Anda di halaman 1dari 46

FORMULASI GRANUL

EFFERVESCENT DARI EKSTRAK


JAHE (ZINGIBER OFFICINALE)
Berlian Kurniawan A 141 069
Delima Nugraha A 141 063
Intan Lisna Putri A 141 065
Nisa Hoerunnisa A 141 072
Rizki Pratiwi A 141 079
Sri Nurlatifah A 141 053
1. Identifikasi Masalah
Apakah terdapat kandungan jenis senyawa shagaol dalam tanaman Jahe ?
Bagaimana cara menemukan formulasi sediaan yang tepat dari ekstrak jahe ?

2. Tujuan
Mengetahui adanya kandungan jenis senyawa shagaol dalam rimpang jahe dan membuat
produk sediaan dari ekstrak senyawa jahe.

3. Manfaat
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai senyawa zat aktif
yang terkandung dalam jahe dan memahami proses isolasi senyawa shogaol yang terdapat
dalam jahe. Memahami cara pembuatan sediaan granul effervescent serta validasi sediaan
effervescent.
PENDAHULUAN
Tanaman merupakan sumber kekayaan alam di Indonesia. Salah satu manfaat yang dapat
diambil dari tanaman adalah khasiat sebagai obat. Tanaman obat merupakan sumber
daya alam hayati yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan digunakan secara luas oleh
masyarakat khususnya kelompok masyarakat yang belum memiliki kesempatan untuk
mendapatkan pengobatan modern.

Salah satu jenis tanaman obat adalah Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Rimpang jahe
mengandung flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri (Hutapea, 2001). Selain itu,
rimpang jahe juga mengandung beberapa unsur berasa tajam yaitu zingeron,
metilgingeron, keton sejenis, serta gula dan pati 50% (Stahl, 1985). Selain itu rimpang
jahe juga dapat digunakan sebagai anti emetik atau pencegah mual pada kondisi mabuk
perjalanan (motion sickness) karena adanya kandungan gingerol dan shogaol (Ebadi,
2002).
KLASIFIKASI TANAMAN

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Subfamili : Zingiberoidae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinale Rosc


Morfologi
Secara morfologi, tanaman jahe terdiri atas akar, rimpang,
batang, daun, dan bunga. Perakaran tanaman jahe merupakan
akar tunggal yang semakin membesar seiring dengan umurnya,
hingga membentuk rimpang serta tunas-tunas yang akan tumbuh
menjadi tanaman baru.

Akar tumbuh dari bagian bawah rimpang, sedangkan tunas akan


tumbuh dari bagian atas rimpang.

Batang pada tanaman jahe merupakan batang semu yang tumbuh


tegak lurus, berbentuk bulat pipih, tidak bercabang tersusun atas
seludang-seludang dan pelepah daun yang saling menutup
sehingga membentuk seperti batang.
Khasiat Tanaman
Beberapa komponen kimia jahe, seperti
gingerol, shogaol dan zingerone memberi efek
farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan,
antiinflammasi, analgesik, antikarsinogenik,
antipiretik, gastroprotective, cardiotonic,
antihepatoksik, non-toksik dan non-mutagenik
meskipun pada konsentrasi tinggi (Surh et al.
1998; Masuda et al. 1995; Manju dan Nalini
2005; Stoilova et al. 2007).
Granul
Granul adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang kecil. Umumnya berbentuk tidak merata dan
menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Ukuran biasanya berkisar antara ayakan 4-12, walaupun
demikian dari macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat tergantung pada tujuan
pemakaiannya (Ansel, 1989). Definisi dari granulasi adalah proses pembuatan granul yang bertujuan untuk
meningkatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan atau agregat dalam bentuk yang
beraturan yang disebut granul (Lachman, 1988). Sedangkan menurut Ansel (1989), proses pengubahan
campuran dari bentuk serbuk menjadi granul akan memperbaiki daya alir sediaan.
Granul Effervescent

Serbuk effervescent adalah serbuk yang mengandung unsur


obat dalam campuran yang kering, biasanya terdiri dari
natrium bikarbonat, asam sitrat,dan asam tartrat, yang jika
ditambah dengan air maka asam dan basanya bereaksi
membebaskan karbondioksida sehingga menghasilkan
gelembung gas yang menimbulkan efek menyegarkan di
sediaan serbuk effervescent.
Rancangan formulasi granul effervescent

Formulasi granul effervescent dari ekstrak rimpang jahe


R/ Ekstrak kering 300 mg
Avicel 101 111.1 gram
Asam Sitrat 708 mg
MgCO3 750 mg
NaCMC q.s
S
K
E
M
A
ALAT DAN BAHAN

ALAT YANG DIGUNAKAN :


EVAPORATOR, CORONG, BATANG PENGADUK,
BOTOL, VIAL, ALUMINIUM FOIL, GELAS KIMIA,
PIPET TETES, BEAKER GLASS, PLAT TETES,
CAWAN, SPIRTUS, ALAT PERKOLASI, PIPA
KAPILER, KAKI TIGA, CORONG PISAH,
CHAMBER.

BAHAN YANG DIGUNAKAN :


SIMPLISIA RIMPANG JAHE, AVICEL, AS. SITRAT,
MGCO3, CMC, AQUADEST.
Metode penelitian
(karakteristik simplisia dan ekstrak)
Penetapan susut pengeringan

2 gram serbuk kering

- Dimasukan
- Sebelumnya telah dipanaskan dgn suhu 105C
Cawan dangkal selama 30 menit atau sampai berat konstan

- Dimasukan
- Dibuka tutup cawannya
Ruang pengering - Dikeringkan pada suhu penetapan hingga bobot
konstan
- Susut pengeringan dihitung
Penetapan kadar abu total

2 gram serbuk kering

-Dimasukan

Cawan krus

Dipijar

Abu -Hingga arang habis


-Didinginkan
-Ditimbang
-Dihitung
Penetapan kadar abu tidak larut asam

Abu yang dihasilkan dari


kadar abu

- Didihkan selama 5 menit

25 ml asam klorida encer

Bagian yang tidak larut dalam asam - Dikumpulkan

- Disaring
Kertas saring bebas
abu

Hasil penyaringan - Dicuci dengan air panas


- Dipijar hingga bobot tetap
- Dihitung
Penetapan kadar sari larut air

5 gram serbuk kering

- Maserasi selama 24 jam

100 ml air jenuh kloroform


- Dikocok pada 6 jam pertama, didiamkan selama 18 jam
- disaring
20 ml filtrat hasil maserasi

- Diuapkan sampai kering

Cawan yang telah ditara

- Sisa dipanaskan pada suhu 105 C sampai bobot tetap

Hasil penguapan - Dihitung


Penetapan kadar sari larut etanol

5 gram serbuk kering

- Maserasi selama 24 jam

100 ml etanol 95 %
- Dikocok pada 6 jam pertama, didiamkan selama 18 jam
- disaring
20 ml filtrat hasil maserasi

- Diuapkan sampai kering

Cawan yang telah ditara

- Sisa dipanaskan pada suhu 105 C sampai bobot tetap

Hasil penguapan - Dihitung


Penapisan fitokimia simplisia
Alkaloid

Simplisia dalam mortir Fraksi kloroform - Disisihkan

- Dibasakan

Amonia - Diambil
Fraksi asam - Dibagi 3
- Ditambahkan

Kloroform
Fraksi 1 Fraksi 2 Fraksi 3
- Dikocok
- Disaring
Filtrat

- Diasamkan

Hcl 2N
Fraksi 1

- Ditambahkan
Pereaksi
mayer

Fraksi 2
Endapan
(alkaloid) - Ditambahkan
Pereaksi
dragendrof

Endapan merah
bata (alkaloid) Fraksi 3

Sebagai blanko
Flavonoid

Sejumlah simplisia dalam


tabung reaksi

- Ditambahkan

Serbuk Mg dan Hcl 2N

- Dipanaskan dan disaring

Filtrat

- Ditambahkan

Amil alkohol
- Dikocok kuat

Warna kuning hingga merah


(flavonoid)
Tanin dan polifenol

Sejumlah simplisia dalam


tabung reaksi
Filtrat 1
- Ditambahkan
- Ditambahkan
Air
- Dipanaskan Gelatin 10%
- Disaring

Endapan Filtrat 2
putih (tanin)
Filtrat 1 Filtrat 2 - Ditambahkan

FeCl3

Perubahan warna biru


hitam (fenolat)
Monoterpen dan siskuiterpen

Sejumlah simplisia dalam mortir

- Ditambahkan

Eter
- Digerus

Filtrat dalam cawan penguap

- Dibiarkan
kering
Residu
- Ditambahkan

Larutan vanilin 10% dalam H2SO


pekat

Warna-warna (monoterpen dan


siskuiterpen
Steroid dan terpenoid

Sejumlah simplisia dalam mortir

- Ditambahkan

Eter
- Digerus

Filtrat dalam cawan penguap

- Dibiarkan
kering
Residu
- Ditambahkan

Pereaksi liberman-burchard

Warna hijau-biru (steroid)


