PENDAHULUAN
Aromaterapi merupakan suatu bentuk pengobatan alternatif menggunakan bahan tanaman volatil, banyak dikenal dalam
bentuk minyak esensial dan berbagai macam bentuk lain yang bertujuan untuk mengatur fungsi kognitif, mood, dan
kesehatan. Aromaterapi adalah salah satu teknik pengobatan atau perawatan menggunakan bau-bauan yang menggunakan
minyak essential aromaterapi.
Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada
beberapa tumbuhan dengan karakteristik tertentu.
TINJAUAN PUSTAKA
Pertimbangan Dalam Formulasi Sediaan Aromaterapi
Uji Organoleptik
Pengujian sensorik atau evaluasi sensorik atau uji Uji organoleptik adalah pengujian yang
organoleptik merupakan metode pengukuran didasarkan pada pengindraan manusia.
ilmiah yang digunakan untuk mengukur dan
menganalisis hasil reaksi yang dilakukan oleh Uji organoleptik dilakukan untuk
manusia melalui penglihatan, rasa, penciuman, mengamati tekstur, warna, dan aroma
sentuhan dan interpretasi. sediaan lilin aromaterapi.
Keadaan fisik lilin adalah warna sama dan merata, tidak retak, tidak
cacat dan tidak patah menurut SNI 0386-1989-A/II 0348-1980.
5
Titik leleh dipengaruhi oleh titik leleh basis lilin yang digunakan dan konsentrasi zat aktif yang tinggi juga
akan membuat titik leleh lilin menjadi rendah, dan sebaliknya jika konsentrasi minyak atsiri lebih rendah
maka titik leleh lilin menjadi tinggi.
Titik leleh lilin berdasarkan SNI 06-0386- 1989 tentang lilin berkisar
antara 50– 58oC.
6
Waktu bakar lilin adalah selang waktu yang Waktu bakar juga berkaitan dengan sifat minyak atsiri yang
menunjukkan daya tahan lilin dibakar sampai mudah menguap, semakin tinggi kadar minyak atsiri semakin
habis. Pengujian ini dilakukan dengan cara cepat lilin terbakar. Selain sifat minyak atsiri yeng
membakar sumbu lilin sehingga terbentuk nyala mempengaruhi waktu bakar lilin. Ukuran dan letak sumbu
api pada lilin. Waktu bakar diperoleh dari selisih juga mempengaruhi waktu bakar lilin. Makin besar ukuran
antara waktu awal pembakaran dan waktu saat sumbu atau makin ke pinggir letak sumbu lilin makin cepat
habis.
sumbu lilin habis terbakar (api padam).
7
Pengamatan terhadap waktu dan Lilin aromaterapi yang telah Saat semua kepompong telah
jumlah tingkat kematian nyamuk diformulasi kemudian dimasukkan menjadi nyamuk dewasa, maka
yang berada didalam kurungan. kedalam kurungan dan dinyalakan akan dilakukan uji anti nyamuk.
8
Uji Organoleptik
Pengamatan organoleptis yang dilakukan terhadap sediaan gel, meliputi pengamatan terhadap
bau, warna, bentuk, dan homogenitas sedian gel, yang diamati selama 28 hari penyimpanan.
Pengamatan dilakukan dengan cara pengamatan visual pada hari ke-1, 3, 5, 7, 14, 21, dan 28.
10
Uji pH Gel
Pengamatan pH sediaan gel dilakukan menggunakan alat pH meter digital. Pengujian dilakukan
dengan mencelupkan elektroda ke dalam sediaan gel, sehingga nilai pH dapat dibaca pada alat.
Pengamatan dilakukan pada hari ke-1, 3, 5, 7, 14, 21, dan 28.
Viskositas pada sediaan gel tidak memiliki batasan, akan tetapi viskositas
menjadi hal yang sangat penting untuk dievaluasi pada sediaan gel, karena
nilai viskositas menggambarkan konsistesi dari sediaan gel tersebut.
