Anda di halaman 1dari 18

No.

Tanaman, Infromasi Lengkap


Khasiat, FARMASI INDUSTRI
Bentuk
sediaan
1 Kayu Manis,  Metode: granulasi basah
Antidiabetes,  SIfat zat aktif: Cinamaldehid & Cinnamtanin bersifat polar, tahan panas
Tablet  Formulasi :
R/ Ekstrak kental air kayu manis 360 mg  zat aktif
Avicel ph 102 130 mg  penghancur dalam
Amilum manihot 48,75 mg  pengikat
Avicel ph 102 65 mg  penghancur luar
Laktosa 22,75 mg  pengisi
Talk 13 mg  antiadheren
Mg stearate 6,5 mg  pelican
Total bobot tablet 650 mg
 Cara pembuatan:
Semua bahan diayak dengan ayakan mesh 30 dan ditimbang sesuai formula
Membuat larutan pengikat :
Tuang air ke wadah gelas yang berisi amilum manihot sambil diaduk tambah air mendidih (95 0C) sambil diaduk
 terbentuk larutan kental dan jernih campur ekstrak, laktosa, dan avicel ph ke dalam wadah dan diaduk hingga homogeny
tambahkan larutan pengikat  aduk hingga masa kempal Massa yang kempal diayak dengan mesh 8 hingga terbentuk
granula  Granul dapat disimpan pada nampan dengan beralaskan kain 40-500C dalam 24 jam.Granul yang telah kering

diayak dengan ayakan mesh 12  masukkan ke wadah Tambahkan avicel ph 102, talk, magnesium stearate, lalu
diaduk hingga homogeny Cetak tablet dengn mesin
 IPC dan Evaluasi:
Granul
1. Sifat alir granul
Menimbang 100 g granul, kemudian dimasukkan kedalam corong. Penutup corong dibuka
dan granul dibiarkan mengalir sampai habis. Waktu alir granul dihitung pada saat penutup
corong dibuka. Syarat waktu alir yang baik dimana 10 detik untuk 100 g granul (Voight,
1984).
2. Penetapan sudut diam
Memasukkan 100 g granul secara perlahan-lahan melalui lubang bagian atas corong, bagian
bawah ditutup. Setelah serbuk semua dimasukkan, penutup dibuka dan serbuk dibiarkan
keluar. Tinggi kerucut dan diameternya diukur hingga dapat diketahui sudut diamnya. Uji
dikatakan memenuhi syarat apabila 250 > α < 400 (Banker & Anderson, 1986).
3. Uji kompaktibilitas granul
Massa tablet dikempa pada volume dan tekanan yang sama, yaitu pada posisi punch bawah
skala 15,0 dan kedalaman punch atas pada waktu turun ke ruang die (diameter 10 mm) pada
skala 8,5. Tablet yang dihasilkan diukur kekerasannya (Siswanto & Sri, 2006).
4. Uji kelembaban granul
Dengan alat moisture balance, dimasukkan 5 gram granul dalam aluminium foil. Pengeringan
pada suhu 105̊ C selama 5 menit, akan didapat persen kadar air.
Tablet
1. Uji keseragaman bobot
Menimbang 20 tablet, timbang satu per satu, kemudian di hitung bobot rata-rata tablet
(Suyono & Rahmi, 2016).
2. Uji keseragaman ukuran
Diambil tablet sebanyak 10 tablet. diukur tebal dan diameter masing-masing tablet satu per
satu dengan micrometer. Catat hasil pengukurannya. Syarat keseragaman ukuran kecuali
dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal
tablet (Suyono & Rahmi, 2016).
3. Uji kekerasan tablet
Ambil secara acak 10 tablet setelah 24 jam waktu produksi (guna memastikan keseimbangan
tekanan dan gaya di dalam tablet). Masukkan pada alat pengukuran tablet (hardness tester).
Tablet diletakan pada ujung alat dengan posisi vertical. Putar sekrup pada ujung yang lain,
sehingga tablet tertekan. Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah. Tekanan tablet dibaca
pada skala, lakukan percobaan sebanyak 5 kali dan hitung harga putarannya. Persyaratan
kekerasan tablet yaitu 4-8 kg (Suyono & Rahmi, 2016).
4. Uji kerapuhan tablet
Ambil 20 tablet lalu dibebas debukan dan di timbang menggunakan timbangan analitik.
Masukkan tablet kedalam fribilator lalu diputar selama 4 menit dengan kecepatan 25 putaran
per menit. Tablet dibersihkan dari fines yang menempel dan ditimbang kembali
menggunakan timbangan analitik. Syaratnya kehilangan bobot ≤ 1% (Anonim, 1995).
5. Uji waktu hancur tablet
Memasukkan sebuah tablet ke dalam aquades dengan volume 200 ml. Waktu hancur dihitung
dengan stop watch mulai tablet tercelup sampai semua tablet hancur dan larut (Anwar, 2010)
6. Uji tanggapan rasa
Uji respon rasa dilakukan dengan teknik accidental sampling, dengan populasi heterogen
sejumlah 20 responden. Setiap responden mendapatkan kesempatan yang sama untuk
merasakan sampel dari sejumlah formulasi tablet tersebut. Respon rasa dikelompokkan dari
tingkat rasa asam, enak, sedang, tidak berasa, dan pahit (Anwar, 2010).
2. Ekstrak  Total campuran ekstrak: 1620 mg
tempuyung  Pertimbangan dibuat sirup: dosis yang besar, rasanya enak
500 mg,  Formula di bawah untuk 59 mg/1 ml sirup
ekstrak seledri  Formula ini untuk produksi 1 batch sirup. 1 batch memproduksi 400 botol sirup ukuran 300 ml. Tiap
1120 mg, botol dapat digunakan hingga 10x minum
kumis kucing  Dosis optimal: 1620 mg/ 59 mg x 1 ml = 27,46 (30 ml sirup)
(/), Peluruh  Formula sirup:
batu ginjal. R/ Campuran ekstrak Zat aktif
Sirup 73,75 kg
Sukrosa 500 kg Pemanis
Asam sitrat 5 kg Pengatur keasaman
Methyl paraben 2,5 kg Pengawet
Propyl paraben 0,5 kg Pengawet
Glycerin 25 L Pengental, co-solvent
Propilen glikol 2,5 L Pengental, co-solvent
Peppermint oil 0,9375 L Perasa
Clove oil 0,3125 L Perasa
Purified water ad 1200 L Pelarut

