Anda di halaman 1dari 23

FARMAKOKINETIKA

(Pertemuan IV)

Elza Sundhani,S.Farm.,M.Sc
Model Kompartemen Satu-Terbuka pemberian peroral
(kadar obat dalam darah)

Asumsi model
Vd 1. First-order process
Cp 2. Eliminasi dari sentral
Model 1-kompartemen , Extravaskular
Waktu berjalan terus, sehingga jumlah obat ditempat absorpsi habis (5 x
T1/2 absorpsi), maka hubungan C-T menjadi
satu garis lurus (mono-exponensial)

Ln I ( intersep )

ka >> k
Parameter model 1-kompartemen, extravascular
dosis tunggal

• Parameter ini disebut


parameter model
• Tidak bermakna fisiologis
p. 82-86
Arti Penting waktu paro eliminasi

• Tidak dipengaruhi oleh besarnya dosis yang diberikan


• Sehingga dosis berapapun waktu paro eliminasi tidak akan
berubah, selama ADME mengikuti orde ke-1
• Jika kenaikan dosis memperpanjang wkatu eliminasi maka
tidak mengikuti orde pertama, tapi orde nol atau kombinasi
(non-linear)
• Dengan mengetahui waktu paro eliminasi maka akan dapat
menentukan jumlh kadar obat dlm eliminasi dan jumlh obat yg
tersisa dlm darah
Arti penting waktu paro absorbsi

• Dapat untuk mengetahui kapan absorbsi obat selesai dan


kpan proses eliminasi sudah mulai mendominasi disposisi
obat.
• Dapat untuk study perbandingan formulasi dgn mempeljari
profilabsorbsi obat dari beberapa sediaan, shnga darah
diambil ketika proses absorbsi teoritis telah selesai
• Digunakan untuk aplikasi klinik
Hubungan antara nilai Hubungan antara nilai
T1/2 eliminasi dengan % T1/2 absorpsi dengan
obat tereliminasi % obat terabsorpsi
Metode Residual
• Suatu obat diberikan secara peroral dengan dosis tunggal 50 mg. Kemudian darah diambil
melalui vena secara serial setiap interval waktu
Waktu Kadar obat darah Waktu (jam) Kadar obat darah
(jam) (ug/mL) (ug/mL) a. Berapa nilai k dan ka?
0 0 18 19,40 b. Bagaimana persamaan yang
menerangkan hubungan kadar
0,5 5,36 24 13,26 obat dalam darah dalam fungsi
waktu ?
1 9,95 36 5,88 c. Hitung waktu paroabsorbsi dan
eliminasi obat, C.Maks,T
2 17,18 48 2,56
maks,AUC,Vd, dan CL jika
4 25,75 72 0,49 ketersediaan hayati 0,80
d. Berapa perkiraan obat yang
8 29,78 tersisa 40 jam setelah
pemberian?
12 26,63
Mencari slope & intersep fase
eliminasi : T 24 – T 72
ka >> k Regresi linear : Ln C versus T

Perhatikan Cmax dan Tmax


hitung versus observasi.

AUC
a. Nilai lihat berapa titik koordinat yang menyusun garis lurus?
4 titik terakhir itulah fase eliminasi yaitu jam ke-24 hingga jam
ke-72. shnga digunakan untuk menghitung nilai k dan
intersepnya.
Setelah itu cari nilai b dan a berdasrkn hubungan antara kadar
obat darah vs waktu.
Cari nilai k dan Intersepnya. Tulis persamaannya.
Sumbu x (waktu) Sumbu y ( Cp)
24 Ln 13,26
36 Ln 5,88
48 Ln 2,56
72 Ln 0,49
b. Lihat dan tentukan berapa titik kordinat yang
menyusun garis lurus pada fase absorbsi?
Terlihat 0-2 jam
Hitung kadar ekstrapolasi dan kadar residual

Kadar ekstrapolasi  memasukan t pada persamaan


Kadar residual = Kadar ektrapolasi – kadar observasi

Buat hubungan antara kadar residual dengan waktu


Tulis persamaan
hitung semua nilai parameternya
a. Ka = 0,2357/ jam
K= 0,0688/jam
b. Persamaannya
c. Waktu paro absorbsi = 2,94 jam
Vd= 813,14 mL
Tmaks = 7,38 jam
CL = 55,94 mL/jam
Cmaks = 29,55 ug/mL
AUC = 715 ug.jam/mL
Waktu paro eliminasi = 10,07 jam
d. 3,60 mg (Db= Vdx C40)
Waktu Tunda (Lag time)

• Penundaan absorbsi obat setelah obat diberikan dengan


dosis tunggal yang dapat terjadi dalam beberapa menit atau
bahkan mendekati ½ - 1 jam. Penyebabnya adalah :
1. Faktor formulasi & tek. Sediaan obat
2. Sifat lipofilisitas obat
3. Faktor faal ( perlambatan pengosongan obat dari lambung
menuju usus)
4. Adanya gangguan absorbsi menuju usus
 Waktu tunda memperlama onset
Waktu-tunda dapat dilihat secara grafis jika dua garis residual (dari
eliminasi dan absorbsi) berpotongan pada titik t> 0 (tidak pada sumbu y)
Fenomena flip-flop

• Anomali dimana slope fase terminal menerangkan ka, dan slope garis
lurus residual menerangkan k.
• Terjadi ketika kecepatan absorbsi obat lebih lambat dibandingkan
dengan eliminasi (ka<k).
• Hal ini menyebabkan ketika kadar obat di dalam darah meningkat,
kecepatan eliminasi obat juga meningkat. Sehingga ketika tercapai
kadar punck, kecepatan eliminasi sma dengn kecepatan absorbsinya.
• Tetapi ketika berada pada fase pasca puncak, dengan ka lambat jumlah
obat yang masih tersisa di tempat absorbsi banyak, sebagian obat
masih diabsorbsi sebagian juga sudah dieliminasi shga obat didalam
tubuh sedikit.
Metode trapezoid Linear (non-model)
dan Ketersediaan Hayati

• Merupakan metode non-kompartemental. Sehingga tidak diasumsikan


tentang model kompartemen yang dikenakan pada data kadar obat
dalam darah terhadap waktu.
• Dapat digunakan untuk menghitung nilai Vd dan CL yang merupakan
parameter non-kompartemen.
• Dibagi menjadi 2 yaitu linear dan logaritmik.
Page : 110 -
Metode Wagner-Nelson

• Selain menggunakan metode residual, nilai ka juga dapat


dihitung dengan kurva antara persen obat yang tidak
terabsorbsi terhadap waktu.
• Contoh perhitungan dapat dilihat pada halaman 174.
Soal latihan

1. Gambar kurva pada


kertas semilog.
2. Hitung semua
parameter model.

Page :
Ibuprofen (500 mg) diberikan PO dalam bentuk kapsul dan larutan kepada subyek.
1. Bandingkan nilai parameter ibuprofen dari kapsul dan larutan.
2. Berapa ketersediaan hayati relatif sediaan kapsul ?

Perhatikan data desimal


dan skala logaritmik

Validasi metode residual


-Cmax, Tmax, AUC

Anda mungkin juga menyukai