12
Uji Organoleptik
Uji pH
Indikator pH universal
tersebut kemudian
diamati dan
Sabun ditimbang sebanyak Campuran Kemudian indikator pH
dibandingkan dengan
1 gram dan dilarutkan dipanaskan untuk universal dicelupkan
skala yang tertera
dalam 10 mL aquadest. membantu kelarutan kedalam larutan.
untuk menentukan
derajat keasaman (pH)
sabun.
Sebanyak 1 gram sabun Kemudian dikocok Mengukur tinggi busa Kemudian mengamati
dimasukkan kedalam dengan membolak- yang dihasilkan dan dan mengukur tinggi
tabung reaksi yang berisi balikkan tabung diamkan selama 5 busa yang dihasilkan
10 ml aquadest reaksi. menit. setelah 5 menit
Kriteria stabilitas busa yang baik yaitu, apabila dalam waktu 5 menit
diperoleh kisaran stabilitas busa anatara 60-70%.
16
. Kadar air maksimal yang diijinkan menurut SNI 06-3532 (1994) tentang syarat
mutu sabun mandi padat adalah 15%
17
Menurut SNI 06-3532 (1994), kadar minimal jumlah asam lemak adalah 70%.
18
Menurut SNI 06-3532 (1994), kadar maksimum asam lemak bebas adalah sebesar 2,5%.
19
Formulasi Sediaan Lilin Aromaterapi Sebagai Anti Nyamuk Dari Minyak Atsiri Daun Nilam
(Pogostemon cablin Benth) Kombinasi Minyak Atsiri Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle).
Formulasi Sediaan Lilin Aromaterapi Sebagai Anti Nyamuk Dari Minyak Atsiri Daun Nilam
(Pogostemon cablin Benth) Kombinasi Minyak Atsiri Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle).
Formulasi Sediaan Lilin Aromaterapi Sebagai Anti Nyamuk Dari Minyak Atsiri Daun Nilam
(Pogostemon cablin Benth) Kombinasi Minyak Atsiri Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle).
Formula (%)
Komposisi Kegunaan
FA FB FC
Formulasi Minyak Atsiri Daun Nilam 4 4 4 Zat Aktif/Pengikat
Minyak Atsiri Buah Jeruk Nipis 3 4 5 Zat Aktif
Parafin Padat 10 10 10 Basis Lilin
Asam Stearat ad 100 ad 100 ad 100 Basis Lilin
Alat
23
Formulasi Sediaan Lilin Aromaterapi Sebagai Anti Nyamuk Dari Minyak Atsiri Daun Nilam
(Pogostemon cablin Benth) Kombinasi Minyak Atsiri Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle).
Formula (g)
Bobot Sediaan yang
Bahan Komposisi
akan dibuat (g)
Kegunaan
FA FB FC
Formulasi Sediaan Lilin Aromaterapi Sebagai Anti Nyamuk Dari Minyak Atsiri Daun Nilam
(Pogostemon cablin Benth) Kombinasi Minyak Atsiri Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle).
Pada suhu 40 °C
Kemudian dilakukan
Dipanaskan Dipanaskan dimasukkan pencampuran Dituang ke dalam
asam stearat parafin padat parafin ke dalam minyak atsiri wadah yang telah
dalam beaker dalam cawan beaker gelas, daun nilam serta dilumasi minyak Didiamkan
gelas pada suhu porselin pada dan dipanaskan minyak atsiri
parafin dan telah selama 2 jam
diletakkan sumbu
55 °C suhu 50 °C kembali sampai buah jeruk nipis, di bagian tengah.
suhu 65-70 °C. diaduk hingga
merata
25
Uji Organoleptik
Titik leleh dipengaruhi oleh titik leleh basis lilin yang digunakan dimana titik leleh asam stearat menurut
Farmakope edisi III yaitu 54 ̊C sedangkan titik leleh parafin menurut Bennet (1963) yaitu berkisar 42- 60 ̊C.
Selain itu konsentrasi zat aktif yang tinggi juga akan membuat titik leleh lilin menjadi rendah, dan sebaliknya
jika konsentrasi minyak atsiri lebih rendah maka titik leleh lilin menjadi tinggi.
27
Waktu bakar juga berkaitan dengan sifat minyak atsiri yang mudah menguap, semakin tinggi
kadar minyak atsiri semakin cepat lilin terbakar.
Selain sifat minyak atsiri yang mempengaruhi waktu bakar lilin, ukuran dan letak sumbu juga
mempengaruhi waktu bakar lilin.
Makin besar ukuran sumbu atau makin ke pinggir letak sumbu lilin makin cepat habis.
28
Hasil pengujian efektivitas lilin didapatkan bahwa semua formula dapat membunuh
nyamuk dalam tempat/ruang uji. Namun pada pengujian ini tidak diketahui jelas
apakah lilin ini dapat membunuh nyamuk atau hanya dapat mengusir nyamuk. Hal
ini disebabkan oleh tempat/ruang pengujian yang besar dan terbuka.
29
Uji kesukaan pada penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar kesukaan panelis terhadap
aroma sediaan lilin yang dibuat
Hasil pengujian menunjukkan formula yang banyak disukai panelis yaitu formula C.
Berdasarkan hasil uji kesukaan dapat dikatakan bahwa semakn tinggi konsentrasi minyak atsiri jeruk nipis
maka sediaan semakin disukai oleh panelis. Dari 30 panelis tidak terdapat 1 panelis pun yang tidak menyukai
sediaan ini.
Formulasi Gel Pengharum Ruangan Dari Minyak Biji Kopi Robusta 30
Alat
33
Formulasi Gel Pengharum Ruangan Dari Minyak Biji Kopi Robusta
(Coffea Canephora Pierre Ex A. Froehner) Sebagai Pewangi.
Formula (g)
Bobot Sediaan
Bahan Komposisi
(g) F1 F2 F3 F4 F5
Kegunaan
Cara Pembuatan
Gel Pengharum Ruangan
Setelah itu
ditambahkan
propilen glikol
Dimasukkan Setelah itu dan diaduk
karagenan, Diangkat gelas dengan cepat. Dituang ke
dimasukkan
Akuades diaduk dengan beker dari Setelah propilen dalam wadah
natrium benzoat
dipanaskan cepat hingga penangas lalu glikol tercampur lalu dibiarkan
dalam gelas larut lalu sedikit demi diaduk dengan homogen,
beker hingga dimasukkan
sedikit kemudian cepat hingga ditambahkan dalam suhu
75oC. pektin dan diaduk dengan suhunya turun minyak biji kopi ruang hingga
diaduk kembali cepat hingga mencapai 65oC. Robusta dan membentuk gel
homogen.
dengan cepat. minyak nilam,
diaduk dengan
cepat hingga
homogen.
35
Uji Organoleptik
Uji organoleptis dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan cara melakukan
pengamatan terhadap bentuk, warna dan bau dari sediaan yang telah dibuat.
36
Kestabilan gel diuji dengan menghitung dan membandingkan tingkat sineresis antar sampel. Gel yang telah terbentuk
pada wadah plastik ditimbang bobotnya (Mo) lalu dipindahkan ke dalam plastik resealable yang telah diberi kode sampel.
Gel disimpan pada oven bersuhu 30oC dalam keadaan plastik terbuka. Setelah 24 jam, gel dikeluarkan dari oven dan
dipindahkan ke dalam wadah plastik sesuai kode sampel untuk ditimbang bobot akhirnya (Mi). Sebelum disimpan pada
wadah plastik, permukaan gel dikeringkan terlebih dahulu dengan tissu kering agar tidak ada zat cair yang ikut
tertimbang .
Hasil nilai sineresis gel yaitu F1=0,85%; F2=0,94%; F3=1,08%; F4=0,95%; F5=2,04%.
37
Uji penguapan zat cair dilakukan dengan menimbang bobot gel perminggu selama 4 minggu. Gel pengharum ruangan
ini disimpan di beberapa tempat yaitu di ruangan suhu kamar , ruangan AC dan ruangan kipas angin agar bisa
dibandingkan gel yang disimpan di tempat yang berbeda. Dari uji ini, diperoleh besar penurunan bobot gel setiap
minggunya dan total penurunan bobot setelah 4 minggu penyimpanan. Besar selisih bobot merupakan jumlah zat cair
yang menguap.
Pengujian kesukaan aroma wangi dilakukan dengan cara mencium dua sampai tiga kali. Saat pengujian, gel
diposisikan dengan jarak 20 cm dari hidung dan wangi dicium dengan mengibas-ngibaskan tangan ke arah
hidung.
Dari hasil perhitungan didapatkan formula F5 memiliki interval nilai kesukaan tertinggi yaitu 3,81-4,35,
untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,81 dan dibulatkan menjadi 4 (suka).
Formula F1 memiliki interval nilai kesukaan terendah yaitu 2,83-3,56, untuk penulisan nilai akhir kesukaan
diambil nilai terkecil yaitu 2,83 dan dibulatkan menjadi 3 (cukup suka).
Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi minyak biji kopi Robusta yang digunakan maka akan
semakin disukai. Karena konsentrasi minyak biji kopi Robusta yang tinggi memiliki aroma yang lebih kuat
sehingga aroma dari minyak nilam dapat tertutupi.
39
Pengujian ketahanan wangi gel pengharum ruangan dilakukan pada hari ke-7, ke-14, ke-21 dan ke-28 hari
penyimpanan.
Uji ketahanan wangi produk gel pengharum ruangan dilakukan untuk mengetahui umur pemakaian dan
ketahanan wangi gel pengharum ruangan selama penyimpanan yang dinilai oleh 25 panelis dengan cara
mencium wangi dua sampai tiga kali. Saat pengujian, gel diposisikan dengan jarak 20 cm dari hidung dan
wangi dicium dengan mengibas-ngibaskan tangan ke arah hidung dari sediaan gel yang telah disimpan atau
diletakkan pada ruangan suhu kamar, AC kamar, dan ruangan biasa yang diberi kipas angin. AC kamar dan
kipas dinyalakan selama 8 jam sehari. Masing-masing sampel diuji ketahanan wanginya dengan
menggunakan sampel pembanding. Sampel pembanding dibuat baru tanpa dilakukan penyimpanan.
Kekuatan wangi yang masih dalam keadaan baik adalah yang memiliki nilai di atas 2, yaitu sama wangi
sampai kurang wangi.
Daftar Pustaka
Fitrah, A.N. 2013. Formulasi Gel Pengharum Ruangan Menggunakan Karagenan dan Glukomanan dengan Pewangi Minyak
Jeruk Purut dan Kenanga. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Badan Standarisasi Nasional. 2006. Petunjuk Pengujian Organoleptik dan atau Sensori. SNI-01-2346-200. Jakarta: Dewan
Standarisasi Indonesia.
Pasaribu, Gunawan,dkk. (2015). Kualitas Lilin Aromate Rapi Dan Sabun Be Rbahan Minyak Dryobalanops aromatica.34(2).
Supriyanta, Jaka, dkk. (2021). Jurnal Farmagazine. Formulasi Sediaan Sabun Padat Transparan Minyak Atsiri Daun Jeruk
Limau (Citrus Amblycarpa (Hassk) Ochse) Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococcus aureus. 8(1).
Rusli, Nirwati, dkk. (2018). Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia. Formulasi Sediaan Lilin Aromaterapi Sebagai Anti Nyamuk
Dari Minyak Atsiri Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) Kombinasi Minyak Atsiri Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle). 4(1), 68-73.
Rachmaniar, Revika, dkk. (2015). Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology. Formulasi Dan Evaluasi Gel
Aromaterapi Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cananga Odorata) Sebagai Antidepresi. 4(2), 36-44..
Zuddin, Riva Rainiza, dkk. (2019). Jurnal Dunia Farmasi. Pembuatan Dan Uji Hedonik Lilin Aromaterapi Dari Minyak Daun
Mint (Mentha Piperita L.) Dan Minyak Rosemary (Rosmarinus Officinalis). 3(2), 79-90.
Rettob, Thesia Megi Kurniawati, dkk. (2021). Jurnal Biologi Tropisi. The Utilization Of Beehive Wax a Combination of Nutmeg
Extract (Myristica fragrans Houtt.) and Langsat (Lansium domesticum L.) as Aromatherapy and Mosquito Repellent. 21(3),
845-853.
Sofiani, Valentine, dkk. (2018). Formulasi Gel Aromaterapi Dengan Basis Karagenan. 16(3).
THANK
YOU