 Cara Pembuatan:
1. Masukkan 600 liter air ke dalam tank untuk produksi. Panaskan dan didihkan 40-45 menit. Saat
mulai mendidih, masukkan 500 kg gula perlahan-lahan dengan pengadukan terus menerus.
Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk sirup yang homogeny.
2. Campurkan metil paraben, propil paraben, asam sitrat dengan 50 liter air dalam mixer yang
berbeda.Lalu masukkan campuran ini ke dalam tank berisi sirup tadi. Campur selama 20 menit.
3. Masukkan campuran ekstrak ke dalam steam jacket, tambahkan propil paraben dan gliserin, aduk
selama 15 menit, lalu tambahkan 500 Liter air panas, aduk homogen selama 45 menit. Setelah
itu, saring larutan ini, dan masukkan ke dalam larutan sirup, aduk kembali selama 20 menit.
4. Dinginkan sirup yang telah jadi secara perlahan dengan sirkulasi air, sampai sirup mencapai suhu
ruang. Setelah itu, tambahkan peppermint oil dan clove oil sebagai penambah aroma, lalu aduk
sekitar 15 menit, lalu buat volumenya 1250 L dengan air (suhu biasa), lalu aduk kembali selama
30 menit sebelum dikemas dalam botol.
3. Temu mangga,  Bobot tablet: 1,5 g
Antikanker,  Formula:
Tablet hisap
Bahan Jumlah (mg)
Ekstrak kental 885
Polivinilpirolido 12,3
n
Manitol 123
Mint 2,46
Mg stearat 6,15
Laktosa 471
Total 1500 mg
 Cara Pembuatan:
 IPC:
Granul
- Homogenitas pencampuran diawal:
1. Setelah 2 menit pencampuran, sampel diambil sebanyak 100 mg di 5 tempat yang berbeda.
2. Sampel dilarutkan dalam etanol 70% kemudian disaring.
3. Filtrat kemudian ditotolkan sebanyak 5 µL pada silika gel G254.
4. Selanjutnya plate dielusi dengan menggunakan fase gerak diklorometan :methanol (99:1), range
kurva baku 0,8-1,3 µg/spot , panjang gelombang 427 nm.
5. Hasil elusi kemudian dibaca pada alat densitometer (Gantait et al, 2011).
- Uji kadar zat aktif (kurkuminoid)
Campuran ditimbang sebanyak 50 mg dan dimasukan ke dalam wadah, kemudian di
larutkan dengan metanol hingga 10 mL dan dilakukan ekstraksi menggunakan sonikasi selama 20
menit sebanyak tiga kali pengulangan. Filtrate ditepatkan pada labu ukur 50 mL, sedangkan
standar kurkuminoid dibuat dengan konsentrasi 0,50-3,00 mg/L. baik sampel maupun standar
diukur serapannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 419 nm (Setiawan, 2010).
- Uji pengeringan
Sebanyak 1 gram granul dimasukkan ke dalam alat moisture balance, granul diratakan
kemudian alat dijalankan. Moisture balance akan membaca kadar air dalam granul. Syarat:
kandungan lembab granul kurang dari 10%.
- Uji waktu alir granul
Ditimbang 100 gram granul, masukkan kedalam corong uji waktu alir dalam keadaan
tertutup. Buka penutup corong, biarkan granul mengalir, digunakan stopwatch dan dicatat
waktunya. Syarat: 100 gram granul tidak lebih dari 10 detik (Fudholi, 1983)
- Uji pengetapan
Dituang granul secara pelan-pelan ke dalam gelas ukur sampai volume 100 ml, catat
sebagai V1. Pasang gelas ukur pada alat, dan hidupkan motor. Perubahan volume setelah
pengetapan (V2) dicatat 5 menit. Pengetapan diteruskan sampai permukaan serbuk tidak turun lagi
(volume sudah konstan). Indeks pengetapan dapat dihitung dengan rumus:
V 1−V 2
X 100 %
VI
Indeks pengetapan =
Syarat: indeks pengetapan tidak lebih dari 20%.
- Uji sudut diam
Sebanyak 100 gr granul kering dimasukan ke dalam corong yang lubang bawahnya ditutup
dengan alas yang rata. Tutup bawah corong dibuka sehingga granul mengalir ke atas meja
berlapiskan kertas grafik. Tinggi dan diameter granul yang terkumpul diukur serta dihitung sudut
diamnya dengan rumus:
2h
Tan α =
d
Keterangan : α= sudut istirahat, h= tinggi gundukan d= diameter gundukan.
Syarat: sudut diam kurang dari 500

