sekuen nukleotidanya
ditentukan secara acak.Teknik RAPD merupakan teknik penanda molekuler
pengembangan dari teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mengetahui
hubungan kekerabatan suatu spesies maupun kekerabatan atau keragaman genetic antar
spesies.

2. Isolasi RNA
Ada dua metode ekstraksi asam nukleat yaitu ekstraksi DNA dan RNA. Kedua
metode tersebut hampir mirip dalam prosesnya, namun molekul RNA relatif pendek
dan lebih sulit rusak dengan shearing sehingga disrupsi sel dapat dilakukan dengan
lebih agresif. Meskipun molekul RNA relatif pendek, tetapi RNA sangat mudah di
digestioleh RNAse yang terdapat endogen dengan konsentrasi yang bervariasi di dalam
sel dan di eksogen di jari.Sehingga, untuk ektraksi RNA harus menggunakan sarung
tangan dan medium yang digunakan untuk isolasi harus mengandung detergen kuat
untuk segera mendenaturasi RNAse yang ada.

C. Macam metode isolasi DNA dan RNA


1. Metode isolasi DNA
a. Teknik Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD). Teknik pengujian
polimorfisme DNA berdasarkan pada amplifikasi dari segmen-segmen DNA
acak yang menggunakan primer tunggal yang sekuen nukleotidanya ditentukan
secara acak. Primer tunggal ini biasanya berukuran 10 basa. PCR dilakukan
pada suhu anealing yang rendah yang memungkinkan primer menempel pada
beberapa lokus pada DNA. Aturan sederhana untuk primer adalah terdiri atas
18- 28 susunan basa dengan persentase G+C 50-60% (Subandiyah,2006).
b. Metode CTAB. Menghasilkan pita DNA yang berukuran tebal dan dapat
memisahkan DNA dari polisakarida karena adanya perbedaan karakteristik
kelarutan (differensial of solubility). Disamping deperoleh fragmen DNA,
dengan metode CTAB juga akan diperoleh RNA dengan pita tipis yang terletak
jauh berada di bawah pita DNA. Keberadaan pita RNA tergantung bahan yang
diekstraksi (Prasetyo, 2008).
c. Phenol:chloroform. Menggunakan senyawa Phenol-choloroform-isoamyl
alcohol, Metode standard untuk ekstraksi DNA,Akhir-akhir ini ditinggalkan,
karena sifat toksik phenol.
d. SaltingOut. Menggunakan garam konsentrasi tinggii (NaCl 6 M), untuk
medenaturisasi protein menggunakan Proteinase K untuk denaturasi protein.
e. Guanidine isothiocyanate. Metode ini lebih cepat dibanding dua metode
sebelumnya, Thiocyanate bersifat toksik, untuk lisis dinding sel , Memerlukan
chloroform untuk denaturasi protein.
f. Silica Gel Silica gel dapat mengikat DNA dengan perantaraan garam/buffer
tertentu (NaI), Cepat, tetapi recovery DNA kurang (Barnum 2005).
g. PCR (Polymerase Chain Reaction). Merupakan suatu teknik perbanyakan
(amplifikasi) potongan DNA secara in vitro pada daerah spesifik yang dibatasi
oleh dua buah primer oligonukleotida. Primer yang digunakan sebagai
pembatas daerah yang diperbanyak adalah DNA untai tunggal yang urutannya
komplemen dengan DNA templatnya. Proses tersebut mirip dengan proses
replikasi DNA secara in vivo yang bersifat semi konservatif (Giri, 2004).

2. Metode isolasi RNA


a. Metode Guanidin Tiosianat. Prinsip kerja : melisiskan membran seldan
membuat RNA larut di dalam larutanyang mengandung guanidin
tiosianat.Penambahan larutan fenol/ kloroformpada larutan guanidin tiosianat
dapatmembuat pH larutan menjadi asam (pH4). Di bawah kondisi asam, protein
danfragmen DNA (50 bp - 10.000 bp) akanberada pada fase interfase,
sedangkanRNA berada pada fase cair.
b. Metode modifikasi Guanidin Tiosianat. Prinsip kerja : modifikasi dari purifikasi
RNAmetode guanidium tiosianat. Isolasi RNAmenggunakan prosedur ini
membutuhkanwaktu selama 4 jam dan memberikan hasildengan tingkat
kemurnian yang tinggi.
c. Metode Kromatografi Selulosa Oligo-deoxythymine (DT). Dengan metode ini
RNA Poli (A)+ dapat diisolasi dari RNAtotal menggunakan seleksi selulosa
oligo (dT) ata u langsungdari sampel jaringan dan kultur sel. Purifikasi mRNA
dari RNAtotal direkomendasikan untuk jaringan dan sel yangbersumber dari
bagian yang kaya RNase, sebagai upaya untukmeminimalisir kemungkinkan
degradasi RNA selama prosesekstraksi
d. Metode Trizol ( Modifikasi Guanidin tiosianat). Metode Trizol merupakan
salah satumodifikasi lainnya dari Guanidin tiosianat.
e. Metode Langsung Isolasi RNA menggunakanReagen kit. Saat ini metode
langsung untuk teknikisolasi pada analisis biologi molekulermenggunakan
reagen kit sudah banyak diproduksi.Di antaranya yaitu protokol ekstraksi RNA
virusyang diproduksi oleh Qiagen. ( Ifah, 2019 )

