Anda di halaman 1dari 4

SOAL UAS FARMAKOKINETIKA

Senin, 29 Desember 2014

Dosen pengampu: Prof. Lukman Hakim, PhD, MSc, Apt, Prof. Dr. Djoko Wahyono,
SU, Apt, Dr. Purwantiningsih, MSi, Apt, Arief Rahman Hakim, MSi, Apt

Soal closed book (Jawaban bisa lebih dari satu untuk tiap soal)
1. Pada pemberian obat per oral, obat dapat mengalami first-pass effect, sehingga:
a. Ketersediaan hayati obat meningkat
b. Ketersediaan hayati obat berkurang
c. AUC obat tidak berubah
d. AUC obat berkurang
2. Pada pemberian obat secara intravena, ketersediaan hayatinya:
a. Sama dengan satu
b. Kurang dari satu
c. Lebih dari satu
d. Sama dengan pemberian inhalasi
3. Siklus entero-hepatik merupakan proses perjalanan obat dari:
a. Usus-hati-sirkulasi sistemik
b. Rongga mulut-usus-sirkulasi sistemik
c. Usus-hati-usus-sirkulasi sistemik
d. Usus-hati-empedu
4. Penggunaan besar dosis dalam farmakokinetik linear:
a. Harus merupakan hasil konversi dosis terapi pada manusia
b. Harus menggunakan nilai ED50 pada hewan uji
c. Sembarang, asalkan belum menjenuhi sistem ADME
d. Sembarang, tetapi harus menjenuhi sistem ADME
5. Pada model 1-kompartemen terbuka setelah pemberian intravena:
a. Proses distribusi obat berlangsung lambat
b. Proses distribusi obat berlangsung sangat cepat
c. Tidak nampak fase distribusi pada kurva semilogaritmik kadar terhadap waktu
d. Fase distribusi pada kurva semilogaritmik kadar terhadap waktu sangat jelas
6. Untuk mendapatkan validitas nilai farmakokinetik, jadwal sampling darah sebaiknya:
a. Meliput semua fase ADME
b. Menggunakan interval lebih besar dari T½ eliminasi
c. Menggunakan interval lebih kecil dari T½ eliminasi
d. Diakhiri setelah obat berada dalam tubuh selama 5 kali T½ eliminasi
7. Pada model 1-kompartemen terbuka:
a. Tubuh dianggap terdiri dari satu ruang saja
b. Tubuh dianggap terdiri dari lebih dari satu ruang
c. Distribusi obat hanya terjadi di dalam kompartemen sentral
d. Proses ADME diasumsikan mengikuti orde pertama
8. Pada model 1-kompartemen intravaskular:
a. Pada t=0, kadar obat dalam darah lebih besar dari nol

Soal UAS Farmakokinetika 29 Desember 2014 | Diketik ulang oleh Faishal A 2014 | 1
b. Pada t=0, kadar obat dalam darah sama dengan nol
c. Agar dapat dilakukan analisis farmakokinetik, kecepatan distribusi obat harus
jauh lebih besar dari kecepatan eliminasinya
d. Agar dapat dilakukan analisis farmakokinetik, kecepatan distribusi obat lebih
kecil dari kecepatan eliminasinya
9. Pada pemberian ekstravaskular dengan kurva bifase:
a. Pada t=0, kadar obat dalam darah lebih besar dari nol
b. Pada t=0, kadar obat dalam darah sama dengan nol
c. Agar metode residual valid, kecepatan absorpsi obat harus 5 kali lebih besar
dari kecepatan eliminasinya
d. Agar metode residual valid, kecepatan absorpsi obat harus lebih kecil dari
kecepatan eliminasinya
10. Pada pemberian ekstravaskular dengan kurva bifase:
a. Slope fase terminal menerangkan kecepatan absorpsi obat
b. Slope fase terminal menerangkan waktu paro eliminasi obat
c. Nilai Cmaks obat dalam darah tidak terjadi pada tmaks
d. Nilai Cmaks obat tergantung besar dosis obat
11. Pada pemberian intravena dengan kurva bifase:
a. Kecepatan distribusi obat lebih lambat dari kecepatan eliminasinya
b. Kecepatan distribusi obat lebih cepat dari kecepatan eliminasinya
c. Tidak nampak fase distribusi pada kurva semilogaritmik kadar terhadap waktu
d. Fase distribusi nampak jelas pada kurva semilogaritmik kadar terhadap waktu
12. Pada model 2-kompartemen terbuka:
a. Tubuh dianggap terdiri dari satu ruang saja
b. Tubuh dianggap terdiri dari dua ruang
c. Distribusi obat hanya terjadi di dalam kompartemen sentral
d. Proses ADME diasumsikan mengikuti orde pertama
13. Pada pemberian intravaskular dengan kurva bifase:
a. Pada t=0, kadar obat dalam darah lebih besar dari nol
b. Pada t=0, kadar obat dalam darah sama dengan nol
c. Agar metode residual valid, kecepatan distribusi obat harus 5 kali lebih besar
dari kecepatan eliminasinya
d. Agar metode residual valid, kecepatan distribusi obat sama dengan kecepatan
eliminasinya
14. Pada pemberian ekstravaskular dengan kurva trifase:
a. Pada t=0, kadar obat dalam darah lebih besar dari nol
b. Pada t=0, kadar obat dalam darah sama dengan nol
c. Agar metode residual valid, kecepatan absorpsi obat harus lebih besar dari
kecepatan distribusi dan eliminasinya
d. Agar metode residual valid, kecepatan absorpsi obat harus lebih kecil dari
kecepatan distribusi dan eliminasinya
15. Pada pemberian ekstravaskular dengan kurva trifase:
a. Slope fase-β menerangkan kecepatan absorpsi obat
b. Slope fase-β menerangkan waktu paro eliminasi obat

