Anda di halaman 1dari 70

Farmakognosi

Glikosida dan Simplisia yang


Mengandung Glikosida
Dwi Hartanti
Fakultas Farmasi UMP
Glikosida

Glikosida merupakan senyawa organik alami yang terdapat


pada tumbuhan dan beberapa hewan, yang bila dihidrolisis
akan menghasilkan satu atau lebih molekul gula (disebut
glikon) dan molekul non gula (disebut aglikon atau genin)
Glikosida dan Enzim Penghidrolisisnya
Glikosida selalu ditemukan bersama enzim penghidrolisisnya dalam
tumbuhan.
Keduanya disimpan dalam kompartemen yang berbeda.
Untuk mengekstraksi glikosida, enzim harus dinonaktifkan dahulu:
Bahan tumbuhan segar dipanaskan pada suhu 100 DC selama 30
menit.
Dididihkan dalam pelarut organik selama 20 menit.
Dididihkan dalam aseton selama 5 menit.
Bila tumbuhan juga mengandung tanin atau resin, maka
ditambahkan larutan timbal untuk mempresipitasikan senyawa-
senyawa tersebut.
1. Glikosida Fenolik Sederhana
2. Tanin
3. Kumarin dan Glikosidanya
4. Antrakuinon dan Glikosidanya
5. Naftokuinon dan Glikosidanya
6. Flavon dan Glikosida Flavonoid
7. Antosianidin dan Antosianin

GLIKOSIDA FENOLIK
1. Glikosida Fenolik Sederhana
Vanila dan Vanilin

Vanila adalah polong yang hampir matang dari Vanilla fragrans, V.


planifolia, V. tahitensis, atau V. pompana.
Pemanenan: buah vanilla dikumpulkan saat warnanya mulai berubah dari
hijau menjadi kekuningan, lalu dikeringkan secara lambat pada suhu yang
terkontrol (curing).
Karakteristik: polong vanilla berukuran 15-25 cm, dengan diameter 8-10
mm, berbentuk pipih. Permukaan pod berkerut, coklat tua hingga hitam,
seringkali tertutupi kristal vanilin yang berbentuk jarum.
Kandungan:
Vanilla hijau mengandung glukovanillin (vanillosida) dan glukovanilat alkohol.
Selama proses curing, glukovanilat alkohol terhidrolisis oleh enzim menjadi glukosa dan
vanilat alkohol.
Vanilat alkohol kemudian teroksidasi menjadi vanilat aldehida (vanilin)
Glukovanilin terhidrolisis menjadi glukosa dan vanilin.
Penggunaan sebagai tambahan bahan makanan dan parfum.
2. Tanin

Adalah senyawa yang terdapat dalam ekstrak


tumbuhan yang bisa digunakan untuk
mengkoagulasikan protein pada kulit
binatang, mencegah pembusukan dan
mengubahnya menjadi bahan kulit (leather).
Macam:
Tanin terhidrolisis
Tanin terkondensasi
Tanin Terhidrolisis
Dihidrolisis oleh
asam atau enzim
tannase
Terbentuk dari
beberapa
molekul asam
fenolat yang
diikat dengan
linkage ester
terhadap suatu
molekul glukosa.
Jenis:
Galitanin:
tersusun oleh
asam gala.
Ellagitanin:
tersusun oleh
asam
heksahidroksi
difenak.
Contoh Tanin Terhidrolisis

Galitanin: rhubarb, cengkeh, mahkota bunga


mawar merah, daun bearberry, Chinese galls,
Turkish galls, hamamelis, chesnut dan maple.

Ellagitanin: kulit buah delima, kulit batang


delima, myrobalans, daun eucalyptus leaves,
kousso, dan kulit batang oak.
Tanin Terkondensasi

Tidak bisa dihidrolisis dan tidak mengikat molekul gula.


