Oleh :
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
kompos”. Kami akan menyajikan makalah kami secara sederhana agar dapat mudah di
pahami.
dengan maksimal akan tetapi pasti ada kekurangan. Jadi kami harapkan kritik dan saran
dari Bapak, teman-teman, dan siapapun yang membaca makalah ini, sehingga dengan
saran dan kritiknya kami dapat menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya
dan dalam kehidupan kami agar tetap terus barusaha untuk lebih baik.
Sekian kata pengantar dari kami apabila ada kata yang salah kami mohon maaf.
Sekali lagi saya mengatakan saya sangat berharap saran dan kritik agar kami dapat
Terima Kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kompos adalah hasil penguraian tidak lengkap dan dapat dipercepat secara artificial
oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat,
proses penguraian (dekomposisi) dengan bantuan mikroba maupun biota yang ada
didalam tanah. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung
lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak
berdasarkan pada proses penguraian yang terjadi secara alami. Hanya saja pada saat
kelangkaan dan kenaikan harga pupuk anorganik yang terus melambung. Disamping
itu pemakaian pupuk kimia yang terus menerus membuat tanah menjadi keras dan
(berupa kompos) mendapat perhatian dari semua kalangan karena bahan baku
pembuatan kompos ini selalu tersedia secara berlimpah di alam. Selain itu pupuk
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
LANDASAN TEORI
dekomposisi ditandai dengan nisbah C/N bahan yang menurun sejalan dengan waktu.
Bahan mentah yang biasa digunakan seperti : daun, sampah dapur, sampah kota dan
lain-lain dan pada umumnya mempunyai nisbah C/N yang melebihi 30 (Sutedjo,
2002).
Tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah
apapun bentuk dan asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap
haranya oleh tanaman. Apalagi sisa anaman yang masih segar bugar juga tidak dapat
diserap haranya oleh tanaman. Melihat besarnya sampah organik yang dihasilkan oleh
masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik
B. Prinsip Pengomposan
Pada dasarnya proses pengomposan adalah suatu proses biologis. Hal ini
al.1993).
Prinsip-prinsip proses biologis yang terjadi pada proses pengomposan
meliputi:
a. Kebutuhan Nutrisi
memerlukan sumber energi, yaitu karbon untuk proses sintesa jaringan baru dan
sebagai bahan makanan untuk membentuk sel-sel tubuhnya. Selain itu, untukmemacu
disintesa dari sumber-sumber karbon lain. Nutrien organik tersebut antara lain asam
b. Mikroorganisme
2. Eubacteria, bersel tunggal dan tidak mempunyai membran inti, contoh: bakteri.
Beberapa hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) seperti cacing tanah, kutu
juga berperan dalam pengurai sampah. Sesuai dengan peranannya dalam rantai
c) Kelompok III (Konsumen tingkat III), akan mengkonsumsi jasad kelompok I dan
Apabila mereka hidup dalam lingkungan yang ideal, maka mereka akan
tumbuh dan berkembang dengan baik pula. Kondisi lingkungan yang ideal mencakup
adalah unsur karbon dan nitrogen. Dalam proses pengurai terjadi reaksi antara karbon
dan oksigen sehingga menimbulkan panas (CO2). Nitrogen akan ditangkap oleh
maka nitrogen akan tetap tinggal dalam kompos sebagai sumber nutrisi bagi makanan.
Besarnya perbandingan antara unsur karbon dengan nitrogen tergantung pada jenis
sampah sebagai bahan baku. Perbandingan C dan N yang ideal dalam proses
terbaik adalah 30 : 1.
Derajat keasaman (pH) ideal dalam proses pembuatan kompos secara aerobik
berkisar pada pH netral (6 – 8,5), sesuai dengan pH yang dibutuhkan tanaman. Pada
yaitu pada masa pematangan, karena beberapa jenis mikroorganisme memakan asam-
• pH terlalu tinggi (di atas 8) , unsur N akan menguap menjadi NH3. NH3 yang
terbentuk akan sangat mengganggu proses karena bau yang menyengat. Senyawa
• pH terlalu rendah (di bawah 6), kondisi menjadi asam dan dapat menyebabkan
3. Suhu (Temperatur)
penting bagi mengoptimumkan laju penguraian dan dalam menghasilkan produk yang
b) mematikan bibit gulma. Tabel 1 menunjukkan suhu dan waktu yang dibutuhkan
kompos harus sekecil mungkin untuk mencapai efisiensi aerasi dan supaya lebih
mudah dicerna atau diuraikan oleh mikroorganisme. Semakin kecil partikel, semakin
luas permukaan yang dicerna sehingga pengurai dapat berlangsung dengan cepat.