Soal UAS Farmakokinetika 29 Desember 2014 | Diketik ulang oleh Faishal A 2014 | 2
c. Nilai Cmaks obat tidak terjadi pada tmaks
d. Nilai Cmaks tergantung besar dosis obat
16. Pengertian waktu-paro eliminasi obat adalah:
a. Waktu yang diperlukan agar kadar obat dalam tubuh menjadi 25% dari semula
b. Waktu yang diperlukan agar kadar obat dalam tubuh menjadi 50% dari semula
c. Waktu yang diperlukan agar jumlah obat dalam tubuh menjadi 50% dari semula
d. Waktu yang diperlukan untuk mencapai Cmaks dalam darah
17. Pada model 2-kompartemen intravaskular:
a. Pada t=0, obat masih berada di kompartemen sentral
b. Pada t=0, obat masih berada di kompartemen sentral dan perifer (jaringan)
c. Selama fase-β, proses distribusi obat di jaringan sangat kecil
d. Selama fase-β, proses distribusi obat masih dominan
18. Pada model 2-kompartemen, kapasitas eliminasi obat lebih tepat diterangkan
dengan parameter:
a. Waktu paro eliminasi
b. Klirens total
c. Fase eliminasi
d. Volume distribusi dibagi AUC
19. Dalam analisis model 2-kompartemental:
a. Eliminasi obat diasumsikan terjadi di dalam dan dari kompartemen sentral
b. Proses ADME diasumsikan mengikuti orde nol
c. Proses ADME diasumsikan mengikuti orde pertama
d. Nilai kliren obat bermakna fisiologis
20. Pada pemberian intravaskular dengan kurva bifase:
a. Pada fase absorpsi, kadar obat di kompartemen sentral meningkat
b. Pada fase absorpsi, obat sudah berada di kompartemen sentral dan perifer
c. Nilai k > β
d. Nilai k < β

Soal open book


Suatu antibiotik diberikan secara intravena bolus dengan dosis 50 mg kepada subyek
berat badan 50 kg. Ketersediaan hayati per oral antibiotik 50%. Setelah darah subyek
dicuplik dan dianalisis, diperoleh kadar rata-rata obat pada tiap waktu sampling
sebagai berikut:
Waktu Kadar obat dalam Waktu Kadar obat dalam
(jam) darah (μg/mL) (jam) darah (μg/mL)
0,25 116 3 5,4
0,5 66 5 4,6
0,75 38 7 4,0
1,0 21 10 3,2
1,25 11,2 13 2,5
1,5 9,0 16 2,0
2 6,5 - -

Soal UAS Farmakokinetika 29 Desember 2014 | Diketik ulang oleh Faishal A 2014 | 3
a. Buatlah kurva semilogaritmik antara kadar obat dalam darah terhadap waktu
pada kertas grafik terlampir.
b. Hitunglah parameter model: volume sentral, Vdarea, AUC, waktu paro eliminasi,
dan klirens obat.
c. Berapakah perkiraan jumlah obat yang masih berada di dalam tubuh, 8 jam
setelah diberikan?
d. Jika MIC terhadap suatu mikroba 2,0 mg/L, berapa lama durasi efektivitas
antibiotik tersebut?

Soal Bu Purwantiningsih (open book)


Seorang pasien wanita berumur 55 tahun, bobot badan 50 kg, menerima obat dengan
dosis 10 mg/kg. Diasumsikan 90% obat diabsorbsi. Hasil penentuan konsentrasi obat
dalam plasma adalah sebagai berikut.
Waktu Kadar obat dalam Waktu Kadar obat dalam
(jam) darah (μg/mL) (jam) darah (μg/mL)
0 0 3 16,6
0,18 0,06 4 11,9
0,33 3,59 6 6,31
0,5 7,79 8 3,54
1 13,3 10 1,36
1,5 14,5 12 0,63
2 16,9 - -
1. Hitung harga AUC (nol sampai tak hingga), AUMC (nol sampai tak hingga) obat
tersebut menggunakan metode trapezoid
2. Hitung nilai MRT, Clearance dan Vss obat tersebut

Soal UAS Farmakokinetika 29 Desember 2014 | Diketik ulang oleh Faishal A 2014 | 4

Anda mungkin juga menyukai