Menghasilkan senyawa flobafena yang berwarna merah ketika
direaksikan dengan asam atau enzim.
Tanin Terkondensasi

Simplisia yang mengandung tanin terkondensasi:


Kulit batang: kayu manis, wild cherry, kina, willow,
akasia, oak dan hamamelis.
Akar dan rimpang: krameria (rhatany) dan male fern.
Bunga: lime dan hawthorn.
Biji: kakao, guarana, kola dan areca.
Buah: cranberries, anggur, hawthorn.
Daun: hamamelis, hawthorn dan teh, khususnya teh
hijau.
Karakteristik Tanin

Tanin larut dalam air, basa encer, alkohol, gliserol,


aseton.
Tidak larut dalam pelarut rganik lain.
Membentuk presipitat dengan logam berat, alkaloid,
glikosida dan gelatin.
Dengan garam besi:
Tanin terhidrolisis memberikan kondensat berwarna biru
hitam
Tanin terkondensasi membentuk kondensat berwarna
coklat kehijauan.
Penggunaan Simplisia yang Mengandung Tanin

Menghentikan pendarahan (karena


mengkoagulasikan protein).
Melapisi ulcer di tengorokan dan lambung.
Antidiare
Antidotum keracunan logam berat, alkaloid dan
glikosida.
Antivirus
Antikanker
Antibakteri
Daun Hamamelis (Witch Hazel Leaves)
Adalah daun Hamamelis virginiana
(Hamamelidaceae) yang dikeringkan.
Diproduksi di US dan Kanada.
BP: batas 7% ranting kering dan tidak
lebih dari 2% benda asing lainnya.

Kandungan: gallitanin, ellagitanin, asam galat,


proanthosianidin, senyawa pahit dan sedikit minyak
atsiri.
Identifikasi: dengan feri klorida memberikan warna
hijau zaitun.
BP: mengandung tidak kurang dari 30% tanin total
3. Kumarin dan Glikosidanya

Telah dikenal 1000an


senyawa.
Ditemukan pada 150
spesies dari 30 familia:
Kumarin terutama pada
Umbelliferae dan Rubiaceae
Furanokumarin pada
Umbelliferae dan Rutaceae.
Piranokumarin: pada
Umbelliferae
Bikumarin: aktif sebagai
antikoagulan darah.

Identifikasi kumarin: dalam larutan amonia, kumarin


memberikan fluorosensi berwarna biru, biru kehijauan
atau ungu.
Simplisia yang mengandung kumarin dan glikosidanya:
Tonco seed
Apii fructus
Bergamot oil
Angelica
Apii Fructus

Adalah buah matang Apium graveolens (seledri) yang


dikeringkan.

Memiliki rasa dan bau yang aromatis.

Mengandung 2-3% minyak yang mengandung terpen, asam


sedanonat anhidrat, turunan lakton dan fenol asam
sedanonat, kumarin, furanokumarin, dan glikosida kumarin.

BHP: Apii fructus digunakan untuk pengobatan rematik,


dan aktivitasnya lebih baik bila dikombinasikan dengan
Taraxacum root
Angelica

Adalah daun dan akar dari Angelica archangelisia (Eropa),


dan A. atropurpurea (Amerika Utara).

Tercantum dalam BHP.

Kandungan aktif: furanokumarin dan glikosidanya


(bergapten, archangelicin, apterin, marmesin, dan
psoralen).

Digunakan untuk perawatan penyakit kardiovaskuler terkait


dengan aktivitasnya sebagai vasodilator koroner dan
antagonis kalsium.
4. Antrakuinon dan Glikosidanya

Terutama banyak ditemukan


pada rhubarb, aloes, senna
dan cascara.
Membentuk buih dan bersifat
laksatif.

Ditemukan dalam familia:


Monokotil: Liliaceae, turunan C-glikosida barbaloin.
Dikotil: Rubiacece, Polygonaceae, Rhamnaceae,
Ericaceae, Euphorbiaceae, Lythraceae, Saxifragaceae,
Scrophulariaceae dan Verbaceae;
Fungi: turunan chrysophanol dan aloin.
4. Antrakuinon dan Glikosidanya
Karakteristik dan Identifikasi Antrakuinon

Larut dalam air panas dan alkohol encer.

Efek Farmakologi:
Laksatif pada usus besar.
Memberikan efek setelah 6 jam.