5. Kelembaban Udara
paling baik adalah 50 %. Kelembaban yang optimum harus terus dijaga untuk
dapat berjalan dengan cepat. Apabila kondisi tumpukan terlalu lembab, tentu dapat
udara sehingga terjadi kondisi anaerobik yang akan menimbulkan bau. Bila tumpukan
C. Proses Pengomposan
bahan mentah tercampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi
dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap awal, oksigen dan
mikroba mesofik, sehingga suhu pada tumpukan kompos akan meningkat dengan
cepat, diikuti dengan meningakatnya pH pada kompos. Pada saat proses dekomposisi
berlangsung maka suhu akan meningkat diatas 500-70oC. Suhu ini akan tetap tinggi
selama waktu tertentu, dan mikroba yang aktif pada kondisi suhu tinggi ini adalah
bahan organic sangat aktif oleh mikroba. Dengan bantuan oksigen mikroba•mikroba
yang berada didalam tumpukan kompos menguraikan bahan organic menjadi CO2,
Setelah sebagian besar bahan terurai, maka suhu secara berangsur-angsur akan
mengalami penurunan, dan pada saat inilah terjadi proses pematangan kompos.
Penyusutan volume ini bisa mencapai 30-40% dari volume bobot awal bahan.
Pada dasarnya semua bahan•bahan organik padat dapat dikomposkan,
bulan. Sehingga di akhir-akhir ini banyak dikembangkan pupuk organik yang dibuat
secara cepat dengan sengaja menambahkan mikroba dekomposer yang telah diketahui
sifat-sifatnya. Mikroba tanah juga berperan penting dalam proses pelarutan mineral-
mineral yang tadinya berada dalam bentuk senyawa kompleks menjadi bentuk ion,
maupun garam-garam yang dapat diserap oleh akar. Sebagai contoh unsur fosfor
dalam senyawa kompleks batuan akan terlarutkan oleh kelompok pelarut fosfat
cepat masa fermentasinya , irit biaya dan kompos yang dihasilkan memiliki karakter
kompos yang baik misalnya bau warna dan C/N ratio kompos. Dari hasil percobaan
menghasilkan kompos dengan mutu yang baik, jika dilihat dari tekstur, warna, bau,
C/N ratio dan hasil uji coba pada tanaman (Siti Umniyatie,dkk, 1999).
Manfaat dari pupuk organik adalah dapat menyediakan unsur hara makro dan
mikro, mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar
kation tanah, meningkatkan aktivitas bahan mikroorganisme tanah, pada tanah masam
2007).
D. Definisi Sampah
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang/dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah juga
dapat diartikan dengan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah berdasarkan bentuknya dapat diartikan dengan bahan, baik padat atau
manusia, seperti feses dan urine. Sampah manusa dapat menjadi bahaya serius bagi
yang disebabkan virus dan bakteri salah satu perkembangan utama pada dialekta
manusia. Penguraian penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang
pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya
pengguna barang. Dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat
sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikiran manusia. meskipun demikian,
jumlah sampah kategori inipun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah
Limbah radio aktif sampah nuklir merupakan hasil dari fusi dan fisi nuklir
yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan
hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan di tempat-tempat
yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas, tempat-tempat yang dituju
biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih
dilakukan). sampah plastik dibuat dari bahan sintetis umumnya menggunakan bahan
minyak bumi, sehingga bahan dasar, ditambah bahan tambahan yang umumnya
chlor. Racun dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar. (European
makhluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain kedalam lingkungan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
pencemar atau polutan. Syarat-syarat suatu zat atau bahan dapat disebut polutan
melebihi batas normal, berada pada waktu yang tidak tepat, atau berada pada tempat
E. Jenis-jenis Sampah
1. Berdasarkan sumbernya :
a. sampah alam
b. sampah manusia
c. sampah konsumsi
d. sampah nuklir
e. sampah industri
f. sampah pertambangan
2. Berdasarkan sifatnya :
a. Sampah organik adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan di buang
oleh pemilik atau pemakai sebelumnya,tetapi masih bisa di pakai kalau dikelola
dengan prosedur yang benar. Sampah organik adalah sampah yang bisa
mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil
sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya
sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya : kulit buah dan sisa
sayuran.