Tablet
- Uji Keseragaman Bobot
Masing-masing formula diambil 20 tablet, kemudian tablet yang telah dibersihkan dari debu
ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rataratanya, kemudian dicocokkan dengan tabel
persentase penyimpangan bobot yang diizinkan. Syarat: Satu tablet tidak boleh menyimpang lebih
dari 5% dan tidak boleh ada tablet yang menyimpang lebih dari 10%
- Uji Kekerasan
Masing-masing formula diambil 10 tablet, kemudian satu persatu tablet diletakkan di tengah
dan tegak lurus pada hardness tester, mula-mula skala pada posisi nol, kemudian alat diputar
pelanpelan sampai tablet pecah. Dibaca skala yang dicapai pada saat tablet pecah atau hancur.
Kekerasan tersebut dinyatakan dalam kilogram. Syarat: tablet hisap mempunyai kekerasan antara
4 kg sampai 10 kg (Parrott, 1971).
- Uji Kerapuhan
Sebanyak 20 tablet dari masing-masing formula yang telah dibebas debukan ditimbang,
kemudian dimasukkan dalam alat friabilator. Alat dijalankan 4 menit atau 100 kali putaran. Tablet
diambil dan dibersihkan dari partikel yang menempel pada tablet, ditimbang kembali, dihitung
presentase selisih atau susut bobotnya. Syarat: berat total tablet yang diuji tidak boleh berkurang
lebih dari 1% dari berat awal uji. Hasil uji dihitung dengan rumus:
W 2−W 1
Kerapuhan tablet = X 100 %
W1
- Waktu Larut
Tablet hisap biasanya melarut kurang dari 10 menit di dalam mulut (Banker and Anderson,
1994). Karena alat untuk menguji waktu hancur tidak dapat mewakili kondisi di dalam mulut,
maka uji waktu larut dilakukan secara langsung oleh responden. Responden memasukkan tablet
ke dalam mulutnya dengan tanpa mengunyahnya dan membiarkan tablet melarut dengan
sendirinya hingga habis di dalam mulut. Waktu yang diperlukan untuk melarut sampai habis
dicatat (Nugroho, 1995).
- Uji Tanggap Rasa
Uji tanggap rasa dilakukan dengan teknik sampling acak (random sampling) dengan
populasi heterogen sejumlah 10 responden. Setiap responden mendapatkan kesempatan yang
sama untuk merasakan sampel dari formula tablet hisap. Responden memberikan penilaian
terhadap kelima tablet hisap dengan kadar PVP yang berbeda dengan nilai 1 - 5 dari yang paling
tidak enak hingga yang paling enak, dengan kriteria sebagai berikut: 1=paling tidak enak, 2=tidak
enak, 3=cukup enak, 4=enak, 5=paling enak, kemudian menghitung rata-rata skor atau nilai
masing-masing tablet (Nugroho, 1995).
- Uji kadar zat aktif (kurkuminoid)
a. Diitimbang 10 tablet kemudian digerus halus.
b. Ditimbang sejumlah bobot rata-rata tablet.
c. Sampel ditimbang sebanyak bobot rata-rata tablet, dilarutkan dalam etanol 70% dan disaring.
d. Filtrat kemudian ditotolkan sebanyak 5 µL pada silika gel G254.
e. Selanjutnya plate dielusi dengan menggunakan fase gerak diklorometan :methanol (99:1), range
kurva baku 0,8-1,3 µg/spot , panjang gelombang 427 nm.
Hasil elusi kemudian dibaca pada alat densitometer (Gantait et al, 2011).

