Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

JUDUL : KARAKTERISTIK LILIN AROMATERAPI BERBAHAN DASAR MINYAK


ATSIRI KULIT BUAH JERUK MANADO (Citrus microcarpa).
NAMA : CHATRIN EVELINA SIMBOLON
NIM : 2014-57-007
PEMBIMBING : 1. Dr.V.N.Lawalata,SP.,M.Si
2. S.G.Sipahelut,SP.,M.Sc

RINGKASAN
I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jeruk adalah tanaman buah bernilai ekonomis dan sudah lama dikenal oleh semua masyarakat dari
berbagai lapisan. Tanaman jeruk sudah lama tumbuh di Indonesia baik yang dibudidayakan maupun yang
tumbuh secara alami. Menurut (Soelarso,1996) jeruk merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara.
Jeruk yang sudah ada di Indonesia ada beberapa jenis yaitu : jeruk manis, jeruk purut, jeruk sitrun, jeruk
kepro, jeruk siem, dan masih banyak lagi. Khususnya, di Provinsi Maluku terdapat salah satu jenis jeruk
yang digunakan masyarakat dalam campuran masakan yang khas seperti ikan bakar colo-colo, papeda, soto
serta makanan lainnya. Yaitu biasa disebut lemon cina. Sedangkan untuk di luar maluku lebih dikenal
dengan jeruk manado (lemon cui), lemon kalamansi, jeruk katsuri dan lainnya.

Jeruk manado (lemon cui) dengan nama latin Citrus microcarpa banyak tumbuh di Indonesia serta
daerah penyebarannya dari Riau, Bengkulu, Kalimantan, Sulawesi hingga bagian timur indonesia termasuk
juga Maluku seperti Pulau Buru, Pulau Saparua dan Kota Ambon. (BPS,2015)

Minyak kulit jeruk merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang dikenal dengan minyak terbang
(volatile oil ) atau minyak eteris (esential oil adalah senyawa yang mudah menguap yang tidak larut dalam
air dan merupakan ekstrak alami dari tanaman ,baik yang berasal dari tanaman,baik yang berasal dari
daun,bunga,kayu,biji-bijian maupun kulit buah (Kurniawan et al., 2008).

Minyak atsiri jeruk dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum, dan penambah cita
rasa pada makanan (Mizu, 2008). Minyak atsiri jeruk juga bermanfaat bagi kesehatan, yaitu untuk
aromaterapi. Aroma jeruk dapat menstabilkan sistem syaraf, menimbulkan perasaan senang dan tenang,
meningkatkan nafsu makan, dan menyembuhkan penyakit. Manfaat bagi kesehatan tersebut karena minyak
atsiri jeruk mengandung senyawa limonen yang berfungsi melancarkan peredaran darah, meredakan radang
tenggorokan dan batuk, serta menghambat sel kanker. Minyak atsiri jeruk juga mengandung linalool, linalil,
dan terpineol yang memiliki fungsi sebagai penenang (sedatif), serta sitronela sebagai penenang dan
pengusir nyamuk.

Pemanfaatan Minyak Atsiri jeruk yang sudah banyak di pasaran adalah dibuat menjadi produk
kesehatan dan bahan pengharum ruangan (Mizu, 2008). termasuk juga produk lilin aromaterapi. Lilin
aromaterapi adalah produk aplikasi minyak atsiri yang sudah banyak di kembangkan dengan berbagai jenis
minyak seperti minyak melati, minyak lavender, minyak pala, minyak sereh dan juga minyak jeruk itu
sendiri. .
Beberapa Penelitian menunjukan aplikasi pada lilin aromaterapi hanya menggunakan minyak dari
kulit buah jeruk antara lain kulit jeruk Pontianak (Hidayati, 2012), Kulit jeruk Purut (Simanihuruk, 2013),
Kulit Jeruk Pakis (Nata et al , 2014), kulit Jeruk Nipis (Kartika et al, 2014), Kulit Jeruk Bali (Megawati &
Murniyawati, 2015) tetapi untuk minyak yang berasal kulit buah jeruk mando masih sedikit pemanfaatan
kulitnya belum pernah dilakukan penelitian . untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul : Karakteristik lilin aromaterapi berbahan dasar minyak atsiri kulit buah jeruk manado.