Identifikasi :
Borntrager: dimaserasi dengan pelarut organik, lalu ditambah dengan
amonia atau NaOH antrakuinon bebas memberikan warna pink,
merah atau ungu.
Glikosida harus dihidrolisis terlebih dahulu.
Basa ditambahkan secara langsung pada serbuk simplisia akan
memberikan warna merah dari antrakuinon, langsung di jaringan
tempatnya berada.
1. Antranol dan Antron:
Adalah antrokuinon tereduksi
Antron: senyawa kuning pucat, non
fluorosensi yang tidak larut dalam basa.
Antranol: isomer antron, berwarna kuning
kecoklatan yang larutannya dalam basa
berfluorosensi kuat.
Campuran keduanya disebut chrysarobin,
ditemukan sebagai eksudat dari batang
Andira araroba.
2. Oxantron:
Merupakan antakuinon tereduksi lemah.
3. Diantron:
Tersusun oleh dua unit antron, sebagai
hasil oksidasi lemah keduanya.
Ditemukan dalam Cassia, Rheum dan
Rhamnus.
4. Aloin, C-glikosida:
Terutama di Aloe
Daun Senna
Adalah daun Cassia sennae (Senna Alexandria) atau
Cassia angustifolia (Senna Tinnevelly) yang dikeringkan.
Sudah digunakan sejak abad ke 9, oleh dokter bangsa
Arab.
Pemanenan Daun Senna

1. Daun beserta ranting dan polong Senna Alexandria dipetik


di bulan September.

2. Daun dan ranting dikeringkan lalu dikirim ke Omdurman.

3. Ranting dan polong dipisahkan dengan menggunakan


pengayakan.

4. Daun kemudian disortir.

5. Daun dikemas dalam kemasan yang longgar.

6. Daun dikirim ke Pelabuhan Sudan untuk dieksport.


Kandungan Daun Senna
Antrakuinon bebas:
aloe-emodin dan rhein.

Glikosida antrakuinon:
sennosida A-D, aloe-
emodin-diantron-
diglukosida, rhein-
antron-8-glukosida,
rhein-8-diglukosida,
aloe-emodin-8-
glukosida, aloe-
emodin-anthrone-
diglukosida.

Lain-lain: glikosida naftalen, flavonol dan glikosidanya, sterol dan


glikosidanya, mucilago, kalsium oksalat, resin, lignan, minyak atsiri.
Identifikasi dan Penggunaan Daun Senna

BP:
Benda asing (ranting, tangkai daun) maksimal 3%
Sennosida B tidak kurang dari 2,5%
Kadar abu larut asam tidak lebih dari 2,5%
Penggunaan sebagai laksatif.
Kulit Batang Cascara

Adalah kulit batang Rhamnus purshianus (Frangula purshiana) liar


yang dikeringkan.

Diproduksi di Pantai Pasifik US (Columbia, Washington, Oregon).

Kulit batang dipanen pada pertengahan April hingga akhir Agustus


dan dikeringkan.

Penyimpanan simplisia di tempat yang terlindung dari hujan dan


kelembaban.

Semakin lama disimpan, kualitas simplisia akan semakin baik (1-4


tahun).
Kandungan Kulit Batang Cascara

Simplisia berumur lebih dari 1 tahun memiliki efek samping yang


lebih kecil, tapi aktivitasnya tetap baik.
Mengandung 6-9% antrasena, baik sebagai O- dan C-glikosida
maupun bebas.
Cascarosida A-F
Glikosida aloin, barbaloin dan chrysaloin
O-glikosida dari oxantron
Diantron
Aloe-emodin, chrysophanol dan emodin dalam bentuk bebas.
Bentuk glikosida lebih aktif sebagai laksatif dibandingkan bentuk
bebasnya.
BP: mengandung tidak kurang dari 8% glikosida hidroksiantrasena
yang mana tidak kurang dari 60%nya adalah cascarosida A.
Penggunaan sebagai laksatif.
Aloe

Adalah residu padat yang diperoleh dari pengeringan cairan


yang didapat dari hasil pemotongan melintang daun Aloe.
Aloe ferox (Aloe Cape)
A. barbadensis (Aloe Curacao)
A. perryi
A. classenii
A. turkanensis
Pengeringan dilakukan dengan pendidihan dan pendinginan
sehingga diperoleh residu padat.
Diproduksi di:
Aloe Cape: Afrika Selatan dan Kenya
Aloe Curacao: Curacao, Aruba dan Bonaire
Penyiapan Simplisia Aloe Cape

1. Daun A. ferox dipotong melintang di dekat tangkai daun.

2. 200-an daun diikat dan ditempatkan pada lubang di tanah yang


telah dilapisi plastik atau kulit kambing.

3. Juice yang keluar ditampung selama 6 jam.

4. Juice dipindahkan ke drum dan dididihkan selama 4 jam.

5. Juice kemudian dituangkan selagi panas ke dalam kaleng-kaleng


dan dibiarkan membeku

6. Aloe siap dieksport


Kharakteristik Aloe Cape

Berupa massa seperti


kaca yang berwarna
coklat gelap atau coklat
kehijauan.

Memiliki bau khas yang


sedikit asam.

Rasa pahit dan


membuat mual.

Aloe digunakan sebagai


purgatif, biasanya
dikombinasikan dengan
bahan lain.
Konstituen Aloe

Terutama mengandung C-glikosida dan Resin.


Barbaloin tidak terhidrolisis oleh asam dan basa encer, tetapi
bisa pecah melalui proses hidrolisis oksidatif, yaitu dengan
menggunakan reagen feri klorida dan menghasilkan glukosa,
antron aloe-emodin dan aloe emodin.
Alainosida A dan B: O-glikosida dari barbaloin.
Aloeresin B: efek purgatif
Aloenin A dan B
Hypericum (St. Johns Wort)

Adalah herba Hypericum Pemanenan dilakukan


perforatum (Clusiaceae) yang secara hati-hati karena
dikeringkan. Hypericum bersifat
Ekstrak distrandarkan
fotosensitif kontak.
kandungan hypericin-nya.
Terdistribusi di seluruh Eropa Pengeringan simplisia
hingga Himalaya, Asia Tengah dilakukan pada suhu 70
dan Rusia, diintroduksikan ke DC selama 10 jam.
US dan Australia sejak awal
masa kolonialisasi. Makroskopis: terdiri dari
Telah digunakan sebagai obat daun, ranting, kuncup dan
sejak Yunani kuno. bunga yang telah mekar.
Konstituen Hypericum (St. Johns Wort)

Antraquinon:
hypericin,
pseudohypericin, iso
hypericin dan emodin-
antron.
Turunan fluoroglusinol
terprenilasi:
hyperforin,
adhyperforin,
furohyperforin.

Flavonoid: kaemferol, luteolin dan quercetin, glikosida flavonoid quercitrin,


isoquercitrin dan hyperosida, juga biflavonoid amentoflavon.
Minyak atsiri: 0,35%, terutama hidrokarbon jenuh.
Lain-lain: asam tumbuhan, asam amino, vitamin C, tanin dan karotenoid
5. Naftaquinon dan Glikosidanya
5. Naftaquinon dan Glikosidanya

Terdapat pada tumbuhan tinggi,


fungi dan actinomyces.

Memiliki aktivitas sebagai


fungisidal, antibakteri,
insektisidal, fitotoksik, sitotoksik
dan antikarsinogenik.

Pada Diospyros spp., ditemukan


dalam bentuk monomer, dimer
dan trimer.

Terutama digunakan di Asia dan


Afrika Tropis.
Lithospermum

Adalah biji Lithospermum officinale (Boraginaceae) yang


dikeringkan.
Memiliki aktivitas hormonal.
Konstituen: shikonin (suatu naftoquinon), scyllitol (suatu
sianoglukosida naftaquinon), dan tanin.
Di Timur Jauh, Lithospermum digunakan untuk mengobati
luka bakar, radang, luka dan tukak.
Shikonin terutama memiliki aktivitas antiradang.
6. Flavon dan Glikosida Flavonoid
6. Flavon dan Glikosida Flavonoid
Merupakan golongan glikosida fenolik yang paling banyak
dikenal, terdiri dari lebih dari 2000 senyawa
6. Flavon dan Glikosida Flavonoid

Flavon kebanyakan berwarna kuning (dari kata Latin flavus =


kuning).
Terutama terkandung dalam familia Polygonaceae, Rutaceae,
Leguminosae, Umbelliferae dan Compositae.
Berada dalam bentuk bebas dan glikosida: O-glikosida dan C-
glikosida.
Glikosida larut dalam air dan alkohol, tidak larut dalam pelarut
organik. Aglikon hampir tidak larut dalam air, tapi larut dalam eter.
Flavonoid dalam larutan basa berwarna kuning, dengan
penambahan asam warna akan menghilang.
Merupakan konstituen aktif dari banyak simplisia berkhasiat yang
didiskripsikan dalam berbagai Farmakopeia.
Isoflavonoid Fitoestrogen
Terdapat pada kayu Prunus Mencakup isoflavon, beberapa
flavonoid dan lignan.
spp., Iris spp., dan terutama Strukturnya mirip estradiol dan
Leguminosae. memiliki efek modulasi estradiol.
Terutama banyak dipelajari
aktivitasnya sebagai pencegah
Contoh: kanker, penyakit jantung dan
gangguan menopause.
Genistin dan genistein (7- Terkandung dalam kedelai,
glukosida dari genistin) dari Trifolium pratense, dan Cysticus
Genista tinctoria. scoparius.
Dalam tumbuhan berada dalam
Rotonenone dari Derris sp. bentuk bebas dan glikosida.
dan Lonchocarpus sp. Contoh: genistein dan daidzein.
Bunga Calendula

