Anda di halaman 1dari 34

Salmonella sp

Tujuan dari mempelajari


Salmonella sp

1. Mahasiswa dapat menjelaskan gambaran Salmonella sp


2. Mahasiswa dapat memahammenyebutkan penyebaran
Salmonella sp
3. Mahasiswa dapat menyebutkan morfologi Salmonella sp
4. Mahasiswa dapat menyebutkan fisiologi Salmonella sp
5. Mahasiswa dapat menjelaskan patogenitas Salmonella sp
6. Mahasiswa dapat menyebutkan struktur antigen Salmonella
sp
7. Mahasiswa dapat menyebutkan keberadaan toksin dan enzim
Salmonella sp
8. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi Salmonella sp
9. Mahasiswa dapat memahami perbedaan antara spesies
Salmonella sp
Gambaran umum Salmonella sp

Sejarah Salmonella.
1. Bud (1856) bahwa penyakit tyhoid fever dpt
menular dr satu orang ke orang lain.
2. Eberth menemukan S. typhi pd otopsi dr
orang meninggal penyakit kelenjar getah
bening dan limpe
3. Gaffky dpt mengisolasi kuman Salmonella.
Gambaran umum Salmonella sp
4. Menurut Ewing ;
1. S.typhi
2. S. enteritidis
3. S. choleraesuis
Kuman dengan tipe antigenik dimasukkan ke
dlm Salmonella paratyphi enteritidis bukan
spesies baru.
Salmonella sp
Genus = Salmonella ;
Spesies = S. typhi
S. paratyphi
S. choleraesuis
S. typhimurium
S. enteritidis.
Kuman Salmonella
Salmonella dibagi 3 golongan ;
1. Patogen pd manusia spt ;
a. S. typhi, S. paratyphi, S. schottmelleri dan
S. hirsfeldii, semua dpt bergerak
1. Patogen pd hewan, burung, & manusia spt ;
a. S. dublin, S. typhimurium, S. cholera suis, S.
enteridis dan semua tdk dpt bergerak
3. Patogen pd hewan, burung spt ;
S. gallinarum dan S. polorum, semua tdak dpt
bergerak
Penyebaran Salmonella
Dpt hidup air yang dibekukan pd massa yang lama.
Kuman ini bersifat patogen manusia dan binatang
bila masuk ke dalam mulut.
Sumber infeksi ; pada makanan dan minuman yg
telah terkontaminasi Salmonella.
Sumber lain seperti ;
1. Air yang terkontaminasi tinja
2. Susu dan hasil susu lainnya (es krim, keju,
custard)  tinja atau kurang pasteurisasi yg
tidak cukup
Lanjutan

3. Kerang-kerangan  air terkontaminasi


4. Telur yg dibuat bubuk atau dibekukan dari unggas
yg terinfeksi atau terkontaminasi selama
pemrosesan.
5. Daging dari binatang yg terinfeksi atau
terkontaminasi tinja binatang atau manusia
6. obat-obat yang rekreasi.
7. Zat warna binatang (karmin) dipakai obat-obatan,
makanan dan kosmetik
8. Binatang seperti ; kucing, anjing dan kura-kura
Morfologi Salmonella
1. Berbentuk batang
2. Tdk berspora
3. Sifat gram negatif
4. Ukuran 1-3,5 um x 0,5-0,8 um
5. Besar koloni ± 2-4 mm.
6. Flagelle peritrik, kecuali Salmonella pullorum
dan S. gallinarum.
Fisiologi Salmonella
1. Tumbuh suasana aerob dan fakultatif anaerob,
2. Suhu 15-41 ⁰C, (Suhu opt 37,5 ⁰C)
3. Ph 6-8.
4. Secara umum Salmonella ;
a. tidak meragikan laktosa dan sukrosa
b. bersifat asam dan beberaga gas dr glukosa dan
manosa.
c. Menghasilkan H2S
Lanjutan

d. gerak positif
e. manitol dan sorbitol positif
f. reaksi negatif pada ; indol, Dnase, Urease,
Voges Proskauer, sukrosa, laktosa, adonitol
negatif dan tdk tumbuh dlm larutan KCN.
Reaksi salmonella pd media

No Hasil Media S.typhi S. enteritidis S. choleraesuis

1. Sitrat Negatif Positif Negatif


2. Ornitin Negatif Positif Positif
dekarkosilase
3. Gas dari Negatif Positif Positif
fermentasi gluk
4. Fermentasi Positif Positif Negatif
trehalosa
5. Dulsitol Negatif Positif Negatif

Zinsser Mic.edisi 19 th, 1988. hal.476


Patogenitas
Salmonella typhi, S. paratyphi A dan S.
schottmulleri (S. paratyhi B) menginfeksi pd
manusia.
Sumber infeksi pd binatang-binatang spt ;
unggas, babi, hewan pengerat, sapi, burung
kakatua, kura-kura dan lainnya.
Mekanisme infeksi

Masuk melalui mulut (makanan & minuman) yg


terkontaminasi. Dosis infektif rata-rata bagi
manusia 10⁵ - 10⁸ Salmonella, (tetapi S. typhi
10³).

Pada manusia Salmonella menimbulkan 3


macam penyakit utama sperti dibawah ini
1. Deman enterik
Gejala terutama ditimbulkan oleh S. typhi, S.
paratyphi A dan S. schottmeller.
Salmonella masuk usus halus dan masuk
kelenjar getah bening lalu dibawah ke aliran
darah. Kuman di bawah darah menuju ke
organ, termasuk usus, dimana kuman
berkembang biak dlm jaringan limfoid dan di
ekskresi dalam tinja.
Reaksi deman enterik
1. Masa inkubasi 10 – 14 hari,
2. Gejala-gejala seperti ; deman, lemah, sakit
kepala, konstipasi, bradikardia dan mialgia.
3. Deman sangat tinggi, dan limpa serta hati
menjadi besar. Kasus terlihat binti-binti merah
(rose spots) hanya sebentar.
4. Jumlah sel darah putih normal atau rendah.
5. Pada masa sebelum ada antibiotik, komplikasi
utama deman enterik adalah perdarahan usus
dan bahan perforasi.
Lanjutan reaksi deman enterik
6. Lesi-lesi yg menonjol adalah hiperplasia dan
nekrosis jaringan limfoid (misal ; Peyer`s
patch), hepatitis, nekrosis fokal dlm hati dan
peradangan kandung empedu, periosteum,
paru-paru dan alat tubuh serta lesi lainnya.
2. Bakteremia dgn lesi fokal
1. Disebabkan S.choleraesuis namun dpt juga
dgn Salmonella.
2. Invasi dini dlm darah setelah infeksi melalui
mulut (dgn lesi fokal di paru-paru, tulang,
selaput otak dsb), sering tdk ada manifestasi
usus.
3. Biakan darah tetap positif.
3. Enterokolitis (dahulu”gastroenteritis”)
1. Setelah terkontaminasi Salmonella 8 – 48 jam.
Di Amerika Serikat lebih sering Salmonella
typhimurium.
2. Gejala-gejala seperti ; timbul mual, sakit kepala,
muntah dan diare hebat.
3. Leukosit dlm tinja tetapi jarang terdpt darah.
Deman ringan dan sembuh dalam 2 – 3 hari.
4. Terdapat peradangan usus halus dan usus besar.
Bakteremia sangat jarang (2-4%) kecuali pd orang
tdk memiliki kekebalan.
5. Biakan darah biasa negatif. Tetapi tinja positif utk
salmonella dan dpt tetap positif utk beberapa
minggu setelah penyakit sembuh secara klinik.
Pada manusia Salmonella
menimbulkan 3 macam penyakit utama
Reaksi Deman enterik Septikemia gastroenteritis
Masa inkubasi 7-20 hari Variabel 8 – 48 jam
Permulaan Tdk dketahui Mendadak Mendadak
penyakit
Deman Lambat, tetap , Cepat baik, Biasanya rendah
typhoid memuncak ke
suhu “sepsis”
Masa sakit Beberapa minggu Variabel 2 – 5 hari
Gajala2 Sering obstipasi, deare Sering tdk ada Nause, muntah,
gastroenteritis berdarah diare pd pemulaan
Biakan darah (+) minggu pertama (+) waktu deman Negatif
kedua penyakit
Biakan tinja (+) dr minggu ke dua Jarang + (+) segera setelah
negatif pd masa lebih penyakit timbul
dini dr penyakit
Struktur antigen Salmonella

1. Antigen somatik atau antigen O


2. Antigen flagella atau antigen H
3. Antigen Vi.
Antigen somatik ;
Antigen somatik
Grup A = S. paratyphi A
Grup B = S. paratyphi B
Grup C = S. paratyphi C
Grup D = S. typhosa D
Bila anti O antibodi ini bereaksi dgn antigen O
maka akan terjadi agglutinasi (endapan spt
pasir)
Antigen flegeller
1. Bersifat termolabil
2. Dpt dirusak oleh alkohol, pemanasan dan
asam.
3. Antigen H bila bereaksi dgn anti H antibodi
akan terjadi agglutinasi dan endapan spt
kapas.
Antigen Vi
Merupakan antigen envelop, bila suspensi
kuman direaksi dgn anti O antibodi belum
terjadi agglutinasi, karena kuman di hadang
oleh antigen atau antigen Vi.
Agar agglutinasi dpt terjadi, maka suspensi
kuman perlu dipanaskan terlebih dahulu.
Antigen Vi didpt pd kuman yang baru dibiakan
dan bentuk koloni smooth atau kultur dr
darah penderita.
Struktur antigen Salmonella
Beberapa antigen O (total > 60),
Antigen H yg berbeda pada satu atau kedua
fase.
Beberapa Salmonella mempunyai antigen simpai
berhubungan dgn Vi yang dpt mengganggu
aglutinasi oleh antiserum O dan dpt
dihubungkan dgn virulensi.
Klasifikasi Salmonella
Menurut Kaufmann-White berdasarkan test
aglutinasi dgn absorpsi antiserum.
Memungkinkan identifikasi antigen O dan H yg
berbeda dlm kuman tdk diketahui.
Utk tujuan epidemiologi strain-strain dpt di
iedntifikasi dgn lisis oleh satu bakteriofaga khusus
atau lebih.
Tipe faga dpt membantu dlm penjajakan isolat dan
kasus kontat, ini merupakan suatu fungsi dr
reseptor faga khusus.
Variasi
Kuman dpt kehilangan antigen H dan menjd
tidak bergerak.
Kehilangan antigen O ditunjukkan dgn
perubahan koloni dr bentuk halus menjadi
bentuk kasar.
Antigen Vi dpt hilang sebagian atau seluruhnya.
Antigen dapat peroleh atau hilang dlm proses
transduksi.
Kekebalan
Infeksi Salmonella biasa memberi kekebalan dlm
tingkat tertentu. Reinfeksi dpt terjadi tetapi
lebih sering ringan.
Antibodi terhdp O atau Vi dlm sirkulasi,
dihubungkan dgn resistensi terhdp infeksi
penyakit. Namun relaps dpt terjdi 2-3 minggu
setelah penyembuhan walaupun terdpt
antibiotik. Sekresi antibodi IgA dpt mencegah
perlekatan salmonella terhdp etipel usus.
Lanjutan
Orang-orang dgn hemogloin S/S (penyakit sel
sabit) sangat peka terhdp infeksi Salmonella
terutama osteomielitis, orang dgn hemoglobin
A/S (ciri sel sabit) mungkin lebih peka dr
individu normal (dgn hemoglobin A/A).
Pencegahan
1. Lakukan tindakkan sanitasi dan hygienis yang
ketak.
Hindari makanan dan minum yg terkontaminasi.
Orang yg kontak tdk diijin sebagai penyedia
makanan dan minuman
Identifikasi Salmonella
Sampel ;
1. Darah diambil berulang kali. Utk deman enterik
dan septikemia, darah (+) dlm minggu pertama
masa sakit.
2. Biakan air kemih (+) setelah minggu kedua.
3. Biakan tinja, utk deman enterik tinja (+) dr
minggu ke dua atau ketiga, dan pada
gastroenteritis selama minggu pertama.
4. Bahan serum darah diambil berulang kali utk
pemeriksaan serologik sehingga dpt
menunjukkan kenaikan titer.
Isolasi Salmonella
1. Media diperkaya ; kaldu selenit F atau kaldu
tetrationat. Berfungsi menghambat kuman usus
normla.
Pembiakan 1-2 hari, di inokulasi media diferensial
dan selektif.
2. Perbenihan selektif (SS) berfungsi menyuburkan
pertumbuhan Salmonella dan shigella melebihi
kuman koliform.
3. Perbenihan diferensial (EMB, MC dan
deoksikholat)
Test-test Salmonella
1. Test aglutinasi (mikroskopis)
dgn mencampurkan serum yg diketahui dan biakan
tdk diketahui pd gelas dan dilihat pd mikroskop
2. Test aglutiasi pengenceran ;
dari serum yg tidk diketahui ditest terhdp antigen
salmonella.
Hasil diinterprestasikan yaitu ;
1. Titer O = (1/160) atau lebih menunjukkan ada infeksi
aktif.
2. Titer H = 1/160 atau lebih menunjukkan bahwa
penderita pernah divaksinasi atau pernah infeksi.
3. Titer Vi yang tinggi terdpt pd berbagai pembawa
kuman (carrer)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai