Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI FARMASI
Minggu 4-6
SKRINING FITOKIMIA
PEMERIKSAAN GOLONGAN SENYAWA
ALKALOID
Serbuk simplisia + ammonia encer
(digerus dalam mortar)

+ Kloroform (sambal terus digerus cepat)


Kemudian saring

Filtrat + HCl 2 N
(kemudian kocok)
Ambil bagian asam nya

BLANGKO Mayer Dragendorf

Perbandingkan Endapan Putih Endapan


Cara Penyarian dengan Air

Saponin

Tanin
Digerus dalam
mortir
Serbuk Simplisia Polifenol
Panaskan dengan air
Kemudian saring
Flavonoid

Kuinon
SAPONIN
•Filtrat
•Tambahkan lagi sedikit Air
1 •Panaskan

•Setelah dingin
2
•Tabung dikocok kuat –kuat selama beberapa menit

•Pembentukan busa sekurang kurangnya setinggi 1 cm


•Persisten selama beberapa menit
3 •Tidak hilang dengan penambahan Asam

•Positif adanya saponin


*
TANIN
Filtrat

Ditetesi dengan
Gelatin 1%

Terbentuk
Endapan Putih

Menunjukkan
adanya Tanin
POLIFENOL
Filtrat

Ditetesi dengan
FeCl3

Terbentuk warna
Biru - Hitam

Menunjukkan
adanya Polifenol
FLAVONOID

Filtrat • Ditambahkan serbuk Zn

+
• Larutan Alkohol : Asam
Klorida (1:1)

+ • AmilAlkohol

Campuran
dikocok
kuat-kuat

Filtrat berwarna merah,


kuning atau jingga yang dapat
ditarik oleh AmilAlkohol
KUINON

Terbentuk warna
kuning – merah
Filtrat Ditetesi NaOH Menunjukkan
adanya senyawa
Kuinon
TRITERPENOID DAN STEROID

Simplisia disari
dengan eter

STEROID
Sari eter Residu ditetesi
diuapkan Lieberman-
hingga kering Burchard

Ungu Hijau – Biru


+Triterpenoid +Steroid BLANKO

TRITERPENOID
MONOTERPENOID DAN SESKUITERPEN
Simplisia disari Simplisia disari
dengan eter dengan eter

Diuapkan hingga Diuapkan hingga


kering kering

BLANKO
Residu Residu
diteteskan diteteskan
Anisaldehid- Vanilin – Asam
Asam Sulfat Sulfat

Warna – warna Warna – warna


menunjukkan menunjukkan
adanya senyawa adanya senyawa
Monoterpenoid Seskuiterpenoid
SUSUT PENGERINGAN
Prosedur susut pengeringan
Timbang 2 gram sampel (berupa serbuk) dalam
botol timbang /krus yg sudah di tara

Ratakan sampel (dengan menggoyangkan botol)


hingga tebal lapisan 5-10mm

Masukan dalam Ruang pengering (tutup botol


dibuka) pada suhu 1050 selama 30 menit

Masukan dalam desikator (biarkan botol/krus


dalam keadaan tertutup) selama 1 jam

Timbang dan catat hasilnya

Lakukan hingga bobot konstan dan hitung hasil nya


Perhitungan susut pengeringan :

Susut pengeringan = (bobot awal – bobot akhir) x 100%


bobot awal
Bobot tetap atau berat konstan :
dua kali penimbangan berturut-turut
Keterangan : berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap
Bobot awal = Bobot (sampel + krus sebelum pengeringan) gram sisa yang ditimbang
Bobot Akhir =Bobot (sampel+ krus setelah pengeringan)
DATA PENIMBANGAN ad KONSTAN
PENIMBANGAN BOBOT
Berat Berat Krus Berat Berat
Simplisia Kosog krus+simplisia krus+simplisia
% Susut
Pengeringan 1 17,9676
(g)
1,0023
Konstan (g)
17,9676
awal (g)
18,9699
konstan (g)
18,9047 6,5050 % 2 17,0048
1,0087
1,0033
17,0048
17,0026
18,0135
18,0059
17,9483
17,9411
6,4637 %
6,4586 % 3 17,0025
4 17,0021
INDEKS PEMBUSAAN
Prosedur Indeks Pembusaan
Timbang 2 gram sampel (serbuk kasar)