Adalah bunga marigold (Calendula officinalis, Compositae)


yang telah mekar sempurna yang dikeringkan.
Diproduksi di Eropa Barat, Eropa Tengah, Eropa Timur dan
Mesir.
Kandungan: flavonoid (quercetin dan isorhamnetin),
triterpenoid (saponin: calendulosida A-F, triterpena alkohol:
-amyrin, calenduladiol) sesquiterpena, karotenoid, minyak
atsiri, dan polisakarida.
BP: mengandung tidak kurang 0,4% hiperosida.
Penggunaan:
Internal untuk mengatasi gangguan pencernaan.
Topikal dalam bentuk salep: mengatasi luka kecil dan gatal-gatal.
Passiflora

Adalah herba Passiflora incarnata yang dipanen pada saat masa


berbunga dan berbuah yang telah dikeringkan.

Diproduksi di Amerika Selatan, US, dan India.

Konstituen: flavonoid (apigenin, luteolin, vitexin, isovitexin, orientin


dan iso-orientin), minyak atsiri, glikosida sianogenik, dan alkaloid.

BP: mengandung tidak kurang dari 1,5% total flavonoid, terhitung


sebagai vitexin.

Penggunaan: sedatif
7. Antosianidin dan Antosianin
Antosianidin dan Antosianin

Dari bahasa Latin antho = bunga dan


kyanos = biru.

Pigmen bunga, daun dan buah.

Warna tergantung pada pH


lingkungan: warna biru pada
cornflower dan merah pada mawar
disebabkan oleh antosianin yang
sama.
Antosianidin dan Antosianin

Larutan dalam air


terpresipitasi oleh
garam timbal dan
asam pikrat.

Antosianidin tidak
larut air, setelah bebas
dari antosianin
membentuk kristal
1. Saponin Steroid
2. Saponin triterpena Pentasiklik
3. Obat Kardioaktif
4. Kardenolida
5. Bufadienolida

SAPONIN DAN GLIKOSIDA JANTUNG


Saponin

Tumbuhan kaya saponin telah dipergunakan sebagai sabun:


Saponaria officinalis dan Quillaja saponaria.
Bahasa Latin: sapo = sabun.
Bersifat hemolitik: toksik bila diinjeksikan ke sistem sirkulasi,
beberapa aman bila dikonsumsi per oral.
1. Saponin Steroid

Terutama ditemukan pada monokotil: Dioscoreaceae,


Agavaceae, Smilacaseae. Pada dikotil terbatas pada Solanum,
juga pada Digitalis dan Strophantus.
Dalam farmasi digunakan sebagai starting material
pembuatan hormon kelamin, kortison, diuretik steroid dan
vitamin D.
Klabet (Fenugreek)

Adalah biji Trigonella foenum-graecum yang dikeringkan.

Memiliki bau khas yang amat kuat.

Konstituen: diosgenin, saponin furostano trigofoenosida,


alkaloid trigonelline, minyak lemak, mucilago, dan asam
amino.

Penggunaan: bumbu, antidiabetes, antikolesterol, antitukak


dan antikanker.
Ginseng

Adalah akar Panax ginseng yang dikeringkan.