D. TAHAPAN ISOLASI DNA DAN RNA


1. Tahapan Isolasi DNA
Untuk memperoleh isolat DNA dari spesimen ada beberapa hal yang harus
dilakukan dengan benar, yaitu:
a. Pemecahan dinding sel-sel atau jaringan yang akan diisolasi DNA-nya,
seperti sel-sel darah merah, kultur sel bakteri, dan jaringan hewan atau
tanaman. Sel-sel dari kultur sel atau bakteri disentrifugasi dengan kecepatan
8.000-10.000 rpm selama 10 menit. Pemecahan dinding bakteri dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1) Secara fisik: sel dipecah dengan kekuatan mekanik atau resonansi.
2) Secara kimiawi : sel dirusak dengan buffer lisis berisi senyawa
kimia yang dapat merusak integritas barrier dinding sel. Senyawa
kimia yang biasa dipakai adalah: lisozim, EDTA (etilen diamin tetra
asetat), Tris-Cl dan SDS (sodium dodecyle sulphate).
b. Debris sel dipisahkan dari larutan DNA.
c. Presipitasi RNA dan protein agar diperoleh DNA yang murni
d. Presipitasi DNA dengan etanol dingin.
e. Pemurnian DNA dari ekstrak sel dengan menggunakan salah satu bahan
kimia seperti berikut ini: fenol; fenol : kloroform; isopropanol;
fenol:kloroform:isoamilalkohol.
f. Selain itu untuk pemurnian DNA dari kontaminan protein digunakan enzim
protease yaitu Pronase atau Proteinase-K, dan kontaminan RNA dengan
menggunakan RNase.
g. Pemisahan DNA dari molekul RNA dan protein dapat dilakukan dengan
menggunakan densitas gradien sentrifugasi Cesium Chlorida (CsCl),
dengan cara ini DNA akan terpisah pada band yang berbeda dengan protein
dan RNA bahkan antara DNA linier dan DNA sirkuler. Selain itu, dengan
menggunakan garam dengan konsentrasi tinggi, seperti 0,25 M natrium
asetat atau 0,1 M natrium klorida.
h. Presipitasi akhir DNA dapat dilakukan dengan menggunakan etanol dingin
di bawah kondisi ionik yang kuat. Dan dicuci dengan EtOH (etanol) 70%.
9. Pelet DNA dilarutkan dengan buffer TE atau ddH2O steril. Preparasi
DNA bakteriophage atau virus, sedikit agak berbeda dengan sel-sel bakteri,
yaitu:
1) Phage diisolasi dari kultur sel-sel yang terinfeksi.
2) Dilakukan sentrifugasi dengan ultra sentrifugasi, sampai diperoleh
supernatan berisi phage dan terpisah dari kultur selnya (dalam
bentuk endapan atau pelet).
3) Tambahkan poli etilen glikol (PEG ) + NaCl untuk presipitasi
partikel phage, sentrifugasi dan diperoleh pelet phage murni.
Untuk preparasi DNA dari sel-sel atau jaringan tanaman, yang
harus diperhatikan adalah jaringan tanaman diperlakukan terlebih
dahulu dalam nitrogen cair (NO2) dan segera dilakukan penggerusan
agar diperoleh ekstrak sel yang halus. Kemudian ekstrak sel
diperlakukan dengan ekstrak buffer yang dicampur dengan β-
merkaptoethanol (fresh), dan selanjutnya seperti jaringan atau
organisme yang lain. Aplikasi dari isolasi DNA adalah untuk
identifikasi forensik, deteksi dan identifikasi diagnostik penyakit infeksi
dan kelainan bawaan. Beberapa gen tertentu dapat diproduksi secara
masal untuk mengobati penyakit tertentu, dan teknologi DNA
rekombinan dapat digunakan untuk rekayasa genetika. Pada bab ini
pembahasan akan lebih difokuskan terhadap aplikasi diagnostik untuk
mendeteksi dan mengidentifikasi suatu agen penyebab infeksi atau
suatu gen penyebab kelainan bawaan (herediter).
2. Tahapan Isolasi Rna
Setelah isolasi RNA dilakukan, proses selanjutnya adalah pengukuran
konsentrasi RNA yang telah diisolasi menggunakan spektrofotometri pada panjang
gelombang λ260. Kemudian dilakukan sintesis copy DNA (cDNA) menggunakan
Reverse Trancriptase PCR (RT-PCR). RT-PCR berbeda dengan PCR biasa karena
ada penambahan enzim Reverse Trancriptase pada proses PCRnya. Penambahan
enzim Reverse Trancriptase bertujuan agar RNA yang telah diisolasi dapat
digandakan dalam bentuk cDNA. Proses PCR ini tidak jauh berbeda dengan PCR
pada umumnya, yaitu meliputi denaturasi, annealing, dan elongasi. Secara umum,
terdapat tiga dasar persyaratan isolasi RNA, yaitu: melisiskan membran sel untuk
mengekspos RNA; pemisahan RNA dari zat-zat dan molekul lainnya seperti DNA,
lipid, protein, dan karbohidrat; dan pemulihan RNA dalam bentuk murni.
RNA sangat sensitif terhadap nuklease. Semua basa RNA memiliki grup 2-
hidroksil reaktif sehingga mudah terjadi reaksi kimia yang menghasilkan air dan
merusakkan rantai gulanya. Yang penting diingat, nuclease (RNase) relative stabil
di lingkungan dan bahkan kadang masih dapat bertahan setelah proses denaturasi
panas dan ekstraksi fenol. Aktivitas nuklease selama proses ekstraksi asam nukleat
dapat dikurangi dengan cara:
a. Mempertahankan suhu inkubasi dan sentrifugasi di bawah suhu optimum
nuklease (37oC), misalnya dengan mempertahankan larutan ekstrak pada
suhu es atau 4 oC.
b. Menginaktivasi nuklease pada permukaan gelas, air dan bahan habis pakai
dengan bahan kimia seperti DEPC (diethylpyrocarbonate).
c. Inaktivasi dan atau penghambatan secara kimiawi, misalnya dengan fenol
atau garam guanidium.
d. Penghilangan ion logam ko-faktor untuk nuklease dengan chelating agent.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam prosedur isolasi RNA:

a. Prosedur isolasi RNA harus dilakukan dalam kondisi RNase-free.


b. Sampel yang akan diisolasi RNAnya harus bebas dari kontaminasi dengan
ribonucleases (RNase).
c. Peralatan yang dipergunakan harus terlebih dahulu diautoklaf atau
ditreatment (disemprot ethanol 70%) untuk mencegah kontaminasi RNase.
d. Selama melakukan isolasi RNA, peneliti harus menggunakan sarung tangan
(gloves) baru untuk melindungi pengguna dan melindungi RNA hasil
isolasi dari nucleases yang terdapat pada kulit.
e. RNA diisolasi dengan cara menghomogenasi jaringan pada buffer ekstraksi
yang mengandung Guanidinium Thiocyanate (GTC) untuk melisiskan sel
dan menonaktifkan RNase endogenous.
f. Lithium Chloride (LiCl) yang ditambahkan pada homogenasi yang kedua
berfungsi sebagai selective precipitation pada isopycnic centrifugation yang
menggunakan Caesium Trifluoroacetate (CsTFA).
g. Isopycnic centrifugation adalah suatu mekanisme pemisahan molekul
berdasarkan perbedaan Berat Jenis (BJ) antara DNA (1.5 –1.7 g/mL)
dengan RNA (1.7 –2 g/Ml.
h. Sesudah sentrifugasi, RNA berada pada pellet, protein berada di atas
supernatan, DNA terlarut dalam supernatan. Pelet RNA selanjutnya dicuci
untuk menghilangkan kontaminan protein dan DNA.

Untuk mengisolasi mRNA eukariotik (yang hanya 2-5% dari RNA seluler), dari
campuran molecular RNA total dapat dilakukan dengan afinitas kromatografi
terhadap kolumn oligo (dT)-selulosa. Pada konsentrasi garam yang tinggi, mRNA
yang mengandung ekor poli (A) akan berikatan dengan oligo (dT) komplementer
pada kolumn afinitas, sehingga mRNA tertinggal, sedangkan molekul lainnya
dapat dicuci bersih dari kolumn menggunakan larutan tinggi garam. Selanjutnya,
mRNA yang terikat tadi dapat dilarutkan dengan garam berkonsentrasi rendah.

