2. Tujuan
Mengetahui adanya kandungan jenis senyawa shagaol dalam rimpang jahe dan membuat
produk sediaan dari ekstrak senyawa jahe.
3. Manfaat
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai senyawa zat aktif
yang terkandung dalam jahe dan memahami proses isolasi senyawa shogaol yang terdapat
dalam jahe. Memahami cara pembuatan sediaan granul effervescent serta validasi sediaan
effervescent.
PENDAHULUAN
■ Tanaman merupakan sumber kekayaan alam di Indonesia. Salah satu manfaat yang dapat
diambil dari tanaman adalah khasiat sebagai obat. Tanaman obat merupakan sumber
daya alam hayati yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan digunakan secara luas oleh
masyarakat khususnya kelompok masyarakat yang belum memiliki kesempatan untuk
mendapatkan pengobatan modern.
■ Salah satu jenis tanaman obat adalah Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Rimpang jahe
mengandung flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri (Hutapea, 2001). Selain itu,
rimpang jahe juga mengandung beberapa unsur berasa tajam yaitu zingeron,
metilgingeron, keton sejenis, serta gula dan pati 50% (Stahl, 1985). Selain itu rimpang
jahe juga dapat digunakan sebagai anti emetik atau pencegah mual pada kondisi mabuk
perjalanan (motion sickness) karena adanya kandungan gingerol dan shogaol (Ebadi,
2002).
KLASIFIKASI TANAMAN
■ Kingdom : Plantae
■ Divisi : Spermatophyta
■ Subdivisi : Angiospermae
■ Kelas : Monocotyledonae
■ Ordo : Zingiberales
■ Famili : Zingiberaceae
■ Subfamili : Zingiberoidae
■ Genus : Zingiber
- Dimasukan
- Sebelumnya telah dipanaskan dgn suhu 105⁰C
Cawan dangkal selama 30 menit atau sampai berat konstan
- Dimasukan
- Dibuka tutup cawannya
Ruang pengering - Dikeringkan pada suhu penetapan hingga bobot
konstan
- Susut pengeringan dihitung
■ Penetapan kadar abu total
-Dimasukan
Cawan krus
Dipijar
- Disaring
Kertas saring bebas
abu
100 ml etanol 95 %
- Dikocok pada 6 jam pertama, didiamkan selama 18 jam
- disaring
20 ml filtrat hasil maserasi
- Dibasakan
Amonia - Diambil
Fraksi asam - Dibagi 3
- Ditambahkan
Kloroform
Fraksi 1 Fraksi 2 Fraksi 3
- Dikocok
- Disaring
Filtrat
- Diasamkan
Hcl 2N
Fraksi 1
- Ditambahkan
Pereaksi
mayer
Fraksi 2
Endapan
(alkaloid) - Ditambahkan
Pereaksi
dragendrof
Endapan merah
bata (alkaloid) Fraksi 3
Sebagai blanko
■ Flavonoid
- Ditambahkan
Filtrat
- Ditambahkan
Amil alkohol
- Dikocok kuat
Endapan Filtrat 2
putih (tanin)
Filtrat 1 Filtrat 2 - Ditambahkan
FeCl3
- Ditambahkan
Eter
- Digerus
- Dibiarkan
kering
Residu
- Ditambahkan
- Ditambahkan
Eter
- Digerus
- Dibiarkan
kering
Residu
- Ditambahkan
Pereaksi liberman-burchard
- Ditambahkan - Ditambahkan
Air Air
- Dipanaskan - Dipanaskan
- Disaring - Disaring
Filtrat Filtrat
- Ditambahkan - Dikocok kuat
Alat perkolasi
- Dirangkai
- Dimasukan
Alat perkolator
- Ditambahkan
- Penyarian
Etanol bening
Kromatografi lapis tipis
Ekstrak + etanol
- Ditotolkan
- Yang sebelumnya sudah diukur bagian
Silika gel 60 GF 254
batas atas dan bawah
- Dimasukan
- Dibiarkan pelarut naik
Cember (toluen:kloroform 1:1)
- Diambil
- Dilihat
Spektro uv 366
Pembuatan granul effervescent rimpang
jahe
Asam sitrat
Ekstrak jahe
- Dibasahi
- Dicampurkan
CMC
Avicel 101
- Ditambahka
n Fase asam
Mg CO3
- Dibasahi
CMC
Fase basa
Fase basa Fase asam
Granulasi basah
- Dibuat
granul
Mesh no 24 dan
32
- Dikeringkan
oven
-Dicampurka
n
Granul fase basa dan granul
fase asam
Evaluasi • Kecepatan alir dan sudut
■ Penetapan kadar air istirahat
2 g granul Beaker glass
- Dimasukan - Ditimbang
Karakterisasi Hasil
Persyaratan FHI
Simplisia Karakterisasi
Kadar Abu 5,64% < 4,2 %
Kadar Sari Larut
17% < 15,8 %
Air
Kadar Sari Larut
10% > 5,7 %
Etanol
Kadar air 20% <10%
Susut
10,5% <10%
Pengeringan
Hasil penapisan fitokimia
■ Evaluasi granul effervescent dari ekstrak jahe. Diawali dengan uji organoleptis,
granul yang dihasilkan memiliki warna putih kekuningan dengan beraroma lemah
dan rasa yang asam.
■ Secara keseluruhan sediaan mempunyai sifat alir yang baik dimana sudutnya masih
masuk pada syarat yang ditentukan yaitu sebesar 23,589 g/s sedangkan sudut
istirahat mempunyai nilai 9,313 dengan hasil sangat baik. Pengujian sifat alir
memegang peranan penting sebagai kontrol dalam proses pengisian granul ke
dalam kemasan. Diharapkan granul akan mengalir secara free flowing dan
menghasilkan keseragaman bobot.
■ Uji susut pengeringan merupakan hal penting karena untuk mengetahui kadar
kelembaban yang terkandung dalam granul effervescent. Pada sediaan memiliki
kandungan lembab yang lebih dari 0,4- 0,7 % yaitu 1,21 %. Tidak tercapainya syarat
kandungan lembab dimungkinkan karena proses pembuatan granul effervescent
dilakukan di ruangan yang tidak diatur suhuny selain itu sifat asam sitrat yang
higroskopis juga berpotensi menyerap uap air di udara
Kesimpulan
■ Pada pembuatan granul effervescent dari ekstrak kering jahe ini dapat disimpulkan
bahwa sediaan yang dibuat memenuhi syarat evaluasi sediaan granul meliputi laju
alir dan sudut istirahat sedangkan untuk kadar air sediaan tidak memenuhi syarat.
Untuk kandungan senyawa shogaol dalam sediaan setelah dilakukan pemantauan
dengan KLT memiliki nilai Rf yang sama dengan nilai Rf ekstrak yang terdapat pada
spot ke 3 yaitu sebesar 0,79.
LAMPIRAN
Saran
Ansel. H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sedian Farmasi. Edisi IV Jakarta: UI Press. Hal. 605-607.
Departemen Kesehatan RI, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Jakarta : DepKes RI.
Hernani dan E. Hayani. 2001. Identification of chemical components on red ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) by
GC-MS. Proc. International Seminar on natural products chemistry and utilization of natural resources. UI-
Unesco, Jakarta : 501-505.
Jolad, S.D., R.C. Lantz; G.J, Chen, R.B. Bates dan B.N. Timmermann. 2005. Commercially processed dry ginger (Zingiber
officinale): composition and effects on LPS-stimulated PGE2 production. Phytochemistry 66:1614–1635.