Buat rebusan simplisia

Masukan 2 gram simplisia dalam 100 ml aquadest mendidih selama 30 menit

Dinginkan, Saring ke dalam labu takar

Tambahkan aquadest, add 100 ml

Buat seri pengenceran dalam tabung reaksi tertutup (Tabel dibawah)

Tutup tabung reaksi

Kocok selama 15 detik dg frekuensi 2 kocokan perdetik

Biarkan selama 15 menit

Amati dan ukur tinggi busa


Keterangan Hasil :
- Jika tinggi busa pada setiap tabung < 1 cm, maka indeks busa < 100
- Jika tinggi busa 1cm pada satu tabung , maka volume dekokta simplisia
dalam tabung tersebut digunakan untuk menentukan indeks (sebagai a)
Jika tabung ini merupakan tabung pertama atau kedua seri, maka harus
dilakukan pengenceran yang lebih rinci untuk mendapat hasil yang akurat
- Jika tinggi busa pada setiap tabung lebih dari 1cm, maka indeks busanya >1000
Dalam hal ini ulangi pengujian dengan menggunakan rangkaian seri baru dari
dekokta untuk mendapat hasil

Rumus perhitungan indeks pembusaan:


Indeks busa = 1000 / a

Keterangan :
a = volume (ml) dekokta yang digunakan untuk membuat larutan dalam tabung
yang busa nya setinggi 1 cm pada saat diamati.
Jika tinggi busa 1cm pada satu tabung

No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rebusan simplisia (ml) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aquadest (ml) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Volume Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi busa (cm) 0,3 0,5 0,7 1 1,2 1,3 1,3 1,5 1,6 1,7

Indeks busa = 1000 / a

Indeks busa = 1000 / 4 = 250


Jika tinggi busa pada setiap tabung < 1 cm

No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rebusan simplisia (ml) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aquadest (ml) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Volume Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi busa (cm) 0,1 0,2 0,3 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,8

Indeks busa = < 100


Jika tinggi busa pada setiap tabung lebih dari 1cm

No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rebusan simplisia (ml) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aquadest (ml) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Volume Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi busa (cm) 1,1 1,2 1,3 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 2,1 2,3

Indeks busa = >1000


Jika tabung ini merupakan tabung pertama atau kedua seri

No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rebusan simplisia (ml) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aquadest (ml) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Volume Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi busa (cm) 0,8 1,2 1,3 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 2,1 2,3

maka harus dilakukan pengenceran yang lebih rinci untuk mendapat


hasil yang akurat :
Volume Tabung 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2
Tinggi busa (cm) 0,8 0,8 0,9 1 1,2 1,3

Indeks busa = 1000 / a Indeks busa = 1000 / 1,6 =625


Kelas Praktikum Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7
Skrining Fitokimia 1,2,3,4 5,6,7 8,9,10

A Susut Pengeringan 5,6,7 8,9,10 1,2,3,4


Indeks Pembusaan 8,9,10 1,2,3,4 5,6,7
Skrining Fitokimia 1,2,3 4,5,6,7 8,9,10

B Susut Pengeringan 4,5,6,7 8,9,10 1,2,3


Indeks Pembusaan 8,9,10 1,2,3,4 5,6,7
Skrining Fitokimia 1,2,3 4,5,6 7,8,9,10

C Susut Pengeringan 4,5,6 7,8,9,10 1,2,3


Indeks Pembusaan 7,8,9,10 1,2,3 4,5,6
Skrining Fitokimia 1,2,3,4 5,6,7 8,9,10

D Susut Pengeringan 5,6,7 8,9,10 1,2,3,4


Indeks Pembusaan 8,9,10 1,2,3,4 5,6,7

Anda mungkin juga menyukai