IPC kemasan
- Uji kebocoran kemasan
Pada saat proses stripping dilakukan uji kebocoran oleh supervisor menggunakan eksikator yang
dilengapi pompa vakum, sediaan dimasukan ke dalam eksikator berisi air ang ditetesi indicator
(metilen blue). Eksikator tersebut diberikan tekanan sebesar 500mmHg selama 5 menit, kemudian
dimatikan dan dibiarkan selama 15 menit. Pemeriksaan dilakukan secara visual, tablet terlihat
lembek/rusak maka terdapat kebocoran (Hasmawati, 2011)
4. Mengkudu,  Dosis ekstrak etanol : 2 x sehari (500mg)
Antihipertensi,  Sifat fisikakimia:
Sirup BM : 192,17 g/mol
Titik lebur : 204°C
Kelarutan : sebagian larut dalam air
 Formula:
Bahan Fungsi Batasan Persentase Kandungan
Penggunaan dalam sediaan bahan
Ekstrak etanol buah Zat aktif 500mg/10ml 5% 15 g
Sodium benzoat Pengawet 0,02 – 0,5% 0,02% 0,06 g
Sorbitol Pemanis dan Pelarut 20 – 35% 20% 60 ml
Gliserin Pemanis dan pelarut ≤20% 10% 30 ml
Propilen glikol Pelarut dan penstabil 10 – 25% 10% 30 ml
Madu Pemanis 2% 6 ml
Minyak peppermint Perasa ≤0,015% 0,01% 0.03 ml
Asam sitrat Pendapar pH 0,1 – 2% 0,5 % 1,5 g
Aquadest Pelarut
PENIMBANGAN Qs Qs qs
Total 300 ml
PENCAMPURAN (MIXING)

 Cara Pembuatan:
PENYARINGAN

PENGISIAN DAN PENUTUPAN BOTOL

LABELING

PENGEMASAN SEKUNDER

GUDANG (OBAT JADI)