Diproduksi di Korea, China dan Siberia, dipanen setelah berumur 6
tahun.
Konstituen: saponin ginsenosida (30 senyawa), panaxadiol,
panaxatriol, asam oleat, polisakarida, poliasetilenat alkohol,
sesquiterpen, sterol, flavonoid, vitamin D, asam amino.
Penggunaan: untuk perawatan anemia, gastritis, diabetes,
impotensi, dan melawan proses penuaan dan kepikunan.
2. Saponin Triterpenoid Pentasiklik

Terutama ditemukan di dikotil: Caryophyllaceae, Sapindaceae,


Polygalaceae, dan Sapotaceae
Akar Manis (Liquorice Root)

Adalah akar dan stolon Glycyrrhiza glabra yang


tidak dikupas dan telah dikeringkan.
Kultivar:
G. glabra var typica: European Glycyrrhiza, dari
Spanyol, UK, Itali, Prancis, Jerman, dan US.
G. glabra var glandulifera: Russian Glycyrrhiza, dari
Galicia dan Rusia.
G. glabra var violacea: Persian Glycyrrhiza, dari Iran
dan Irak.
Pemanenan dilakukan setelah tumbuhan berumur
4 tahun. Akar dan stolon digali lalu dicuci dan
dikeringkan.
Konstituen: glycyrrhizin, flavonoid, polisakarida,
gula sederhana.
Penggunaan: flavoring agent, demulsen dan
ekspektoran
3. Obat Kardioaktif

Memiliki aktivitas memicu otot jantung.


Keberadaan:
Kardenolida: Apocynaceae, Asclepiadaceae, Liliaceae,
Ranunculaceae, Moraceae, Cruciferae, Sterculariaceae,
Euphorbiaceae, Liliaceae, Celastraceae, Leguminoseae,
Scrophuluriaceae.
Bufadienolida: Ranunculaceae dan Liliaceae, juga pada katak.
4. Kardenolida

Merupakan glikosida jantung yang paling penting.


Daun Digitalis

Adalah daun Digitalis purpurea yang telah dikeringkan.


BP: mengandung tidak kurang dari 0,3% total glikosida jantung,
dihitung sebagai digitoksin.
Pemanenan dilakukan pada tahun pertama dan kedua setelah
penanaman pada sore hari. Daun kemudian dikeringkan dengan
cepat pada suhu 60 DC, disimpan di tempat yang melindunginya
dari cahaya dan kelambaban udara.
Konstituen: purpurea glikosida A dan B digitoksin gitoksin
gitaloksin
Digunakan sebagai kardiotonik
5. Bufadienolida: Squill

Adalah umbi Urginea maritima yang telah dikupas, diris tipis


dan dikeringkan.
Pemanenen dilakukan pada bulan Agustus, saat aerial parts
telah mati.
Konstituen: Scillaren A-B.
Penggunaan: sebagai ekspektoran dan emetik (pada dosis
besar)
1. Glikosida Sianogenik
2. Glikosida Glukosinolat

GLIKOSIDA SIANOGENIK DAN


GLIKOSIDA GLUKOSINOLAT
1. Glikosida Sianogenik
Nama Senyawa Jenis Gula Tanaman Asal
Amigdalin Gentiobiosa (2 Prunus amagdalus, Rosaceae
glukosa)
Prunasin Glukosa Prunus padus, pada banyak
tanaman lain
Sambunigrin Glukosa Sambucus nigra

Vicianin Vicianosa Vicia angustifolia


(Glukosa & arabinosa)
Linamarin Manihot utilissima

Acacipetalin Glukosa Acacia stolonifera

Cycasin Glukosa Cycas revoluta

Neocycasin A Gentiobiosa Cycas revoluta


Kulit Batang Cherry Liar

Adalah kulit batang Prunus serotina yang telah dikeringkan.

Diproduksi di US dan Canada.

Dipanen pada saat musim gugur.

Konstituen: prunasin dan prunase (hidrolisis menghasilkan glukosa,


benzaldehida dan HCN), asam benzoat, asam trimetilgalat, asam
kumarat, tanin dan resin.

Penggunaan: sebagai sirup atau tinktur untuk mengobati batuk.


2. Glikosida Glukosinolat

Termasuk golongan S glikosida

Glikosida yg jika dihidrolisis menghasilkan glikon, aglikon, dan


isotiosianat

Enzim spesifik yg dpt menghidrolisis: mirosinase

Terdapat pada familia mustard (Cruciferae), Capparidaceae,


Resedaceae dan Liliaceae.
Biji Mustard

Adalah biji matang Brasica nigra dan B. juncea


Diproduksi di Eropa, bekas Uni Soviet dan India.
Konstituen: sinigrin, myrosin, minyak atsiri, minyak lemak,
protein, dan mucilago.
Penggunaan: kodimen, secara oral untuk emetik dalam dosis
besar, secara lokal sebagai antigatal
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai