Anda di halaman 1dari 1

Pertanyaan Dian Agusti Rahman

1. Dalam pengembangan instrumen hukum tindak pidana korupsi, tentu ditemukan


persoalan seperti adanya tumpanga tindih kewenangan. jika hal ini terjadi bagaiman
cara mengatasinya?

jawab:

Untuk mengatasi tumpang tindih kewenangan sudah seharusnya kita memperhatikan


KUHAP yang menghendaki adanya hubungan fungsional di antara lembaga penegak
hukum. Dalam KUHAP sudah diatur siapa yang bertindak sebagai penyidik maupun
penuntut umum, bagaimana bentuk pengawasannya dan sebagainya.

2. Banyak kalangan telah mengungkapkan bahwa mekanisme pelaporan kekayaan


penyelenggara Negara, selama ini belum berjalan secara efektif. Penyebabnya adalah
karena tidak adanya sanksi yang tegas apabila penyelenggara Negara tersebut tidak
melaporkan kekayaannya sebelum, selama, dan sesudah menjabat penyelenggara
Negara. Apakah ada solusi untuk permasalahan ini?

jawab:

Dalam rangka mengatasi problematika ini, menurut saya perlu dilakukan amandemen
terhadap UU Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelengga Negara Yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, khususnya pada bab VIII yang memuat tentang
sanksi bagi penyelenggara Negara yang tidak melaksanakan kewajiban pelaporan
kekayaannya. Menurut saya, sanksi administrative sebagaimana tercantum dalam
pasal 20 ayat (1) UU Nomor 28 tahun 1999, adalah terlalu ringan dan tidak kondusif
bagi usaha pengungkapan perbuatan-perbuatan yang terindikasi korupsi.

Anda mungkin juga menyukai