1.2. Rumusan Masalah


Pemanfaatan limbah kulit Jeruk Manado masih sedikit dilakukan. Maka dari itu masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah beberapa kosentrasi minyak kulit jeruk manado yang tepat untuk
pembuatan lilin aromaterapi
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik lilin aromaterapi berbahan dasar
minyak kulit buah jeruk manado.
1.4. Hipotesis
Diduga Kosentrasi Minyak Kulit buah Jeruk Manado: 2%, dapat memberikan efek aromaterapi yang
baik pada produk lilin aromaterapi.
1.5. Luaran Penelitian
Skripsi yang telah disahkan dan artikel yang akan dipubliasikan dalam bentuk jurnal ilmiah
1.6. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi ilmiah dalam pembuatan lilin aromaterapi dari minyak kulit buah jeruk
manado .
2. Mendukung pengembangan pengolahan minyak kulit buah jeruk mando.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Jeruk Mando
2.2. Minyak Kulit Jeruk
2.3. Lilin Aromaterapi
III. METODE PENELITIAN
3.1.Bahan
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Minyak Kulit Buah jeruk Manado,
Parafin, Stearin, Benang Katun, dan Pin Penggait Sumbu.
3.2. Desain dan Prosedur Penelitian
3.2.1.Desain Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari satu faktor yaitu perlakuan minyak kulit jeruk buah manado dengan lima
tahap perlakuan.
Kosentrasi minyak jeruk kulit buah manado
A1: 0,5 %
A2 : 1 %
A3 : 1,5 %
A4 : 2 %
A5 : 2,5 %
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak dua kali sehingga jumlah satuan percobaan adalah 5
× 2 ¿ 10 satuan percobaan. Maka model matematikanya sebagai berikut :
Y ij ¿ µ +¿ αi + ε ij
Dimana :
Y ij ¿ Pengamatan setiap parameter yang diuji
μ=¿ Nilai rataan umum
αi ¿ Pengaruh perlakuan pada taraf ke-i
ε ij ¿ Galat Percobaan
3.2.2. Prosedur Penelitian
Adapun Proses pembuatan lilin Aromaterapi pada penelitian menggunakan teknik cetak dengan
beberapa tahap yaitu sebagai berikut

3.2.2.1. Tahap Persiapan


Langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan peralatan yang akan digunakan yang diawali
dengan persiapan cetakan lilin.Cetakan lilin yang dipakai adalah cetakan gelas. Langkah kedua yaitu dengan
panjang persiapan sumbu lilin yang digunakan adalah berupa benang katun dengan panjang 3,5 cm untuk
setiap cetakan. Sumbu lilin dimasukkan kedalam cetakan lilin, kemudian diletakkan kedalam dasar cetakan
lilin dan dikaitkan dengan pin penggait sumbu pada bagian atas cetakan lilin dengan tujuan agar
memperoleh sumbu lilin yang tegak sehingga dan memproses pencetakan lilin.
3.3.2. Tahap Pencetakan
Tahapan Pencetakan yang dilakukan adalah pencairan paraffin dan stearin (asam stearat). Proses
pencairan dilakukan dengean cara pemanasan menggunakan hot plate dengan beberapa tahapan yakni
dilakukan paraffin blok sebanyak 4 g dan asam stearat (stearin) 36 g kedalam wadah (beaker), lalu
dipanaskan diatas hot plate pada suhu 70oC sambil diaduk sampai mencair.langkah kedua yaitu tambahkan
pengharum minyak pala sesuai perlakuan kedalam lilin cair dalam wadah, pencampuran dilakukan pada
suhu 40oC. Hal ini dilakukan untuk mencengah komponen volatil minyak cepat menguap dan rusak.
Langkah ketiga, wadah diangkat kemudian campuran yang berupa lilin cair dituangkan kedalam cetakan
lilin. Langkah terakhir yaitu cetakan berisi lilin cair didinginkan selama 40 menit sehingga lilin membeku,
kemudian lilin dilepaskan dari cetakan.
Stearin : 90 %
Parafin : 10 %
Minyak Kulit Buah jeruk
Manado : Dipanaskan T = 55 o C
A1: 0,5 % Waktu 30 menit
A2 : 1 %
A3 : 1,5 % Pencampuran T = 40o C
A4 : 2 %
A5 : 2,5 %
Pencetakan

Pendinginan (2 jam)

Lilin Aromaterapi

Analisa

Uji Fisik : Uji Organoleptik


Uji Kekerasan, (Warna, Rasa, Aroma,
Titik Leleh, Kenampakan, Tingkat
Waktu Bakar, Warna Kesukaan

Gambar .1. Diagram Alir Pembuatan Lilin Aromaterapi (Sri Yuliani , 2010).
3.3. Variabel Pengamatan
3.3.1 Analisa Fisik
1. Uji Kekerasan
2. Titik Leleh
3. Waktu Bakar
4. Warna
3.3.2. Uji Organoleptik
1. Kesukaan kenampakan lilin Secara Keseluruhan sebelum dibakar.
2. Kesukaan aroma lilin sebelum dibakar.
3. Kesukaan aroma lilin saat dibakar.
4. Waktu deteksi aroma pertama kali.

Tabel.1. Uji Organoleptik Kenampakan Lilin Secara Keseluruhan Sebelum Dibakar


Karakteristik Hedonik Skor
Sangat tidak suka 01
Tidak suka 2
Agak suka 3
Suka 4
Sangat suka 5

Tabel. 2. Uji Organoleptik Aroma Lilin Sebelum Dibakar


Karakteristik Hedonik Skor
Sangat tidak suka 1
Tidak suka 2
Agak suka 3
Suka 4
Sangat suka 5

Tabel. 3. Uji Organoleptik Aroma Lilin Saat Dibakar


Karakteristik Hedonik Skor
Sangat tidak suka 1
Tidak suka 2
Agak suka 3
Suka 4
Sangat suka 5

Tabel.4. Uji Organoleptik Waktu Deteksi Aroma Pertama Kali


Karakteristik Hedonik Skor
0 – 40 detik 1
41 – 80 detik 2
81 – 120 detik 3
121 – 160 detik 4
161 – 200 detik 5

3.4. Analisis Data

Data hasil penelitian akan diuji secara statistik menggunakan analisis keragaman sesuai dengan rancangan
yang digunakan. Apabila terdapat Pengaruh yang Nyata atau Sangat Nyala, maka akan dilanjutkan dengan
analisis menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5 % atau α 0,05
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Provinsi Maluku : Perkembangan Indeks Harga Konsumen Inflasi.
Maluku.bps.go.id/backend/brs_ind/brsind-2016120509051.Pdf. Diakses : 31 Desember 2017.
Hidayati. 2012. Distilasi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Pontianak Dan
Pemanfaatannya Dalam Pembuatan Sabun Aromaterapi . BIOPROPAL INDUSTRI, Hal 39-49.
Kartika. R. F. A, Amanatufahmi. E. H, Lestari. T & Sa’diah. I. 2014. Pemanfaatan Limonen dari Kulit Jeruk
Nipis dalam Pembuatan Lilin Aromaterapi Penolak Serangga, Pendidikan Teknologi Agroindustri,
FPTK. UPI.
Kurniawan. A., Chandra Kurniawan, Nani Indraswati, Mudjijati. 2008. Ekstraksi minyak kulit jeruk dengan
metode Distilasi Pengepresan dan Leaching. Widya Teknik 7 : 15-24.
Megawati dan Murniyart. 2015. Microwave Assisted Hydrodistillation untuk Ekstraksi Minyak
atsiri Dari Kulit Jeruk Bali Sebagai Lilin Aromaterapi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan. 4 (1)
(2015) 14-20.
Mizu, I. 2008. Miyak atsiri jeruk: Peluang Meningkatkan Nilai Ekonomi Kulit Jeruk. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian 30(6). http://miyakatsiriindonesia.wordpress.com/minyak-jeruk/artikel/ :
diakses 2017.
Nata, F. I, Yulia Nurul. M, Herlina. 2014. Minyak Jeruk Pakis Sebagai Essential Oil dalam Pembuatan
Sabun: Ekstraksi dak Karakterisasi.Konversi 3(2).
Simanihuruk, N. 2013. Ekstraksi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Purut (Citrus
hystrix D. C.) di Balai Latihan Transimigrasi Pekanbaru Sebagai Bahan
Aktif Minyak Gosok. Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian.
Sri Yuliani, Suanti satuhu 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri.
Soenaryono H. 1989. Pengenalan jenis tanaman buah-buahnan bercocok tanam
buah-buahan di Indonesia. Sinar Baru. Bandung(ID).

Anda mungkin juga menyukai