Anda di halaman 1dari 13

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI

SINGKONG
OLEH KELOMPOK 1
Ayuni Rahmi
Dian Agusti Rahman
Thioan Anugrah
Rafi Guswandi
Rizal Islami
M. Nurhadilah
Latar Belakang
Ethanol merupakan yang paling sering digunakan
dalam kehidupan sehari- hari. Ethanol dapat
dihasilkan dari bahan alam yang merupakan energi
terbarukan.
Singkong merupakan bahan yang setiap hektarnya
paling tinggi memproduksi bioethanol. Harga
singkong relatif murah, dan regenerasi singkong
tinggi.
Oleh karena itu dilakukan praktikum pembuatan
bioetanol dari singkong.
TINJAUAN PUSTAKA
Bioetanol
Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia pada
proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat yang
menggunakan bantuan mikroorganisme. Dalam
perkembangannya, produksi alkohol yang paling
banyak digunakan adalah metode fermentasi dan
distilasi. Bahan baku yang dapat digunakan pada
pembuatan etanol adalah nira bergula (sukrosa): nira
tebu, nira nipah, nira sorgum manis, nira kelapa, nira
aren, nira siwalan, sari buah mete; bahan berpati:
tepung-tepung sorgum biji, sagu, singkong, ubi jalar,
ganyong, garut, umbi dahlia; bahan berselulosa
(lignoselulosa): kayu, jerami, batang pisang, bagas
dan lain-lain.
Ragi (Saccharomyces cerevisiae)
Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi.
Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan
fermentasi dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media
biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan
nutrien. Saccharomyces cerevisiae merupakan salah satu spesies
ragi yang memiliki daya konversi gula menjadi bioetanol dengan
baik. Mikroba ini biasanya dikenal dengan baker’s yeast dan
metabolismenya telah dipelajari dengan baik. Produk metabolik
utama adalah bioetanol, CO2, dan air sedangkan beberapa produk
lain dihasilkan dalam jumlah sangat sedikit. Ragi ini bersifat
fakultatif anaerobik. Saccharomyces cerevisiae memerlukan suhu
30oC dan pH 4,0-4,6 agar dapat tumbuh dengan baik. Ragi tumbuh
optimum pada suhu 25-30oC dan maksimum pada 35-47oC. Nilai
pH untuk pertumbuhan ragi yang baik antara 3-6. Perubahan pH
dapat mempengaruhi pembentukan hasil samping fermentasi.
Pada pH tinggi maka konsentrasi gliserin akan naik dan juga
berkorelasi positif antara pH dan pembentukan asam piruvat. Pada
pH tinggi maka lag phase akan berkurang dan aktivitas fermentasi
akan naik
Proses Hidrolisa
Proses ini bertujuan memecah ikatan lignin,
menghilangkan kandungan lignin dan hemisellulosa,
merusak struktur krital dari sellulosa serta
meningkatkan porositas bahan (Sun and Cheng,
2002). Rusaknya struktur kristal sellulosa akan
mempermudah terurainya sellulosa menjadi
glukosa. Selain itu, hemisellulosa turut terurai
menjadi senyawa gula sederhana: glukosa,
galaktosa, manosa, heksosa, pentosa, xilosa dan
arabinosa. Selanjutnya senyawa-senyawa gula
sederhana tersebut yang akan difermentasi oleh
mikroorganisme menghasilkan etanol.
Fermentasi
Fermentasi adalah proses metabolisme yang
menghasilkan energi dari gula dan molekul organik
lain serta tidak memerlukan oksigen atau sistem
transfer elektron. Setelah glukosa diubah menjadi
asam piruvat melalui proses glikolisis, pada
beberapa makhluk hidup seperti bakteri, asam
piruvat dapat diubah menjadi produk fermentasi.
Proses glikolisis menghasilkan ATP dalam jumlah
kecil, namun jumlah tersebut cukup bagi suplai
energi mikroorganisme . Proses fermentasi
merupakan suatu proses pemecahan senyawa
kompleks menjadi senyawa yang sederhana.
METODOLOGI PERCOBAAN
Singkong dikupas, Singkong Bubur pati
dibersihkan dan dipanaskan (4L didinginkan+ ragi
diparut+ air, 1% bubur pati+
ditimbang 500 gr. T=100˚C,t=30min) diaduk

Campuran Bahan ditutup


Dipanaskan disaring+ diukur rapat (3-4 hari)
(T=40˚C) volum+diukur sampai terbentuk
densitas 3 lapisan

Diukur pH, kadar


Didestilasi (T=78- etanol, volum +
100˚C dihitung yield dan
rendemen
HASIL
Volume volume
kelo volume PH Density Density % PH
%ragi filtrat destilat
mpok air (ml) filtrat Filtrat destilat destilat destilat
(ml) (ml)

1 4 1 3335 3 1,01607 0,96717 89 30 5

2 4 0,5 3230 3 1,0508 0,982 30 15 4

3 2 0,075 1400 4 1,0329 0 0 0 0

4 2 0,1 1330 4 1,0912 0,9419 89 15 4

5 2 0,025 240 3 1,0101 0,9797 75 20 5

6 2 0,05 1700 4 1,0276 0,951 75 15 4


Pembahasan
vulume destilat VS pH filtrat

100

90

80

70
volume destilat

60

50

40 vulume destilat VS pH filtrat


30

20

10

0
0 1 2 3 4 5
ph filtrat
maasa ragi Vs densitas filtrat
1.1

1.09

1.08

1.07

1.06
densitas filtrat

1.05
maasa ragi Vs densitas filtrat
1.04

1.03

1.02

1.01

1
0 10 20 30 40 50
massa ragi
Foto Pengamatan Pembuatan Etanol

Bahan Baku Fermentasi


Pemanasan Destilasi Uji Nyala
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan:
1. Proses pembuatan bioetanol dapat dilakukan
dengan bahan baku singkong karena
singkong mengandung glukosa.
2. Yield bioetanol yang didapatkan adalah
3. Keadaan optimal pembuatan etanol adalah
pada T=30˚C, pH=4-5.

Anda mungkin juga menyukai