b) Sampah organik kering. Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering
rumah tangga.
macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan
binatang pengerat.
tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap
tumbuhan, dan pembuatannya lama, sulit dibuat dalam sekala besar. Oleh karena itu,
lama. Sampah anorganik berasal dari Sumber Daya Alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi, atau proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat dialam seperti plastik dan alumunium. Sebagian zat organik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedangkan sebagian lainnya hanya
dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat
rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik,tas plastik dan kaleng.
BAB III
PROSEDUR KERJA
1. Sampah rumah tangga seperti sisa sayuran buah-buahan dan daun kering
2. Pupuk Kandang
3. Tanah
4. Air
5. Sarung tangan
B. Cara Kerja :
2. Siapkan sampah rumah tangga yang akan di olah menjadi pupuk kompos
4. Siapkan wadah seperti ember berukuran 10 liter untuk membuat pupuk kompos,
5. Masukkan sampah organic tadi seperti sisa sayuran dan daun kering
6. Masukkan tanah dan pupuk kandang yang sudah dicampur tadi kedalam ember
yang sudah di isi oleh sampah organic seperti sisa sayuran dan daun kering tadi.
A. Hasil Pengamatan
3, adapun hasil pengamatan yang di peroleh selama 3 minggu adalah sebagai berikut :
B. Pembahasan
dapat dipercepat secara artifikal oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
Pada pembuatan kompos ini melalui metode Komposter (ember plastik) dan
menggunakan bahan baku dari sampah dapur (Sayuran dan buah-buahan), Tanah dan
Pupuk kandang.
tanah dan pupuk kandang yang sudah di campurkan tadi dan setelah itu kasih air
kedalam nya.
Aroma awal dari pembuatan kompos yang tercium adalah berbau khas dari
Pengamatan kompos dilakukan seminggu sekali selama tiga minggu, dan hasil
pengamatan pada minggu pertama ketika di buka tutupnya terdapat uap,yang tercium
masih terlihat jelas), hal ini menunjukkan bahwa kompos belum matang.
Sedangkan pada minggu kedua saat tutup dibuka masih ada uap air, bau sudah
tidak terlalu menyengat, warnanya menjadi coklat tua, teksturnya kasar (potongan
sampah agak hancur), lebih mudah hancur ketika diaduk,. Dilihat dari tektur dan suhu
Pada minggu ketiga, pada saat tutup dibuka masih beruap, aroma kompos bau
seperti tanah, warnanya menjadi coklat kehitaman, dan teksturnya semakin mudah
hancur dan agak kering hal ini menujukan proses pematangan dan kompos mengalami
A. Kesimpulan
Pembuatan kompos yang berasal dari sampah sayuran dan daun kering
dipengaruhi oleh faktor, suhu, sumber karbon dan nitrogen, kelembaban, aerasi dan
ukuran partikel dan penambahan aktivator yang digunakan. Kompos yang telah
Namun hasil dari praktikum yang dilakukan hasil akhir dalam pembuatan
kompos ini adalah aroma berbau seperti tanah, teksturnya Kering dan Mudah hancur.
B. Saran
kesehatan dan kelestarian lingkungan yaitu dengan cara mengolah sampah organik
http://mysyekhermaniablogaddress.blogspot.com/2016/10/makalah-sampah-dan-
penanggulangannya.html?m=1
http://sarahyustiani.blogspot.com/2013/06/laporan-tetap-pembuatan-kompos.html?m=l
LAMPIRAN
Dokumentasi Pembuatan Pupuk Kompos