Warna ungu (triterpenoid)
Saponin
Kuinon
Sejumlah simplisia dalam Sejumlah simplisia dalam
tabung reaksi tabung reaksi

- Ditambahkan - Ditambahkan

Air Air
- Dipanaskan - Dipanaskan
- Disaring - Disaring
Filtrat Filtrat
- Ditambahkan - Dikocok kuat

KOH 5% Terbentuk busa 1 cm selama 5-


10 menit

Warna kuning (kuinon)


Ekstraksi

Alat perkolasi

- Dirangkai

50 gram serbuk rimpang jahe

- Dimasukan

Alat perkolator

- Ditambahkan

500 ml Etanol 96%

- Penyarian

Etanol bening
Kromatografi lapis tipis
Ekstrak + etanol

- Ditotolkan
- Yang sebelumnya sudah diukur bagian
Silika gel 60 GF 254
batas atas dan bawah
- Dimasukan
- Dibiarkan pelarut naik
Cember (toluen:kloroform 1:1)

- Diambil

Silika gel 60 GF 254

- Dilihat

Spektro uv 366
Pembuatan granul effervescent rimpang
jahe
Asam sitrat
Ekstrak jahe
- Dibasahi
- Dicampurkan
CMC
Avicel 101

- Ditambahka
n Fase asam
Mg CO3

- Dibasahi

CMC

Fase basa
Fase basa Fase asam

Granulasi basah

- Dibuat
granul
Mesh no 24 dan
32
- Dikeringkan

oven
-Dicampurka
n
Granul fase basa dan granul
fase asam
Evaluasi Kecepatan alir dan sudut
Penetapan kadar air istirahat
2 g granul Beaker glass

- Dimasukan - Ditimbang

Alat Moisture Skala diset posisi


balance 0
- Didiamkan hingga
skala menunjukan
Granul
konstan
- Dimasukan
Dibaca pada alat Corong
pada skala kadar
air dan dicatat - Alat dihidupkan

Dicatat waktu dan


tinggi puncak
Karakterisasi Simplisia
Hasil karakterisasi secara makroskopik yaitu :
Warna : Kuning pucat
Bau : Aromatik
Rasa : Pedas
Bentuk : Bulat agak lonjong
Hasil karakteristik secara mikroskopik dapat dilihat pada gambar 4.2.

Jaringan Gabus Amilum Serabut Berkas Pengangkut


Tabel Hasil Karakterisasi Simplisia Rimpang Jahe

Karakterisasi Hasil
Persyaratan FHI
Simplisia Karakterisasi
Kadar Abu 5,64% < 4,2 %
Kadar Sari Larut
17% < 15,8 %
Air
Kadar Sari Larut
10% > 5,7 %
Etanol
Kadar air 20% <10%
Susut
10,5% <10%
Pengeringan
Hasil penapisan fitokimia

Menurut literatur rimpang jahe (Zingiber officinale) diketahui mengandung 2


komponen utama yaitu komponen volatile dan komponen non-volatile. Komponen
volatile terdiri dari oleoresin (4,0-7,5%) yang bertanggung jawab terhadap aroma
jahe (minyak atsiri) dengan komponen terbanyak adalah zingiberin dan zingiberol.
Minyak atsiri jahe berwarna bening sampai kuning tua, sedangkan komponen non-
volatile pada jahe bertanggung jawab pada rasa pedas salah satu diantaranya
adalah gingerol.
Hasil penapisan fitokimia simplisia rimpang jahe
Golongan senyawa Hasil
Alkaloid -
Fenolat -
Flavonoid -
Tanin -
Monoterpen +
Steroid -
Triterpenoid
Keterangan : (+) = Terdeteksi
-
(-) = Tidak terdeteksi
Hasil Ekstraksi

Ekstraksi dilakukan dengan metode ekstraksi panas yaitu soxhlet. Pemilihan


metode panas soxhlet untuk ekstraksi simplisia rimpang jahe karena kandungan
senyawa yang akan diambil untuk dibuat sediaan granul effervescent adalah
shogaol. Shogaol sendiri berasal dari gingerol, gingerol sangat tidak stabil dengan
adanya panas dan pada suhu tinggi akan berubah menjadi shogaol. Shogaol
merupakan komponen utama dari jahe kering dengan dilakukannya ekstraksi
menggunakan cara panas diharapkan shogaol yang terbentuk lebih banyak
dibandingkan dengan men ggunakan ekstraksi dengan cara dingin.
Hasil KLT Ekstrak
Dari hasil KLT yang didapat nilai Rf pada
spot 1 sebesar 0,54, spot 2 sebesar 0,65,
dan spot 3 sebesar 0,79 untuk
mengetahui ada atau tidaknya shogaol
nilai Rf nya dibandingkan dengan nilai Rf
pembanding dan pembanding yang
digunakan yaitu eugenol yang memiliki Rf
0,82. Pada spot 3 nilai Rf yang didapat
mendekati nilai Rf pembanding yaitu 0,79.
Hasil Pemantauan Sediaan Dengan KLT
Dari hasil KLT yang didapat nilai Rf pada spot 1
sebesar 0,54, spot 2 sebesar 0,65, dan spot 3
sebesar 0,79 untuk mengetahui ada atau tidaknya
shogaol nilai Rf nya dibandingkan dengan nilai Rf
pembanding dan pembanding yang digunakan yaitu
eugenol yang memiliki Rf 0,82. Pada spot 3 nilai Rf
yang didapat mendekati nilai Rf pembanding yaitu
0,79.
Hasil Evaluasi Sediaan Granul Effervescent

Evaluasi granul effervescent dari ekstrak jahe. Diawali dengan uji organoleptis,
granul yang dihasilkan memiliki warna putih kekuningan dengan beraroma lemah
dan rasa yang asam.
Secara keseluruhan sediaan mempunyai sifat alir yang baik dimana sudutnya masih
masuk pada syarat yang ditentukan yaitu sebesar 23,589 g/s sedangkan sudut
istirahat mempunyai nilai 9,313 dengan hasil sangat baik. Pengujian sifat alir
memegang peranan penting sebagai kontrol dalam proses pengisian granul ke
dalam kemasan. Diharapkan granul akan mengalir secara free flowing dan
menghasilkan keseragaman bobot.
Uji susut pengeringan merupakan hal penting karena untuk mengetahui kadar
kelembaban yang terkandung dalam granul effervescent. Pada sediaan memiliki
kandungan lembab yang lebih dari 0,4- 0,7 % yaitu 1,21 %. Tidak tercapainya syarat
kandungan lembab dimungkinkan karena proses pembuatan granul effervescent
dilakukan di ruangan yang tidak diatur suhuny selain itu sifat asam sitrat yang
higroskopis juga berpotensi menyerap uap air di udara
Kesimpulan

Pada pembuatan granul effervescent dari ekstrak kering jahe ini dapat disimpulkan
bahwa sediaan yang dibuat memenuhi syarat evaluasi sediaan granul meliputi laju
alir dan sudut istirahat sedangkan untuk kadar air sediaan tidak memenuhi syarat.
Untuk kandungan senyawa shogaol dalam sediaan setelah dilakukan pemantauan
dengan KLT memiliki nilai Rf yang sama dengan nilai Rf ekstrak yang terdapat pada
spot ke 3 yaitu sebesar 0,79.
LAMPIRAN
Saran

A. Sebaiknya penelitian ini dapat dikembangkan lebih lagi untuk membuktikan


adanya senyawa shogaol dan khasiat lainnya yang terdapat pada jahe.

B. Dilakukan penelitian kembali dengan menggunakan metode yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA
Ajijah, N., B. Martono, N. Bermawie, dan E.A. Hadad. 1997. Botani dan Karakteristik. Di dalam : Sitepu D., Sudiarto, N.
Bermawie, Supriadi, D.Soetopo, Rosita S.M.D, Hernani, A.M. Rivai, editors. Monograf no 3 : Jahe. Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Badan Litbang Deptan. hlm 10-17.

Ansel. H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sedian Farmasi. Edisi IV Jakarta: UI Press. Hal. 605-607.

Departemen Kesehatan RI, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Jakarta : DepKes RI.

Hernani dan E. Hayani. 2001. Identification of chemical components on red ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) by
GC-MS. Proc. International Seminar on natural products chemistry and utilization of natural resources. UI-
Unesco, Jakarta : 501-505.

Jolad, S.D., R.C. Lantz; G.J, Chen, R.B. Bates dan B.N. Timmermann. 2005. Commercially processed dry ginger (Zingiber
officinale): composition and effects on LPS-stimulated PGE2 production. Phytochemistry 66:16141635.

Anda mungkin juga menyukai