 IPC:
a. Mixing:
 Organoleptis
Organoleptis sediaan sirup meliputi rasa, bau serta warna dapat digunakan sebagai indikator
sifat fisik yang bersifat subjektif. Hal tersebut berkaitan dengan kenyamanan konsumen dalam
menggunakan sediaan sirup (Lachman dkk., 2008).
 pH
Pengujian derajar keasaman (pH) dilakukan untuk mengetahui perubahan keasaman dari
larutan. pH merupakan faktor penting di dalam formulasi karena dapat mempengaruhi
kelarutan obat, aktivitas, absorbsi, stabilitas, dan kenyamanan pasien (Allen dkk., 2005).
Umumnya indikator yang digunakan adalah kertas pH.
 viskositas
Pengukuran viskositas pada umumnya menggunakan viskosimeter. Pada waktu tertentu,
viskositas suatu cairan sediaan oral perlu ditingkatkan agar lebih mudah untuk dikonsumsi
maupun untuk memperbaiki kemampuan penuangan.
 Homogenitas
Pengujian dilakukan dengan mengamati sediaan apakah ada endapan atau partikel pada larutan
sirup
b. Filling:
 removal torque (kekencangan tutup untuk dibuka) dan cap torque (kemampuan tutup untuk
ditutup kembali)
 keseragaman volume
Uji keseragaman volume dilakukan dengan membandingkan 2 botol produk pengisian dengan
botol standar kalibrasi.
 Volume terpindahkan
Kemudahan dituang menjadi salah satu parameter sifat fisik sirup untuk mengetahui berapa
lama waktu yang dibutuhkan sejumlah volume sirup untuk tertuang habis dari botolnya. Uji ini
dapat dilakukan dengan mengukur volume aliran sirup dari suatu botol dengan kemiringan 45º
dalam waktu tertentu. Pengujian kemudahan dituang ini berkaitan erat dengan viskositas
sediaan sirup. Semakin kental suatu sediaan, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
sediaan sirup tertuang habis dari dalam botolnya. Kecepatan tuang juga berhubungan dengan
kemudahan penggunaan sediaan oleh konsumen.
 keseragaman kadar
Penentuan kadar relatif dengan metode KLT densitometri dilakukan menggunakan pembanding
yang sesuai. Kadar relatif senyawa marker dalam sampel dihitung menggunakan kurva baku
dengan menggunakan data luas area di bawah kurva.

Uji stabilitas
Uji stabilitas sediaan sirup dilakukan selama 8 minggu pada suhu kamar (25 - 30ºC) dan suhu
sejuk (5 - 15ºC). Pengujian yang dilakukan terhadap sediaan meliputi:
- pemeriksaan fisik sirup (organoleptis)
penampilan berupa warna dan aroma dari sirup dilakukan setiap 1 minggu
- pengukuran pH
pengukuran pH dilakukan menggunakan kertas pH dilakukan setiap 1 minggu
- pengukuran viskositas
pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer dilakukan setiap 2 minggu.
5. Bawang putih,  Sifat fisika kimia alisin:
Penurun PEMERIAN KELARUTAN STABILITAS
Kolesterol, cairan kuning berminyak sedikit larut dalam air Tidak stabil terhadap
Tablet (2,5% pada 10 C) panas
berbau tajam larut dalam alkohol dan stabil dalam asam atau
pelarut organik lain basa pada konsentrasi
rendah
bersifat sangat reaktif lain,tidak larut dalam n-
heksan
• Ekstraksi umbi bawang putih dengan etanol pada suhu < 0 C menghasilkan
aliin
• Ekstraksi bawang putih dengan etanol pada suhu 25 C menghasilkan alisin,
dan tidak menghasilkan aliin
• Ekstraksi dengan metode destilasi uap (100C) menyebabkan aliin berubah
menjadi alill sulfida.

 Metode ekstraksi:
Maserasi dengan etanol 96% (1:3)
T=4C
Rendam selama 5 hari  evaporasi 10-20 rpm, T 40 C ad diperoleh ekstrak kental
 Standardisasi:
Susut pengeringan : < 10%
Abu total : < 3,0%
Abu tidak larut asam : < 1,0%
Sari larut air : > 5,0%
Sari larut etanol : > 4,0 %
Kandungan kimia simplisia : kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,50 % v/b
 Kelebihan bentuk sediaan tablet:
volume dan bentuk kecil, sehingga mudah dan disimpan dibawa kemana-mana, keseragaman
lebih baik, dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan bentuk yang lebih kecil,
tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih terjaga, tablet sangat cocok
untuk zat aktif yang sulit larut dalam air, sediaan yang mudah diproduksi masal dengan
pengemasan yang mudah dan murah
 Formula:

Bahan* (mg)
Ekstrak bawang 100

Aerosil 55,3

Laktosa 301

Gelatin 10%(b/b) 0,24


Avicel PH 101 50

Mg stearate 9
Talk 1
 IPC:
 Parameter Keberterimaan:
PARAMETER KRITERIA KEBERTERIMAAN
Organoleptik bentuk, rasa, bau, warna sesuai
Kadar air ≤ 10 %
Waktu hancur ≤ 30 menit
Keseragaman Bobot Dari 20 Tablet/kaplet/tablet hisap/Pastiles/Tablet
Efervesen, tidak lebih dari 2 Tablet yang masing-
masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih besar dari pada harga yang ditetapkan dalam
kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari
harga yang ditetapkan dalam kolom B, yang tertera
pada daftar berikut:
Cemaran Mikroba
 Angka Lempeng Total : ≤ 104 koloni/g

 Angka Kapang Khamir : ≤ 103 koloni/g

 Eschericia coli : negatif/g

 Salmonella spp : negatif/g

 Shigella spp : negatif/g

 Pseudomonas aeruginosa : negatif/g

 Staphylococcus aureus : negatif/g

Cemaran aflatoksin (B1, Kadar aflatoksin total (aflatoksin B1, B2, G1 dan G2) ≤
B2, G1, dan G2) 20 μg/kg dengan syarat aflatoksin B1 ≤ 5 μg/kg.

Cemaran logam berat


 Pb : ≤ 10 mg/kg atau mg/L atau ppm
 Cd : ≤ 0,3 mg/kg atau mg/L atau ppm
 As : ≤ 5 mg/kg atau mg/L atau ppm
 Hg : ≤ 0,5 mg/kg atau mg/L atau ppm
6. Pegagan,  Metode: granulasi basah
Obat maag, Zat aktif (asiaticoside) stabil terhadap suhu tinggi dan kelembaban, sedangkan sifat ekstrak
Tablet pegagan adalah kental dan lengket. Berdasarkan sifat dari zat aktif dan ekstrak pegagan, maka
dikembangkan dengan metode granulasi basah supaya dapat memperbaiki sifat alir dan
kompaktibilitas ekstrak pegagan.
 Bahan tambahan dan Sifat fisika kimia bahan tambahan
Pengisi : laktosa dan Amilum manihot
Penghancur : primojel
Pengikat : avicel PH 102
Pelicin : Mg stearate
 Formula:

Formula Bobot (mg )


Ekstrak pegagan 60
Laktosa 140
Amilum manihot 60
Avicel PH 102 30
Primojel 9
Mg stearate 1,5

 Uji stabilitas
Mempelajari uji stabilitas dari sediaan obat tradisional tersebut uji stabilitas ada dua kondisi,
yaitu uji stabilitas dipercepat dan uji stabilitas normal
Dipercepat : 6 bulan ; 45ºC ; RH : 75
Normal : 60 bulan ; 25ºC ; RH 75
 IPC:
Ekstrak pegagan + laktosa
+ amilum manihot + avicel Masa kempal
PH 102 + primojel
IPC : banana breaking test

Keringkan dengan oven Diayak dengan mesh 14


suhu 50ºC

Granul kering diayak Dicampur dengan fase


dengan ayakan bertingkat eksternal (Mg.stearat)
mesh 60/30 sampai homogen

IPC:
uji sifat diam, Cetak tablet
uji sifat alir, uji pengetapan
uji kadar air
uji kandungan zat aktif
IPC :
uji keseragaman bobot,
uji waktu hancur,
uji kerapuhan,
uji kekerasan
kandungan zat aktif

Anda mungkin juga menyukai