E. Manfaat Isolasi DNA


1. Manfaat Isolasi DNA
a. Visualisasi DNA dengan elektroforesis gel.
b. Peninjauan pola fragmen DNA hasil pemotongan secara enzimatik melalui
teknik Hibridisasi Southern.
c. Isolasi DNA genomik dalam rangka pembuatan pustaka genomik.
d. Isolasi plasmid atau DNA fage dalam prosedur rutin peminakan DNA.
e. Isolasi DNA yang diperlukan sebagai cetakan (template) dalam
prosedur perbanyakan DNA secara in vitro melalui teknik PCR (Anggie, 2011)

SIMPULAN

Isolasi DNA yang digunakan bukanlah DNA genom melainkan DNA plasmid,
karena Plasmid memiliki suatu kekhususan yaitu mudah disisipi oleh gen lainnya dan
mampu bereplikasi beberapa kali dalam satu kali masa replikasi, menyebabkan
jumlahnya dapat bertambah dengan sangat cepat. Prinsip isolasi DNA adalah
mendapatkan DNA murni yang tidak tercampur dengan komponen sel lainnya seperti
protein dan karbohidrat.

Isolasi RNA messenger (mRNA) adalah salah satu teknik dasar biologi
molekular yang digunakan untuk mengetahui ekspresi suatu gen baik pada manusia,
hewan maupun tumbuhan. Prinsip isolasi RNA meliputi tiga hal, yaitu: Ekstraksi RNA,
Pemurnian RNA, dan Presipitasi RNA.
DAFTAR PUSTAKA

Anggie,2011.Manfaat Isolasi DNA dalam Arrizqi, Zulfa Ridho. LAPORAN


PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI “Materi Isolasi DNA“. Universitas Brawijaya.
Malang Diakses melalui
https://www.academia.edu/16807033/Laporan_Praktikum_Bioteknologi_Isolasi
_DNA.

Anonym, 2016. Isolasi RNA. Diakses pada :


https://www.generasibiologi.com/2016/03/isolasi-rna.html . Pada hari Jumat 13
September 2019 pukul 23.05

Anonym, 2017. Isolasi DNA. Diakses pada :


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19700811200112
2-DIAH_KUSUMAWATY/Materi/Isolasi_DNA.pdf . Pada hari Juma, 13
September 2019 pukul 22.45

Barnum, Susan R. 2005. Biotechnology an Introduction, 2nd edition. USA : Thomson


Brooks/Cole. Diakses dari
https://www.academia.edu/16807033/Laporan_Praktikum_Bioteknologi_Isolasi
_DNA pada tanggal 20 September 2019 jam 19.30

Giri-Rahman EA . 2004. Regulasi Ekspresi Gen Pada Organisme Bakteri. Bandung :


KPP Bioteknologi Bandung Diakses dari
https://www.academia.edu/16807033/Laporan_Praktikum_Bioteknologi_Isolasi
_DNA pada tanggal 20 September 2019 jam 19.30

Ifah Dewi, Andi. 2019. Teknik isolasi pemurnian dan analisis RNA. Jakarta. Diakses
dari
https://www.academia.edu/36553540/Teknik_isolasi_pemurnian_dan_analisis_
rna pada tanggal 20 September 2019 jam 19.30

Murtiyaningsih, H. 2017. ISOLASI DNA GENOM DAN IDENTIFIKASI


KEKERABATAN GENETIK NANAS MENGGUNAKAN RAPD (RANDOM
AMPLIFIED POLIMORFIC DNA). Jember. Diakses pada hari jumat 20
september 2019. Pukul 20.37file:///C:/Users/user/Downloads/795-1860-1-
PB.pdf

Nurhayti,betty,dkk.2017 Biologi Sel Dan Molekuler. Diakses pada


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/BIOLOGI-SEL-DAN-MOLEKULER-SC.pdf pada
tanggal 20 september 2019 pukul 14.13

Prasetyo, A. 2008. Karakterisasi virus pada tanaman jarak pagar (Jatropha curcas
L.). Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Skripsi. Diakses dari
https://www.academia.edu/16807033/Laporan_Praktikum_Bioteknologi_Isolas
i_DNA pada tanggal 20 September 2019 jam 19.30

Reece, J. B., et al. 2012. Campbell Biology Concept and Connections : Concept and
Connection. California : Pearson.
Subandiyah, S. 2006. Polymerase Chain Reaction untuk Deteksi atau Identifikasi
Patogen Tumbuhan. Pelatihan dan Workshop Identifikasi DNA dengan Aplikasi
PCR. Diakses dari
https://www.academia.edu/16807033/Laporan_Praktikum_Bioteknologi_Isolas
i_DNA pada tanggal 20 September 2019 jam 19.30

Tiara, Shintia. dkk .2014. Isolasi dan Kuantifikasi RNA pada organ usus ikan betok
(Anabas testudineus ) dengan menggunakan metode Isogen/Genezol . Bogor

Diakses pada hari Jumat, 20 september 2019 pukul 21.00. diakses melalui
https://www.academia.edu/9776946/ISOLASI_DAN_KUANTIFIKASI_RNA

Anda mungkin juga menyukai